Anda di halaman 1dari 54

Morbili

Rinaimah Zahra Amaliah


Pembimbing : dr. Kartin Akune, Sp. A
Pendahuluan

Morbili merupakan penyakit endemik dan sangat


infeksius yang disebabkan oleh virus yang
umumnya menyerang anak-anak. Virus ini
merupakan virus RNA, termasuk dalam genus
morbilivirus dan famili paramyxo virus.
Penularan virus morbili terjadi secara droplet
dan kontak langsung dengan pasien.
Morbili ditandai oleh tiga stadium yaitu;
(1) stadium prodromal/ kataral (2)
stadium erupsi dan (3) stadium
konvalensesi.
Pada kasus ini yang di bahas adalah tentang
diagnosis Morbili:
KASUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. L
 JenisKelamin : Laki-laki
 Umur : 5 Tahun 2 Bulan
 Agama : Islam
 Tanggal masuk : 15 November 2016
ANAMNESIS
• Pasien masuk dengan keluhan demam yang dialami sejak
4 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam naik turun,
demam turun dengan pemberian obat penurun panas
namun kemudian demam naik lagi.
• Pasien juga mengeluhkan sakit kepala (+), batuk berdahak
(+), pilek (+), sariawan (+), menggigil (-), kejang (-),
mimisan (-), nyeri menelan (-)
• Pada saat 2 hari sebelum berada di rumah sakit muncul
ruam kemerahan yang terasa gatal. Awalnya timbul di
bagian leher dan dibelakang telinga kemudian menjalar di
bagian wajah, dada, punggung dan diseluruh badan.
• Mata pasien sering perih hingga sering
mengeluarkan air mata.
• Mual maupun muntah dan nyeri perut dialami
pasien 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
• Pada mukosa bukal depan gigi molar 3 atas
tampak adanya bercak koplik, dan faring tampak
hiperemis
• Buang air besar normal dan buang air kecil
lancar.
• Riwayat penyakit dahulu :
Pasien tidak pernah menderita penyakit
yang sama sebelumnya.
• Riwayat penyakit keluarga :
-
• Riwayat sosial-ekonomi :
Menengah
• Riwayat Kehamilan dan persalinan :
Pasien lahir dibantu oleh dokter, bayi lahir
secara normal, Pasien merupakan anak ke1 .
Berat Badan Lahir : 3.100 gram, Panjang
Badan Lahir 47 cm.
• Anamnesis Makanan :
 ASI 0- 1 tahun
 susu formula : 1 tahun- sekarang
 bubur 8 bulan- 1 tahun
 Nasi dari usia 1 tahun hingga sekarang.
• Riwayat Imunisasi :
Penderita belum mendapatkan imuniasi
campak.
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum :Tampak sakit sedang


• Kesadaran :Composmentis
• Tanda vital :
– Nadi : 110 kali/menit, reguler, kuat
angkat
– Suhu : 38,7 °C
– Respirasi : 28 kali/menit
• Berat badan : 14 kg

• Tinggi badan : 97 cm

• Status gizi : CDC Gizi baik


• Kulit :

– Warna : Sianosis (-), ikterus (-), ruam


kemerahan berbentuk
makulopapular(+)
– Turgor : cepat kembali (< 2 detik)
• Kepala:
– Bentuk : Normocephal

– Rambut : Warna hitam, tidak


mudah dicabut, tebal,
alopesia (-)
• Mata :
– Palpebra : edema (-/-)
– Konjungtiva : hiperemis (+/+)
– Sklera : ikterik (-/-)
– Reflek cahaya : (+/+)
– Refleks kornea: (+/+)
– Cekung : (-/-)
• Hidung :

– Pernapasan cuping hidung : tidak ada

– Epistaksis : tidak ada

– Rhinorea : (+)
• Mulut :
– Bibir : mukosa bibir basah, tidak hiperemis

– Gigi : Bercak putih keabuan di depan gigi


molar 3 atas

– Gusi : tidak berdarah

• Lidah : Tidak kotor


• Leher
– Pembesaran kelenjar leher : Getah bening -/-

– Faring : tidak hiperemis

– Tonsil : T1/T1 tidak hiperemis


• Dinding dada/paru :
– Inspeksi: Bentuk simetris bilateral
– Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan
sama
– Perkusi : Sonor +/+
– Auskultasi :
• Suara Napas Dasar : Bronchovesikuler +/+
• Suara Napas Tambahan : Rhonki basah halus (-/-)
Wheezing (-/-)
• Jantung
– Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
– Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC
V linea midclavicula sinistra
– Perkusi :batas jantung normal, cardiomegali (-)
– Auskultasi :
• Suara dasar : S1 dan S2 murni, regular
• Bising :-
• Abdomen
– Inspeksi :
• Bentuk : datar
– Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
– Perkusi :
• Bunyi : timpani
– Palpasi :
• Nyeri tekan : (-)
• Organomegali : (-)
• Ekstremitas : akral hangat, edema (-),

• Genitalia : dalam bats normal

• Otot-otot : hipotrofi (-), kesan normal

• Refleks : fisiologis +/+, patologis -/-


Pemeriksaan Penunjang:

Hematologi Hasil Rujukan Satuan


WBC 5,1 4-12 103 / uL

RBC 4,83 4-6,20 106 / uL

HGB 14,6 11,0-17,0 g / dL

HCT 39,5 35,0-55,0 %

PLT 262 150-400 103 / uL


RESUME

• Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan


demam sejak 4 hari yang lalu, demam turun
dengan obat penurun panas.
• Pada saat 2 hari sebelum berada di rumah
sakit muncul ruam kemerahan yang terasa
gatal yang dimulai dari daerah belakang leher
dan belakang telinga, menjalar di bagian
wajah, dada, punggung dan diseluruh badan.
• Pasien juga mengeluh mata perih hingga
sering mengeluarkan air mata.
• Selain itu, pasien juga mengeluh batuk
berlendir dan beringus 4 hari sebelum masuk
rumah sakit.
• Mual muntah dan nyeri perut dialami pasien 1
hari sebelum masuk rumah sakit.
• Buang air besar dan buang air kecil lancar.
DIAGNOSIS

MORBILI
TERAPI

• IVFD RL 50 ml/jam atau 12 gtt/m


• Vit A 1 X 200 0000 IU
• GG 1/2 tab
3 x 1 pulv
• CTM 2 mg
• paracetamol 4x 1 ½ cth
Follow up:
Follow up 16 November 2016 (Perawatan hari 1)
• S : Panas (-) Harike 6, batukberlendir (+), sesak (-), mual (-),
muntah (-), bercakkoplik (-), matamerahdangatal (-), BAB (-)
biasa, BAK lancar
• O :Nadi : 104 kali/menit
Suhu :37,6˚C
RR : 24 kali/menit
Pemeriksaanfisik :
• Kulit : Tampak ruam makulopapular eritem di
wajah, leher, dada, punggung, perut,
tangan dan kaki
Toraks
• Dinding dada/paru :
• Inspeksi : Bentuk simetris bilateral
• Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan sama
• Perkusi : Sonor +/+
• Auskultasi : Bronchovesikuler +/+, Rhonki (-/-),Wheezing (-/-)

Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra
• Perkusi : Cardiomegali (-)
• Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni, regular. Murmur
(-), Gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : Bentuk datar
• Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
• Perkusi : Bunyitimpani
• Palpasi : Nyeri tekan (-)
Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Ekstremitas
• Ekstremitas atas : Akral hangat, edema (-)
• Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema (-)
• Genitalia : Dalam batas normal
• Otot-otot : Hipotrofi (-), kesan normal
• Refleks : Fisiologis +/+, patologis -/-
• A :Morbili

• P :
- IVFD RL 50 ml/jam; 12 gtt/m
- Vit A 1 X 200 0000 IU
- Puyerbatuk 3x1 bgs
GG ½ tab 3 x 1 pulv
CTM 2 mg
- Paracetamol 4x1 ½ cth
Follow up 17 November 2016 (Perawatan Hari 2)

• S : Panas (-) Harike 7, batukberlendir (+), sesak (-), mual (-),


muntah (-), bercakkoplik (-), matamerahdangatal (-), BAB
biasa, BAK lancar
• O :Nadi : 112 kali/menit
Suhu : 36,5˚C
RR :30 kali/menit
Pemeriksaanfisik :
• Kulit : Tampak ruam makulopapular eritem di
wajah, leher, dada, punggung, perut, tangan dan
kaki mulai berkurang
Toraks
Dinding dada/paru :
• Inspeksi : Bentuk simetris bilateral
• Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan sama
• Perkusi : Sonor +/+
• Auskultasi : Bronchovesikuler +/+, Rhonki(-/-), Wheezing (-/-)

Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea
midclavicula sinistra
• Perkusi : Cardiomegali (-)
• Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni, regular.
Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi :Bentuk datar
• Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
• Perkusi :Bunyitimpani
• Palpasi :Nyeri tekan (-)
Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Ekstremitas
• Ekstremitas atas : Akral hangat, edema (-)
• Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema (-)
Genitalia : Dalam batas normal
Otot-otot : Hipotrofi (-), kesan normal
Refleks : Fisiologis +/+, patologis -/-
• A :Morbili

• P :
- IVFD RL 50 ml/jam; 12 gtt/m
- Vit A 1 X 200 0000 IU
- Puyerbatuk 3x1 bgs
GG ½ tab 3 x 1 pulv
CTM 2 mg
- Paracetamol 4x1 ½ cth
Follow up 18 November 2016 (Perawatan Hari 3)

• S : Panas (-) Harike8, batukberlendir (+), sesak (-), mual (-),


muntah (-), bercakkoplik (-), matamerahdangatal (-), BAB
biasa, BAK lancar
• O :Nadi : 116 kali/menit
Suhu : 36,4˚C
RR : 24 kali/menit

Pemeriksaanfisik :
• Kulit : Tampak ruam makulopapular berwarna
hitam di wajah,leher, dada, punggung, perut,
tangan dan kaki
Toraks
Dinding dada/paru :
• Inspeksi : Bentuk simetris bilateral
• Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan sama
• Perkusi : Sonor +/+
• Auskultasi : Bronchovesikuler +/+, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra
• Perkusi : Cardiomegali (-)
• Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni, regular
Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi :Bentuk datar
• Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
• Perkusi :Bunyitimpani
• Palpasi :Nyeri tekan (-)
Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Ekstremitas
• Ekstremitas atas : Akral hangat, edema (-)
• Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema (-)
Genitalia : Dalam batas normal
Otot-otot : Hipotrofi (-), kesan normal
Refleks : Fisiologis +/+, patologis -/-
• A :Morbili

• P :
- Aff infu
- Puyerbatuk 3x1 bgs
GG ½ tab
3 x 1 pulv
CTM 2 mg
- Paracetamol 4x2 cth
DISKUSI
• Morbili/campak merupakan penyakit akut yang sangat menular,
yang terutama menyerang anak.

• Timbul pada masa anak anak → kekebalan


• ibu pernah menderita morbili → kekebalan pasif → pada anak
4,6 bulan berkurang
• ibu menderita morbili ketika hamil 1 atau 2 bulan, maka 50%
kemungkinan akan mengalami abortus.
• menderita morbili pada trimester pertama, kedua atau ketiga
maka bisa melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan
atau seorang anak dengan berat badan lahir rendah atau lahir
mati anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.
• Morbili disebabkan oleh virus RNA dari famili
Paramixofiridae, genus Morbillivirus. Hanya
satu tipe antigen yang diketahui. Selama masa
prodromal dan selama waktu singkat sesudah
ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi
nasofaring, darah dan urin. Virus dapat tetap
aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam
dalam suhu kamar.7
• Masa inkubasi sekitar 10-12 hari dari hari infeksi
dan kemudian menurun selama sekitar 24 jam.
Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium, yaitu:

1. Stadium Kataral (Prodromal)


 berlangsung selama 4- 5 hari disertai panas
(38,5 ºC), Malaise, batuk, nasofaringitis,
fotofobia, konjungtivitis dan koriza.
 Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam
sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik 3,4
2. Stadium Erupsi
 Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema di
palatum durum dan palatum mole.

 Terjadinya eritema yang berbentuk makula-papula disertai


menaiknya suhu badan.

 hari ketiga dan akan menghilang.


3. Stadium Konvalesensi
 Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang
berwarna lebih tua (hiperpigmentasi)

 Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali


bila ada komplikasi.
 Penularan terjadi secara droplet dari 1-2 hari sebelum
timbul gejala.

 Virus limfatik lokal menuju kelenjar getah


bening lokal replikasi virus menyebar ke
sel jaringan limforetikuler Pada hari ke 5-6 infeksi
masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke
permukaan epitel orofaring, konjungtiva, saluran nafas,
kulit, kandung kemih dan usus.
 hari ke-9 dan ke-10, fokus infeksi berada di
epitel saluran napas dan konjungtiva sehingga
muncul gejala seperti common cold dan selaput
konjungtiva tampak hiperemis.

 Proses peradangan diikuti dengan demam tinggi,


Tampak suatu ulseratif kecil pada mukosa pipi
yang disebut bercak koplik yang merupakan tanda
pasti penegakan diagnosis.
 hari ke 14 akan mulai muncul ruam mukolopapular
selanjutnya daya tahan tubuh menurun.

 Daerah epitel nasofaring yang mengalami neksosis


akan mudah terjadi infeksi sekunder.
Penegakkan Dignosis:

• Diagnosis dibuat dari gambaran klinis, selama stadium


prodormal, riwayat kontak dengan penderita.
• Pada pemeriksaan penunjang (sel raksasa multinuklear)
• Angka leukosit cenderung rendah dengan limfositosis
relatif.
• Kadar glukosa normal.
• Bercak koplik merupakan tanda patognomonis untuk
campak.4,5
• Penegakan diagnosis pada kasus ini berdasarkan pada
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang. Pada kasus ini, pasien datang dengan
keluhan demam naik turun sejak 5 hari sebelum
masuk rumah sakit dan saat datang telah timbul
ruam merah 2 hari sebelum masuk rumah sakit, ruam
merah muncul dimulai dari daerah belakang leher,
menjalar di bagian wajah, dada, punggung dan
diseluruh badan.
• Pasien juga mengeluh mata perih hingga sering
mengeluarkan air mata, pasien juga mengalami batuk
berlendir dan beringus 4 hari sebelumnya.
• Berdasarkan kepustakaan, faktor resiko terjadinya
morbili yaitu kontak dengan penderita 1-2 minggu
sebelumnya, tidak mendapatkan vaksin campak saat
usia 9 bulan dan imunosupresi.1,3
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
adanya mata merah, gatal dan silau bila terkena
cahaya, dan ditemukan bercak koplik pada mukosa
pipi. Pada kulit wajah, dada, abdomen, punggung, kaki
dan tangan tampak ruam eritema makulopapular, yang
mendasari ditegakkan diagnosis sebagai Morbilli.1,2
• Pada kasus ini, saat pasien datang kerumah sakit,
kemungkinan pasien sudah dalam stadium erupsi
karena ruam makulopapular sudah timbul. Bercak
koplik sebagai tanda patognomonik morbilli
biasanya didapatkan pada akhir stadium prodromal
dan menghilang dalam 24 jam sampai hari kedua
setelah timbulnya rash.3,4
PROGNOSIS

 Prognosis dari kasus morbili ini adalah baik karena


penyakit ini merupakan self limiting disease sehingga
dalam penatalaksanaanya hanya dibutuhkan terapi yang
berdasarkan gejala. Tetapi jika gejala simptomatiknya tidak
diatasi dapat mengakibatkan timbulnya komplikasi
sehingga dapat mengakibatkan prognosis yang buruk.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai