TAHUN 2017 Kepemimpinan pada dasarnya adalah subjektif, dalam artian tidak diukur secara objektif. Menurut Sullivan dan Decker, kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan suatu dengan sebaik- baiknya sesuai dengan kemampuannya. Menurut Stogdill, kepemimpinan adalah suatu proses yang aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Sedangkan Gardner mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama. 1. Pemimpin memiliki kepemimpinan karismatik dan tidak dapat diukur kuantitasnya. 2. Memiliki kecerdasan, kepandaian, dan mempunyai pengetahuan kerja. 3. Sejak kecil terlihat adanya bakat sebagai pemimpin. 4. Memiliki sifat adil, cerdas, baik, realistis, dan lain-lain. 5. Memiliki keyakinan 6. Selalu tertarik untuk menyelesaikan pekerjaan. 7. Mengetahui tugasnya. 8. Pandai mengawasi dan menganalisa. 9. Kesanggupan mendelegasikan wewenang. 10. Menetapkan standar yang cukup tinggi. 11. Dapat menerapkan dan meraih tujuan/ ambisi/sasaran. 12. Mengakui kelemahan dan kekuatan diri sendiri dan orang lain. 13. Dapat menemukan dan menggunakan sumber daya secara tepat. 14. Dapat mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan. 15. Belajar dari pengalaman langsung. 16. Memahami pengunaan kekuasaan. Keinginan untuk menerima tanggung jawab Kemampuan untuk menentukan prioritas Kemampuan untuk berkomunikasi Pemimpin yang Sebenarnya Pemimpin Yang Bukan Pemimpin Memberi semangat Memaksa/menarik pengikutnya. pengikutnya. Menyelesaikan pekerjaan dan Menyelesaikan pekerjaan mengembangkan pengikutnya. dengan mengorbankan pengikutnya. Menujukkan kepada Memberikan kekuatan dengan pengikutnya bagaimana ancaman dan paksaan. menjalankan suatu pekerjaan. Memikul kewajiban/tanggung Melepaskan tanggung jawab. jawab. Memeperbaiki kegagalan yang Menyalahkan orang lain atas terjadi dalam pencapaian tugas kegagalan yang dialami. Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan yang bersifat holistik. Secara makro, berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan. Secara makro, berarti bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan preventif. Hidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya sehat merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam diri manusia yang perlu dipertahankan dan dipelihara. Kesehatan merupakan salah satu dari tiga faktor utama yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, disamping pendidikan dan pendapatan (ekonomi). Derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. UU no 23 th 1992 ttg kesh Pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan kes adlh masy, bangsa dan Negara yg ditandai oleh penduduknya hidup dlm ling dan dgn perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan utk mengjangkau yankes yg bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat yg setinggi2nya di seluruh RI. Gambaran masy di Indonesia di masa depan atau visi yg ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai : INDONESIA SEHAT 2015 Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya Pembangunan Nasional berwawasan kesehatan Profesionalisme Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Desentralisasi Lingkungan sehat Perilaku sehat Pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata, yang menjangkau semua lapisan masyarakat. Ling sehat: 80% rmh sehat, 90% keluarga menggunakan air bersih, 85% keluarga menggunakan jamban sehat, 80% sekolah sehat, 80% Kabupaten/kota sehat. Perilaku sehat: 80% penduduk berperilaku sehat (aktivitas fisik, makan dengan gizi baik, dan tidak merokok); 80% tatanan keluarga sehat. Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau Derajat kesehatan: Angka harapan hidup 67,9 tahun, angka kematian bayi 35 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian ibu 125 per 100.000 kelahiran, angka kematian kasar 7,5 per 1000 penduduk.