Anda di halaman 1dari 19

OLEH :

AMELGUNA STIEN PAMELLA


ITA NOVALINA
JESSICA STELA
MARTEN ALBI
MARIA BERNADETTE
PC. KRISTIAN
Pengertian
 Perilaku kekerasan merupakan bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Perilaku
kekerasan dapat dilakukan secara verbal yang ditujukan pada diri
sendiri, orang lain dan lingkungan (Keliat, 2011)
 Pcrilaku kekerasan adalah nyata melakukan kekerasan, ditujukan
pada diri sendiri atau lain secara verbal maupun nonvcrbal dan
pada lingkungan (Depkes dalam, Dermawan, 2013).
 Dapat disimpulkan perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk
perasaan atau emosi yang terwujud dalam sebuah perilaku
melukai diri sendiri, orang lain ataupun lingkungan yang timbul
sebagai reaksi terhadap rasa cemas yang meningkat, yang
dirasakan sebagai sebuah ancaman
Rentang Respon
Rentang Respon

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

Klien mampu Klien gagal Klien merasa Klien Perasaan


mengungka mencapai tidak dapat mengekspres marah dan
pkan marah tujuan mengungka ikan secara bermusuhan
tanpa kepuasan/ pkan fisik, tapi yang kuat
menyalah saat marah perasaanya, masih dan hilang
kan orang dan tidak tidak terkontrol, kontrol,
lain dan menemuka berdaya, mendorong disertai amuk,
memberi n alternatif dan orang lain merusak
kan nya menyerah dengan lingkungan
kelegaan ancaman
Perbandingan Perilaku Asertif, Pasif, Agresif
Asertif Pasif Agresif
Isi pembicaraan Positif menawarkan diri Negative, merendahkan diri Menyombongkan diri,
(“saya dapat”, “saya akan”) (“dapatkah saya?”, merendahkan orang lain
“dapatkah kamu?”) (“kamu selalu”, “kamu tidak
pernah”)

Tekanan suara Sedang Cepat, lambat, mengeluh Keras, ngotot

Posisi badan Tegap dan santai Menundukkan kepala Kaku condong kedepan

Jarak Mempertahankan jarak Menjaga jarak dengan sikap Siap dengan jarak akan
yang nyaman penuh atau mengabaikan menyerang orang lain

Penampilan Sikap tenang Loyo, tidak dapat tenang Mengancam, posisi


menyerang
Kontak mata Mempertahankan kontak Sedikit/ sama sekali tidak Mata melotot dan
mata sesuai dengan dipertahankan
hubungan yang langsung
Faktor Predisposisi
1.Faktor Biologik
- Faktor neurologis. beragam komponen dari sistem syaraf yang
mempunyai peran memfasilitasi atau menghambat rangsangan
dan pesan-pesan yang akan memengaruhi sifat agresif

- Faktor genetik, adanya faktor gen yang diturunkan melalu orang


tua, menjadi potensi perilaku agresif.

- Irama sirkadian tubuh. Menurut penelitian pada jam-jam tertentu


manusia mengalami peningkatan cortisol terutama pada jam-jam
sibuk seperti menjelang masuk kerja dan menjelang berakhirnya
pekerjaan sekitar jam 9 dan jam 13. Pada jam tertentu orang lebih
mudah terstimulasi untuk bersikap agresif.
Faktor Predisposisi
2. Psikologi
- Psikoanalisa. Teori ini menjelaskan bahwa adanya ketidakpuasan fase
oral antara usia 0-2 tahun dimana anak tidak mendapat kasih sayang
dan pemenuhan air susu yang cukup cenderung mengembangkan
sikap agresif dan bermusuhan setelah dewasa sebagai kompensasi
adanya ketidakpercayaan pada lingkungannya.
 Imitation, modeling, and information processing theory. Menurut teori ini
perilaku kekerasan bisa berkembang dalam lingkungan yang menolelir
kekerasan.
Faktor Predisposisi
- Teori Pembelajaran. Anak belajar melalui perilaku meniru dari
contoh peran mereka, biasanya orang tua mereka sendiri. Anak
memiliki persepsi ideal tentang orang tua mereka selama tahap
perkembangan awal, namun, dengan perkembangan yang
dialaminya, mereka mulai meniru pola perilaku guru, teman, dan
orang lain.
- Teori Sosiokultural. Dalam budaya tertentu seperti rebutan berkah,
rebutan uang receh, sesaji atau kotoran kerbau di keraton, serta
ritual-ritual yang cenderung mengarah pada kemusyrikan secara
tidak langsung turut memupuk sikap agresif dan ingin menang
sendiri.
Faktor Presipitasi
 Ekspresi diri,
 Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial
ekonomi.
 Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga
 Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuan menempatkan dirinya sebagai seorang yang
dewasa.
 Adanya riwayat perilaku anti sosial
 Kematian anggota keluarga
Tanda dan Gejala
1.FISIK
2. VERBAL
- Muka merah dan tegang
- Bicara kasar
- Mata melotot atau pandangan
tajam - Suara tinggi, membentak atau
- Tangan mengepal berteriak
- Rahang mengatup - Mengancam secara verbal
atau fisik
- Wajah memerah dan tegang
- Postur tubuh kaku
- Mengumpat dengan kata-
kata kotor
- Pandangan tajam
- Suara keras
- Mengatupkan rahang dengan kuat
- Ketus
- Mengepalkan tangan
- Jalan mondar-mandir
Tanda dan Gejala
3.PERILAKU
- Melempar atau memukul benda/orang
lain 5.SPIRITUAL
- Menyerang orang lain Merasa diri berkuasa, merasa diri
- Amuk/ agresif
- Melukai diri sendiri/ orang lain benar, mengkritik pendapat orang
- Merusak lingkungan lain, menyinggung perasaan orang
lain, tidak peduli dan kasar.
4.EMOSI
- Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, 6.Sosial
rasa terganggu, dendam dan jengkel,
- Menarik diri, pengasingan,
tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk,
ingin berkelahi, menyalahkan dan penolakan, kekerasan, ejekan,
menuntut. sindiran.
- Intelektual
- Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat,
- Perhatian
meremehkan, sarkasme. - Bolos, mencuri, melarikan diri,
penyimpangan seksual.
Respon marah dapat diungkapkan dengan cara :

 Mengungkapkan secara verbal/langsung pada saat itu


sehingga dapat melegakan individu dan membantu
orang ain untuk mengerti perasaannya
 Menekan kcmarahan atau pura-pura tidak marah. Hal ini
mempersulit diri dan menganggu hubungan
interpersonal.
 Menentang atau melarikan diri. Cara ini akan
menimbulkan rasa bermusuhan dan bila dipakai terus
menerus kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri
atau orang lain sehingga akan tampak sebagai
psikosomatis atau agresi/amuk
Fungsi Positif Marah
 Energizing Function
Rasa marah akan menambah energi atau tenaga seseorang karena emosi akan meningkatkan
adrenalin dalam tubuh yangmengakibatkan pcningkatan metabolisme tubuh sehingga terbentuk energi
tambahan.
 Expressive Function
Dengan mengekspresikan kemarahan, individu dapat memperlihatkan/ mengkomunikasikan pada
orang lain keinginan dan harapannya secara terbuka tanpa melalui kata-kata. Ekspresi yang terbuka
menandakan hubungan yang sehat.
 Self Promotional Function
Marah dapat digunakan memproyeksikan konsep diri yang positif atau meningkatkan harga diri.
 Defensive Function
Kemarahan dapat meningkatkan pertahanan ego dalam menanggapi kecemasan yang meningkat
dalam konflik eksternal.
 Potienting Function
Kemampuan koping terhadap rasa marah akan meningkatkan kemampuan mengontrol situasi;
persaingan tidak sehat
 Discriminating Function
Dengan mengekspresikan marah individu dapat membedakan keadaan alam perasaannya; sedih,
jengkel, marah, amuk.
KONSEP DASAR
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
 Data demografi : Perawat mengkaji identitas klien dan melakukan
perkenalan dan kontrak dengan klien tentang nama perawat,
nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan, waktu,
tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
 Usia dan nomor rekam medik
 Perawat menuliskan sumber data yang didapat
 Alasan masuk
 Tanyakan pada klien atau keluarga:
1. Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang ke rumah
sakit?
2. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi
masalah ini?
3. Bagaimana hasilnya?
Pengkajian
 Tinjau kembali riwayat klien untuk adanya stressor pencetus dan
data signifikan tentang:
1. Kerentanan genetika-biologik (misal, riwayat keluarga)
2. Peristiwa hidup yang menimbulkan stress dan kehilangan yang
baru dialam
3. Episode-episode perilaku kekerasan di masa lalu
4. Riwayat pengobatan
5. Penyalahgunaan obat dan alkohol
6. Riwayat pendidikan dan pekerjaan
Catat ciri-ciri respon fisiologik, kognitif, emosional dan perilaku dari
individu dengan gangguan mood
Pengkajian
 Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan lelalitas perilaku bunuh diri klien
:
1. Tujuan klien (misal, agar terlepas dari stress solusi masalah yang sulit)
2. Rencana bunuh diri, termasuk apakah klien memiliki rencana
tersebut
3. Keadaan jiwa klien (misal, adanya gangguan pikiran, tingkat
kegelisahan, keparahan gangguan mood)
4. Sistem pendukung yang ada
5. Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, ntermasuk penyakit lain
(baik psikiatrik maupun medik), kehilangan yang baru dialami, dan
riwayat penyalahgunaan zat.
 Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar klien atau
keluarga tentang gejala, medikasi, dan rekomendasi pengobatan,
gangguan mood, tanda-tanda kekambuhan serta tindakan
perawatan sendiri.
SP JIWA RPK.docx

Anda mungkin juga menyukai