Anda di halaman 1dari 62

KONSEP DASAR

KEPERAWATAN JIWA
Oleh Rahmat Sudiyat
rahmat_sudiyat@yahoo.com
Pengertian Kesehatan Jiwa
• Kesehatan Jiwa bukan hanya tidak ada gangguan
jiwa melainkan megandung berbagai karakteristik
yang positif menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadiannya (WHO)
• Kesehatan Jiwa adalah keadaan struktur
kepribadian individu relatif stabil dalam
berinteraksi dengan lingkungan dan mampu
menahan stress yang berasal dari lingkungan
sesuai dengan kapasitasnya (Marmor : Jeanette L,
1980:519)
 Kesehatan Jiwa adalah kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik,
mental, dan spiritual seseorang
secara optimal serta selaras dengan
perkembangan orang lain, yang
memungkinkan orang tersebut hidup
produktif secara sosial dan
ekonomis.
 Orang Dengan Gangguan Jiwa yang
selanjutnya disingkat ODGJ adalah seseorang
yang mengalami gangguan jiwa yang
ditetapkan oleh dokter spesialis kedokteran
jiwa, psikolog klinis, atau dokter umum,
berdasarkan kriteria diagnostik
 PPDGJI III
Gangguan Jiwa
 Gangguan Jiwa adalah kondisi gangguan dalam
pikiran, perilaku dan suasana perasaan yang
termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala
dan/atau perubahan perilaku yang bermakna dan
dapat menimbulkan penderitaan atau hambatan
dalam menjalankan fungsi orang tersebut sebagai
manusia.
Upaya Kesehatan Jiwa
 Upaya Kesehatan Jiwa adalah serangkaian kegiatan
yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu,
dan berkesinambungan bagi perorangan, keluarga,
dan masyarakat melalui upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif.
Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya kesehatan jiwa ditujukan untuk menjamin
setiap orang dapat menikmati kehidupan kejiwaan
yang sehat,bebas dari ketakutan, tekanan, dan
gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan
jiwa. (Uu Kes. No. 36/2009)
• A mind that grows and adjust, is in control, and is
free of serious stress. Kondisi jiwa seseorang yang
terus tumbuh berkembang dan mempertahankan
keselarasan, dalam pengendalian diri serta terbebas
dari stress yg serius (Rosdahl, Texbook of Basic
Nursing, 1999:58)
 a. Keadilan;
 b. Perikemanusiaan;
 c. Manfaat;
 d. Transparansi;
 e. Akuntabilitas;
 f. Komprehensif;
 g. Pelindungan; dan
 h. Non-diskriminasi.
Factors that may contribute to
mental illness
 The individual must be studied as totality, as he is
engeged with the varying degreea of succes in
adjusting to his enviroment and as his enviroment
effect him.
 No single set of facts can be considered separaty
when seeking together if the behavior of any
indiviadual is to be understood.
Factors that may contribute to mental
illness
1. Genetic Factors
 Exp : Skizofrenia :
HUBUNGAN KEJADIAN (%)
Anak lain bapak/ibu 1 (Saanin)
Sebapak seibu 7
Orang Tua 9.2

Anak sebapak-seibu klg 14.7


Kembar dua telur 14.7
Kembar satu telur 85.5 (Kallman)
Factors that may contribute to mental
illness
 Polulasi :
POPULATION INCIDENCE (%)
General Population 1
Non twin sibling of SR parent 8
Child + one SR parent 12

Dizygotic twin of a SR parent 12


Child of 2 SR parent 40
Monozygotic twin of SR parent 47
Epidemologi :
 1. SR : Eropa – Asia 0.2% - 1%
Indonesia 0.055 – 0.15%
Laki-laki = Perempuan
Keluarga SR > Klg Non SR
 2. Gangguan Afektif ;
Unipolar ; P 20%, L 10%
Bipolar ; P = L = 1%
 3. Psikogenik
Eropa – Asia 0.2 – 1%
Indonesia 0.05 -0.15%
Factors that may contribute to mental
illness
2. Organic Factors : Ca/Tumor, Trauma,
Biokimiawi/obat-obatan, NAFZA
Faktor Organik
Bagian-Bagian Otak

Otak Belakang terletak di dasar kepala, terdiri dari


empat bagian fungsional, yaitu medulla oblongata,
pons, bentuk reticular (reticular formation), dan
cerebellum.
Bagian-Bagian Otak
Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang
belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan
badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol
funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi
darah, pernafasan, dan pencernaan.
Pons merupakan ‘’stasiun pemancar’’ yang mengirimkan
data ke pusat otak bersama dengan formasi reticular.
Ponslah yang menentukan apakah kita terjaga atau
tertidur.
Formasi Reticular memiliki peranan penting dalam
pengaturan gerakan dan perhatian Anda. Formasi
reticular seolah-olah berfungsi untuk ‘’mengaktifkan’’
bagian lain dalam otak.
Bagian-Bagian Otak

Selain bagian-bagian yang telah disebutkan tadi,


ada juga bagian yang dinamakan cerebellum
dengan banyak lilitannya.
Cerebellum disebut juga otak kecil yang
berkerut sehingga hampir seperti otak besar
(otak secara keseluruhan).
Cerebellum

Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis


otak. Tapi, sebenarnya fungsi tersebut perlu
‘’dipelajari’’ dan dilatih, seperti keseimbangan
dan koordinasi.
Misalnya saat berjalan, apabila jalan yang kita
lalui sudah biasa dilewati, maka tanpa
berpikirpun, kita sudah bisa sampai ditujuan.
Itulah salah satu kegunaan cerebellum, yang
berfungsi sebagai kendali/ control atas
gerakan kita.
Bagian-Bagian Otak

Otak Tengah merupakan pusat saraf dalam lingkup kecil.


Otak tengah adalah lanjutan dari formasi reticular dan
merespon pendengaran dan penglihatan (seperti gerak
mata).
Otak tengah tampaknya lebih ‘’penting’’ fungsinya pada
hewan mamalia daripada manusia, karena pada
manusia yang lebih dominan digunakan adalah otak
depan.
Otak tengah
Otak tengah adalah bagian terbesar pada otak.
Bagiannya yang paling utama adalah korteks
yang mengandung kurang lebih 10 miliar saraf
dan terletak pada lapisan luar otak.
Otak tengah juga merupakan ‘’puncak’’
fungsional otak yang respon terhadap fungsi
yang ‘’lebih rumit’’, tindakan sengaja, dan
kesadaran.
Adapun bagian-bagian penting otak depan
adalah thalamus, hypothalamus, dan system
limbic.
Bagian-Bagian Otak

Thalamus terdiri dari sejumlah pusat saraf dan


berfungsi sebagai ‘’tempat penerimaan’’ untuk
sensor data dan sinyal-sinyal motorik.
Contohnya untuk mengirim data dari mata dan
telinga menuju bagian yang tepat dalam
korteks.
Hypothalamus
Hypothalamus berfungsi untuk mengontrol
nafsu makan dan syahwat dan mengatur
kepentingan biologis lainnya.
Hypothalamus, thalamus, otak tengah, dan otak
belakang (tidak termasuk cerebellum)
bersama-sama membentuk apa yang disebut
‘’tangkai/batang’’ otak (the brain stem).
Batang otak

Batang otak berfungsi untuk mengatur seluruh


proses kehidupan yang mendasar.
Jika batang otak tersebut kekurangan aktivitas
(kurang dirangsang), maka menurut psikiater
akan menyebabkan brain death atau
kelumpuhan otak.
Bagian-Bagian Otak

Di antara pusat otak dan korteks terletak system


limbic (limbic berasal dari bahasa Latin yang
berarti batas). Anatomi system limbic ini hampir
seperti hypothalamus. System limbic
memungkinkan kita mengontrol insting/naluri kita.
Misalnya, kita tidak serta merta memukul
seseorang yang tidak sengaja menginjak kaki kita.
System limbic

System limbic terdiri dari tiga bagian utama, yaitu


amygdala dan septum yang berfungsi mengontrol
kemarahan, agresi, dan ketakutan, serta
hippocampus yang penting dalam merekam
memori baru.
Lanjutan…..

Korteks (korteks cerebral) adalah helaian saraf yang


tebalnya kurang dari 5 mm, tapi luas bagiannya
mencapai 155 cm. korteks menyusun 70 persen
bagian otak. Lipatan korteks yang erat kaitannya
dengan tengkorak manusia membuat otak tampak
berkerut. Saraf dalam korteks memproses data.
Warna korteks kelabu (inilah alasan mengapa
korteks diistilahkan dengan ‘’benda/zat kelabu’’ –
the grey mater).
Korteks pun secara luas berhubungan satu sama
lain (dengan bagian dalam otak).
Lanjutan……

Jaringan panjang yang menghubungkan bagian-


bagian terpisah (secara luas) pada otak tersusun
dari saraf yang tertutup penyekat berlemak yang
disebut myelin. Myelin membuat jaringan tersebut
berwarna putih (disebut juga ‘’benda/zat putih’’)
Korteks mempunyai sejumlah struktur dan bagian-
bagian fungsional. Yang paling nyata dari
pembagian ini adalah belahan kiri dan kanannya.
Lanjutan….

Beberapa ahli berpendapat bahwa kedua belahan


otak dihubungkan oleh sebuah ‘’bundel serat
tebal’’ yang disebut corpus callosum.
Corpus callosum membantu menyatukan aktivitas
otak (memberitahu otak kiri tentang apa yang
dilakukan otak kanan, juga sebaliknya).
Pembagian penting lainnya dalam korteks adalah
empat buah lobus atau cuping, yaitu temporal,
frontal, occipital, dan parietal.
Lanjutan….

Bagian-bagian tersebut dinamai berdasarkan


letaknya setelah tulang tengkorak.
Sejak lama muncul berbagai pendapat tentang
fungsi tersebut dalam otak. Lobus frontal
berhubungan dengan konsentrasi, lobus temporal
berhubungan dengan bahasa dan ingatan, lobus
parietal berhubungan dengan sensor data dan
lobus occipital berhubungan dengan penglihatan
dan persepsi.
Jadi, proses kesadaran pikiran bergantung pada
interaksi kompleks di bagian-bagian otak.
Faktor Biologis

Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiologist yang


mal adaptif yang baru di mulai di pahami,ini termasuk hal hal sebagai
berikut :
Penilaian pencitraan otak sudah mulai menuunjukan keterlibatan
otak yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia:lesi pada area
frontal temporal dan limbic paling berhubunggan dengan perilaku
psikotik,beberapa kimia otak dikaitkan dengan gejala skizofrenia
antara lain : dopain, neurotransmitter dan lain lain.
Factors that may contribute to
mental illness
3. Psikogenic Factors
4. Interpersonal Factors
5. Age - Related Factors
6. Cultural Factors
Kriteria Sehat Jiwa Menurut Yahoda
• Sikap positif terhadap diri sendiri
• Tumbuh kembang dan aktualisasi diri
• Itegrasi (keseimbangan/kebutuhan)
• Otonomi
• Persepsi realitas
• Environmental mastery (kecakapan dalam
adaptasi dgn lingkungan).
Kriteria Jiwa Normal
(Maslow & Detallman)

 Adanya perasaan aman yang memadai


 Mempunyai derajat penilaian diri yang
wajar
 Mempunyai tujuan hidup yang realistis
 Menerima diri, orang lain dan
lingkungan
 Mempunyai konsistensi dan integritas
kepribadian
Kriteria Jiwa Normal
(Maslow & Detallman)
 Sanggup belajar dari pengalaman
 Memiliki spontanitas yang wajar
 Memiliki emosional yang sesuai
 Sanggup memuaskan kehendak
kelompok bersama-sama dengan
emansipasi kelompok
 Sanggup memenuhi kehendak jasmani
secara wajar dengan kesanggupan untuk
merasakan dengan cara yang disetujui
Rentang Sehat jiwa

• Dinamis bukan titik statis


• Rentang dimulai dari sehat optimal – Mati
• Ada tahap-tahap
• Adanya variasi tiap individu
• Menggambarkan kemampuan adaptasi
• Berfungsi secara efektif: sehat

Sehat Optial Sakit kronis - Mati


Rentang Sehat jiwa
 Respon Adaptif Respon Maladaptif

Sehat Jiwa : Masalah Psikososial Gangguan Jiwa


Pikiran Logis • Pikiran kadang • Waham
Persepsi Akurat menyimpang • Halusinasi
Emosi konsisten • Ilusi • Ketidakmampuan
Perilaku sesuai • Reaksi emosional Mengendalikan emosi
Hubungan sosial • Perilaku kadang • Ketidakteraturan
memuaskan tidak sesuai • Isolasi sosial
• Menarik diri
• Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif
pada kenyataan
• Mendapat kepuasaan dari usahanya
• Lebih puas memberi dari pada menerima
• Bebas (relatif) dari cemas
• Berhubungan dengan oranglain secara tolong
menolong & memuaskan
• Dapat menerima kekecewaan sebagai pelajaran
dikemudian hari
• Mengarahkan rasa bermusuhan pada
penyesuaian yang kreatif & konstruktif
• Daya kasih sayang yang besar.
Pengertian Keperawatan
Kesehatan Jiwa
• Proses dimana perawat membantu individu
atau kelompok dalam mengembangkan
konsep diri yang positif, meningkatkan pola
hubungan antar pribadi yang lebih harmonis
serta agar berperan lebih produktif di
masyarakat. (Dorothy, cecelia)
What is psychiatric nursing?
• Psychiatric nursing is whereby the nurse
assists persons, as individuals or group,
in developing a more positive self-concept,
a more harmonious pattern of interpersonal
relationship, and more productive role in
sociaty (Marreness, DA & Taylo CM)
Keperawatan Kesehatan Jiwa
• Area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai
dasar dan menggunakan diri sendiri secara
terapeutik dalam meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan
mental masyarakat dimana klien berada (ANA)
Keperawatan Kesehatan Jiwa
• Proses interpersonal yang berupaya untuk
meningkatkan dan mempertahankan
perilaku yang akan mendukung integrasi.
• Pasien dapat berupa individu, keluarga,
kelompok, organisasi atau
komunitas.(Kaplan Saddock)
Falsafah Keperawatan Jiwa
• Individu memiliki harkat dan martabat sehingga
setiap individu perlu dihargai
• Tujuan individu meliputi tumbuh, kembang,
sehat, otonomi dan aktualisasi
• Masing-masing individu mempunyai potensi
untuk berubah
Falsafah Keperawatan Jiwa
• Manusia adalah mahluk holistik yang
berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan
sebagai manusia yang utuh
• Semua perilaku manusia bermakna
• Perilaku manusia meliputi persepsi, pikiran,
perasaan, dan tindakan
• Indivudu meiliki kapasitas koping yang bervariasi
dipengaruhi oleh genetik, lingkungan, kondisi
stress, dan sumber yang tersedia
Falsafah Keperawatan Jiwa
• Sakit dapat mempengaruhi psikologis individu
• Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama
• Kesehatan mental adalah komponan kritikal dan
penting dari pelayanan kesehatan yang
komprehensif
Falsafah Keperawatan Jiwa
• Individu mempunyai hak untuk berpartisifasi
dalam pembuatan keputusan untuk kesehatan
fisik dan mentalnya
• Tujuan keperawatan adalah meingkatkan
kesejahteraan, memaksimalkan fungsi
(meminimalkan kecacatan/ketidakmampuan)
dan meingkatkan aktualisasi diri
• Hubungan interpersonal dapat menghasilkan
dan pertumbuhan pada individu
Prinsip-prinsip Keperawatan
Kesehatan Jiwa
• Roles and Function of Psychiatric Nurse:
Peran dan Fungsi Keperawatan Jiwa:
Perawat yang kompeten
• Therapeutic Nurse Patient Relationship
(hubungan yang terapeutik antara
perawat dan klien)
• Conseptual models of psychiatric Nursing
(konsep model keperawatan jiwa)
Prinsip………..
• Stress adaptation model of psychiatric nursing
(model stress adaptasi dalam keperawatan Jiwa)
• Biological Contex of psyciatric nursing care
(keadaan biologis dalam keperawatan Jiwa)
• Psychological contex of psyciatric nursing care
(keadaan psikologis dalam Keperawatan jiwa)
• Sosiocultural contex of psyciatric nursing care
(keadaan sosial budaya dalam Keperawatan
jiwa)
• Enviromental contex of psyciatric nursing care
(keadaan lingkungan dalam Keperawatan jiwa)
• Legal ethical contex of psyciatric nursing care
(keadaan legal etika dalam Keperawatan jiwa)
• Implementing the nursing proces: Standards
of care (penatalaksanaan proses keperawatan
dengan standar perawatan)
• Actualizing the psyciatric Nursing Role:
Profesional Performance standards
(aktualisasi peran keperawatan Jiwa: melalui
penampilan standar profesional)
• Menurut Weis (1974) dalam Stuart
Sunden(1995)  Attitude Therapy Yakni:
– Mengobservasi perubahan yang terjadi pada
klien
– Mendemonstrasikan penerimaan
– Respek
– Memahami klien
– Mempromosikan ketertarikan & berpartisipasi
dlm interaksi.
Direct Care

Managenment Comunication

Delegation

Psychiatriic
Peran perawat dalam
prevensi primer
1. Memberikan penyuluhan tentang prinsip-prinsip sehat jiwa
2. Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan, tingkat
kemiskinan dan pendidikan
3. Memberikan pendidikan dalam kondisi normal, pertukem dan
pendidikan seks
4. Melakukan rujukan gangguan jiwa
5. Membantu klien di RSU untuk gangguan jiwa
6. Aktif memberikan dukungan dalam meningkatkan kelompok
dalam keluarga
7. Aktif dalam masyarakat dan politik yang berkaitan dengan
kesehatan jiwa
Peran perawat dalam
prevensi sekunder
1. Skrining dan evaluasi kesehatan jiwa
2. Kunjungan dan penanganan di rumah
3. Pelayanan kedaruratan di RSU
4. Menciptakan lingkungan yang terapeutik
5. Supervisi klien
6. Pelayanan pencegahan bunuh diri
7. Memberikan konsultasi
8. Melaksanakan intervensi krisis
Sekunder........

9. Psikoterapi (individu, keluarga, kelompok pada


berbagai tingkat usia
10. Memberikan intervensi pada komunitas dan
organisasi yang telah teridentifikasi masalah yang
dialami
Peran perawat dalam
prevensi tertier
1. Melaksanakan latihan vocasional dan rehabilitasi
2. Mengorganisasi “after care” untuk klien yang
telah pulang dari fasilitas yan kesehatan jiwa ----
memudahkan transisi dari rumah sakit ke
komunitas
3. Memberikan pilihan “partial hospitalization”/
perawatan siang pada klien
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai