Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium
dalam darah dibawah 3.5 mEq/L yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah kalium total di tubuh atau adanya gangguan Definisi perpindahan ion kalium ke sel-sel. Nilai dewasa normal untuk kalium 3,5-5 mEq / L. Asupan kalium yang kurang Pengeluaran kalium yang berlebihan melalui saluran cerna atau Etiologi ginjal atau keringat Kalium masuk kedalam sel Hipokalemia moderat didefinisikan sebagai kadar serum antara Derajat 2,5--3 mEq/L, sedangkan hipokalemia berat didefinisikan sebagai hipokalemia kadar serum < 2,5 mEq/L. Hipokalemia yang < 2 mEq/L biasanya sudah disertai kelainan jantung dan mengancam jiwa. CNS dan neuromuskular Lelah, tidak enak badan. Pernapasan Otot-otot pernapasan lemah, napas dangkal (lanjut) Saluran cerna Gejala klinis Menurunnya motilitas usus besar, anoreksia, mual muntah. hipokalemia Kardiovaskuler Hipotensi postural, disritmia, perubahan pada EKG. Ginjal Poliuria,nokturia. Pada keadaan normal, hipokalemia akan menyebabkan eksresi kalium melalui ginjal turun hingga <25 meq/hr sedang eksresi kalium dalam urin >40 meq/hr menandakan adanya pembuangan kalium berlebihan melalui ginjal. Ekskresi kalium yg rendah melalui ginjal dengan disertai asidosis metabolik pertanda→pembuangan berlebihan pada saluran cerna. Ekskresi kalium yg berlebihan melalui ginjal dengan disertai asidosis
Diagnostik metabolik pertanda adanya ketoasidosis diabetik/ adanya Renal tubular
acidosis baik distal atau proksimal. Ekskresi kalium dalam urin rendah disertai alkalosis metabolik pertanda muntah kronik atau pemberian diuretik lama. Ekskresi kalium dalam urin tinggi disertai alkalosis metabolik dan tek.darah rendah oertanda sindroma bartter. Ekskresi kalium dalam urin tinggi disertai alkalosis metabolik dan tek.darah tinggi pertanda hiperaldosteronisme primer. Kalium klodrida dapat diberikan secara intravena untuk pasien yang tidak dapat makan atau sebagai tambahan terapi oral pada pasien dengan hipokalemia simtomatik berat. Pada sebagian besar pasien, kalium intravena diberikan sebagai tambahan cairan infus dengan konsentrasi 20-40 mEq per liter cairan lewat vena perifer. Cairan salin lebih direkomendasikan daripada dekstrosa, oleh karena Terapi pemberian dekstrosa akan menyebabkan penurunan kadar kalium transien sebesar 0,2-1,4 mEq/L. Efek ini dapat menginduksi aritmia intravena pada pasien-pasien dengan risiko seperti pemakaian digitalis dan diperantarai oleh pelepasan insulin akibat dekstrosa, yang akan mendorong kalium ke dalam sel dengan meningkatkan aktivitas pompa Na-K-ATPase selular. Pada pasien yang tidak dapat menoleransi jumlah cairan besar, larutan dengan konsentrasi lebih tinggi (200-400 mEq/L) dapat diberikan lewat vena-vena besar apabila pasien tersebut mengalami hipokalemia berat. 1) Potassium deficit in mmol is calculated as given below:
Kdeficit (mmol) = (Knormal lower limit - Kmeasured) x kg body weight x 0.4
for example, if the weight is 70 kg: Kdeficit (mmol) = (3,5 - 1,8) x 70 kg x 0.4 = 47,6 mmol
Koreksi 2) Daily potassium requirement is around 1 mmol/Kg body weight.
Hipokalemia 1x 70 kg = 70 mmol
3) 13.4 mmol of potassium found in 1 g KCl.
Total requirement = 47,6+70 = 117,6 mmol = (117,6/13.4) = 8,77 g KCl Jika kadar serum > 2 mEq/L, maka kecepatan pemberian kalium Kecepatan adalah 10 mEq/jam dan maksimal 20 mEq/jam untuk mencegah terjadinya hiperkalemia. Pada anak, 0,5—1 mEq/kg/dosis dalam 1 Pemberian jam.
Kalium Pada kadar < 2 mEq/L, bisa diberikan kecepatan 40 mEq/jam
melalui vena sentral dan monitoring ketat di ICU. KCl tidak boleh Intravena dilarutkan dalam larutan dekstrosa karena justru mencetuskan hipokalemia lebih berat.