Anda di halaman 1dari 23

BAB 2

Pengukuran
• Pengukuran, Besaran, dan Satuan
• Istilah dalam Teknik Pengukuran
• Pengukuran Panjang
• Pengukuran Massa
• Pengukuran Waktu
• Besaran Skalar dan Besaran Vektor
BAB 2
Pengukuran
Bagaimana hubungan antara besaran dan satuan?

Bagaimana teknik mengukur yang benar?

Apa saja alat untuk mengukur suatu besaran?

Apakah besaran skalar dan besaran vektor itu?

2
Apakah pengukuran itu?
berasal dari
Besaran dikenal
pengamatan di Besaran Standar
alam yang ingin yang Tidak juga sebagai
yang
kita ukur Diketahui Diketahui satuan

Jika besaran yang tidak diketahui 10 kali besaran


standar, maka dituliskan10 x besaran standar.
Contoh, 10 x besaran standar (meter) = 10 meter

3
Besaran Standar (Pokok) dan
Besaran Turunan
Kita mengenal besaran standar sebagai besaran pokok yang juga
memiliki satuan Sistem Internasional (SI)
Panjang Meter Luas Meter persegi
Massa Kilogram Volume Meter kubik
Waktu Sekon/detik Massa jenis Kilogram per meter kubik
Suhu Kelvin Kecepatan Meter per detik
Jumlah zat Mole Percepatan Meter per detik kuadrat
Kuat arus listrik Ampere Momentum Kilogram meter per detik
Intensitas cahaya Candela Gaya Kilogram meter per detik
kuadrat
4
• Notasi Ilmiah dan Besar
Pangkat
• Akurasi
Teknik • Persentase Kesalahan
• Kesalahan Berulang
Pengukuran • Angka Penting
• Pembulatan

5
Pengukuran Panjang
 Mistar
Tingkat ketelitian sampai 0,5 mm atau 0,05 cm.

Membaca secara normal. Membaca dengan taksiran

13
 Jangka Sorong
Tingkat ketelitian sampai 0,1 mm atau 0,01 cm.

Garis ke-10 pada


skala Vernier atau
nonius sama
dengan garis ke-9
pada skala utama.

Nilai skala terkecil skala utama (NSTSU) jangka sorong biasanya 10


pembagian (1/10 cm atau 1 mm) dan jumlah skala Vernier ada 10 (10 mm).
Oleh karena itu, nilai skala terkecil alat (NST alat) jangka sorong =
NSTSU/jumlah skala Vernier = 1 mm/10 mm = 0,1 mm = 0,01 cm.
14
Panjang = pembacaan skala utama + NST Alat
× garis skala Vernier
atau
Panjang = 1,0 cm + 0,01 cm × 5
= 1,0 cm + 0,05 cm = 1,05 cm
Hasil pengukuran di samping dibaca 1,05 cm.

a) b) a) Koreksi negatif, sebesar


= – garis skala vernier yang
berimpit × NST Alat
= – 6 × 0,01 cm = –0,06 cm.
b) Koreksi positif, sebesar
= + (n – garis skala vernier yang
berimpit) × NST Alat (n = jumlah
pembagian skala vernier)
= +(10 – 8) x 0,01 cm =+0,02 cm.

15
 Mikrometer Sekrup
Tingkat ketelitian sampai 0,01 mm atau 0,001 cm.

Jika skala putar


diputar 5 kali dan
berhimpit dengan
skala 5 mm pada
skala utama, maka
nilai skala
terkecilnya sebesar
5 mm/5 = 1 mm.

Nilai skala terkecil skala utama (NSTSU) mikrometer sekrup biasanya 50


pembagian (1/50 cm atau 0,5 mm) dan jumlah skala putar ada 50 (50 mm).
Oleh karena itu, nilai skala terkecil alat (NST alat) mikrometer sekrup =
NSTSU/jumlah skala putar= 0,5 mm/50 mm = 0,01 mm = 0,001 cm.
16
Panjang = pembacaan skala utama + NST Alat ×
garis skala putar
atau
Panjang = 5 mm + 57 × 0,001 cm
= 0,5 cm + 0,057 cm = 0,557 cm
Hasil pengukuran di samping dibaca 0,557 cm.

a) Koreksi negatif, sebesar


a) b)
= – garis skala putar yang berimpit
× NST Alat
= – 5 × 0,001 cm = –0,005 cm.
b) Koreksi positif, sebesar
= + (n – garis skala putar yang
berimpit) × NST Alat (n = jumlah
pembagian skala putar)
= +(100 – 96) x 0,001 cm
=+0,004 cm.
17
Pengukuran Massa

Lebih akurat Lebih akurat

18
Pengukuran Waktu

Ketika memencet tombol on dan off pada Bandul yang memiliki


stopwatch diperlukan waktu sekitar 0,2 s. periode (T) sebesar dua
Nilai itu adalah kesalahan pengamat, detik, disebut bandul detik.
selain kesalahan alat yang sudah ada.

19
Besaran Skalar dan Besaran Vektor
Besaran yang memiliki besar Besaran yang memiliki
(nilai), tetapi tidak memiliki besar (nilai) dan arah
arah disebut besaran skalar. disebut besaran vektor.

Waktu Gaya
Volume Kecepatan
Massa jenis Percepatan
Suhu Medan gravitasi
Energi Momentum

20
Mengapa belajar vektor sangat
penting?

21
Besaran vektor dilambangkan dengan beberapa cara.

Menggambar vektor
a
F

|F| = 100 N |a| = 10 m/s2

22
Sifat-sifat Vektor

Satu satuan
D=E D E 3I = 2J
Identik F atau
I = 2/3 J
juga
G = -H E = 2F
G H
Berlawanan Perbandingan
(jika arah ke vektor yang
atas positif) I J searah

23
Penjumlahan Vektor
Vektor yang Searah Vektor yang Tidak Sejajar
W
Q A B
S = W+Q
A+B
a)
W B
T A

b) B
U = W+Q
A

S dan U adalah vektor hasil penjumlahan a) Metode segitiga


atau disebut vektor resultan b) Metode jajargenjang

24
Penjumlahan Vektor Metode Polygon

A
B

C
A
C B

B
C
A

A+B+C=C+B+A
Jika penjumlahan vektor menghasilkan ruang tertutup, maka
vektor resultannya nol.
25
Pengurangan Vektor Perkalian Vektor dan Skalar
Perkalian vektor dan skalar mengubah
A – B = A + (–B)
besar vektor dan tidak mengubah arah
vektor.

A
B 4M M
-B 6M

A 2½M

-B 9½M

26
Bagaimana menentukan panjang dan arah vektor
Resultan yang tidak sejajar atau membentuk sudut?
Metode Grafis (digambar)
Dibantu dengan mistar dan busur derajat.
Vektor digambar dengan skala dan sudut yang tepat. Kemudian, terapkan metode
segitiga, jajargenjang, atau poligon untuk melukiskan vektor resultannya.

Panjang vektor resultan diukur dengan mistar.


Arah vektor resultan diukur dengan busur derajat.

27
Metode Analitik (dihitung dengan rumus)
Dibantu dengan pengetahuan geometri.
Vektor digambar dalam bentuk sketsa.
Gambar skala dan sudut yang tepat tidak diharuskan.

B B B sin 
R sin 
 

A A
Panjang vektor resultan dihitung dengan rumus
|R|2 = |A|2 + |B|2 + 2 |A||B|cos 
atau
R2 = A2 + B2 + 2 AB cos 
Arah vektor resultan dihitung dengan rumus
R sin  = B sin    = arc sin B sin 
R

28
Vektor Posisi (dalam koordinat cartesius)
Vektor posisi dalam koordinat cartesius dapat diuraikan dalam bentuk komponen
sumbu horizontal (komponen-x) dan komponen sumbu vertikal (komponen-y).

F = Fx + Fy

|F| = |Fx|2 + |Fy|2

|Fx| = |F| cos 

|Fy| = |F| sin 

29
Vektor Satuan (dalam koordinat cartesius)
Vektor satuan adalah vektor yang panjangnya satu satuan dengan arah tertentu.
Untuk koordinat dua dimensi (koordinat bidang) ada vektor I (searah sumbu-x)
dan J (searah sumbu-y).

F = |Fx | I + |Fy | J
atau
F = Fx I + Fy J
Contoh:
F = 2I + 3J

30

Anda mungkin juga menyukai