Anda di halaman 1dari 40

KASUS

Radikulopati Lumbal ec HNP


IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. OO
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 55 Tahun
Alamat : Kp Pancasan Rt 4 Rw 6 Bogor Barat
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Marital : Menikah
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 6 Maret 2017
Jam Masuk RS : 10.40 WIB
Tanggal Periksa : 7 Maret 2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Kedua kaki terasa nyeri yang
menjalar
Anamnesis:
Pasien datang ke UGD RS Salak dengan keluhan
utama kedua kaki terasa nyeri yang menjalar. Keluhan
tersebut dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan
nyeri seperti tertusuk-tusuk dirasakan menjalar dari
pinggang hingga kaki bagian bawah. Nyeri dirasakan
terus menerus dan terasa makin lama makin memberat.
Nyeri timbul terutama bila digunakan beraktivitas seperti
bekerja, berjalan lama, dan jongkok lama. Pasien lebih
nyaman dengan posisi miring saat tidur.
Nyeri tidak disertai penurunan kekuatan bergerak,
hanya saja rasa nyeri ini mengganggu dalam aktivitas
sehari-hari. Keluhan disertai dengan baal dan panas
pada kedua kaki. Keluhan disertai dengan mual dan
nafsu makan menurun. Keluhan tidak dirasakan pada
ekstremitas bagian atas.
Saat ini pasien tidak mengalami kesulitan BAB
dan BAK.
Keluhan seperti ini merupakan keluhan pertama
yang dirasakan pasien. Pasien memiliki riwayat
hipertensi sejak 5 tahun yang lalu.
Pasien tidak memiiki riwayat sering angkat
beban berat sebelumnya. Riwayat trauma tidak
ada. Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
yang melakukan pekerjaan seperti memasak,
mencuci, menyetrika dan lain-lain. Berat badan
pasien saat ini melebihi batas normal
Merokok dan konsumsi alkohol tidak ada.
Olahraga jarang.
Pemeriksaan Fisik
Status generalis :
Kesan : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital :
TD :140/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 17 kali/menit
Suhu : 36,5 oC
Pemeriksaan Generalisata
Kepala
Mata : Konjungtiva anesmis (-/-);
Sklera ikterik (-/-); Pupil bulat isokor; Reflek
cahaya langsung (+/+),
Hidung : Epistaksis (-/-); PCH (-/-)
Telinga : dalam batas normal
Mulut : Simetris; Lidah simetris
Leher
KGB : Tidak teraba

Thoraks
Inspeksi : Bentuk normal; Gerak simetris
Palpasi : VF kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : VBS (+/+), RH (-/-), Wh (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : Soepel; NT (-)
Perkusi : Timpani

Genitalia
Tidak diperiksa

Ekstremitas
CRT < 2 detik
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : (-)
Kernig sign : (-)
Lasegue test : (+/+)
Pemeriksaan khusus
Bragard test : (-/-)
Patrick test : (+/+)
Kontra patrick test : (+/+)
N. Craniales
Nervus I Olfaktorius : dbn
Nervus II Optikus : dbn
Nervus III Okulomotorius : dbn
Nervus IV Trochlearis : dbn
Nervus V Trigeminus : dbn
Nervus VI Abdusens : dbn
Nervus VII Fasialis : dbn
Nervus IX Glossopharyngeal : dbn
Nervus X vagus : dbn
Nervus XII Hypoglossus : dbn
Sistem motorik
Extremitas superior :
Nyeri tekan : (-/-)
Kontur otot : eutrofi (+ = +)
Tonus otot : normal (+ = +)
Kekuatan otot : (5/5)
Ekstremitas inferior :
Nyeri tekan : (-/-)
Kontur otot : eutrofi (+ = +)
Tonus otot : normal ( + = +)
Kekuatan otot : (5/5)
Sistem sensorik
Sensasi raba : Superior +/+ Inferior +/+
Sensasi tekan : Superior +/+ Inferior +/+
Sensasi nyeri : Superior +/+ Inferior +/+
Reflek fisiologis
Biseps : (+/+)
Triseps : (+/+)
Brachioradialis : (+/+)
APR : (+/+)
KPR : (+/+)
Reflek patologis
Hoffman-Trommner : (-/-)
Babbinski : (-/-)
Chaddock : (-/-)
Gordon : (-/-)
Oppenheim : (-/-)
Schaeffer : (-/-)
Refleks primitif : (-/-)
Koordinasi: tidak dilakukan pemeriksaan
Fungsi Vegetatif
Miksi : (+) normal
Defekasi : (+) normal
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin:
Hb : 13.7 gr/dl
Ht : 41 gr%
Leukosit : 10.700/UL
Trombosit : 198.000/UL
Kimia Darah
GDS : 88 mg/dl
Ureum : 27 mg/dl
Kreatinin : 1.1 mg/dl
SGPT 56
SGOT 56
Urin rutin
Warna Kuning keruh
pH 6.0
Berat jenis 1.015
Protein Negatif
Bilirubin Negatif
Reduksi Negatif
Urobilinogen Normal
Nitrit Negatif
Keton Negatif
Darah Positif
Leukosit 6-8/LPB
Eritrosit 4-5/LBP
Silinder Negatif
Epitel 8-10/LPK
Kristal Ca Oksalat
Bakteri Negatif
Rontgen
Diagnosis Banding

Radikulopati lumbal e.c Hernia Nukleus Pulposus


(HNP)
Radikulopati lumbal e.c Canalis Stenosis
Diagnosis Kerja
Radikulopati lumbal e.c Hernia Nukleus
Pulposus (HNP)
Tatalaksana
IVFD RL 500cc + ketorolac / 8 jam
Methilprednison 3 x 62,5 mg
MST 1 x 10mg
Gabapentin 1 x 300 mg
Fisioterapi tens, diatermi
Follow Up
Tanggal S O A P
24-3- Nyeri perut, TD : 110/80 Peritonitis -Infus RL/D5% 20
2016 lemas PR : 82 ec.App tpm
x/menit Perforasi -Inj Ceftriaxon 2x1
RR : 20 gr IV
x/menit - Inj Ranitidin 2x1
S : 36 C amp
Nyeri Tekan - Ketorolac drip/kolf
(+) - Inj Ondansentron
2x4 gr IV
-Puasa
- Rencana Operasi
jam 14.00
TINJAUAN PUSTAKA

HNP
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah menonjolnya


nucleus pulposus ke dalam kanalis vertebralis akibat
degenerasi annulus fibrosus korpus vertebralis yang
merupakan penyebab tersering nyeri pugggung bawah
yang bersifat akut, kronik atau berulang.
Etiologi

HNP terjadi karena proses degeneratif diskus intervetebralis.


Keadaan patologis dari melemahnya annulus merupakan
kondisi yang diperlukan untuk terjadinya herniasi.

Penyebab utama terjadinya HNP adalah cidera, cidera dapat


terjadi karena terjatuh tetapi lebih sering karena posisi
menggerakkan tubuh yang salah.

Bisa juga terjadi karena adanya spinal stenosis, ketidakstabilan


vertebra karena salah posisi, mengangkat, pembentukan
osteophyte, degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang
rawan annulus dan nucleus mengakibatkan berkurangnya
elastisitas sehingga mengakibatkan herniasi dari nucleus hingga
annulus
Faktor Risiko

Faktor risiko yang tidak dapat diubah:


Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi.
Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita.
Riwayat cidera punggung atau HNP sebelumnya.

Faktor risiko yang dapat dirubah


Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama,
mengangkat atau menarik barang-barang serta, sering
membungkuk atau gerakan memutar pada punggung,
latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang
konstan seperti supir
Klasifikasi hnp
Menurut lokasi penonjolan Nucleous Pulposus, terdapat 3 tipe:
Central, tidak selalu didapatkan gejala radikular. Dapat
menimbulkan gangguan pada banyak akar saraf bila mengenai
cauda equina atau nielopati apabila mengenai medula spinalis.
Posterolateral, pada umunya terjadi pada vertebra lumbalis
sehubungan dengan menipisnya ligamentum longitudalis
posterior pada daerah tersebut, misal HNP vertebra L4-L5
akan menimbulkan iritasi pada akar saraf L5.
Far-laterall foraminal, tidak selalu didapatkan gejala nyeri
punggung bawah. Mengenai akar saraf yang terekat, misal
HNP vertebra L4-L5 akan mengenai akar saraf L4 .
Berdasarkan lesi terkenanya terbagi atas:

Hernia Lumbosacralis
Hernia Servikalis
Hernia Thorakalis
Patofisiologi HNP

Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya


didahului dengan perubahan degeneratif yang terjadi
pada proses penuaan.
Kehilangan protein polisakarida dalam diskus
menurunkan kandungan air nukleus pulposus.
Perkembangan pecahan yang menyebar di anulus
melemahkan pertahanan pada herniasi nukleus.
Melengkungnya punggung ke depan akan
menyebabkan menyempitnya atau merapatnya tulang
belakang bagian depan, sedangkan bagian belakang
merenggang, sehingga nucleus pulposus akan
terdorong ke belakang.
Prolapsus discus intervertebralis, hanya
yang terdorong ke belakang yang
menimbulkan nyeri, sebab pada bagian
belakang vertebra terdapat serabut saraf
spinal serta akarnya, dan apabila tertekan
oleh prolapsus discus intervertebralis
akan menyebabkan nyeri yang hebat
pada bagian pinggang, bahkan dapat
menyebabkan kelumpuhan anggota
bagian bawah.
Manifestasi Klinis

Gejala klasik dari HNP lumbal adalah :


nyeri punggung bawah yang diperberat
dengan posisi duduk dan nyeri menjalar
hingga ekstremitas bawah.
Nyeri radikuler atau sciatica, biasanya
digambarkan sebagai sensasi nyeri
tumpul, rasa terbakar atau tajam, disertai
dengan sensasi tajam seperti tersengat
listrik yang intermiten
L3 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau
hipalgesia pada dermatom L3, parestesia
otot quadrisep femoris, reflex tendon
kuadrisep (reflex patella) menurun atau
menghilang.

L4 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau


hipalgesia pada dermatom L4, parestesia
otot kuadrisep dan tibialis anterior dan
tibialis anterior, reflex patella berkurang.
L5 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau
hipalgesia pada dermatom L5, parestesis dan
kemungkinan atrofi otot ekstensor halusis
longus dan digitorium brevis, tidak ada reflex
tibialis posterior.

S1 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau


hipalgesia pada dermatom S1, paresis otot
peronealis dan triseps surae, hilangnya reflex
triseps surae (reflex tendon Achilles).
Penatalaksanaan

Terapi Konservatif :

a. Tirah baring selama 2-4 hari


b. Medikamentosa
Analgetik dan NSAID.
Pelemas otot: digunakan untuk mengatasi spasme otot.
Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi kontroversi namun
dapat dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi
inflamasi.
Non Farmakologis
o Terapi fisik aktif : latihan, peregangan dan
penguatan
o Terapi fisik pasif : pengompresan (kompres
hangat atau kompres dingin), ionthoporesis,
TENS (transcutaneus electrical nerve
stimulator) dan ultrasound

Anda mungkin juga menyukai