Anda di halaman 1dari 29

Presentasi Kasus

Kejang Demam
d r. Ay u n ita Perm ata & dr. M u h a mm a d Rez a n da
P e mb i m b i ng :
D r. N o v e lia ZL M ardin S p. A
d r. So lv ia y a n u a r ita
d r. Su z i r a tn a w a ti
Identitas Pasien
Nama : An. RA
Usia : 3 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Azimar II Tegal Gundil RT 05/RW 02
Agama : Islam
Tgl masuk RS : 07/03/2017
Tgl pemeriksaan : 07/03/2017
KELUHAN UTAMA

KEJANG
ANAMNESIS KHUSUS
Ibu mengatakan masing-masing kejang terjadi selama 15 menit.
Kejang baru pertama kali dialami oleh pasien. Ibu mengatakan saat
kejang kedua tangan dan kaki anak tampak kaku, dengan gerakan
bola mata melihat ke atas, dan setelah kejang anak menjadi tidak
sadar sebentar kemudian sadar kembali. Kurang lebih 30 menit
setelahnya kejang kembali timbul sebanyak 1 kali. Bentuk kejang
sama seperti yang sebelumnya.
ANAMNESIS UMUM
Sebelum pasien mengalami kejang, ibu pasien juga mengeluhkan
adanya panas badan yang terjadi mendadak sejak 3 jam sebelum
kejang.
Keluhan panas didahului oleh batuk pilek sejak 2 hari SMRS. Sekret
hidung cair berwarna bening. Batuk pilek tanpa disertai sesak nafas.
Ibu pasien sudah memberikan pasien obat penurun panas berupa
paracetamol sebanyak satu kali, tetapi keluhan tidak membaik.
ANAMNESIS UMUM
o Keluhan kejang tidak disertai menangis atau nyeri saat pasien kencing.
o Riwayat keluarnya cairan dan gangguan pada telinga tidak ada.
o Riwayat kejang saat demam pernah dialami oleh kakak pasien saat
berusia 2 tahun.
oRiwayat kejang yang tidak disertai demam pada anggota keluarga
maupun pasien disangkal.
oRiwayat luka pada tubuh, tertusuk paku, sukar membuka mulut, kaku
tubuh tidak ada.
ANAMNESIS UMUM
o Riwayat trauma kepala pada pasien tidak ada.
o Keluhan kejang tidak didahului oleh penurunan kesadaran maupun
kelumpuhan pada wajah, mata, dan anggota gerak.
o Buang air besar teratur, tidak ada kelainan. Buang air kecil pasien
teratur.
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan sakit : tampak sakit sedang
Berat Badan : 17 Kg
Tanda Vital
Laju Napas : 29x / menit. Tipe: Torakoabdominal
Suhu : 38,8 o C
Laju Nadi : 120 x / menit (reguler, equal, isi cukup)
Pemeriksaan Fisik (Lanjutan)
Kepala : normocephal, UUB tertutup
Mata : Konjungtiva anemi (+/+), sklera ikterik (-/-),
Kelopak mata tidak cekung, Air mata (+)
Hidung : Rhinore +/+
Mulut : Mukosa mulut basah, T1/T1 faring hiperemis
Abdomen : Datar, soepel, Bising Usus (+),
turgor kulit kembali cepat
Ekstremitas : Akral hangat
Pemeriksaan Neurologis

1. Rangsang Meningen: Kaku Kuduk : (-)


Bruzkinsky I/II/III: (-)
Kernig: (-)
Laseque : (-)
2. Saraf otak: dalam batas normal
3. Motorik: dalam batas normal
4. Sensorik: dalam batas normal
5. Vegetatif: dalam batas normal
6. Refleks fisiologis dan patologis dalam batas normal
Hasil Laboratorium
Laboratorium Hasil

Hb (gr/dl) 9,6

Leukosit (sel/mm3) 46000

Ht (gr/dl) 30

Trombosit (sel/mm3) 540000


Tatalaksana
Tatalaksana dari UGD konsul ke dr. Novelia Sp.A:
Pro rawat inap
IVFD RL 1200cc/24 jam
Cefotaxim 2 x 500 mg
PCT 3 x 1 Cth
Antrain 150 mg IV
Diagnosis
Diagnosis Banding :
Kejang demam kompleks e.c rhinofaringitis
Kejang demam kompleks e.c. Tonsilofaringitis
Kejang Demam Kompleks e.c Bronkopneumonia

Diagnosis Kerja :
Kejang demam kompleks e.c. rhinofaringitis
Follow up
Keluhan Pemeriksaan Diagnosis Tatalaksana
08 Maret 2017
Demam (-) KU: CM, tampak sakit sedang Kejang Demam Sibital 2 x 30 mg IV
RR: 25x / menit Maltofer 1 x 1 cth
Suhu : 38 o C Ambroxol 3 x 1 cth
Nadi : 120 x / menit (reguler,
equal, isi cukup) RL 800cc/24jam
Batuk masih dirasakan oleh pasien. Th/ lain lanjut
Terdapat muntah 1 kali berisi
makanan dan cairan. BAK dan BAB
normal. Nafsu makan berkurang.
Follow up
Keluhan Pemeriksaan Diagnosis Tatalaksana
10 Maret 2017
Demam (+) KU: CM, tampak sakit Kejang Demam Th/ lain lanjut
sedang
RR: 24x / menit
Suhu : 37 o C
Nadi : 96 x / menit
Batuk masih dirasakan oleh
pasien. Mual muntah tidak
ada. BAK dan BAB normal.
Nafsu makan membaik.
Follow up
Keluhan Pemeriksaan Diagnosis Tatalaksana
10 Maret 2017
Demam (+) KU: CM, tampak sakit Kejang Demam Th/ lain lanjut
sedang Boleh Pulang
RR : 24x /menit
Suhu : 36,5 o C
Nadi : 90 x / menit
Batuk sudah mulai
berkurang. Mual
muntah tidak ada. BAK
dan BAB normal. Nafsu
makan membaik.
PEMBAHASAN
KEJANG DEMAM
Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal di atas 38o C) tanpa adanya infeksi susunan
saraf pusat,gangguan elektrolit atau metabolik lain. Kejang disertai
demam pada bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam
kejang demam. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang
paling sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan umur 6
bulan sampai 4 tahun.
Epidemiologi
Amerikas Serikat 2%-5% anak mengalami kejang seblu usia 5 tahun
1/3 dari anak yang mengalami kejang terdapat rekurensi sebanyak 1 kali.
Kejadian Mortalitas tidak ditemukan.
Anak laki-laki : anak perempuan 2 : 1
Etiologi
Kejang demam didasarkan pada penyebab dasar yang mengawali
demam, demam merupakan tanda klinis seseorang mengalami
infeksi, baik infeksi virus, bakteri atau mikroorganisme lain.
Infeksi dapat terjadi dimana saja, infeksi pada saluran nafas
(commond cold, bronkhitis, bronkiolitis, pneumoni dll.) infeksi telinga
(misalnya otitis) infeksi gastrointestinal dan infeksi saluran kemih.
Penyebab lain dapat berupa gangguan keseimbangan air dan
elektrolit dalam tubuh.
Faktor Resiko
Usia dibawah 5 tahun, tersering pada anak usia 0-2 tahun.
Jenis kelamin laki-laki lebih sering kemungkinan karena maturitas serebral yang
lebih lambat dibandingkan dengan anak perempuan
Kenaikan suhu tubuh saat sebelum kejang, tiap anak memiliki ambang batas
demam dan menimbulkan kejang yang berbeda-beda, tetapi rata-rata 38,3-41 oC.
Kemudian faktor keturunan apabila orang tua atau saudara kandung memiliki
riwayat kejang demam, maka anak tersebut memiliki resiko yang sangat besar
untuk timbul kejang saat demam.
Kelainan neurologi.
Manifestasi Klinis
Berdasarkan modifikasi kriteria Livingston, kejang demam didiagnosis jika terdapat kriteria berikut:
1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun
2. Kejang berlangsung hanya sebentar daja, tidak lebih dari 15 menit
3. Kejang bersifat umum
4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
5. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
6. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan
kelainan
7. Frekuensi bangkitan kejang di dalam 1 tahun tidak lebih dari 4 kali
Klasifikasi
Gejala Kejang demam kompleks :
Kejang berlangsung lama 15 menit atau lebih
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
Kejang berlangsung 2 kali atau lebih dalam 24 jam
Gejala Kejang demam sederhana :
Berlangsung kurang dari 15 menit
Tidak berulang dalam waktu 24 jam
Tidak disertai kelainan neurologik yang jelas sebelum dan sesudah kejang
PATOFISIOLOGI
Usul Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Darah rutin, Elektrolit, Gula Darah
Bertujuan untuk menegakkan adanya infeksi penyebab demam atau kemungkinan lain
Pungsi Lumbal
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan proses intrakranial
seperti infeksi meningitis, pedarahan subarachnoid atau gangguan demielinasi (robeknya selubung mielin pada sel saraf)
EEG
Pemeriksaan EEG dilakukan apabila kejang yang berulang dan menunjukan gejala yang tidak khas, pada anak usia lebih
dari 6 tahun, atau kejang demam fokal. Gambaran EEG pada kejang demam dapat memperlihatkan gelombang lambat di
daerah belakang yang bilateral, sering asimetris kadang-kadang unilateral.
CT-Scan/MRI
hanya atas indikasi seperti kelainan neurologis fokal yang menetap (hemiparesis), paresis nervus VI dan papiledema.
Tatalaksana
Komplikasi
Kejang Demam Berulang
Kerusakan Neuron Otak

Gangguan peredarah darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema
otak yang mengakibatkan kerusakan neuron otak.
Retardasi Mental

Retardasi mental terjadi akibat kerusakan otak yang parah dan tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat.
Epilepsi

Terjadi karena kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama.
Hemiparesis

Biasanya terjadi pada penderita yang mengalami kejang lama (kejang demam kompleks). Mula-mula kelumpuhan bersifat
flaksid, setelah 2 minggu timbul spasitas
Prognosis
Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal, kemungkinan
berulangnya kejang dapat berulang pada seorang anak yang memiliki riwayat kejang
demam dalam keluarga, usia kurang dari 12 bulan, temperatur rendah saat kejang
dan cepatnya kejang setelah demam. Bila keempat faktor tersebut ada maka 80%
kejang dapat berulang.
Faktor resiko yang memudahkan terjadinya epilepsi apabila terdapat kelainan
neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama, kejang
demam kompleks, riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai