Disusun Oleh :
RINAIMAH ZAHRA AMALIAH
Pembimbing :
dr. TRIEKO STEFANUS LAROPE
PENDAHULUAN
• Keluhan Utama
Sesak
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke puskesmas, diantar oleh ibunya dengan keluhan
sesak yang sudah dialami sejak 1 minggu yang lalu bahkan bibir
pasien sampai berwarna biru. Sesak napas disertai dengan suara
mengi, namun disertai dengan suara mengorok. Ibu pasien juga
mengeluhkan anaknya batuk berlendir sejak 2 minggu yang lalu.
Nafsu makan pasien berkurang. Pasien juga sempat mengalami
demam 1 bulan yang lalu. Pasien sebelumnya di rawat di RS.
Anutapura selama 6 hari, namun pasien pulang paksa karena
menurut keluarga tidak ada perbaikan selama di rumah sakit dan
lebih memilih untuk membawa anaknya untuk diurut.
ANAMNESIS
• Riwayat Sosial
Pasien tinggal di dalam rumah beserta dengan 10 orang lainnya
berukuran sekitar 5 x 10 meter persegi. Rumah tersebut tidak
dilengkapi dengan plafon dan jarang dibersihkan sehingga banyak
debu dan sarang laba-laba yang bergantungan di atap rumah.
Ventilasi rumah pasien kurang untuk ukuran rumah, karena hanya
terdapat 3 jendela di rumah tersebut. Rumah pasien terletak
sangat berdekatan dengan tetangganya dan tepat berdempetan
dengan rumah di samping kiri dan kanan. Ayah dan paman pasien
adalah seorang perokok dan biasanya merokok di dalam rumah.
ANAMNESIS
• Status Generalis
• Keadaan umum : sakit sedang
• Kesadaran : composmentis
• Tanda Vital
• Suhu : 36,7°C
• Nadi : 100 kali/menit
• Pernapasan : 74 kali/menit
• Berat Badan : 2900 kg
• Kepala & Leher
• Normocephal
• Mata: konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik (-)/(-), pupil isokor
• Hidung: pernapasan cuping hidung (+), rinore (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Toraks
• Inspeksi : gerakan dada simetris, retraksi intercostalis
(+)/(+), chest indrawing (+)
• Auskultasi: vesikuler (+)/(+), rh (+)/(+), wheezing (-
)/(-), bunyi jantung murni reguler
• Ekstremitas
• Superior : akral hangat (+)/(+), pucat (-)/(-)
• Inferior : akral hangat (+)/(+), pucat (-)/(-)
ASSESSMENT
• Diagnosis
Pneumonia
• Penatalaksanaan
• Antibiotik Oral ᴿ/Amoxilin syr fl 1
S 3 dd cth
• Simptomatik ᴿ/Parasetamol 500 mg 1 tab
Glyceryl Guaiacolate 1 tab
Dexamethasone 0,5 mg 1 tab
Vitamin B complex 1 tab
M f l a pulv dtd No.X
S 3 dd 1 pulv
• Edukasi Orang Tua Pasien mengenai pentingnya pencegahan pneumonia dengan cara mengurangi
kepadatan rumah, memperbaiki gizi anak, mengurangi polusi udara di dalam ruangan, seperti asap
rokok.
PEMBAHASAN
3.1 Aspek klinis
• Pasien dalam kasus ini berusia 2 bulan 10 hari. Pada usia tersebut,
pasien termasuk dalam usia yang rentan untuk mengalami
penyakit terutama infeksi saluran napas seperti pnemonia. Hal ini
disebabkan karena pada usia bayi dan balita, daya tahan tubuhnya
belum terbentuk secara sempurna sehingga mudah untuk
terserang penyakit. Selain itu, secara fisiologis bayi belum mampu
untuk mengeluarkan dahak sendiri seperti orang dewasa, sehingga
dahak terkumpul dan memperparah penyakitnya, seperti semakin
sulit bernapas dan terjadinya fokus infeksi.
PEMBAHASAN
2. Faktor Lingkungan
Dalam kasus ini, lingkungan tempat tinggal pasien yang mendukung
terjadinya penyakit pnemonia yang dialaminya adalah:
• Pasien terpapar penyakit dari orang disekitarnya
kakak pasien mengalami batuk yang sama seperti pasien.
• Jarak rumah yang berdekatan
Di daerah rumah pasien untuk lingkungan luar rumah, jarak rumah
pasien dengan rumah tetangga cukup dekat, bahkan berdempet pada
rumah tetangga di samping rumah pasien. Salah satu kaitan kepadatan
hunian dan kesehatan adalah karena rumah yang sempit dan banyak
penghuninya, maka penghuni mudah terserang penyakit dan yang sakit
dapat menularkan penyakit pada anggota keluarga lainnya. Perumahan
yang sempit dan padat akan menyebabkan anak sering terinfeksi oleh
kuman yang berasal dari tempat yang kotor dan akhirnya terkena
berbagai penyakit menular
PEMBAHASAN
2. Faktor Lingkungan
• Kebiasaan keluarga merokok
Ayah dan paman memiliki kebiasaan merokok dalam rumah, asap dari rokok
tersebut dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan bertambah berat,
apalagi bila sirkulasi udara di dalam rumah kurang memadai.
• Pendidikan yang rendah
Ayah dan ibu pasien berpendidikan rendah sehingga memiliki pengetahuan yang
rendah terutama mengenai perilaku hidup yang bersih dan sehat. Akibatnya,
keluarga pasien kurang memiliki kesadaran untuk berperilaku yang bersih dan
sehat dirumah sehingga memudahkan untuk terjadinya penyakit infeksi. Dalam
kasus ini, jika pengetahuan orang tua untuk mengatasi pnemonia tidak tepat
ketika bayi atau balita menderita pnemonia, akan mempunyai risiko meninggal
karena pneumonia, dimana 4,9 kali jika dibandingkan dengan ibu yang
mempunyai pengetahuan yang tepat. Tingkat pendidikan orang tua juga akan
berpengaruh terhadap tindakan perawatan kepada anak yang menderita
pnemonia sehingga berpengaruh juga terhadap prognosis pasien.
PEMBAHASAN
3. Faktor pelayanan kesehatan