Gi Bleeding 2306
Gi Bleeding 2306
Pembimbing:
Dr Ardan Miraz
Supervisor:
dr Amelia Rifai, Sp PD
2
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. B
Tanggal Lahir/ Usia : 28-12-1960/ 56 tahun
No.Rekam Medis : 803387
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Takalar
Masuk RS : 05 Juni 2017
Anamnesis
Keluhan Utama
Berak Hitam
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
6
Frekuensi nadi : 90 kali/menit
Frekuensi napas : 20 kali/menit
Suhu (aksilla) : 36.5oC
Leher
Kelenjar Getah Bening : tidak ada pembesaran
Kelenjar Gondok : tidak ada pembesaran
DVS : R+2 cmH2O
Pembuluh darah : dalam batas normal
Kaku kuduk : tidak ada
Tumor : tidak ada
7
8 Paru
Inspeksi : simetris kiri sama dengan kanan
Palpasi : tidak teraba massa, nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada, vocal
fremitus normal
Perkusi :
• Paru kiri : sonor
• Paru kanan : sonor
Batas paru hepar : ICS-VI dextra anterior
Batas paru belakang kanan : Vetb.Th IX dextra posterior
Batas paru belakang kiri : Vetb. Th X sinistra posterior
Auskultasi :
Bunyi pernapasan : vesikuler
Bunyi tambahan : ronki tidak ada
wheezing tidak ada
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas ICS II sinistra
Batas kanan ICS IV linea parasternalis dekstra
Batas kiri ICS V linea axilaris anterior sinistra
Aukultasi : BJ I/II murni reguler, murmur tidak ada
9
Abdomen
Inspeksi : Perut datar, ikut gerak napas, ascites tidak ada
10
Auskultasi : peristaltik ada, kesan normal
Palpasi : tidak teraba massa, nyeri tekan epigastrium ada
Hepar : teraba 1 cm
Limpa : tidak teraba
Ginjal : ballottement (-)
Perkusi : timpani
Spider angiomata (-), Gynecomasti (-), Eritem Palmaris (-), ascites (-)
12
ASSESMENT
HCT 14 % 37,0-48,0
MCV 97 fL 80,0-97,0
MCH 31 pg 26,5-33,5
PLANNING
Terapi Non-Farmakologi
Diet lunak
Terapi Farmakologi
NaCl 0.9% / IV/ 28 tpm
Omeprazole 80 mg lanjut omeperazole 8 mg
Transfusi PRC
17 PLANNING
18 Pasien masuk dengan keluhan melena sejak 3 hari sebelum masuk ke rumah sakit.
Feses berwarna hitam konsistensi lembek dan berbau busuk dengan frekuensi 2 kali
sehari. Keluhan disertai hematemesis diperkirakan +-1/2 botol; air mineral(+-400cc).
Hematemesis dirasakan sehari sebelum masuk rumah sakit dengan frekuensi 2x.
Pasien juga mengeluh lemas, nausea, nyeri ulu hati ada terutama bila mau
muntah.
Pasien buang air kecil melalui kateter yang masuk kedalam perut (cystotomy) sejak
3 bulan yang lalu dipasang oleh dokter bedah sewaktu di rawat di rumah sakit
Takalar, dengan alasan sakit dan sulit terakhir diganti 6/8/2017. Pasien
mengeluhkan nyeri pada perut dan kemaluan yang muncul saat ingin buang air
kecil. Riwayat penyakit rematik, meringankan dengan mengonsumsi ramuan herbal
pasien juga mengkonsumsi obat anti nyeri yang diberikan dokter bedah waktu
dirawat di rumah sakit sebelumnya.
19
Pemeriksaan Fisis:
Keadaan umum : sakit sedang/gizi baik/compos mentis
Tanda-tanda vital : TD 100/70, RR 20 x/menit dan S 36,5 c, HR 90
kali/menit, reguler.
Abdomen : peristaltik (+), kesan normal, asites (-), hepar teraba 1 cm
Pemeriksaan Lab : ureum meningkat, anemia
20 Assesment
23
Definisi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) adalah perdarahan saluran makanan
proksimal dari ligamentum Treitz. Perdarahan saluran cerna dapat ditemukan dalam
beberapa keadaan yaitu hematemesis, melena, hematokezia, ataupun perdarahan
tersembunyi. Hematemesis adalah muntah darah merah atau material berwarna seperti kopi,
melena adalah kotoran hitam seperti tar, bau busuk. Hematokezia adalah kotoran melalui
rectum warna merah terang atau darah kecoklatan. Perdarahan tersembunyi yaitu terdapat
darah dalam kotoran namun tidak terlihat secara kasat mata.
Untuk keperluan klinik dibedakan perdarahan varises esophagus dan varises dan
non-varises, karena antara keduanya terdapat ketidaksamaan dalam pengelolaan dan
prognosisnya. Manifestasi klinik perdarahan SCBA bisa beragam tergantung lama,
kecepatan, banyak sedikitnya darah yang hilang, dan apakah perdarahan berlangsung terus
menerus atau tidak.
A. Etiologi
24
Menurut literatur dalam Oxford Handbook of Clinical Medicine 2010, penyebab
perdarahan saluran cerna bagian atas yang paling sering ditemukan adalah:
1. Ulkus peptikum.
2. Sindrome Mallory-Weiss.
3. Varises esofagus.
4. Erosi gastritis.
5. Penggunaan obat berupa NSAID, aspirin, steroid, trombolitik, dan antikoagulan.
6. Esofagitis.
7. Duodenitis.
8. Keganasan.
9. Idiopatik.
25
PATOFISIOLOGI
1. Varises Esofagus
26 PATOFISIOLOGI
2. Ulkus peptikum
27
MANIFESTASI KLINIS
1. Anemia defisiensi Besi
2. Hematemesis dan atau melena yang disertai atau tanpa anemia,
dengan atau tanpa gangguan hemodinamik
3. Emesis berwarna seperti coffe ground
4. Melena seperti warna aspal/tar
5. Nyeri pada epigastrium
6. Reaksi vasovagal seprti mual, muntah, dan rasa tidak nyaman
MANIFESTASI KLINIS
28
Pemeriksaan Fisik
1. Penilaian hemodinamik 5. Bibir kering
2. Laju pernafasan 6. Takikardi saat istirahat
3. Status kesadaran 7. Hipotensi ortostatik
4. Konjungtiva pucat 8. Luaran urin rendah
30
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemasangan NGT
2. Pemeriksaan endoskopi
Forrest IA
Forrest IB Forrest II A
Terapi Farmakologi
Pemberian PPI dianjurkan 80 mg
bolus, dilanjutkan dengan infus
kontinu 8 mg per jam.
33 Prognosis
Penilaian risiko kematian pada pasien dengan perdarahan saluran cerna sangat diperlukan dalam
pengelolaan pasien. Rockall et ol berhasil mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang dapat
digunakan untuk memprediksi tingkat mortalitas. Total skor kurang dari tiga merupakan indikasi
prognosis yang baik, sedangkan skor yang lebih dari delapan mencerminkan risiko kematian
yang tinggi.
34
Terima Kasih