+ Dispepsia
Pembimbing
Dr. Ihsanil Husna, Sp.PD
• Keluhan tambahan :
Lemas, Pusing dan nyeri ulu hati
Lanjutan…
Pasien datang dengan keluhan mual muntah sejak tadi
pagi. Muntah > 5 kali dalam sehari. Isi muntahan adalah
makanan dan minuman yang dimakan. Muntah
kecokelatan disangkal pasien. Muntah darah (-). Setiap
kali makan dan minum termuntahkan. Nafsu makan
menurun. Badan terasa lemas. Pasien juga mengeluh
nyeri perut yang dirasakan + 1 bulan, yang dirasakan
hilang timbul. Nyeri perut di bagian ulu hati. Perasaan
terbakar pada dada (-). Merasa asam di mulut (-).
Kembung (+). Batuk (+) berdahak kadang- kadang tidak
ada dahaknya. Batuk darah disangkal pasien. Nyeri
dada pada saat batuk (-). Demam (-). Pasien juga
mengeluh adanya penurunan berat badan. Kira-kira 4-
5kg/ 3 bulan. BAB tidak ada gangguan, feses kehitaman
disangkal pasien. BAK lancar, berwarna merah karena
konsumsi obat TB.
Lanjutan…
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah pengalami gejala yang seperti ini
sebelumnya tapi tidak pernah diobati. Pasien
memiliki riwayat penyakit Tuberkulosis Paru + 2
bulan ini sedang menjalani pengobatan.
• Riwayat Alergi:
Tidak ada riwayat Alergi cuaca (-), Makanan (-),
Obat (-)
Lanjutan…
• Riwayat Pengobatan:
Untuk penyakit yang sekarang pasien sudah
berobat ke puskesmas diberikan obat Ranitidine
dan Vitamin. Tapi tidak ada perubahan.
Pasien sedang menjalani pengobatan TB + 2 bulan,
selalu berobat ke puskesmas. Obat yang diberikan
(tablet dan obat yang disuntikan).
• Riwayat Psikososial:
Pasien seorang pembantu rumah tangga, pola
makan yang tidak teratur. Setiap kali konsumsi OAT
pasien selalu mengusahakan selalu makan
sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Komposmentis
• Status Gizi :
• BB : 39 kg
• BB Ketika sakit : 34 kg
• TB : 150 cm
• Kesimpulan : 15.11 m/kg² (Under
Weight)
Lanjutan…
TANDA VITAL
Dyspepsia
TB Paru
Lanjutan…
Dispepsia
S: Mual (+), Muntah (+), Kembung (+), Nyeri perut + 1 bulan yang
hilang timbul. Makan tidak teratur.
O: Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 76x/menit
RR : 19x/menit
Suhu : 36,5ºC
Nyeri tekan Epigastrium
Konungtiva anemis (-)
Tidak ada pembesaran atau masa pada perut
A: Dispepsia
DD/ Gastritis, Ulkus peptikum, Gastro-oesophageal reflux
disease, Malabsorbsi Karbohidrat, Cholelithiasis
Lanjutan…
P: R/ Pemeriksaan Penunjang
Cek darah rutin
Endoskopi (untuk memeriksa esophagus, lambung atau usus
halus dan mendapatkan contoh jaringan untuk biopsy lapisan
lambung.
R/ Pengobatan
Antasid (mengandung Na Bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2 dan
Mg trisiklat.
Antagonis H2 (Simetidin, roksatidin, ranitidin)
PPI (Omeprazole, Lansoprzole dan Pantoprazole)
Perubahan diet gaya hidup
Lanjutan…
TB Paru
S: Batuk (+) berdahak kadang- kadang tidak ada dahaknya.
Batuk darah disangkal pasien. Demam (-). Pasien juga
mengeluh adanya penurunan berat badan. Kira-kira 4-5
kilo akhir-akhir ini.
O: Tekanan darah : 110/70 mmHg ;
Nadi : 76x/menit
RR : 19x/menit
Suhu : 36,5ºC
Bentuk dada simetris. Suara nafas vesikuler +/+, Ronki -
/-, Wheezing -/-.
Lanjutan…
A: TB Paru
DD/ Pneumonia ec Tb Paru
Pneumonia Aspirasi
Abses paru
Kanker paru
Bronkiektasis
P: TB paru (kasus baru), BTA positif atau pada foto toraks:
lesi luas
Paduan obat yang dianjurkan :
2 RHZE / 4 RH atau
2 RHZE / 4R3H3 atau
2 RHZE / 6HE.
Tanggal / Jam : 03 Des 2014 Tanggal / Jam : 04 Des 2014
Pusing Pusing
sore hari
Nyeri Perut
Sesak, batuk
20x/menit 20x/menit
82x/menit 82x/menit
36,2ºC 36,5ºC
Nyeri tekan epigastrium (-) Nyeri tekan epigastrium (-). Kembung (-),
Ronki (-)
A : Dispepsia + TB Paru A : Dispepsia + TB Paru
O2 2 liter O2 2 liter
Tanggal Jam Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hematokrit 38 % 35-47
MCV 84 fL 80-100
MCH 27 Pg 26-34
SGOT 24 uL 10-31
SGPT 10 uL 9-36
Cl 98 mEq/L 94-111
Tuberkulosis
TB Paru merupakan
penyakit yang disebabkan
Tuberkulosis Definisi
oleh Mycobacterium
Tuberculosis
Di Indonesia TB paru merupakan penyebab kematian utama ketiga setelah penyakit jantung dan saluran
pernafasan
Etiologi
Kuman Mycobacterium
Tuberkulosis berbentuk batang,
mempunyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada
pewarnaan, oleh karena itu
disebut sebagai Basil Tahan
Asam (BTA).
Kuman ini cepat mati
dengan sinar matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup
sampai beberapa jam di tempat
yang gelap dan lembab. Dalam
jaringan tubuh kuman ini dapat
dorman selama beberapa tahun
Patomekanisme
Faktor Resiko
• Faktor host
Kebiasaan dan
• Faktor lingkungan
paparan
Status nutrisi
daerah endemis Sosioekonomi rendah
Immunocompromised
Diagnosis
Gejala klinis
Pemeriksaan Pemeriksaan
Radiologi fisik
Pemeriksaan Pemeriksaan
Biakan Kuman Mikrobiologis
Gejala klinis
• Batuk ≥ 2 minggu
• Batuk darah
• Sesak napas
Gejala respiratori • Nyeri dada
• Demam, Malaise
• Keringat malam, Berat Badan
menurun
Gejala sistemik
• Anorexia
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
standar
adalah foto
toraks PA
Alur Diagnosa TB Paru
Klasifikasi
Tingakat • Ringan
Keparahan • Berat
Penyakit
• Kasus baru
• Kasus kambuh (Relaps)
Riwayat
• Kasus setelah putus berobat
pengobatan (Default )
sebelumnya • Kasus setelah gagal (Failure)
• Kasus Pindahan (Transfer In)
Tatalaksana
I Tuberkulosis paru
II III
kasus
(kasus baru), BTA kambuh Tuberkulosis paru (kasus
positif atau pada foto baru), BTA negatif atau
toraks terdapat lesi pada foto toraks terdapat
luas kasus putus lesi minimal.
berobat
2 RHZE/ 4 RH atau 2
RHZE/6HE atau 2 kasus gagal
RHZE/ 4R3H3 pengobatan
Tuberkulosis paru
IV kasus kronik
Keduanya
negative
Dua Kali NEGATIVE
Pemeriksaan ulang (Sewaktu dan
dahak mikroskopis Pagi) Salah satu atau
keduanya positif
-> POSITIF
Dispepsia
• Dispepsia merupakan sindrom atau
kumpulan gejala atau keluhan yang
terdiri dari nyeri atau rasa tidak
nyaman di ulu hati, kembung,
mual, muntah, sendawa, rasa
cepat kenyang, perut rasa penuh
atau begah
GEJALA
Gejala – gejala lain :
• muntah-muntah hebat
• Demam
• muntah darah
• buang air besar berwarna hitam
• anemia
• penurunan berat badan yang
bermakna.
KlasifikasiI
• Endoskopi
• Foto seri sinar-X
• Test non-invasif untuk mendeteksi infeksi
Helicobakter Pylori dengan IgG serologik
atau Urea Breath Test
• USG dan CT Scan" → jika ada kelainan
pada empedu / pankreas
• Pengukuran PH Intraesophagus (monitor
24 jam)
• Darah Lengkap, Fungsi Hati
PENGOBATAN
• Terapi farmakologi :
• Terapi non farmakologi
Terapi Farmakologi
Obat golongan penekan asam
lambung
(antasida, H2 blocker, dan proton pump
inhibitor)
Obat golongan sitoproteksi :
sukralfat,rebamipid
Antibiotika : infeksi Helicobacter
pylori (amoksisilin,
Claritromisin, dan metronidazol)
Terapi Non-Farmakologis
• Makan secara benar. Hindari makanan
yang dapat mengiritasi terutama
makanan yang pedas, asam, gorengan
atau berlemak. Dianjurkan makan
dalam porsi kecil tetapi lebih sering.
• Hindari alkohol
• Jangan merokok
• Kendalikan stres
• Ganti obat penghilang rasa nyeri