Anda di halaman 1dari 58

Hernia

Pricilia 2015 061 096


Caroline Claudia 2015 061 098
Yovita Gotama 2015 061 182
Dokter Pembimbing:
dr. Nangti Komarudin, Sp.B, FInaCS
Anatomi Dinding Abdomen
Batas Atas : prosesus xifoideus
Bagian bawah : simfisis pubis, ligamentum inguinal, krista
pubikum, dan krista iliaka
Bagian belakang: tulang belakang.
Lapisan Dinding Abdomen
Hernia
Penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga yang bersangkutan
Hernia terdiri dari :
Cincin Hernia
Kantong Hernia
Isi Hernia.
Klasifikasi
Berdasarkan
Letak Sifat Arah
waktu terjadinya

Hernia
Kongenital Reponibel Eksterna
Femoralis

Hernia Ireponibel
Akuisita Interna
Inguinalis Akreta
Strangulata
Inkarserata
Hernia
umbilikalis
Hernia Inguinalis
Sisi kraniolateral : anulus inguinalis internus
Sisi kaudomedial : anulus inguinalis eksternus
Sisi atap : aponeurosis m. oblikus eksternus
Sisi dasar: ligamentum inguinalis
Trigonum Hasselbach
Epidemiology
Bayi dan anak
Insidensi 1-2%
Hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan bilateral 15%
pernah menjalani operasi hernia pada waktu bayi mempunyai
kemungkinan 16% menderita hernia kontralateral pada usia
dewasa.
Orang dewasa
Insidensi 2%
Hernia bilateral mendekati 10%.
Klasifikasi
Etiologi
Mekanisme pertahanan tubuh terhadap hernia
kanalis inguinalis yang berjalan miring
struktur otot oblikus internus abdominis yang menutup anulus
inguinalis internus ketika berkontraksi
fasia transversa kuat yang menutupi Trigonum Hesselbach yang
umumnya hampir berotot.
Gangguan pada mekanisme tersebut hernia
Faktor yang berperan
prosesus vaginalis yang terbuka
peninggian tekanan intraabdomen
kelemahan otot dinding perut karena usia.
Etiologi
Akibat prosesus vaginalis
Kongenital yang terbuka

Tekanan intraabdomen
Acquired Kelemahan otot dinding
perut
Gambaran Klinis

Nyeri sangat
Benjolan lipat
jarang, biasanya
paha yang hilang
pada epigastrium
timbul
atau paraumbilikal

Nyeri disertai
mual muntah jika
terjadi inkarserata
atau strangulata
Gambaran Klinis

Jenis Reponibel Nyeri Obstruksi Tampak Toksik


sakit
Reponibilis + - - - -

Ireponibilis/a - - - - -
kreta
Inkaserata - + + + -

Strangulata - ++ + ++ ++
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik

HIL : Saat mengedan, tampak benjolan timbul pada lipat paha bentuk

Inspeksi lonjong yang berjalan dari kraniolateral ke kaudomedial, dapat sampai


skrotum.
HIM : benjolan bentuk bulat, tidak mencapai skrotum.

Palpasi
Teraba berisi usus, omentum
Pada kantong hernia yang kosong ditemukan sensasi gesekan silk sign.
Pada anak-anak akibat prosessus vaginalis persisten.

Auskultasi Terjadi peningkatan peristaltik oleh karena ileus obstruksi pada hernia
inkaserata.
Palpasi
Dapat dilakukan tes untuk membedakan antara HIL, HIM
dan hernia femoralis:
1. Tes visible
2. Tes oklusi
3. Tes taktil
4. Tes zieman
Tes Visibel
Setelah hernia tereposisi, pasien diminta untuk mengedan.
HIL HIM H. Femoralis
Benjolan keluar dari Benjolan keluar Benjolan keluar di
kraniolateral ke langsung pada daerah bawah ligamentum
kaudomedial, keluar medial (bentuk bulat) inguinalis pada fossa
lambat (bentuk lonjong) ovalis, keluar lambat
Tes Oklusi
Dengan ibu jari menutup anulus inguinalis, pasien diminta
untuk mengedan.

HIL HIM H. Femoralis

Benjolan tidak Benjolan Benjolan keluar


keluar keluar
Tes Taktil
Jari telunjuk masuk menyusuri kanalis inguinalis, pasien
diminta untuk mengedan.
HIL HIM
Dirasakan di ujung jari Dirasakan di samping / sisi jari
Tes Zieman
Jari II di anulus internus, jari III di annulus eksternus, jari IV di
fossa ovalis.
HIL HIM H. Femoralis

Dorongan pada jari II Dorongan pada jari III Dorongan pada jari IV
Pemeriksaan Penunjang

Hernia Gangguan keseimbangan cairan,


inkarserata elektrolit dan asam basa
Hernia
Leukositosis
strangulata
Diagnosis Banding Hernia Inguinalis
Limfadenopati
Hernia femoralis
Aneurisma femoral
Hydrocele
Komplikasi Hernia Inguinalis
Hernia Strangulata

Hernia Inkarserata
Tata Laksana
Herniotomy

Hernioplasty

Hernioraphy
Hernia Femoralis
Batas kranioventral : ligamentum inguinalis
Batas kaudodorsal : pinggir os pubis dari ligamentum
Cooper
Batas lateral : sarung vena femoralis
Batas medial : ligamentum lakunare Gimbernati
Etiologi
Peningkatan tekanan intraabdomen dan kelemahan
dinding abdomen yang disebabkan oleh :

Multipara

Obesitas

Usia lanjut
Patofisiologi

Teknik Bassini atau


Peninggian tekanan Shouldice menyebabkan Hernia masuk ke dalam
intraabdomen akan fasia transversa dan kanalis femoralis yang
mendorong lemak ligamentum inguinale berbentuk corong keluar
preperitoneal ke dalam tergeser ke ventrokranial pada fossa ovalis di lipat
kanalis femoralis sehingga kanalis femoralis paha.
lebih luas.
Diagnosis
Anamnesis
Benjolan muncul pada lipat paha ketika mengankat barang berat,
batuk
Hilang saat berbaring
Pemeriksaan Fisik
Teraba benjolan di bawah ligamentum inguinale di medial vena
femoralis dan lateral tuberkulum pubikum (fossa ovalis)
Tata Laksana
Herniotomi
Eksisi komplit dari kantong hernia
menggunakan benang yang tidak diserap
Hernioplasti
reparasi defek fasia transversalis dengan ligamentum Cooper
atau mesh, dengan tujuan mempersempit anulus femoralis.
Tindakan Operatif
Pendekatan secara krural
Pendekatan secara inguinal
Kombinasi
Hernia Insisional
Tonjolan yang terlihat pada tubuh sepanjang garis bekas
operasi maupun di dekat garis bekas operasi pada bagian
abdomen
Faktor yang mempengaruhi kekuatan dinding
abdomen
Obesitas
usia lanjut
Malnutrisi
Konstipasi
Kehamilan
retensi cairan
adanya infeksi maupun hematoma
Diagnosis
Anamnesis
Nyeri luka post-operasi
Pemeriksaan Fisik
Teraba tonjolan di sekitar garis bekas luka operasi
Pemeriksaan Penunjang
CT-Scan : untuk memastikan bukan keganasan pada abdomen
Tata Laksana
Komplikasi
Kumpulan cairan pada daerah dibawah mesh sehingga
memerlukan pemasangan drain
Perdarahan
nyeri luka post-operasi
demam karena adanya infeksi pada luka post-operasi
intraabdominal abses.
Hernia Lain
Hernia Pantalon
Hernia kombinasi antara hernia inguinalis lateralis dan
medialis pada satu sisi.
Kedua kantong hernia dipisah oleh vasa epigastrika
inferior sehingga berbentuk seperti celana.
Hernia Richter
Isi hernia (usus) hanya
sebagian dindingnya yang
masuk dalam kantong hernia.
Biasanya hernia femoralis dan
hernia obturatoria.
Hernia Littre

Hernia yang isi kantongnya adalah divertikulum Meckel.


Hernia Maydl
Isi kantong berupa segmen
usus berbentuk W (2 segmen
usus terperangkap di dalam
kantong hernia dan 1 segmen
tetap dalam rongga perut).
Segmen usus yang di rongga
abdomen sering mengalami
strangulasi.
Hernia Spieghel
Hernia interstitial dengan
atau tanpa isinya melalui fasia
Spieghel.
Benjolan ke luar melalui defek
di antara tepi lateral m. rektus
abdominis dengan line
semisirkularis (biasanya di
kanan).
Hernia interparietalis
Kantong hernia menonjol ke dalam celah antara lapisan
dinding perut.
Hernia sliding
Bila sebagian dinding kantong hernia terbentuk dari organ
yang merupakan isi hernia seperti sekum, colon sigmoid,
kandung kemih.
Terjadinya karena menggeser-geser.
Hernia dimana dinding posteriornya adalah organ itu
sendiri.
Hernia umbilikalis
Hernia kongenital di umbilikus, hanya ditutupi oleh
peritoneum dan kulit.
Tatalaksana: bila cincin < 2 cm, umumnya akan regresi
spontan sebelum bayi berumur 6 bulan; kadang mencapai 1
tahun. Usaha untuk mempercepat penutupan adalah dengan
mendekatkan tepi kiri dan kanan, kemudian direkatkan
dengan plester. Bila sampai usia satu setengah tahun, hernia
masih menonjol maka diperlukan tindakan operatif.
Hernia paraumbilikalis
Hernia yang melalui suatu celah di garis tengah di tepi
kranial umbilicus, jarang terjadi di tepi caudalnya.
Hernia epigastrika/hernia linea alba
Hernia yang keluar melalui
defek di linea alba di antara
umbilicus dan processus
xiphoideus.
Isi hernia terdiri atas
penonjolan jaringan lemak
preperitoneal dengan atau
tanpa kantong peritoneum.
Hernia ventralis
Nama umum hernia yang terletak di dinding perut
anterolateral, seperti hernia sikatriks, hernia insisional.
Penonjolan peritoneum melalui bekas luka operasi yang baru
maupun lama.
Hernia lumbalis
Hernia yang menonjol melalui trigonum kostolumbalis
superior atau melalui trigonum kostolumbalis inferior.
Hernia perinealis
Hernia pada perineum melalui defek dasar panggul yang
terdiri dari m. levator ani dan m. sakrokoksigeus beserta
fascianya dan dapat terjadi pada semua daerah dasar panggul.
Hernia terdiri atas hernia perinealis anterior dan posterior.
Hernia obturatoria
Hernia yang melalui foramen
obturatorium. Sering terjadi
inkarserasi dan strangulasi.
Keluhan nyeri seperti ditusuk-
tusuk dan paresthesia pada
daerah panggul, lutut dan bagian
medial paha akibat penekanan
pada n. obturatorius yang khas.
Pada pemeriksaan colok dubur
maupun pemeriksaan vaginal
dapat ditemukan tonjolan hernia
yang nyeri.
Hernia skiatik
Hernia yang melalui foramen skiatik major. Sering terjadi
inkarserata dan strangulata.
Hernia diafragmatik
Hernia kongenital yang melalui foramen Morgagni (hernia
parasternal/ hernia retrosternal) dan melalui foramen-
foramen Bochdalek (hernia pleuroperitoneal).
Hernia paraesofagus
Herniasi ke rongga toraks melalui hiatus esophagus.

Anda mungkin juga menyukai