Anda di halaman 1dari 15

JURNAL

READING
SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM
TECHNIQUE (SEFT) MENURUNKAN STRES
PASIEN KANKER SERVIKS
Penyusun :
• Arrizqi Ramadhani Muchtar/20110310057
• M. Aditiya Rachman/20110310132
• M. Syaoqi Yuska Achida/20110310206

Pembimbing :
• dr. Oryzati Hilman Agrimon, MD, Msc. CMFM., PhD
Foreground Questions

Apakah terapi Spiritual Emotional Freedom


Technique (SEFT) dapat menurunkan stres
pada penderita kanker serviks yang akan
menjalani kemoterapi?
PICO
 (P)opulation : Pasien Kanker Serviks stadium I-III yang
akan menjalani kemoterapi dan mengalami gejala
stres
 (I)ntervention : Menilai penurunan stres pada pasien
kanker serviks yang akan menjalani kemoterapi
dengan terapi SEFT
 (C)omparison : Menilai penurunan stres pada pasien
kanker serviks yang akan menjalani kemoterapi
dengan psikoterapi dan/atau teknik relaksasi
pernafasan
 (O)utcomes : Terapi SEFT dapat menurunkan stres pada
pasien kanker serviks yang akan menjalani kemoterapi
Pencarian bukti ilmiah
 Website address : https://media.neliti.com/media/publications/117310-
ID-none.pdf
 Keyword : SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique), stres, kanker
serviks, kemoterapi
 Limitation : Januari 2013 – September 2017
 Result : 7

 Dipilih artikel berjudul : SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE


(SEFT) MENURUNKAN STRES PASIEN KANKER SERVIKS
 Artikel : Terlampir
 Publikasi : Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 April 2014: 91–96
Review Jurnal
1. Pendahuluan
 Kanker serviks dikenal sebagai penyakit yang mematikan. Angka
kejadiannya terbanyak ke dua di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
 Salah satu terapi kanker serviks adalah kemoterapi. Namun
kemoterapi menyebabkan beberapa efek samping berupa
perubahan fi sik diantaranya rambut rontok, kuku menghitam, mual
dan muntah yang dapat menimbulkan stres pada pasien.
 Pasien yang mengalami stres membutuhkan intervensi keperawatan
agar pasien dapat menjalani kehidupannya dengan nyaman.
 SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) merupakan perpaduan
teknik yang menggunakan energi psikologis dan kekuatan spiritual
serta doa untuk mengatasi emosi negatif. SEFT langsung berurusan
dengan “gangguan sistem energi tubuh” untuk menghilangkan emosi
negatif dengan menyelaraskan kembali sistem energi tubuh.
Review Jurnal
2. Metode Penelitian
 Desain penelitian : quasy experiment pre-post test randomized
control group desain.
 Populasi & sampel : Pasien kanker serviks stadium I-III yang menjalani
kemoterapi diseleksi dengan purposive sampling, dibagi menjadi
dua kelompok (masing-masing berjumlah 34 orang). Kelompok
perlakuan diberikan SEFT dalam tiga kali putaran selama 30 menit.
Kelompok kontrol diberi psikoterapi dan/atau teknik relaksasi
pernafasan. Sebelum dan sesudah intervensi pasien diberikan
kuesioner tentang stres.
 Analisis Data : dependent t-test, & independent t-test
Review Jurnal
3. Hasil Penelitian
 Terjadi
penurunan skor stres pada kedua
kelompok.
 Rerata skor stres pada kelompok perlakuan
sebelum intervensi sebesar 50,79 dan setelah
intervensi 31,29, penurunan rerata skor stres 19,59.
 Rerata skor stres pada kelompok kontrol sebelum
intervensi sebesar 47,03 dan setelah intervensi
45,56, penurunan rerata skor stres 1,47.
Review Jurnal
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa SEFT
dapat menurunkan stres pasien kanker serviks
yang menjalani kemoterapi. Meskipun
penurunan stres terjadi pada kedua kelompok
responden, namun tampak rerata penurunan
stres pada kelompok perlakuan lebih besar
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Critical Appraisal (RCT)
1. Apakah lokasi subyek penelitan ke
kelompok terapi (perlakuan) atau kontrol Tidak
Ya Tidak
betul betul secara acak (random) atau diketahui
tidak ?
2. Apakah semua keluaran (outcome) Ya Tidak
dilaporkan ? Tidak
diketahui
3. Apakah lokasi penelitian menyerupai Ya Tidak
lokasi anda bekerja atau tidak ? Tidak
diketahui
4. Apakah kemaknaan statistik maupun klinis Ya Tidak
dipertimbangkan atau dilaporkan ? Tidak
diketahui
5. Apakah tindakan terapi yang dilakukan
Tidak
dapat dilakukan ditempat anda bekerja Ya Tidak
diketahui
atau tidak ?
6. Apakah semua subyek penelitian Ya Tidak
dipertimbangkan dalam kesimpulan ? Tidak
diketahui
1. Apakah lokasi subyek penelitan ke kelompok
terapi (perlakuan) atau kontrol betul betul
secara acak (random) atau tidak ?
2. Apakah semua keluaran (outcome) dilaporkan ?
3. Apakah lokasi penelitian menyerupai lokasi anda
bekerja atau tidak ?
4. Apakah kemaknaan statistik maupun klinis
dipertimbangkan atau dilaporkan?
5. Apakah tindakan terapi yang dilakukan dapat
dilakukan ditempat anda bekerja atau tidak ?
6. Apakah semua subyek penelitian dipertimbangkan
dalam kesimpulan ?

Anda mungkin juga menyukai