Anda di halaman 1dari 43

READING ASSIGNMENT

ACNE VULGARIS DAN ACNE VARIAN


OLEH : ZAKIRAH BFA
PEMBIMBING : DR. NURHASANAH, SP. KK

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin


Universitas Yarsi RSUD Cilegon
Periode 20 November 23 Desember 2017
DEFINISI

Acne vulgaris adalah penyakit kulit kronis yang umumnya melibatkan penyumbatan
dan / atau pembengkakan unit pilosebase (folikel rambut dan kelenjar sebasea).
Penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya (selflimited disease)

Dapat berupa lesi noninflamasi, lesi inflamasi, atau campuran keduanya

Sebagian besar terjadi pada wajah dan juga dapat terjadi pada punggung serta dada.
EPIDEMIOLOGI

Acne dapat menjadi tanda awal pubertas

Prevalensi acne mencapai puncaknya pada pertengahan usia remaja sampai akhir, dengan
lebih dari 85% remaja mengalaminya dan berangsur membaik dengan bertambahnya usia

Namun, acne bisa bertahan sampai usia 30 tahun keatas, terutama pada wanita

Prevalensi acne di wajah pada wanita antara usia 26 sampai 44 tahun sebesar 14%.

Keparahan acne dipengaruhi oleh


81 % genetik (more severe in XYY genetic)
19 % faktor lingkungan (stress, cuaca, obat-obatan, dan makanan)
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

1. Hiperproliferasi
folikel epidermis
2. Produksi sebum
4 aspek yang berperan dalam berlebih
patogenesis acne
3. Peradangan

4. Adanya aktivitas
Propionibacterium acnes

Setiap tahapnya saling berhubungan dan dipengaruhi oleh imunitas dan


hormonal seseorang
1. HIPERPROLIFERASI FOLIKEL EPIDERMIS

Faktor yang mempengaruhinya hiperkeratinisasi


infundibulum:
Stimulasi androgen
Penurunan konsentrasi asam linoleat
Peningkatan aktivitas interleukin-1(IL-1)
Fibroblast growth factor receptor (FGFR)-2
Efek dari P. Acnes
1. HIPERPROLIFERASI FOLIKEL EPIDERMIS
Epitel infundibulum mengalami hiperkeratosis
meningkatkan kohesi dari keratosit

Menyumbat ostium folikel rambut

Keratin, sebum, dan bakteri terakumulasi pada


folikel

Dilatasi folikel rambut bagian infundibulum

Produksi mikrokomedo
2. PRODUKSI SEBUM BERLEBIH

Produksi sebum dipengaruhi oleh


Hormon androgen, melaui proliferasi dan diferensiasi sel pada kelenjar
sebacea (sebosit)
5- reduktase, enzim yang bertanggung jawab untuk konversi testosteron
menjadi DHT yang potensial dalam pembentukan akne pada wajah, dada, dan
punggung
Corticotropin-releasing hormone (meningkat dipengaruhi stress),
reseptornya terdapat pada sel keratosit dan sebosit. Mengalami upregulasi
sel sebosit pada pasien akne.
2. PRODUKSI SEBUM BERLEBIH

Komponen sebum : Triglycerides & lipoperoxides

Triglycerides
dipecah oleh
Lipoperoxides
P.acnes menjadi
asam lemak bebas

Asam lemak bebas Memproduksi


bakteri sitokin proinflamsi
terkumpul dan & mengaktifkan
P.acne berkolonisasi (PPAR) pathway

Inflamasi Meningkatkan
komedogenik produksi sebum
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
MANIFESTASI DAN DIAGNOSIS KLINIS :
ANAMNESIS
Neonatal acne
muncul saat usia 2 minggu
Infantile acne
muncul saat usia 36 bulan
Acne vulgaris
memiliki onset yang bertahap, Sudden onset curigai kearah androgen-secreting tumor.
Hiperandrogensisme
akne berat, onset tiba-tiba, hirsutism, periode menstruasi tidak teratur
Erupsi akneformis
riwayat konsumsi obat-obatan tertentu seperti: steroid anabolik, kortikosteroid,
kortikotropin, fenitoin, lithium, isoniazid, vitamin B compleks, halogenated compounds, dan
obat kemoterapi tertentu, terutama epidermal growth factor receptor (EGFR) inhibitors
MANIFESTASI DAN DIAGNOSIS KLINIS :
PEMERIKSAAN FISIK (LESI KUTANEUS)
Predileksi utama jerawat adalah wajah kemudian diikuti punggung, dada, dan bahu
Lesi cenderung terkonsentrasi dekat garis tengah.

Lesi noninflamatori: komedo

(whiteheads: close comedo) (blackheads: open comedo)


MANIFESTASI DAN DIAGNOSIS KLINIS :
PEMERIKSAAN FISIK (LESI KUTANEUS)

Lesi inflamatori:
Papul dengan dasar eritem pustule dengan dasar eritem nodul nodulukistik
MANIFESTASI DAN DIAGNOSIS KLINIS :
PEMERIKSAAN FISIK (LESI KUTANEUS)

AKNE VULGARIS RINGAN


Akne pada < setengah wajah
Komedo dan papul
MANIFESTASI DAN DIAGNOSIS KLINIS :
PEMERIKSAAN FISIK (LESI KUTANEUS)

AKNE VULGARIS SEDANG


Akne pada > setengah wajah
Komedo, papul, pustule
MANIFESTASI DAN DIAGNOSIS KLINIS :
PEMERIKSAAN FISIK (LESI KUTANEUS)

AKNE VULGARIS BERAT


Adanya pustul dan nodul
ACNE VARIAN
NEONATAL ACNE

Dapat terjadi pada 20 % pada bayi


baru lahir (neonatal) yang sehat
Biasanya muncul pada usia 2 minggu
dan hilang sempurna setelah 3 bulan
Lesi berupa papul inflamasi kecil pada
nasal bridge dan pipi, tidak ditemukan
adanya komedo
Terkait dengan infeksi Mallasezia
sympodialis,
Terapi diberikan kream ketokonazol
ACNE VARIAN
INFANTIL ACNE

Terjadi pada usia 3-6 bulan dan menghilang saat usia 1-2 tahun
Lesi disertai adanya komedo. Papul, pustule, dan nodul juga dapat muncul
Disebabkan oleh lonjakan sementara dari DHEA (dihasilkan oleh kelenjar adrenal
imatur)
Terapi dapat di berikan retinoids topikan dan benzoyl peroxide.
Pada kasus yang berat atau berulang dapat diberikan terapi oral eritromisin,
trimethoprim, atau isoretinoin
ACNE VARIAN
ACNE KONGLOBATA

Lesi berupa
campuran komedo,
papul, pustule, nodul,
abses, dan scar
Lesi dapat muncul
pada punggung,
pantat, dada, dan
pada tingkat yang
lebih rendah di
perut, bahu, leher,
wajah, lengan atas,
dan paha
ACNE VARIAN
ACNE FULMINANS

Acute febrile ulcerative acne


Tipe akne berupa nodul yang paling berat disertai dengan gejala sistemik
Lesi yang masik muncul secara tiba-tiba beupa plak inflamasi yang rapuh disertai
krusta hemorraghic secara cepat akan berubah menjadi ulcus dan meninggalkan scar
jika sembuh
Lesi predominan muncul pada dada dan punggung
Gejala sistemik berupa: demam, poliarthralgia, mialgia, hepatosplenomegali, anemia,
disertai leukositosis 10,00030,000/mm3
ACNE VARIAN
ACNE FULMINANS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Dilakukan untuk mendiagnosis acne vulgaris dengan kecurigaan hiperandrogenisme

Meningkatnya levels DHEAS (Prekursor testosteron dan DHT)

Menigkatnya level androgen (DHEAS, total testosterone, and free testosterone)


ditemukan pada severe cystic acne
Kongenital adrenal hyperplasia (11- and 21-hydroxylase deficiencies) DHEAS
antara 4,0008,000 ng/mL
Ovarian or adrenal tumors DHEAS >8,000 ng/mL
Polycystic ovarian disease total testosterone150200 ng/dL atau meningkatnya
rasio LH/ FSH (>2.0)
DIAGNOSIS BANDING
MILIA Sebaceous hyperplasia

A milium is a 1- to 2-mm, superficial, white to


These are very common lesions in older persons and are confused with
yellow, keratin-containing epidermal cyst, small BCCs. Also occurs in solid organ transplant recipients treated with
occurring multiply, located on the eyelids, cyclosporine. The lesions are 13 mm in diameter and have both
cheeks, and forehead in pilosebaceous follicles telangiectasia and central umbilication (Fig. 9-44).
(Fig. 9-35A, B).
Perioral dermatitis Rosacea

A common chronic inflammatory acneiform disorder of the facial


Discrete erythematous micropapules and microvesicles. pilosebaceous units.It is coupled with an increased reactivity of capillaries
Often confluent in the perioral and periorbital skin. Occurs leading to flushing and telangiectasia. May result in rubbery thickening of
mainly in young women; can occur in children and the old. nose, cheeks, forehead, or chin due to sebaceous hyperplasia, edema, and
fibrosis.
KOMPLIKASI

Semua jenis jerawat memiliki potensi untuk


sembuh dengan sequel

Hampir semua lesi jerawat akan


meninggalkan bekas berupa makula eritema

Hiperpigmentasi pasca inflamasi akan


menetap hingga bulanan pada orang dengan
kulit gelap

Pada beberapa orang lesi bekas jerawat dapat


meniggalkan jaringan parut permanen
PROGNOSIS
AD VITAM
Bonam
AD FUNGSIONAM
Dubia et Bonam
30-50 % dewasa dengan akne memiliki masalah psikiatri
AD SANACTIONAM
Dubia et Malam
Kebanyakan pasien akan hilang jerawat saat usia 20 tahun
Ada juga yang bertahan hingga periode 30-40 an tahun
Munculnya jerawat pada kebanyakan wanita berfluktuatif di pengaruhi
periode menstruasi
TERAPI

Regimen terapi seharusnya dimulai lebih awal dan agresif untuk mencegah sequel permanen

Terkadang digunakan kombinasi beberapa obat untuk menanggulangi penyebab acne yang beragam

PRINSIP TERAPI

1. Memperbaiki pola perubahan keratinisasi folikular


2. Meurunkan aktivitas kelenjar sebasea.
3. Mengurangi populasi bakteri folikular, khususnya P. acnes.
4. Memiliki efek antiinflamasi.
PEMBERSIH WAJAH

Mencuci wajah 2x sehari dengan sabun yang lembut (tidak boleh lebih)

>2x mencuci muka atau menggunakan produk pembersih muka yang kasar/keras
dapat meningkatkan pH kulit, merusak barrier lipid kulit, sehingga menjadikan obat
topikal jerawat dapat mengiritasi kulit
Obat pembersih wajah yang mengandung benzoyl peroxide atau asam salisilat lebih
dianjurkan
AGEN TOPIKAL

1. Sulfur/Sodium Sulfacetamide/Resorcinol (2% , 5%)


Sulfonamid memiliki efek antibakterial dengan menghambat para-aminobenzoic acid (PABA)
yang merupakan substansi esensial untuk pertumbuhan P.acne
Sulfur menghambat formasi asam lemak bebas dan memiliki efek keratolitik
Sulfur dikombinasikan dengan sodium sulfacetamide untuk membantu menghilangkan bau tidak
sedap dari sulfur
Resorcinol memiliki efek antimikroba

2. Salicylic Acid (0,5 2%)


Nama lain : lipid soluble -hydroxy acid
Memiliki efek komedolitik yang lebih lemah dari retinoid
Menyebabkan eksfoliasi S.korneum dan menurunkan kohesi keratinosit
Es: iritasi ringan
AGEN TOPIKAL

3. Azelaic Acid (20% cream atau 15% gel)


Memiliki efek antimikroba dan komedolitik
Bersifat inhibitor kompetitif tirosinase sehingga mencegah hiperpigmentasi pasca inflamasi
Aman untuk ibu hamil
4. Benzoyl Peroxide
Merupakan agen antimikroba kuat dengan cara mengurangi populasi mikroba dan dan
mengurangi hidrolisis dari trigliserida
Sediaannya : krim, lotion, gel, pencuci muka, dan pledgets. Gel lebih efektif karena bertahan
lama di kulit
Efeksamping : kulit kering yang signifikan dan iritasi
Keunggulannya: bakteri tidak dapat resisten dengan obat ini
AGEN TOPIKAL

4. Antibiotik topikal
Antibiotik topikal terpilih adalah eritromisin dan klindamisin
Pilihan terapinya adalah kombinasi dengan Benzoyl Peroxide
(peroxide/eritromisin atau clindamycin)
Karena beberapa laporan menunjukan monoterapi antibiotik topikal dapat
menyebabkan resistensi dari P.acne
Dapson merupakan antibiotik terpilih untuk acne tipe inflamasi,
penggunaannya tidak boleh bersamaan dengan Benzoyl Peroxide karena
dapat sebabkan perubahan warna kulit menjadi orange
AGEN TOPIKAL

5. Retinoid
Tretinoin yang secara komersial dijual dipasaran, memiliki efek anti inflamasi dan
komedolitik
Hindari exposure matahari, pengggunaannya secara bergantian dimalam hari dalam
seminggu dapat mengurangi iritasi kulit
Es : dermatitis kontak iritas
Sintetik retionoid lain: Adapalene dan Tazarotene yang mana keduanya lebih
ditoleransi oleh kulit
Gunakan pada kulit selama 5 menit kemudian bilas wajah dengan gentle cleanser
TERAPI SISTEMIK

1. Tetrasiklin
Merupakan antibiotic oral yang sering digunakan untuk terapi akne
Antibiotik spectrum luas untuk terapi akne tipe inflamasi
Berefek menekan secara langsung pertumbuhan P.acne
Dosis inisial 500-1000 mg/hari 1 jam sebelum makan / 2 jam setelah makan
Kontraindikasi bagi ibu hamil, anak < 9 tahun, dan pasien dengan gangguan ginjal
Doksisiklin dapat diminum setelah makan dengan dosis 50-100 mg/ 2xsehari, ES:
fotosensitif
Minosiklin 100-200 mg/hari, ES : blueblack pigmentation, minocycline-induced
autoimmune hepatitis, systemic lupus erythematosus-like syndroms, serum sickness-like
reactions, dan drug reaction with eosinophilia and systemic symptoms (DRESS)
syndrome
2. Makrolida
eritromisin dapat sebabkan resistensi P.acne Penggunaannya terbatas hanya untuk
ibu hamil dan anak
Azitromisin digunakan untuk pasien dengan resistensi eritromisin, dengan dosis 250
500 mg/ 3x sehari
ES azitromisin : gangguan pencernaan dan diare
3. TrimethoprimSulfamethoxazole
Digunakan untuk akne berat yang tidak respon dengan antibiotic lain
ES : gangguan pencernaan dan reaksi hipersensitivitas
Serious adverse reactions: StevensJohnson syndrome-toxic epidermal necrolysis dan
anemia aplastic
4. Dapson

Dapat digunakan untuk kasus acne yang berat dan resisten obat
Dosis: 50100 mg/ hari untuk 3 bulan
Monitoring level G6PD untuk melihat hemolisis dan fungsi hati
TERAPI HORMON

1. ISORETINOID
0.51 mg/kg/hari
Untuk kasus berat (acne konglobata) high dose 2 mg/kg/hari selama 20 minggu
Pemakaian high dose harus dikombinasikan dengan kortikosteroid
Teratogenik dikontraindikasikan untuk ibu hamil
Tidak boleh digunakan bersaman dengan tetrasiklin sebabkan Pseudotumor cerebri
(hipertensi intrakranial ringan)

2. Anti androgen
Spironolakton 50100 mg/2x sehari
Prednison dosis rendah (2.5 mg / 5 mg) atau deksametason untuk menekan androgen adrenal
bagi pasien dengan POD
Terapi kombinasi glukokortikoid + estrogen menekan produksi sebum
DIET

Beberapa studi menunjukkan keterkaitan akne dengan


makanan yang mengandung
Indek glikemik yang tinggi
Makanan berminyak
Coklat
Susu

Namun studi tersebut masih membutuhkan penelitian


lebih lanjut
REGIMEN TERAPI

BPO = benzoyl peroxide.


aManufactured combination products include BPO/erythromycin, BPO/clindamycin, adapalene/BPO, tretinoin/clindamycin.
REGIMEN TERAPI
REGIMEN TERAPI
ACENEIFORM ERUPTIONS
1. STEROID FOLIKULITIS
Terjadi pada pemakaian jangka panjang
glukokortikoid oral ataupun topical pada wajah
Lesi berupa pustule kecil diserti papula eritem,
namun tidak dijumpai adanya komedo, kista,
ataupun scaring
Lesi terutama terdapat pada badan, bahu, dan
lengan bagian atas
Gambaran patologi : folikulitis fokal disertai
infiltrate neutrophil disekitar folikel
Terapi dengan menghentikan penggunaan
glukokortikoid dan pemberian terapi topical
retinoid dan antibiotik
ACENEIFORM ERUPTIONS

2. DRUG-INDUCED ACNE
ACENEIFORM ERUPTIONS

3. GRAM-NEGATIVE FOLLICULITIS
Terjadi pada pasien acne vulgaris yang diterapi dengan antibiotic oral jangka panjang
khususnya tetrasiklin
Lesi berupa papulopustul disekitar hidung s/d nodul
Kultur pada papulopustul di temukan bakteri : Enterobacter, Klebsiella, or Escherichia
Kultur pada nodul ditemukan bakteri : Proteus
Terapi yang dapat diberikan adalah oral isotretinoin for 45 bulan

Anda mungkin juga menyukai