Anda di halaman 1dari 27

Oleh:

Dian Kusumawati, S. Kep., Ners


darah sedangkan pada wanita empat juta/μl
darah.
Sel Darah Merah (Eritrosit)
 Berbentuk bikonkaf, warna merah disebabkan
oleh adanya Hb
 Dihasilkan oleh limpa, hati dan sum-sum tulang
pada tulang pipih. Berusia sekitar 120 hari, sel
yang telah tua dihancurkan di hati dan dirombak
menjadi pigmen bilirubin (Pigmen empedu).
 Fungsi primernya adalah mengangkut O2 dari
paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke
paru-paru.
 ANEMIA
Penurunan kadar Hb di bawah nilai rujukan
normal. Sering dibarengi penurunan jumlah
eritrosit di sirkulasi.
 POLISITEMIA
Keadaan yg ditandai oleh adanya peningkatan
jumlah eritrosit/ hematokrit/Hb karena:
meningkatnya total eritrosit atau turunnya
volume plasma.
Anemia mikrositik terjadi karena karena
gangguan sinthesis atau defect hemoglobin
sehingga menyebabkan kadar hemoglobin yang
terikat pada eritrosit menjadi rendah. Karena
kadar hemoglobin rendah menyebabkan ukuran
eritrosit lebih kecil (MCV kurang dari < 80 fl).
 Anemia mikrositik paling sering disebabkan
karena defesiensi zat besi (anemia defisiensi besi).
Besi merupakan unsur esensial molekul heme,
dimana heme merupakan bagian dari
hemoglobin.
 Anemia defisiensi besi bisa disebabkan karena
intake zat besi kurang atau mal-absorbsi,
Diagnosa banding mikrositik anemia selain
anemia defesiensi besi adalah Anemia
Sideroblastik. Pada anemia sideroblastik
justru kadar serum iron meningkat, UIBC
(unsaturated iron binding
capacity=kapasitas pengikat besi) menurun
dan feritin (menilai status besi dalam hati)
meningkat. Hal ini terjadi karena kegagalan
pengikatan besi pada molekul Hb
(myelodysplastic syndrome).
Penyebab anemia mikrositik yang lain
adalah Hemoglobinopathies, dimana
hemoglobin terbentuk dengan kualitas tidak
sempurna. Thalassemia dan sickle cell
anemia adalah kelainan konginetal pada
Normositik Anemia
Bila pada anemia mikrositik terjadi
kelainan pada pembentukan hemoglobin,
maka pada normositik anemia, kelainan
disebabkan karena sel eritrosit yang
merupakan “kendaraan” hemoglobin,
kurang atau tidak cukup jumlahnya.
Penyebabnya bisa pada proses
pembuatan sel eritrosit (erythropoisis)
terganggu, kehilangan sel darah merah
dalam jumlah besar atau pemecahan sel
yang tinggi.
 Pemecahan sel eritrosit yang tinggi terjadi
pada anemia hemolitik, misalnya pada
autoimune hemolytic anemia (AIHA).
Dalam penderita AIHA tubuh membentuk
antibody abnormal yang bisa berikatan
dengan sel eritrosit, akibat dari ikatan ini
sel eritrosit akan mudah lisis.
 Anemia normositik dalam kenyataannya
lebih sering merupakan secondary
anemia, yang merupakan akibat dari
penyakit yang lain misalnya anemia
karena penyakit menahun, nephritis,
Makrositik Anemia
 Termasuk dalam type makrositik anemia
adalah anemia megaloblastik. Anemia ini
disebabkan karena proses pematangan
inti sel erythroblast yang terganggu akibat
kekurangan vitamin B12 dan folat yang
merupakan zat yang dibutuhkan pada
synthesis DNA. Produk yang dihasilkan
akibat gangguan ini berupa eritrosit
makrositik (MCV > 100fl) yang mudah
pecah.
 Termasuk dalam kategori makrositik
anemia adalah anemia pernisiosa, yang
SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)

 Sel darah putih ( leukosit ) rupanya bening dan tidak


berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi
jumlah sel darah putih lebih sedikit.
 Diameter lekosit sekitar10 μm.
 Batas normal jumlah lekosit berkisar 4.000 – 10.000 / mm³.
 Diproduksi di sum-sum tulang, limpa dan kelenjar limfe.
 Lekosit di dalam tubuh berfungsi untuk mempertahankan
tubuh terhadap benda –benda asing ( foreign agents) termasuk
kuman – kuman penyebab penyakit infeksi.
Apa penyebab rendahnya kadar sel darah
putih?

 Kanker ataupun penyakit lain yang memengaruhi sumsum tulang.


 Infeksi virus yang memengaruhi fungsi sumsum tulang.
 Kelainan bawaan yang memengaruhi sumsum tulang.
 Obat-obatan yang yang memengaruhi sumsum tulang ataupun menyebabkan
kerusakan sel darah putih.
 Infeksi parah yang menyebabkan habisnya sel darah putih lebih cepat daripada
kecepatan produksinya.

Beberapa kondisi khusus yang dapat menyebabkan rendahnya


jumlah sel darah putih, yaitu: HIV/AIDS, kemoterapi, leukemia,
obat-obatan tertentu seperti antibiotik dan obat-obatan diuretik,,
terapi radiasi, dan gangguan sistem kekebalan tubuh.
 Leukemia
Leukimia terbagi menjadi dua jenis, yaitu akut
dan kronis. Leukimia adalah salah satu bentuk dari
kanker darah dimana sel darah putih menjadi
ganas dan diproduksi secara berlebihan dalam
sumsum tulang.
Multiple Myeloma
Multiple myeloma merupakan sejenis kanker
darah yang terjadi ketika sel darah putih menjadi
ganas. Sel darah putih akan diproduksi secara
berlipat ganda dan melepaskan protein abnormal
yang dapat merusak organ. Kondisi ini harus
diobati dengan kemoterapi dan/atau transplantasi
stem cell.
 Sindrom Mielodisplasia
Ini adalah salah satu bentuk dari kanker
darah yang berdampak kepada sumsum
tulang. Sindrom mielodisplasia sering kali
berkembang secara perlahan, tapi bisa
berubah secara mendadak dan menjadi
leukemia pada tingkatan yang serius.
Penanganan kondisi ini bisa dilakukan melalui
transfusi darah, kemoterapi, dan transplantasi
sel punca.
 Limfoma
Ini merupakan kanker darah yang
berkembang di dalam sistem limfa. Sel darah
putih pada orang yang mengalami limfoma
akan menjadi ganas, menyebar secara
GANGGUAN
PEMBEKUAN
DARAH
 Bekuan mulai timbul 15-20 detik pada trauma yang
berat dan 1-2 menit pada trauma yang ringan
 Dalam waktu 3-6 menit setelah robeknya
pembuluh darah, seluruh ujung pembuluh yang
terpotong akan diisi dengan bekuan
 Dalam 30 menit –1 jam bekuan mengalami retraksi
 menutup pembuluh darah
 Trombosit juga berperan dalam retraksi bekuan
Proses pembekuan darah ( koagulasi )

Bila terjadi luka, trombosit akan


pecah mengeluarkan trombokinase
atau tromboplastin. Trombokinase akan
mengubah protrombin menjadi trombin.
Trombin mengubah fibrinogen menjadi
fibrin yang berbentuk benang-benang yang
menjerat sel darah merah dan membentuk
gumpalan sehingga darah membeku.
Hemostasis

Formation of a clot

LOGO
 Dalam proses
pembentukan clot,
enzim yang disebut
thrombin mengubah
fibrinogen menjadi
insoluble protein,
fibrin

 Fibrin beragregasi
membentuk “meshlike
network” pada tempat
terjadinya kerusakan
pembuluh darah
Proses Hemostasis
LUKA PADA PEMBULUH DARAH

Faktor Pembekuan
Pembuluh darah Trombosit
darah

Aktivasi
trombosit Aktivasi faktor
Vasokonstriksi pembekuan
adhesi
pengurangan &aggregasi pembentukan
aliran darah pada fibrin ( sumbat
daerah yang luka sumbat trombosit sdh
trombosit (blm stabil)
stabil)
Berikut ini adalah kelainan darah yang
memengaruhi plasma darah:
 Hemofilia
Hemofilia merupakan kelainan turunan yang bisa
menyebabkan perdarahan secara abnormal. Hal ini
disebabkan oleh plasma darah yang tidak memiliki
cukup protein yang penting dalam proses pembekuan
darah.
HEMOFILIA – A
Mild hemophilia after
injection in buttock

1. (A/K) PTT meningkat


2. Clotting Time meningkat
3. Kelainan pada Faktor VIII (Anti Hemophilic
Factor (AHF)
HEMOFILIA B
1. APTT meningkat
2. Clotting Time meningkat
 Sepsis
Sepsis atau disebut juga keracunan darah
adalah reaksi sistem kekebalan tubuh yang
berlebihan dalam melawan infeksi yang sudah
menyebar di dalam darah. Tubuh melepaskan
senyawa kimia ke dalam darah untuk melawan
infeksi yang terjadi, hingga akhirnya memicu
reaksi peradangan yang luas. Gejala yang
muncul akibat kondisi ini antara lain adalah
intensitas buang air kecil menurun, denyut nadi
meningkat, napas menjadi cepat, demam,
tekanan darah rendah, dan kegagalan fungsi
organ.
• ITP (Idiopatik Trombositopenia Purpura)
• DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
DIC merupakan suatu sindrom yg ditandai
dengan aktivasi sistemik dari system pembekuan
darah, yang menyebabkan reaksi deposisi
(pengendapan ) dari fibrin, menimbulkan
thrombus microvaskuler di organ-organ tubuh
sehingga menyebabkan terjadinya multi organ
failure.
• Trombosis Vena
Trombosis Vena Dalam (Deep Vein Thrombosis
(DVT) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
ditemukannya bekuan darah di dalam vena dalam.
Bekuan yang terbentuk di dalam suatu pembuluh
darah disebut trombus.
 Penyakit Hiperkoagulasi
Pada kondisi ini, darah menjadi mudah
membeku atau menggumpal. Hiperkoagulasi bisa
dipicu oleh banyak hal, salah satunya adalah faktor
keturunan. Kondisi lain yang bisa menjadi pemicunya
adalah operasi, kanker, kehamilan, kebiasaan
merokok, atau pemakaian pil KB. Penyakit
hiperkoagulasi harus ditangani melalui pemberian
obat-obatan pengencer darah.
 Penyakit Von Willebrand
Kondisi yang bisa menyebabkan perdarahan
secara berlebihan ini umumnya merupakan penyakit
keturunan. Penyakit von Willebrand disebabkan oleh
kurangnya kadar protein atau kelainan pada protein
yang membantu proses penggumpalan darah. Orang
 Trombositopenia
Kondisi ini terjadi ketika jumlah trombosit di
dalam tubuh rendah. Trombositopenia bisa terjadi
pada beberapa penyakit, seperti demam berdarah
dengue (DBD), leukemia atau gangguan sistem
kekebalan tubuh. Kondisi yang bisa dialami oleh
orang dewasa maupun anak-anak ini, juga bisa
terjadi akibat penggunaan obat-obatan tertentu.
Penanganan trombositopenia bisa dilakukan
melalui pemberian obat, transfusi
darah/trombosit, atau operasi, tergantung kepada
masalah kesehatan yang mendasarinya.

Anda mungkin juga menyukai