Anda di halaman 1dari 21

INISIASI MENYUSU DINI

PENGERTIAN

Proses bayi menyusu segera


setelah dilahirkan, di mana bayi
dibiarkan mencari puting susu
ibunya sendiri
Manfaat Kontak Kulit Bayi ke
Kulit Ibu
1. Menurunkan resiko kematian karena hypothermia
(kedinginan).

2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu


pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil.

3. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama)

4. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap


infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi
5. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini
akan lebih berhasil menyusu ASI
eksklusif dan mempertahankan menyusu
setelah 6 bulan
6. Merangsang keluarnya hormon oksitosin
a. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu
dikamar bersalin
b. Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya
terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa
menghilangkan vernix Mulut dan hidung bayi
dibersihkan, talipusat diikat
c. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi di
tengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi
melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi
puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat
diberi topi.
d. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi.
Biarkan bayi mencari puting sendiri.
e. Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi
sebelum menyusu
f. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama
paling tidak 1 jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1
jam, tetap biarkan kulit ibu bayi bersentuhan sampai
setidaknya 1 jam
g. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu
dengan mendekatkan bayi ke puting tapi jangan
memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu kulit
melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi
h. Setelah 1 jam atau selesai menyusu awal, bayi
baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap,
diberi vit K.

i. RAWAT GABUNG BAYI: Ibu bayi dirawat


dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama
24 jam

j. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan


lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot
atau empeng
Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu
dikamar operasi atau dikamar pemulihan.
Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk
dinilai, dikeringkan secepatnya terutama kepala
tanpa menghilangkan vernix ; kecuali tangannya.
dibersihkan mulut dan hidung bayi, talipusat diikat.
Kalau bayi tdk perlu diresusitasi; bayi dibedong,
dibawa ke ibu. Diperlihatkan kelaminnya pada ibu
kemudian mencium ibu
Tengkurapkan bayi didada ibu dengan
kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi
agak sedikit serong/melintang
menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu
diselimuti. Bayi diberi topi.
Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk
merangsang bayi mendekati puting.
Biarkan bayi mencari puting sendiri
Biarkan KULIT Bayi bersentuhan dengan
kulit ibu PALING TIDAK selama SATU JAM,
bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam;
tetap kontak kulit ibu-bayi selama
setidaknya 1 jam
Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum,
bantu ibu dg mendekatkan bayi ke puting tapi
tidak memasukkan puting ke mulut bayi. bila
dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu,
beri tambahan waktu melekat pada dada ibu, 30
menit atau 1 jam lagi.
Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan
dengan bayi tetap melekat didadanya dan
dipeluk erat oleh ibu.Kemudian ibu dipindahkan
dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan
bayi tetap didadanya.
Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar
operasi, diusulkan untuk mendampingi ibu dan
mendoakan anaknya saat di kamar pulih
RAWAT GABUNG: Ibu bayi dirawat dalam satu
kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam.
Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain
kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau
empeng.
Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu
dikamar bersalin
Bayi pertama lahir, segera dikeringkan
secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya;
tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung
bayi dibersihkan, talipusat diikat
Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di
TENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan
KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan
mata bayi setinggi puting susu. Keduanya
diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk
merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting
sendiri
Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua,
berikan bayi pertama pada ayah. Ayah memeluk
bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah
seperti pada perawatan metoda kanguru.
Keduanya ditutupi baju ayah.
Bayi kedua lahir, segera dikeringkan
secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya;
tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung
bayi dibersihkan, talipusat diikat.
Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi,
bayi kedua ditengkurapkan di dada-perut ibu
dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Letakkan kembali bayi pertama didada ibu
berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan
kedua bayinya diselimuti. Bayi bayi dapat
diberi topi.
Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan
KULIT ibu selama PALING TIDAK SATU JAM; bila
menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap
biarkan kulit ibu bayi bersentuhan sampai
setidaknya 1 jam
Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi,
bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting
tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi.
Beri waktu 30 menit atau 1 jam lagi kulit
melekat pada kulit
RAWAT GABUNG BAYI :Ibu bayi dirawat
dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama
24 jam.
Berikan ASI saja tanpa minuman atau
makanan lain kecuali atas indikasi medis.
Tidak diberi dot atau empeng
Pemberian IMD paska persalinan
ternyata memberikan perbedaan
pendapat yang tajam antara orang
tua, dokter anak dan dokter
kandungan saat dalam ruang operasi.
Kelompok pertama
kelompok yang menggebu-gebu ingin
menyukseskan IMD khususnya paska operasi
sectio caesaria. Kelompok ini sangat dipengaruhi
oleh promosi yang menggebu-gebu tentang
kehebatan IMD.

Kelompok lain
Sebagian dokter yang masih menyangsikan
manfaat IMD karena fakta ilimiah berbasis buktinya
masih belum mendukung. Tetapi kelompok ini
terlalu kawatir berlebihan dengan efek samping
hipotermi saat IMD di ruang operasi.
kelompok terakhir

yang fleksibel. Bila berbeda pendapat,


kalau dokter kandungannya
menentang sebaiknya tidak diberi ASI
tetapi bagi orang tua atau dokter
kandungannya menginginkan IMD
tetap memberikannya.
Dalam keadaan itu ternyata menimbulkan
dilema khususnya bagi dokter anak yang
harus memutuskan diberi IMD atau tidak
paska persalinan sectio caesaria. Dokter
anak memasuki ruang perbedaan pendapat
antara keinginan orang tua, kemauan dokter
kandungan dan sikap dokter anak itu sendiri
Menyikapi kontroversi
Untuk menyikapi masalah dilematis seperti itu
sebaiknya institusi yang berwenang seperti
depkes, IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia),
POGI (Persatuan Obsetri Ginekologi) dan IDI
(Ikatan Dokter Indonesia) secara bersama
melakukan kajian ilmiah dan melakukan
rekomendasi bersama

Anda mungkin juga menyukai