Anda di halaman 1dari 71

KEBIJAKAN NASIONAL

PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005 -2009 2010 -2014 2015 -2019 2020 -2024

UPAYA KURATIF
VISI
MASYARAKAT
YG MANDIRI
UNTUK
HIDUP SEHAT
UPAYA PREVENTIF,
PROMOTIF
Arah pengembangan upaya pengendalian Diabetes Melitus sejalan dengan
arah pembangunan kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah preventif,
promotif sesuai kondisi dan kebutuhan
UU No 36 Tahun 2009 pasal 158

UU No 36 Tahun 2009 pasal 159

UU No 36 Tahun 2009 pasal 160

UU No 36 Tahun 2009 pasal 161


Kondisi Maternal Penyakit Tidak Kecelakaan
Penyakit Menular
& Perinatal Menular
FAKTOR RISIKO
Kanker Leher Rahim : Kanker Payudara :
Setiap menit satu kasus Terbanyak diderita
baru di dunia perempuan Indonesia
Setiap 2 menit satu kasus Sekitar 25.000 kasus baru
meninggal di dunia per tahun
Setiap hari 40 kasus baru Jumlah kasus baru
Kanker Leher Rahim di meningkat 2 x lipat dalam 3
Indonesia tahun
Setiap hari 20 kasus Beban penyakit dan beban
Kanker Leher Rahim finansial yang besar karena
meninggal di Indonesia ! lebih dari 30% datang
(Sumber : Data Globocan 2002) pada stadium lanjut.
Penyakit Paru dan Obstruktif Kronik :
1990 PPOK menempati urutan ke-6 sbg
penyebab utama kematian di dunia,
2005 telah menempati urutan ke-3.
(WHO)
Penyebab Kematian yg disebabkan
penyakit saluran. pernafasan di
Indonesia berjumlah 109.700 orang
(menempati urutan ke-4 setelah China,
India & Amerika Serikat)
Penyebab kematian karena penyakit
pernafasan PPOK, pneumonia & asma
termasuk kategori dua terbesar
(litbangkes, 2008)
1. Subdit Penyakit Jantung & Pembuluh Darah:
Hipertensi * Infark serebral
Peny. Jantung Penyakit serebrovaskular
Koroner * lainnya
Stroke * Arterosklerosis
Demam reumatik Penyakit pembuluh darah
akut
perifer lainnya
Penyakit jantung
reumatik kronik Emboli dan trobosis arteri
Infark miokard akut Pernyakit arteri, arteriol,
Penyakit iskemik dan kapiler lainnya
lainnya Flebitis, tromboflebitis,
Emboli paru emboli, dan trombosis vena
Gagal jantung Varises
Kardiomiopati Haemoroid
Perdarahan Penyakit sistem sirkulasi
intrakranial lainnya

* Prioritas
2. Subdit. Penyakit 3. Subdit. Diabetes
Kanker: Melitus & Peny.
Kanker leher rahim*
Metabolik :
DM tipe 1 dan 2*
Kanker payudara*
Obesitas*
Kanker bronkhus &
paru Dislipidemia

Leukemia akut pada Gangguan


anak metabolisme
Retinoblastoma
kalsium
Gangguan sekresi
Kanker lainnya
kortek adrenal

* Prioritas
4. Subdit. Penyakit Kronis & Degeneratif
5. Subdit. Gangguan akibat Kecelakaan
lainnya: & Cedera:
PPOK* Kecelakaan lalu lintas darat,
Osteoporosis* laut/sungai dan udara*
Asma bronkial* Kekerasan anak dan perempuan
Ginjal Kronis* Kekerasan di rumah tangga
Epilespsi Kekerasan di masyarakat
Osteoartritis Kekerasan di komunitas khusus
Rematoid artritis Kecacatan (dissability)
Parkinson Gangguan akibat kecelakaan
Systemic Lupus Erotomatosus lainnya
(SLE)
Haemofilia
Thalesemia
Rinitis kronis alergis

Penyakit kronik lainnya

* Prioritas
2009
30,4 %

34,8 % orang dewasa merokok


KARAKTERISTIK HIPERTENSI DI INDONESIA
KARAKTERISTIK DIABETES DI INDONESIA

21
Prevalensi Obesitas Umum (%) di Provinsi DKI Jakarta
40

35
33.4

30

26.3
25.6 25.2 25.3
25 24
Obesitas Umum (%)

20
NASIONAL

15

10.3

10

0
Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara
Prevalensi Obesitas Sentral (%) di Provinsi DKI Jakarta

45

40 38.2

35 33.7

30 29
28.1 Obesitas Sentral (%)
26
24.7
25
NASIONAL
18.8
20

15

10

0
Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara
Prevalensi Diabetes Melitus (%) di Provinsi DKI Jakarta

5.7
6

5 DM (%)

4 NASIONAL

3 2.7

2 1.8 1.8
1.6 1.5 1.4

0
Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara
Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Hasil Pengukuran (%) di
Provinsi DKI Jakarta

40
35.6
35 31.7
H-U(%)
31.1
30 29.4
30 28.7
NASIONAL
25 23.8

20

15

10

0
Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara
Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Hasil Diagnosa (%) di Provinsi
DKI Jakarta

14
12.6

12 11.1 H-D(%)
10.4
10 9.2
8.8 8.9 NASIONAL
7.2
8

0
Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara
Prevalensi Merokok Setiap Hari (%) di Provinsi DKI Jakarta

30

23.7
25 24.1 Merokok SH(%)
22.3 21.7
20.7 21
20 NASIONAL
18.6

15

10

0
Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara
Prevalensi Kurang Aktivitas Fisik (%) di Provinsi DKI Jakarta

60 56.7 56.7

48.2 50.8
50
44 Kurang Aktivitas
39.9 Fisik (%)
38.8
40

30
NASIONAL

20

10

0
Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara
Prevalensi Kurang Makan Buah dan Sayur (%) di Provinsi DKI
Jakarta

102

100
100
Kurang Makan
Buah & Sayur (%)
98

95.8 96
96
93.6 94.4 NASIONAL
94 93.4 93.3

92

90

88
Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara
Prevalensi Konsumsi Alkohol 12 Bulan Terakhir (%) di Provinsi
DKI Jakarta

6
5.6
5.2
4.6
5
Konsumsi Alkohol
12 bln terakhir (%)
4.1
4
3.5
3.3
2.9
3
NASIONAL

0
Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara
Prevalensi Konsumsi Alkohol 1 Bulan Terakhir (%) di Provinsi DKI
Jakarta

4
3.6
3.5
3.5
3
Konsumsi Alkohol
3 1 bln terakhir (%)
2.7

2.5 2.3
2.2

2 NASIONAL

1.5

0.5

0
0
Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara
Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengendalian PTM
NO OUTCOME INDIKATOR 2010 2014

1 1. Menurunnya Persentase provinsi yang memiliki 40 100


angka
Perda tentang Kawasan tanpa Rokok
kesakitan dan
2 kematian Persentase propinsi yg melakukan 50 100
akibat PTM pembinaan pencegahan dan
2.
penanggulangan PTM (SE, Deteksi Dini,
Meningkatnya KIE, Talalaksana)
Pencegahan &
3 Persentase kab/kota yang 10 30
Penanggulanan
gan PTM melaksanakan pencegahan dan
penanggulangan PTM (SE, deteksi dini,
KIE dan Tatalaksana)
4 Persentase kab/kota yang 5 25
melaksanakan Inspeksi Visual Asam
Acetat (IVA) dan Clinical Breath
Examination (CBE)
5 Persentase kab/kota yang mempunyai 10 30
NO TARGET
1 Penurunan sekitar 25% seluruh kematian yang disebabkan oleh penyakit
kardiovaskular, kanker, Diabetes, penyakit paru kronik.
2 Penurunan sekitar 10% dari penggunaan alkohol yang berbahaya
3 Penurunan 10% angka prevalensi aktivitas fisik yang tidak memadai
4 Penurunan secara relatif 30% pada rata-rata populasi dalam asupan
garam/sodium
5 Penurunan 10% prevalensi penggunaan tembakau pada umur 15 tahun
ke atas
6 Penurunan angka prevalensi tekanan darah tinggi relatif sebesar 25%
7 Memberhentikan peningkatan diabetes dan kegemukan
8 50% orang mudah mendapatkan akses mendapat terapi obat dan
konseling meliputi kontrol glikemik untuk mencegah serangan jantung
dan stroke
9 80% populasi mendapatkan pelayanan teknologi dasar dan pengobatan
utama yang diperlukan dalam perawatan NCDs
SURVEILANS
Kebijakan berwawasan SEKTOR LAIN
Kesehatan UPAYA
PROMKES
KES

SIAGA
Peningkatan BERGAYA
Peran Serta HIDUP SEHAT FAKTOR
Penguatan RISIKO
PTM
Peran Masyarakat
Pemerintah
INSTITUSI PENDIDIKAN
PROFESI PKK DAN LAIN LAIN
PERSADIA
KLUB JANTUNG
MAJELIS TAKLIM/ SEHAT
KBIH
STRATEGI KOMPREHENSIF PENGENDALIAN PTM
Berbasis survey PTM berkala (Riskesdas, Susenas, SDKI, survey
kematian, Survey Pasar dll)
Berbasis Registri PTM (Hospital based)
SURVEILANS Berbasis Fasilitas Kesehatan (SIMPUS, SIRS, Laboratorium)
PTM Berbasis Litbangkes
Evidence Based Advokasi Perencanan Pelaksanaan

Promkes dan perlindungan population at risk PTM


KTR, Kota Layak Anak, Keselamatan di Jalan, dll
Regulasi Kesehatan KTR, PERMENKES Garam-
gula-lemak
PROMOSI Health in All Policy Advokasi Pemda, Lintas Sektor,
KESEHATAN DPRD, dan Industri/Swasta(CSR)
Penguatan Jejaring kerja-Kemitraan Triple ACs
Deteksi dan Tindak Lanjut Dini di Masyarakat
Self Care Faktor Risiko PTM
Respon cepat kegawatdaruratan PTM
BINA UPAYA Yandas PTM terpadu di Puskesmas/Dokter
KESEHATAN Keluarga
PAL , IVA + CBE
Yan Rujukan PTM di Rumah Sakit
PTM
PTM PTM

PTM &

PTM
PTM
Kebijakan Pengendalian Rokok
(Kawasan Tanpa Rokok)
45
Melindungi kesehatan individu, keluarga,
1
masyarakat, dan lingkungan

Melindungi penduduk usia produktif, anak, remaja,


2 dan perempuan hamil dari dorongan lingkungan
dan pengaruh iklan

Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan


3
masyarakat terhadap bahaya merokok

4 Melindungi kesehatan masyarakat dari asap rokok


orang lain
46
KTR diberlakukan pada:
Fasyankes,
Tempat proses belajar
mengajar,
Tempat anak bermain,
Tempat ibadah,
Angkutan umum,
Pemda Tempat kerja
menetapkan Tempat umum atau
KTR di tempat lain yang
daerahnya ditentukan
47
Permenkes No. 30 Tahun 2013
Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan
Lemak pada Pangan Olahan dan Siap Saji

Edukasi dan Pendidikan


Kesehatan Masyarakat
Pesan kesehatan :
tentang Diet dan Gizi
Konsumsi Gula lebih dari 50 gr, Seimbang
Natrium lebih dari 2000 mg,
atau Lemak total lebih dari 67
gr per orang per hari berisiko Informasi
hipertensi, stroke, diabetes dan Pesan Nilai Gizi
Kesehatan
serangan jantung
JEJARING PENGENDALIAN PTM
DI PROPINSI/KABUPATEN/KOTA
DinKes(Yankes,P2P,Kesmas
Gizi, Promkes,Kesling)

FORUM Sektor terkait (Diknas,Sosial,


KOMUNIKASI Pertanian,Agama,Kependuduk
KOORDINASI an,Bapeda,Bid LH, Perindag)
DAN AKSI ORMAS (PKK, LPM,KADIN
BERSAMA : KONI,MUI,KJS,PERSADIA, LM3
JEJA- FORMI,APINDO, IWAPI, NU,
MUHAMMADIYAH, GKI, PERSADA
PERENCANAAN RING HINDU DHARMA
PELAKSANAAN
MONEV Org.Profesi (IDI, IBI, IAKMI,
PPNI, PERKENI, PAPDI,
PENGENDALIAN PEDI)
DIABETES MELITUS SWASTA (Kadin, PERSI, Apindo,
GAPMI, PBF (SANOFI,
di MASYARAKAT
NOVONORDISK, NOVOARTIS)

Perguruan Tinggi (FKM,


FKedokteran, FPsikologi)
SURVEILANS
MASALAH MEROKOK
GIZI
AKTIFITAS FISIK
MANAJEMEN PELAYANAN

53
Contoh Keputusan
Walikota tentang
Jejaring Kerja PPTM
Kota Bengkulu
ADVOKASI

Mengintegrasikan pengendalian PTM ke dalam perencanaan


program kesehatan dengan memperhatikan aspek
determinan sosial kesehatan.
Mengsosialisasikan bukti-bukti ilmiah yang menjelaskan
keterkaitan antara PTM dengan masalah pembangunan
lainnya seperti kemiskinan, pembangunan berkelanjutan dan
keamanan pangan.
Meningkatkan kesadaran publik dan politik akan pentingnya
pengendalian PTM salah satunya melalui sosial marketing,
peran media, dan peliputan media secara bertanggung-
jawab.
Menyediakan sumberdaya yang memadai secara
berkelanjutan untuk pengendalian PTM dengan alokasi
anggaran pemerintah yang memadai, pembiayaan yang
inovatif dan efektif, dan upaya terkait lainnya.
RENCANA AKSI NASIONAL
KEMITRAAN

Memperkuat kebijakan dan perencanaan serta alokasi dana


terkait program multisektor untuk pengendalian PTM.
Membentuk mekanisme kerjasama multi sektor yang efektif
untuk pengendalian PTM.
Menciptakan kebijakan yang terintegrasi dan akuntabel untuk
implementasi kebijakan publik berwawasan kesehatan untuk
pengendalian PTM.
Meningkatkan keterlibatan gerakan sosial dan
memberdayakan semua sektor terkait dalam upaya
menciptakan peran masyarakat secara luas dan sistematik
untuk mengatasi masalah PTM, serta faktor determinan
ekonomi dan lingkungan sosial terkait kesehatan yang
berkeadilan dan merata.
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN

Memperkuat peran dan fungsi Unit Kerja Pengendalian


PTM di Pusat dan daerah melalui:
Dukungan pakar, dan sumberdaya memadai,
Kegiatan analisa kebutuhan
Perencanaan dan pengembangan kebijakan
Koordinasi multisektor
Implementasi program dan evaluasi.
Melaksanakan analisa kebutuhan secara berkala
termasuk health impact assessment untuk kebijakan
non kesehatan.
Memperkuat kapasitas dan keterampilan tenaga
kesehatan
PENURUNAN PREVALENSI MEROKOK

Mengatur 100% KTR di semua tempat kerja dalam ruangan,


angkutan umum, tempat umum dalam ruangan, dan yang
sesuai, tempat-tempat umum lainnya
Memperingatkan masyarakat tentang bahaya merokok,
melalui kampanye media massa secara keras, luas, jelas,
terlihat dan terbaca
Menerapkan larangan menyeluruh terhadap iklan rokok,
promosi dan sponsorship
Menawarkan bantuan kepada orang-orang yang ingin
berhenti menggunakan rokok
Mengatur isi dan emisi produk tembakau dan menuntut
produsen dan importir produk tembakau untuk
mengungkapkan informasi otoritas pemerintah tentang isi
dan emisi produk tembakau
PENGURANGAN PREVALENSI KONSUMSI ALKOHOL

Mengadopsi dan mempercepat pelaksanaan strategi global untuk


mengurangi dalam menurunkan prevalensi konsumsi alkohol
Mengembangkan dan menerapkan kebijakan dan program nasional
dalam menurunkan prevalensi konsumsi alkohol yang cost effective
sesuai evidence based
Meningkatkan cukai pada minuman beralkohol.
Mengembangkan dan memberlakukan pembatasan yang
komprehensif dan larangan iklan dan promosi alkohol
Membatasi tersedianya penjualan alkohol eceran
Memperkuat kebijakan mengemudi dalam keadaan mabuk (drink-
driving) dan penanggulangannya.
Mengontrol ketersediaan alkohol di pasar gelap
Membangun layanan berbasis masyarakat dan fasilitas untuk
mengurangi dampak negatif dari minum dan intoksikasi alkohol
Memperkuat sistem surveilans untuk memantau penggunaan alkohol
PROMOSI DIET SEHAT
DENGAN KONSUMSI TINGGI BUAH DAN SAYUR,
RENDAH LEMAK-GULA- GARAM

Meningkatkan pelaksanaan Permenkes tentang Pencantuman


Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak seerta pesan
kesehatan pada pangan Olahan dan pangan siap saji
Melaksanakan rekomendasi WHO dalam pemasaran makanan dan
minuman non-alkohol berkarbonisasi kepada anak-anak, termasuk
mekanisme pemantauan
Menetapkan peraturan dan kebijakan fiskal yang mendorong
konsumsi buah dan sayur serta produk rendah kadar natrium, asam
lemak jenuh dan trans, dan gula
Mempertimbangkan kebijakan ekonomi, termasuk pajak dan
subsidi, untuk meningkatkan keterjangkauan produk makanan sehat
dan untuk mencegah konsumsi pilihan makan kurang sehat
Melaksanakan kampanye publik melalu media massa dan media
sosial tentang diet sehat
Mempertimbangkan dimasukkannya diet sehat dalam kurikulum
sekolah dan perguruan tinggi
PROMOSI AKTIFITAS FISIK

Mengadopsi dan menerapkan pedoman nasional tentang aktivitas


fisik untuk kesehatan
Advokasi kepada perencana kota untuk merancang ruang publik
yang mendukung peningkatan aktivitas fisik
Menetapkan undang-undang untuk memastikan pembangunan
perumahan baru menyediakan tempat yang aman untuk berjalan
dan bersepeda
Melaksanakan pemasaran sosial untuk meningkatkan kesadaran
tentang manfaat aktivitas fisik
Meningkatkan aktivitas fisik melalui kegiatan hidup sehari-hari,
serta melalui olahraga dan rekreasi
Memasukan olah raga dan aktivitas fisik dalam kebijakan
pendidikan
PROMOSI PERILAKU SEHAT DAN
PENCEGAHAN PTM
Menunjuk dan melatih fokal point di Kementerian Kesehatan
dan Kementerian Pendidikan untuk melakukan promosi
perilaku hidup sehat di sekolah
Menetapkan promosi perilaku hidup sehat di sekolah dengan
pedoman pelaksanaan dan mekanisme pemantauan dan
evaluasi
Melakukan lokakarya advokasi dan pelatihan untuk
mempromosikan perilaku sehat di sekolah-sekolah dan
tempat kerja
Menetapkan promosi kesehatan di tempat kerja dan pedoman
pelaksanaan serta mekanisme pemantauan dan evaluasi
Melarang penggunaan gula, garam dan lemak jenuh
berlebihan pada makanan yang dijual di kantin sekolah dan
tempat kerja
RENCANA KEGIATAN
PENGUATAN SISTEM KESEHATAN UNTUK
DIAGNOSIS DINI DAN TATA LAKSANA PTM
SERTA FAKTOR RISIKONYA

Mengintegrasikan intervensi PTM berbiaya efektif ke dalam paket


pelayanan kesehatan dasar ( Revitalisasi Puskesmas dalam pelayanan
PTM).
Mengembangkan kebijakan, pedoman dan protokol standar yang
terintegrasi, berbasis bukti untuk deteksi dini, manajemen dan
pengobatan melalui pendekatan pelayanan kesehatan dasar
Memasukkan obat-obatan esensial dan teknologi khusus yang efisien
dan efektif khususnya untuk DM dalam daftar obat-obatan esensial
nasional dan teknologi medis
Meningkatkan efisiensi dalam pengadaan dan akses terhadap obat-
obatan esensial DM ( Glibenklamide, Metformin dan Glipizide ) dan
teknologinya
Mempromosikan pengadaan dan penggunaan obat generik untuk
pencegahan dan pengobatan DM dengan jaminan kualitas produk
generik yang terdaftar
Memastikan ketersediaan teknologi life saving dan obat-obatan
penting untuk tatalaksana DM dalam kondisi emergency.
LANJUTAN
RENCANA KEGIATAN
PENGUATAN SISTEM KESEHATAN UNTUK
DIAGNOSIS DINI DAN TATA LAKSANA PTM
SERTA FAKTOR RISIKONYA
Memperkuat sistem rujukan dalam pengelolaan pasien PTM
termasuk fasilitas kesehatan dan tenaga yang diperlukan
Meningkatkan kapasitas pelayanan untuk pengobatan
pecandu alkohol
Meningkatkan dan memfasilitasi akses masyarakat terhadap
upaya monitoring faktor risiko sebagai langkah pencegahan,
deteksi dan tindak lanjut dini
Meningkatkan dan memfasilitasi akses pasien PTM terhadap
upaya pengobatan dan rehabilitasi
Memfasilitasi akses (pengobatan dan rehabilitasi) pasien PTM
akibat pekerjaan, seperti kanker dan penyakit pernapasan
kronik, melalui kompensasi sesuai hukum internasional dan
nasional dan peraturan tentang penyakit akibat kerja
PENGUATAN TENAGA KESEHATAN

Mendistribusikan tenaga kesehatan yang diperlukan untuk


mengatasi beban PTM saat ini serta rencana kebutuhan masa
depan terkait penuaan penduduk
Mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan, dan
meningkatkan pengetahuan keterampilan serta memotivasi
tenaga kesehatan yang ada untuk menanggulangi PTM,
termasuk kondisi co-morbiditas pada umumnya
Memasukkan pencegahan dan pengendalian PTM dalam
pelatihan semua tenaga kesehatan, profesi dan non-profesi
(teknis, kejuruan), dengan penekanan pada perawatan primer
Mengembangkan karir tenaga kesehatan melalui penguatan
pelatihan pascasarjana, dengan fokus khusus pada PTM, di
berbagai professional.
Menyediakan kompensasi dan insentif bagi pekerja kesehatan
di daerah terpencil dan kemajuan karir bagi staf non-
profesional
PENDEKATAN BERBASIS MASYARAKAT

Mengembangkan dan menyebarkan pedoman untuk


monitoring dan evaluasi kegiatan berbasis masyarakat dalam
pencegahan dan pengendalian PTM
Mengembangkan deteksi dan tindak lanjut dini serta
perawatan diri secara mandiri, melalui inovasi teknologi
informasi
Menggunakan pendekatan partisipatif sepanjang kehidupan
berbasis masyarakat dalam merancang, melaksanakan,
memantau dan mengevaluasi program pengendalian PTM
Mengembangkan pedoman deteksi dan tindak lanjut dini
serta perawatan diri secara mandiri pencegahan dan
pengendalian PTM dengan berbagai pemangku kepentingan
Mendorong pembentukan koalisi dan membangun
masyarakat, kelompok pasien dan membangun kapasitas
SURVEILANS PTM

Surveilans Berbasis kegiatan Posbindu PTM


Surveilans faktor risiko DM terintegrasi dengan Diabetes Melitus
lainnya (obesitas, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol, stres dll)
di Puskesmas
Survey Kesehatan Berkala (Riskesnas)
Registri DM terintegrasi dengan PTM Lainnya di fasilitas pelayanan
kesehatan
Registri penyebab kematian (Dalam tahap pengembangan)
Memperkuat sistem registrasi vital dan penyebab kematian.
Mengintegrasikan surveilens faktor risiko PTM sebagai bagian dari
survey kesehatan nasional.
Diseminasi hasil-hasil surveilens PTM secara luas kepada semua
stakeholder terkait

Anda mungkin juga menyukai