meningkatkan risiko kematian pada ibu. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan reproduksi pada perempuan berbasis konseling perlu diberikan untuk mengatasi masalah tersebut. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, dari 200 juta kehamilan per tahun, dan 38 persen di antaranya merupakan kehamilan tak diinginkan (KTD). Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan. Abortus dibagi menjadi dua, yaitu abortus spontan dan abortus buatan. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa adanya upaya- upaya dari luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Kejadian aborsi pada perempuan berkisar antara 750.000 sampai 2 juta per tahun nya. Berdasarkan SKRT 1995 angka kejadian aborsi tidak aman mencapai 11, 1 %. Aborsi tidak aman 30 % menyumbang dalam AKI, 1 dari 9 ibu yg melakukan abkorsi tidak aman akan meninggal dunia. Faktor penyebab : Psikososial 57,5 % yaitu hasil hamil diluar nikah, perkosaan dan kemiskinan, faktor gagal dalam KB #6, 4 % upaya saat ini difokuskan untuk menyusun Surat Keputusan Menteri Kesehatan (SK Menkes) tentang batasan pelayanan aborsi yang aman dengan memasukkan kriteria, yaitu antara lain: 1) usia kandungan dibawah 12 minggu 2) di rumah sakit yang ditunjuk 3) oleh dokter yang bersertifikat 4) konseling pra dan pasca aborsi 5) biaya yang terjangkau