Anda di halaman 1dari 20

LEUKOREA

Case Report Session


ADRIANI LAWRENCIA NOVALIA
RONALDI JOEWONO

PERSEPTOR
WINDI NURDIAWAN.,DR.,SPOG.,M.KES

Departemen Obstetrik dan Ginekologi


Universitas Padjadjaran
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. I
Usia : 27 tahun
Alamat : KP Ranca Panjang
Pendidikan : Sekolah Dasar
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Agama : Islam
Status pernikahan : menikah
Tanggal pemeriksaan : 21 Desember 2017
Anamnesis
Keluhan Utama : Keputihan dan terasa gatal di daerah kelamin
Penderita merupakan rujukan dari poli penyakit dalam. Penderita mengeluhkan adanya
keputihan yang disertai rasa gatal didaerah kelamin. Keadaan ini telah dialami pasien sejak 3
bulan yang lalu muncul tiba tiba. Keputihan dirasakan banyak, berbau. Keluhan nyeri saat buang
air kecil, buang air besar tidak ada.
Pasien diketahui memiliki riwayat penyakit rhupus syndrome dan rutin berobat ke poli penyakit
dalam dan sedang mengkonsumsi obat yaitu methylprednisone 1x 6mg per oral.
Penderita telah menikah sejak 5 tahun yang lalu namun belum dikaruniai seorang anak. Penderita
diketahui tidak pernah hamil atau P0A0. penderita telah menstruasi saat berusia 13 tahun,siklus
setiap 28-30 hari, lancar, dan belum mengalami menopause. SSaat ini tidak menggunakan obat
KB
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: Compos mentis Kepala: simetris, tidak ada kelainan
Tanda vital: Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• TD : 120/70 mmHg Toraks:
• Nadi : 84 x/menit Jantung: S1 S2 normal mur mur tidak ada
• Respirasi : 20 x/menit Paru paru: VBS kanan = VBS kiri, wheezing tidak da,
ronkhi tidak ada
• Suhu : 36,8ᵒC
Abdomen:
Datar lembut, bising usus normal, massa tidak ada
Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2”
Pemeriksaan Ginekologi
Abdomen: Pemeriksaan Dalam:
Inspeksi: datar
Vulva : tidak terdapat kelainan
Palpasi : lembut
Genital eksternal: Vagina : tidak terdapat kelainan
Vulva: tidak terdapat kelainana Portio : round, soft, thick, motion tenderness (-)
Pemeriksaan Inspekulo: Corpus uteri : normal
Vagina : tidak terdapat kelainan
Adnexa :
Vulva : tidak terdapat kelainan
◦ Left : dalam batas normal
Fluxus : negatif ◦ Right : dalam batas normal
Fluor : positif ◦ Douglas pouch : dalam batas normal
Portio : licin dan tenang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin:
Haemoglobin 10.7g/dl
Hematokrit 33.1 %
Eritrosit 4.08 juta/mm
Leukosit 3.230/mm
Pewarnaan Gram:
Clue cells: negatif
Skor kriteria nugent: 7
Spora/ yeast : positif
Konsisten dengan bakteri vaginosis
DIAGNOSIS
Ny. I, 27 tahun, P0A0 dengan bakterial vaginosis
Tatalaksana
Farmakologi
Metronidazole 500 mg oral 2 dd 1 7 hari

Non- farmakologi
Edukasi hygine
Prognosis
Ad vitam : Adbonam
Ad functionam : Adbonam
Ad sanationam : Dubia Adbonam
CASE ANALYSIS
CASE ANALYSIS
1. Apa itu Bacterial vaginosis?
2. Bagaimana mendiagnosis Bakterial vaginosis?
3. Bagaimana management pasien dengan Bakterial vaginosis?
4. Apakah komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus?
Apa Itu Bacterial Vagionsis
Infeksi bakteri pada vagina yang disebabkan oleh tidak seimbangnya normal
flora pada vagina.
jumlah bakteri dalam vagina melebihi batas normal. Bakteri yang berlebihan di
dalam vagina bisa menyebabkan iritasi, peradangan, bau (setelah berhubungan
seks, keluarnya cairan berwarna keputihan.
Merupakan penyebab peradangan vagina paling sering pada wanita usia subur
Diagnosa Bakterial vaginosis
Kebanyakan wanita tidak mengeluhkan adanya gejala (84%)
Kemungkinan terkinfeksi bacterial vagionsis bertambah dengan bertambahnya partner sexual
Perempuan yang belum pernah berhubungan tetap memiliki resiko terinfeksi (18.8%), wanita
hamil (25%), wanita yang sudah pernah hamil (31,7%)
Faktor resiko lainnya:
◦ Obesitas
◦ Kehamilan
◦ Pil KB
◦ Pengobatan yang lama dengan obat steroid
◦ Cuaca panas
◦ Kekurangan bakteri yang menguntungkan (lactobacilli)
◦ immunocompromised
Gejala dan Tanda-tanda klinis
Gejala paling umum dari bacterial vaginosis adalah:
◦ Terasa gatal dan iritasi di vulva dan vagina
◦ Vagina bau (bau semakin parah setelah berhubungan seks)
◦ Keputihan sangat sedikit dan biasanya berwarna putih
Gejala lainnya yaitu:
◦ Terasa sakit saat berhubungan seks
◦ Sulit buang air kecil
◦ Kulit di sekitar vulva jadi meradang dan kemerahan
Gejala dan Tanda-tanda klinis
Pada pemeriksaan terdapat secrket keputihan yang berbau.
Bisa dilakukan pengambilan sampel dan diperiksa dalam mikroskop
Bisasnya terdapat “clue cell”
Pada 90% kasus terdapat pH vagina lebih dari 4,5
Diagnosa Bakterial vaginosis
Amsel kriteria
◦ Cairan sekret Homogenus, puthin kekuningan
◦ Clue cell
◦ ppH vaginal >,45
◦ Bau “fishy” ketika menambahkan 10% KOH pada sampel (whiff test +)
3 dari 4 kriteria diagnosis bacterial vaginosis bisa ditegakkan
Management pasien dengan Bacterial
Vaginosis
Edukasi Pencegahan Vaginosis Bakterialis
◦ Jangan membersihkan bagian dalam vagina dengan cara menyemprot (douching), menggunakan sabun
kecantikan, atau dengan pembersih berbahan antiseptik.
◦ Jangan mencuci celana dalam dengan menggunakan sabun cuci dengan kandungan kimia yang keras.

Medika Mentosa
◦ Metronidazole 500 mg oral 2 dd 1 7 hari
atau
◦ Metronidazole gel 0.75%, dengan applicator (5 g) intravagiaal 1 dd 1 selama 5 hari
OR
◦ Clindamycin cream 2%, dengan applicator(5 g) intravaginal 1 dd1 untuk 7 hari
Komplikasi yang mungkin terjadi
Penyakit radang panggul
Kehamilan premature pada ibu hamil
Infeksi sexual menular lainnya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai