Anda di halaman 1dari 48

KARAKTERISTIK PENDERITA VERTIGO

PERIFER YANG BEROBAT DIPOLIKLINIK


SARAF RSU ANUTAPURA PALU
TAHUN 2017

A Nurul Afiah Ali


13 777 036

Pembimbing
1. dr. Magdalena S, Sp.S
2. dr. Masita Muchtar

1
Latar Belakang
Kata vertigo berasal dari Yunani Vertere yang berarti
memutar. Vertigo perifer adalah gangguan vestibular yang
terjadi pada lesi di labirin dan nervus vestibularis yang
timbulnya lebih mendadak setelah perubahan posisi kepala,
dengan rasa berputar yang berat, disertai mual/muntah, dan
gangguan pendengaran.12,3,17

Lumbangtobing, S. Neurogeriatri. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2004.

Paola Gnerre, Management of vertigo: from evidence to clinical practice. Italia Journal of Medicine, 2015
volume 9: 180-192.

Kelompok Studi Vertigo Perdossi. Vertigo, Patofisiologi, Diagnosis dan Terapi. Malang. 2002)
2
Tabel 1. Angka kejadian Vertigo di Dunia

NO PENULIS TAHUN LOKASI Kejadian


2009-
1. Ja-Won Koo, et al Korea 16,70%
2010
Vetibular Disorder
2. 2010 Amerika 35%
Association

3. Griet, et al 2013 Jerman 30%

4. Griet, et al, Bissdorf 2013 Francis 48%

Ja-Won Koo, et al, 2009-2010.


Vestibular Disorder Association, 2010
Griet, et al, Bissdorf, 2013
3
Tabel 2. Angka kejadian Vertigo di Indonesia

NO PENULIS TAHUN LOKASI KEJADIAN

1 Eni Sumarliyah et al 2011 Surabaya 4,9%

2012-
2 Dinkes Malang 12%
2013

Eni Sumarliyah, et al 2011


Dinkes, 2012-2013
4
Tabel 3. Angka kejadian Vertigo di RSU
Anutapura Palu

TAHUN KEJADIAN

2013 480

2014 409

2015 458

Sumber: Buku Tahunan Angka Kejadian RSU Anutapura


5
Rumusan Masalah

Vertigo perifer adalah gangguan vestibuler yang berhubungan


dengan sistem tubuh yang lain, sehingga jika keseimbangan
terganggu maka kelainannya dapat menimbulkan gejala pada
sistem tubuh yang dampaknya berupa rasa mual dan muntah.

Ini merupakan keluhan nomor tiga paling sering di kemukakan


oleh penderita yang datang ke praktek umum dikarenakan
terganggunya persepsi gerakan seseorang yang sangat tidak
menyenangkan sehingga mengganggu aktivitas dalam
kesehariannya.
6
Insiden vertigo perifer masih tinggi berdasarkan
data RSU Anutapura Palu, maka perlu
memperhatikan faktor resiko berdasarkan
karakteristik dan distribusi dalam meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat khususnya pada
kasus penyakit vertigo perifer.

7
Pertanyaan Penelitian

Bagaimana distribusi karakteristik penderita


Vertigo perifer :

1. berdasarkan usia?

2. berdasarkan jenis kelamin?

3. berdasarkan pekerjaan?

4. berdasarkan riwayat diabetes melitus?

5. berdasarkan riwayat hipertensi?


8
Pertanyaan Penelitian

6. berdasarkan riwayat gangguan pendengaran?

7. berdasarkan riwayat trauma kapitis?

9
TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum
Untuk mengetahui distribusi dan karakteristik
penderita vertigo perifer yang berobat di
Poliklinik Saraf RSU Anutapura Palu tahun 2017

10
Tujuan Khusus

Untuk mengetahui distribusi karakteristik penderita


Vertigo perifer :
berdasarkan usia
berdasarkan jenis kelamin
berdasarkan pekerjaan
berdasarkan riwayat diabetes melitus
berdasarkan riwayat hipertensi
berdasarkan riwayat gangguan pendengaran
berdasarkan riwayat trauma kapitis

11
Kerangka Teori

12
Gangguan Pekerjaan Diabetes mellitus Hipertensi
Usia pendengaran

Jenis kelamin
Trauma kapitis

Sekresi renin
Perubahan berlebihan
degeneratif
epitel di suara(bising) Gangguan
dinding mikrosirkulasi
utrikulus dan
sakulus Komusio, Natrium
Kelainan kontusio dan
patologik pada labirin volume
Gangguan telinga luar, Merusak cairan
hormonal tengah,dalam epitel Disfungsi tubuh
cochlea epitel
membrane sensoris
di labirin vestibuler

Pelepasan Gangguan
otolith di labirin Terlepasnya
otolith

Pelepasan
otolith

Gangguan
fungsi vestibuler

Vertigo perifer 13
Kerangka Konsep

Usia

Karakteristik Jenis kelamin


demografi
Pekerjaan

Penderita Hipertensi
vertigo perifer

Diabetes melitus

Karakteristik Riwayat
penyakit Trauma kapitis
klinis

Gangguan
pendengaran14
DEFINISI OPERASIONAL

15
Penderita Vertigo perifer

Penderita vertigo perifer adalah penderita gangguan

vestibular yang terjadi pada lesi di labirin dan nervus

vestibularis yang timbulnya lebih mendadak setelah

perubahan posisi kepala, dengan rasa berputar yang berat,

disertai mual/muntah, dan gangguan pendengaran yang telah

didiagnosa oleh dokter saraf.

16
Usia

Yang dimaksud dengan Usia pada penelitian ini


adalah terhitung dari tahun pertama lahir hingga
sekarang (saat dilakukan penelitian), dengan melihat
kartu tanda penduduk atau identitas lainnya yang
kemudian data dicatat pada kuesioner yang akan
dicantumkan di digit pertama dari lembar kode
responden.

17
Kriteria objektif :

1)Kelompok remaja : 17 25 tahun

2)Kelompok dewasa : 26 45 tahun

3)Kelompok lansia : 46 65 tahun

4)Kelompok manula : 65 tahun

18
Jenis Kelamin
Yang dimaksud dengan jenis kelamin pada
penelitian ini dibedakan menjadi laki-laki dan
perempuan. Dapat dilihat langsung melalui
statusnya dan ditulis di kuesioner.

kriteria objektif :

1) Laki-laki

2) Perempuan

19
Pekerjaan
Yang dimaksudkan dengan pekerjaan pada penelitian ini adalah
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan setiap hari dengan paparan
lingkungan yang membuat bising pada pendengaran atau berisiko
terjadi gangguan keseimbangan dan ditulis dalam kuesioner.

Kriteria obyektif :

1. Ibu rumah tangga

2. PNS

3. Guru

4. Wiraswasta

5. Pelajar

6. Petani 20
Riwayat Diabetes Melitus

Yang dimaksud dengan penderita diabetes mellitus


dalam penelitian ini adalah responden yang
pernah didiagnosis penyakit diabetes mellitus
oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan GDS
200 mg/dL atau GDP 126 mg/dL yang
tercantum dalam rekam medik responden atau
dengan wawancara.
21
Kriteria objektif :

1. Iya : bila responden pernah didiagnosis oleh


dokter menderita diabetes melitus dan GDS
200 mg/dL atau GDP 126 mg/dL
2. Tidak : bila responden tidak pernah
didiagnosis oleh dokter menderita diabetes
melitus dan GDS 126 mg/dL atau GDP 200
mg/dL

22
Riwayat Hipertensi
Riwayat hipertensi Yang dimaksud pada penelitian
ini adalah responden yang telah didiagnosis
menderita hipertensi oleh dokter dengan Tekanan
darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg
atau yang sebelumnya telah meminum obat anti
hipertensi dengan Tekanan darah sistolik < 140 atau
diastolik < 90 mmHg yang diukur menggunakan
sphignomanometer menggunakan merek one med
dan ditulis pada case report.
23
Kriteria objektif :
1) Berisiko : Tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90

mmHg atau yang sebelumnya telah meminum obat anti hipertensi

dengan Tekanan darah sistolik < 140 atau diastolik < 90 mmHg

yang diukur menggunakan sphignomanometer dan ditulis pada case

report.

2) Tidak berisiko : Tekanan darah sistolik < 140 mmHg atau diastolik <

90 mmHg

24
Riwayat Trauma Kapitis
Yang dimaksud dengan penderita riwayat trauma kapitis dalam
penelitian ini adalah responden pernah mengalami benturan di kepala
atau pernah didiagnosis oleh dokter menderita trauma kapitis. Data
yang diperoleh dari wawancara dan catatan dokter atau resume medis,
yang diisi pada kuisioner.

1) Ya : bila responden pernah mengalami benturan di kepala dan pernah


didiagnosis oleh dokter menderita trauma kapitis

2) Tidak : bila responden tidak pernah mengalami benturan di kepala dan


tidak didiagnosis oleh dokter menderita trauma kapitis

25
Riwayat gangguan pendengaran
Yang dimaksud dengan penderita riwayat gangguan pendengaran
dalam penelitian ini adalah responden yang mengalami penurunan
pendengaran atau telinga berdenging. Data yang diperoleh dari wawancara
dan catatan dokter atau resume medis, yang diisi pada kuisioner.

Kriteria obyektif :

1) 1. Ya : bila responden pernah mengalami gangguan pendengaran dan


pernah didiagnosis oleh dokter.

2) Tidak: bila responden tidak pernah mengalami gangguan pendengaran.

26
Faktor risiko IRT
Yang dimaksud dengan faktor risiko ibu rumah tangga dalam
penelitian ini adalah responden yang mempunyai beberapa atau salah
satu faktor risiko sebagai berikut : riwayat hipertensi, riwayat diabetes
melitus, riwayat gangguan pendengaran dan riwayat trauma kapitis.
Data yang diperoleh dari wawancara dan catatan dokter atau resume
medis, yang diisi pada kuisioner dan case report

Kriteria obyektif :

1. Ada faktor risiko : bila responden mengalami salah satu faktor

risiko atau beberapa faktor risiko yang lainnya.

2. Tidak ada faktor risiko : bila responden tidak mengalami salah satu

atau beberapa dari faktor risiko. 27


METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian ini yaitu deskriptif bertujuan untuk


menjelaskan bagaimana distribusi dari karakteristik usia,
jenis kelamin, pekerjaan, riwayat hipertensi, riwayat
trauma kapitis, riwayat diabetes mellitus, dan riwayat
gangguan pendengaran pada pasien yang telah di
diagnosis menderita vertigo perifer dan datang berobat di
Poliklinik Saraf RSU Anutapura pada tahun 2017

28
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Waktu :
Dilakukan pada 25 Juli 25 September 2017

Tempat :

Di Poliklinik Saraf RSU Anutapura Palu, Provinsi


Sulawesi Tengah.

29
POPULASI DAN SUBYEK PENELITIAN
Populasi

Penderita yang dirawat jalan di Poliklinik saraf


dan telah di diagnosis dokter menderita vertigo
perifer oleh dokter di Poliklinik Saraf RSU
Anutapura Palu tahun 2017.

30
Subyek

Pasien dengan diagnosis vertigo perifer yang


datang berobat di Poliklinik Saraf RSU
Anutapura Palu Tahun 2017 dan memenuhi
kriteria peneltian/inklusi.

31
KRITERIA INKLUSI

Penderita rawat jalan vertigo perifer yang


telah di diagnosis oleh dokter spesialis saraf di
Poliklinik Bagian Neurologi RSU Anutapura
Palu.
Usia mulai dari umur 17 tahun.
Bersedia ikut dalam penelitian tanpa paksaan
setelah mendapatkan penjelasan.

32
KRITERIA EKSKLUSI
Penderita dengan Gangguan Vestibular
Campuran

33
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Consecutive sampling
Menggunakan data primer

Jumlah Sampel

n=

Total sampel 66 pasien


34
Prosedur Penelitian
Penderita vertigo perifer

Memenuhi Kriteria
Penelitian

Subyek Penelitian

Pengambilan Data
Pemeriksaan ditulis dalam kuisioner dan case
report

Pengumpulan Data

Analisa Data

Penulisan Hasil

Penyajian Hasil

35
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

Pengolahan data
SPSS Statistics
17,0

Analisa data

. Uji Deskriptif Kategorik

36
HASIL DAN PEMBAHASAN

37
Tabel 4. Distribusi Penderita Vertigo Perifer
Berdasarkan Karakteristik Demografi.
n Usia
Minimum 66 17 tahun
Maksimum 66 75 tahun

No Demografi Frekuensi Presentase %


1 Usia
1. Remaja akhir (18 25) 4 6,1
2. Dewasa (26 45) 16 24,2
3. Lansia (46 65) 33 50,0
4. Manula (>65) 13 19,7
Total 66 100,0
2 Jenis Kelamin
1. Laki laki 23 34,8
2. Perempuan 43 65,2
Total 66 100,0
3 Pekerjaan
1. Ibu rumah tangga 26 39,4
2. PNS 15 22,7
3. Guru 6 9,1
4. Wiraswasta 14 21,2
5. Pelajar 3 4,5
6. Petani 2 3,0 38
Total 66 100,0
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Danu Ihyar Febriyanto di RSUD Sukoharjo di Surakarta
pada tahun 2010 dimana didapatkan usia terbanyak
pada usia 40 sampai 50 tahun sekitar 50%.
Hal ini sejalan dengan penelitian Newman HK, Toker DE,
Cannon LM, et al di Italia journal of medicine pada tahun
2015 didapatkan 0,9% pada perempuan dan 0,7% pada
laki-laki.
Hal ini sejalan dengan penelitian Eni Sumarliyah di RS
SITI KHADIJAH pada tahun 2011 yang mendapatkan
hasil dari 28 orang responden yang diteliti dari 28
responden sebanyak 6 orang (21,4%) tidak bekerja, 16
orang (57,1%) swasta, dan 6 orang (21,4%) PNS.

39
Tabel 5. Distribusi Penderita Vertigo perifer
Berdasarkan Gambaran Klinis.
No Gambaran Klinis Frekuensi Presentase %
1 Riwayat Hipertensi
1. Ada 28 42,4
2. Tidak ada 38 57,6
Total 66 100,0
2 Riwayat Trauma kapitis
1. Ada 21 31,8
2. Tidak ada 45 68,2
Total 66 100,0
3 Riwayat Diabetes melitus
1. Ada 14 21,2
2. Tidak ada 51 78,8
Total 66 100,0
4 Riwayat Gangguan Pendengaran
1. Ada 20 30,3
2. Tidak ada 46 69,7
40
Total 66 100,0
Hal ini sejalan dengan penelitian amalyah yang dilaksanakan
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada pasien normotensi
sebanyak 35% mengalami gangguan keseimbangan.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Agrawal et al pada


tahun 2009 melaporkan prevalensi disfungsi vestibuler pada
penderita diabetes melitus sebanyak 35,4%.

Hal ini sejalan dengan penelitian Benjamin E Screiber,dkk


didapatkan disfungsi vestibuler perifer terkait gangguan
pendengaran sebanyak 30%.

41
Tabel 6. Persentase distribusi Penderita Vertigo perifer
Berdasarkan faktor risiko pada Ibu rumah tangga

Faktor Risiko Frekuensi Presentase


%
1. Ada 18 69,24
2. Tidak ada 8 30,76
Total 26 100,0

42
Tabel 7. Persentase distribusi Penderita Vertigo perifer
Berdasarkan usia dilihat dari pekerjaan, riwayat trauma
kapitis, riwayat hipertensi, riwayat diabetes melitus,
dan riwayat dan gangguan pendengaran
R. HT R. DM R. TC R. GP

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak


Usia

n=0 n=4 n=0 n=4 n=4 n=0 n=1 n=3


- Kelompok remaja 0 100 0 100 100 0 25 75
(17 25 tahun)

- Kelompok dewasa n=4 n=12 n=1 n=15 n=6 n=10 n=5 n=11
25 75 6,3 93,8 37,5 62,5 31,3 68,8
(26 45 tahun)

- Kelompok lansia
n=19 n=14 n=11 n=22 n=7 n=26 n=11 n=22
(46 65 tahun) 57,6 42,4 33,3 66,7 21,2 78,8 33,3 66,7

- Kelompok manula 65 tahun


n=5 n=8 n=2 n=11 n=4 n=9 n=3 n=10
38,5 61,5 15,4 84,6 30,8 69,2 23,1 76,9

Total n=28 n=38 n=14 n=52 n=21 n=45 n=20 n=46


42,4 57,6 21,2 78,8 31,8 68,2 30,3 69,7

43
KESIMPULAN
Distribusi Penderita Vertigo perifer berdasarkan:
1. Usia terbanyak penderita vertigo perifer yang berobat di
Poliklinik Saraf RSU Anutapura Palu adalah kelompok usia
lansia (46 65 tahun) sebanyak 50%.
2. Perempuan adalah penderita vertigo perifer terbanyak
yang berobat di Poliklinik Saraf RSU Anutapura Palu
sebanyak 65,2%.
3. Ibu rumah tangga adalah penderita vertigo perifer
terbanyak yang berobat di Poliklinik Saraf RSU Anutapura
Palu sebanyak 39,4%.
4. Penderita vertigo perifer terbanyak yang berobat di
Polikinik Saraf RSU Anutapura Palu adalah penderita yang
tidak memiliki riwayat hipertensi sebanyak 57,6%.
44
5. Penderita vertigo perifer terbanyak yang
berobat di Poliklinik Saraf RSU Anutapura
Palu adalah penderita yang tidak memiliki
riwayat trauma kapitis sebanyak 68,2%.
6. Penderita vertigo perifer terbanyak yang
berobat di Poliklinik Saraf RSU Anutapura
Palu adalah penderita yang tidak memiliki
riwayat diabetes melitus sebanyak 78,8%.
7. Penderita vertigo perifer terbanyak yang
berobat di Poliklinik Saraf RSU Anutapura
Palu adalah penderita yang tidak memiliki
riwayat gangguan pendengaran sebanyak
69,7%.

45
SARAN
Karena pada penelitian ini harus
menggunakan beberapa variabel saja,
maka peneliti selanjutnya diharapkan
mampu melakukan penelitian lanjutan
dengan menambah dan melengkapi
variabel-variabel yang belum digunakan
dalam penelitian ini.

46
Penulis menyarankan pada penderita hipertensi dengan vertigo
perifer untuk mengubah ke pola hidup sehat khususnya pada
kelompok usia 46-65 tahun (lansia) atau di mulai dari usia dini untuk
mengontol tekanan darah sedangkan pada penderita trauma kapitis
khususnya pada usia produktif (17-39 tahun) perlu disosialisasikan
mengenai cara menghindari cedera kepala ringan dan bagi
penderita disarankan melakukan pengobatan teratur di fasilitas
kesehatan untuk menghindari terjadinya vertigo perifer dan penyakit
komplikasi lainnya.
Penulis menyarankan bagi instansi kesehatan sebagai bahan
promosi kesehatan bahwa orang yang menderita vertigo perifer
dapat menghindari faktor resiko berdasarkan karakteristik dan
distribusi untuk masyarakat setempat dalam meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat khususnya pada kasus penyakit vertigo
perifer dengan melakukan penyuluhan tentang karakteristik vertigo
perifer yang membuat terganggunya aktivitas keseharian pada
penderita.

47
Terima Kasih

48

Anda mungkin juga menyukai