Pembimbing
1. dr. Magdalena S, Sp.S
2. dr. Masita Muchtar
1
Latar Belakang
Kata vertigo berasal dari Yunani Vertere yang berarti
memutar. Vertigo perifer adalah gangguan vestibular yang
terjadi pada lesi di labirin dan nervus vestibularis yang
timbulnya lebih mendadak setelah perubahan posisi kepala,
dengan rasa berputar yang berat, disertai mual/muntah, dan
gangguan pendengaran.12,3,17
Paola Gnerre, Management of vertigo: from evidence to clinical practice. Italia Journal of Medicine, 2015
volume 9: 180-192.
Kelompok Studi Vertigo Perdossi. Vertigo, Patofisiologi, Diagnosis dan Terapi. Malang. 2002)
2
Tabel 1. Angka kejadian Vertigo di Dunia
2012-
2 Dinkes Malang 12%
2013
TAHUN KEJADIAN
2013 480
2014 409
2015 458
7
Pertanyaan Penelitian
1. berdasarkan usia?
3. berdasarkan pekerjaan?
9
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Untuk mengetahui distribusi dan karakteristik
penderita vertigo perifer yang berobat di
Poliklinik Saraf RSU Anutapura Palu tahun 2017
10
Tujuan Khusus
11
Kerangka Teori
12
Gangguan Pekerjaan Diabetes mellitus Hipertensi
Usia pendengaran
Jenis kelamin
Trauma kapitis
Sekresi renin
Perubahan berlebihan
degeneratif
epitel di suara(bising) Gangguan
dinding mikrosirkulasi
utrikulus dan
sakulus Komusio, Natrium
Kelainan kontusio dan
patologik pada labirin volume
Gangguan telinga luar, Merusak cairan
hormonal tengah,dalam epitel Disfungsi tubuh
cochlea epitel
membrane sensoris
di labirin vestibuler
Pelepasan Gangguan
otolith di labirin Terlepasnya
otolith
Pelepasan
otolith
Gangguan
fungsi vestibuler
Vertigo perifer 13
Kerangka Konsep
Usia
Penderita Hipertensi
vertigo perifer
Diabetes melitus
Karakteristik Riwayat
penyakit Trauma kapitis
klinis
Gangguan
pendengaran14
DEFINISI OPERASIONAL
15
Penderita Vertigo perifer
16
Usia
17
Kriteria objektif :
18
Jenis Kelamin
Yang dimaksud dengan jenis kelamin pada
penelitian ini dibedakan menjadi laki-laki dan
perempuan. Dapat dilihat langsung melalui
statusnya dan ditulis di kuesioner.
kriteria objektif :
1) Laki-laki
2) Perempuan
19
Pekerjaan
Yang dimaksudkan dengan pekerjaan pada penelitian ini adalah
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan setiap hari dengan paparan
lingkungan yang membuat bising pada pendengaran atau berisiko
terjadi gangguan keseimbangan dan ditulis dalam kuesioner.
Kriteria obyektif :
2. PNS
3. Guru
4. Wiraswasta
5. Pelajar
6. Petani 20
Riwayat Diabetes Melitus
22
Riwayat Hipertensi
Riwayat hipertensi Yang dimaksud pada penelitian
ini adalah responden yang telah didiagnosis
menderita hipertensi oleh dokter dengan Tekanan
darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg
atau yang sebelumnya telah meminum obat anti
hipertensi dengan Tekanan darah sistolik < 140 atau
diastolik < 90 mmHg yang diukur menggunakan
sphignomanometer menggunakan merek one med
dan ditulis pada case report.
23
Kriteria objektif :
1) Berisiko : Tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90
dengan Tekanan darah sistolik < 140 atau diastolik < 90 mmHg
report.
2) Tidak berisiko : Tekanan darah sistolik < 140 mmHg atau diastolik <
90 mmHg
24
Riwayat Trauma Kapitis
Yang dimaksud dengan penderita riwayat trauma kapitis dalam
penelitian ini adalah responden pernah mengalami benturan di kepala
atau pernah didiagnosis oleh dokter menderita trauma kapitis. Data
yang diperoleh dari wawancara dan catatan dokter atau resume medis,
yang diisi pada kuisioner.
25
Riwayat gangguan pendengaran
Yang dimaksud dengan penderita riwayat gangguan pendengaran
dalam penelitian ini adalah responden yang mengalami penurunan
pendengaran atau telinga berdenging. Data yang diperoleh dari wawancara
dan catatan dokter atau resume medis, yang diisi pada kuisioner.
Kriteria obyektif :
26
Faktor risiko IRT
Yang dimaksud dengan faktor risiko ibu rumah tangga dalam
penelitian ini adalah responden yang mempunyai beberapa atau salah
satu faktor risiko sebagai berikut : riwayat hipertensi, riwayat diabetes
melitus, riwayat gangguan pendengaran dan riwayat trauma kapitis.
Data yang diperoleh dari wawancara dan catatan dokter atau resume
medis, yang diisi pada kuisioner dan case report
Kriteria obyektif :
2. Tidak ada faktor risiko : bila responden tidak mengalami salah satu
28
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Waktu :
Dilakukan pada 25 Juli 25 September 2017
Tempat :
29
POPULASI DAN SUBYEK PENELITIAN
Populasi
30
Subyek
31
KRITERIA INKLUSI
32
KRITERIA EKSKLUSI
Penderita dengan Gangguan Vestibular
Campuran
33
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Consecutive sampling
Menggunakan data primer
Jumlah Sampel
n=
Memenuhi Kriteria
Penelitian
Subyek Penelitian
Pengambilan Data
Pemeriksaan ditulis dalam kuisioner dan case
report
Pengumpulan Data
Analisa Data
Penulisan Hasil
Penyajian Hasil
35
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA
Pengolahan data
SPSS Statistics
17,0
Analisa data
36
HASIL DAN PEMBAHASAN
37
Tabel 4. Distribusi Penderita Vertigo Perifer
Berdasarkan Karakteristik Demografi.
n Usia
Minimum 66 17 tahun
Maksimum 66 75 tahun
39
Tabel 5. Distribusi Penderita Vertigo perifer
Berdasarkan Gambaran Klinis.
No Gambaran Klinis Frekuensi Presentase %
1 Riwayat Hipertensi
1. Ada 28 42,4
2. Tidak ada 38 57,6
Total 66 100,0
2 Riwayat Trauma kapitis
1. Ada 21 31,8
2. Tidak ada 45 68,2
Total 66 100,0
3 Riwayat Diabetes melitus
1. Ada 14 21,2
2. Tidak ada 51 78,8
Total 66 100,0
4 Riwayat Gangguan Pendengaran
1. Ada 20 30,3
2. Tidak ada 46 69,7
40
Total 66 100,0
Hal ini sejalan dengan penelitian amalyah yang dilaksanakan
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada pasien normotensi
sebanyak 35% mengalami gangguan keseimbangan.
41
Tabel 6. Persentase distribusi Penderita Vertigo perifer
Berdasarkan faktor risiko pada Ibu rumah tangga
42
Tabel 7. Persentase distribusi Penderita Vertigo perifer
Berdasarkan usia dilihat dari pekerjaan, riwayat trauma
kapitis, riwayat hipertensi, riwayat diabetes melitus,
dan riwayat dan gangguan pendengaran
R. HT R. DM R. TC R. GP
- Kelompok dewasa n=4 n=12 n=1 n=15 n=6 n=10 n=5 n=11
25 75 6,3 93,8 37,5 62,5 31,3 68,8
(26 45 tahun)
- Kelompok lansia
n=19 n=14 n=11 n=22 n=7 n=26 n=11 n=22
(46 65 tahun) 57,6 42,4 33,3 66,7 21,2 78,8 33,3 66,7
43
KESIMPULAN
Distribusi Penderita Vertigo perifer berdasarkan:
1. Usia terbanyak penderita vertigo perifer yang berobat di
Poliklinik Saraf RSU Anutapura Palu adalah kelompok usia
lansia (46 65 tahun) sebanyak 50%.
2. Perempuan adalah penderita vertigo perifer terbanyak
yang berobat di Poliklinik Saraf RSU Anutapura Palu
sebanyak 65,2%.
3. Ibu rumah tangga adalah penderita vertigo perifer
terbanyak yang berobat di Poliklinik Saraf RSU Anutapura
Palu sebanyak 39,4%.
4. Penderita vertigo perifer terbanyak yang berobat di
Polikinik Saraf RSU Anutapura Palu adalah penderita yang
tidak memiliki riwayat hipertensi sebanyak 57,6%.
44
5. Penderita vertigo perifer terbanyak yang
berobat di Poliklinik Saraf RSU Anutapura
Palu adalah penderita yang tidak memiliki
riwayat trauma kapitis sebanyak 68,2%.
6. Penderita vertigo perifer terbanyak yang
berobat di Poliklinik Saraf RSU Anutapura
Palu adalah penderita yang tidak memiliki
riwayat diabetes melitus sebanyak 78,8%.
7. Penderita vertigo perifer terbanyak yang
berobat di Poliklinik Saraf RSU Anutapura
Palu adalah penderita yang tidak memiliki
riwayat gangguan pendengaran sebanyak
69,7%.
45
SARAN
Karena pada penelitian ini harus
menggunakan beberapa variabel saja,
maka peneliti selanjutnya diharapkan
mampu melakukan penelitian lanjutan
dengan menambah dan melengkapi
variabel-variabel yang belum digunakan
dalam penelitian ini.
46
Penulis menyarankan pada penderita hipertensi dengan vertigo
perifer untuk mengubah ke pola hidup sehat khususnya pada
kelompok usia 46-65 tahun (lansia) atau di mulai dari usia dini untuk
mengontol tekanan darah sedangkan pada penderita trauma kapitis
khususnya pada usia produktif (17-39 tahun) perlu disosialisasikan
mengenai cara menghindari cedera kepala ringan dan bagi
penderita disarankan melakukan pengobatan teratur di fasilitas
kesehatan untuk menghindari terjadinya vertigo perifer dan penyakit
komplikasi lainnya.
Penulis menyarankan bagi instansi kesehatan sebagai bahan
promosi kesehatan bahwa orang yang menderita vertigo perifer
dapat menghindari faktor resiko berdasarkan karakteristik dan
distribusi untuk masyarakat setempat dalam meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat khususnya pada kasus penyakit vertigo
perifer dengan melakukan penyuluhan tentang karakteristik vertigo
perifer yang membuat terganggunya aktivitas keseharian pada
penderita.
47
Terima Kasih
48