1.Evidence of illness
2.History of contact
3.Positive tuberculin test
4.Characteristic x-ray
Basis of a diagnosis
1.Based on sign and
symptoms
2.Clinical examination
3.Designed for prognostication
4.Determined by probability
Components of a
diagnosis
1.Site and type of disease
2.Bacteriologic status
3.Previous activity
4.Previous treatment
Penyakit TB Post Primer
- Adalah bentuk TB yang lebih sering
- Bentuk yg infektius
- Mulai dari segmen posterior lobus superior
segmen superior lobus inferior
Ro: terlihat di area upper posterior
- Gx Klinis : - demam
- keringat malam
- BB <
- Batuk > 3 minggu , produktif
- hemoptisis mengancam (±)
- No chest X-ray pattern is absolutely
typical of TB
-10-15% of culture-positive TB patients not
diagnosed by X-ray
-40% patients diagnosed as having TB on
the basis
of X-ray alone do not have active TB
-Classical radiograph appearance:
infiltration, cavitation, fibrosis with
traction,
Diagnosis Radiologi :
. Lesi minimal : satu apex
. Advanced : > 1 lobus, kadang >
1paru
. Infiltrat, noduler pada zona atas
. Cavitas: 1 @ > ; kecil-besar; cairan
(±)
(air fluid level (+)); dinding
tipis
. Zona medium @ anterior khas TB
+ DM
. Nodul soliter (DD: tumor)
. Sembuh scar / fibrotik
Perjalanan Alamiah TB yang
Tidak diobati :
1.Batuk Darah
2.Pneumothorax spontan (paru kolaps
ok kerusakan jaringan)
3.Bronkhiektasis, Fibrosis (merup.
Akibat TB Paru yg luas )
4.Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cor
Pulmonale Chronocum)
Pengaruh Infeksi HIV :
Ulangi Periksa
Sputum SPS
Mendukung Roentgen
TB ( - )
New + or - -
Previously treated :
Relaps + Cured
Failure + Treatment completed
Default + Treatment failed
-Strategi DOTS:
1.Komitmen pemerintah utk
menanggulangi TB
2.Penemuan kasus dgn pem.riak.
3.Pemberian OAT yg diawasi langsung.
4.Penyediaan obat secara teratur.
5.Monitoring serta pencatatan dan
pelaporan.
-MDR-TB: Kekebalan thd sekurang-kurangnya
INH dan Rifampicin secara bersama-sama ±
OAT lini pertama yan lain.
-XDR-TB: Selain MDR-TB, juga terjadi
kekebalan thd salah satu obat gol
fluorokuinolon sebagai OAT lini kedua dan
sedikitnya salah satu dari OAT injeksi lini
kedua (Kapreomicin, Kanamicin dan
Amikasin)
-TDR-TB: (=Super XDR-TB): resisten thd
seluruh OAT lini pertama (INH,R,E,SM,PZA)
dan OAT lini kedua (Amikasin, Kapreomicin,
WHO guidelines:
Kelompok/Group Nama obat
(berdasarkan potensi
dan efikasinya)
Kelompok I PZA, Ethambutol
Kelompok II Obat injeksi bersifat bakterisidal:
Kanamicin @ Amikacin (Jika alergi
digunakan: Kapreomicin, Viomicin)
Kelompok III Fluorokuinolon, obat bakterisidal tinggi:
Levo, Moxi, Ofloxacin
Kelompok IV Obat bakteriostatik lini kedua, PAS,
Ethionamide, Protionamid dan
Sikloserin
Kelompok V Obat yg belum jelas efekasinya:
Amox+As.Klafulanat, Makrolide
baru:Klaritromicin) dan Linezolid.
Tahap Obat yg digunakan
1 Gunakan obat dari lini pertama yg manapun yg
masih menunjukkan efikasi
2 Tambahkan obat diatas dgn salah satu golongan
obat injeksi berdasarkan hasil uji sensitivitas dan
riwayat pengobatan
3 Tambahkan obat-obat diatas dgn salah satu obat
golongan fluorokuinolon
4 Tambahkan obat-obat tsb diatas dgn salah satu
atau lebih dari golongan IV sampai sekurang-
kurangnya sdh tersedia 4 obat yg mungkin efektif
5 Pertimbangkan menambahkan sekurang-
kurangnya 2 obat dari golongan V (Melalui proses
konsultasi dgn pakar MDR-TB) apabila dirasakan
belum ada 4 obat yg efektif dari golongan I sampai
IV
Penderita Khusus Tatalaksana Pengobatan TB
1. TB + Kehamilan Prinsip: Tx TB pd kehamilan tdk berbeda dengan
Tx TB pd umumnya. WHO:Hampir semua OAT
aman utk kehamilan kecuali S (permanent
ototoxic) dan menembus barier plasenta
6. TB + Kelainan Hati Kronik Curiga ggn Fungsi Hati (+): cek Faal Hati.
SGOT dan SGPT > 3 x N: OAT tdk diberi.
< 3 xN: Tx dpt dilaksanakan & diteruskan
(pengawasan ketat)
Kelainan Hati (+): Z tdk boleh diberikan.
Panduan OAT anjuran:
2RHES/6RH atau 2HES/10HE
7. TB + Gagal Ginjal H,R dan Z dapat diekskresi melalui empedu dan dpt
dicerna menjadi senyawa yg tdk toxic.
S dan E diekskresi melalui ginjal-(dihindarkan)
Bila fasilitas pemantauan fungsi ginjal (+): dpt diberi
dgn dosis sesuai fungsi ginjal.
Panduan anjuran: 2HRZ/4HR
8. TB + DM DM harus dikontrol. R dpt mengurangi efektifitas
OAD (Sulfonil Urea), dosis OAD perlu di +
Insulin dpt digunakan selama pengobatan dgn
OAT, setelah selesai diteruskan dgn OAD oral.
DM sering terjadi retinopathy DM, hati-hati
pemberian E, memperberat kelainan.