Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN BENCANA

Oleh
Kelompok 5

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017
TUGAS 1

A. Dua persiapan yang diperlukan untuk perawat koordinator


bencana rumah sakit. Berikut yang perlu dipersiapkan:
1. Dukungan pelayanan medis (medical support)
a) Menyiapkan, melakukan pemantauan, dan pengawasan daerah triage,
label, dan rambu-rambu.
b) Menyiapkan dan melakukan pemantauan peralatan pertolongan, mulai
dari peralatan life saving sampai peralatan terapi definitif.
c) Menyiapakan atau menunjuk SDM dengan kemampuan sesuai dengan
standart pelayanan dan standart kompetensi. Tugas perawat koordinator
adalah menaruh perawat-perawat sesuai dengan keahliannya sehingga
akan siap kapanpun jika terjadi bencana.
d) Menyiapkan prosedur yang harus dilakukan dan menyiapkan dan
menunjuk berbagai keputusan tindakan yang dapat dilakukan.
Cont..

2. Dukungan manajerial (management support)


a) Menyiapkan pos komando, sekaligus melakukan pengawasan dan pengecekan terhadap
pos yang dibutuhkan.
b) Menyiapkan SDM cadangan. SDM cadangan tetap diperlukan untuk berjaga ketika suatu
hal tidak diinginkan terjadi. Tugas koordinator perawat menunjuk orang-orang tersebut
sesuai kompetensinya.
c) Menangani kebutuhan logistik dengan dibantu perawat lain.
d) Menyiapkan alur evakuasi dan keamanan area penampungan.
e) Menyiapkan area dekontaminasi (bila diperlukan).
f) Melakukan pendataan pasien dan penempatan/pengiriman pasien. Sebagai perawat
koordinator bertanggung jawab penuh atas kevaliditasan dari data yang disampaikan
g) Menetapkan masa pengakhiran kegiatan penanganan bencana.
h) Menyiapkan sarana fasilitas komunikasi di dalam dan di luar rumah sakit.
i) Menangani masalah pemberitaan media dan informasi bagi keluarga korban.
j) Menyiapkan fasilitas transportasi untuk petugas dan korban/pasien (transportasi darat,
laut dan udara).
B. Data/mapping yang diperlukan
1. Medical Support
a) Data lokasi triage, label, dan rambu-rambu
b) Data peralatan pertolongan yang dibutuhkan
c) Data SDM yang memiliki kemampuan sesuai
d) dengan standar pelayanan & standar kompetensi
e) Mendata prosedur-prosedur yang akan mendukung
dalam pelaksanaan nedis
2. Management Support
a) Data pos komando yang terdapat di rumah sakit
b) Data mengenai SSM cadangan yang dapat membantu proses pelaksanaan
c) Data logistik yang dibutuhkan
d) Data tentang peta rumah sakit (jalur evakuasi, titik kumpul, ruang perawatan)
e) Mendata pasien beserta penempatan dan pengiriman pasien
f) Data fasilitas komunikasi didalam dan diluar rumah sakit
g) Data transportasi yang dibutuhkan dalam proses evakuasi
C. Perencanaan tentang bencana
di Rumah Sakit :
A. Organisasi dan tata laksana perorangan (Job describtion)

1. Ketua
a. Dijabat oleh Pimpinan Rumsah Sakit
b. Dibantu oleh staf : penasehat medik (Ketua Komite medik/ Dir atau Wadir
pelaksana medik), Humas, Penghubung, Keamanan
2. Pelaksana. Disesuaikan dengan struktur organisasi rumah sakit, meliputi :
a. Operasional : fasilitas, Komunikasi, transportasi, material, makanan.
b. Logistik : situasi, tenaga, keperawatan.
c. Perencanaan : pengadaan, pembiayaan, klaim, admin.
d. Keuangan : layanan medis, layanan penunjang dan layanan sosial
B. Sumber daya :SDM, fasilitas (peralatan/obat), dana
C. Komunikasi dan transportasi
D. Tata kerja operasional (penanganan kejadian, evakuasi dll)
TUGAS 2
A. Sarana Penanggulangan Kebakaran

1. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)


Menurut PERMENAKER No.04/MEN/ tahun 1980, APAR adalah alat yang ringan
yang digunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada mulai terjadi kebakaran.
CONT..

2. Sprinkler
Sistem sprinkler terdiri dari rangkaian pipa yang dilengkapi dengan ujung
penyemprot (discharge nozzle) yang kecil (sprinkler head) dan ditempatkan
dalam suatu bangunan jika terjadi kebakaran maka panas dari api akan
melelehkan sambungan solder atau memecahkan bulb, kemudian kepala
sprinkler akan mengeluarkan air.
3. Hydrant
Instalansi hydrant adalah sistem pemadam kebakaran tetap yang
menggunakan media pemadam air bertekan yang dialirkan melalui
media pipa dan selang.

4. Alarm Kebakaran
Menurut NFPA, alarm kebakaran adalah komponen dari
sistem yang memberikan isyarat atau tanda adanya suatu
kebakaran.
5. Detector kebakaran

•Detektor asap, prinsip kerja deteksi ini bila terjadi kebakran yang
kemudian ada asap memasuki ruang deteksi maka partikel asap
tersebut mempengaruhi perubahan nilai ion diruang deteksi, dengan
perubahan nilai ion pada ruang deteksi mengakibatkan rangkaian
elektronik kontak menjadi aktif dan berbunyi.
•Detektor nyala, prinsip alat ini berdasarkan sensitivitas terhadap
cahaya api yang memancarkan cahaya inframerah atau ultraviolet.
•Detektor panas, prinsip kerja deteksi ini berdasarkan kepekaan
menerima panas dengan derajat suhu yang ditentukan oleh kepekaan
deteksi, maka sensor bimetal mendorong mekanikal kontak menjadi
aktif dengan demikian alarrm berbunyi. Sedangkan detektor panas
tipe fix temperature bekerja ketika terdapat kenaikan panas atau suhu
secara drastis.
Prasarana Penyelamatan Jiwa

1. Jalur evakuasi kebakaran harus ada disetiap bangunan sehingga orangorang dapat
menyelamatkan diri, jalur ini harus tidak terhalang oleh barangbarang, mudah terlihat
dan di beri tanda yang jelas (Suma’mur, 1996) jalur evakuasi harus mengarah ke titik
kumpul atau titik aman yang telah di tentukan oleh instansi terkait.

2. Tangga darurat kebakaran kebakaran adalah tangga yang direncanakan khusus untuk
penyelamatan bila terjadi kebakaran. Tangga kebakaran dilindungi oleh saf tahan api
dan termasuk didalamnya lantai dan atap atau ujung atas struktur penutup. Tangga
darurat dibuat untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau lukaluka pada waktu
melakukan evakuasi pada saat
B. 5 upaya pencegahan dalam Penanggulangan
kebakaran di Rumah Sakit

1. Pertimbangan perencanaan Pembangunan Rumah Sakit

2. Penyediaan Sarana dan Prasarana Penanggulangan Kebakaran

3. Pendidikan dan Pelatihan Kebakaran

4. Diterapkan peraturan larangan merokok.

5. Pemeriksaan bangunan secara rutin terhadap listrik dan peralatan


C. 3 perencanaan dan penanganan utama pada
korban kebakaran di Rumah Saki

Kegiatan-kegiatan merupakan upaya dalam penanganan korban


kebakaran di rumahsakit. Tiga perencanaan dan penanganan utama
tersebut dimulai sejak korban tiba di IGD. Penanggung jawab dari tiga
penanganan utama pada korban di ketuai oleh Tim Medical Suport

1. Sejak di lokasi kejadian (triase satu)


2. Area berkumpul (collecting area) untuk proses
evakuasi/transportasi ke IGD (triase dua)
3. Area teras IGD (triase tiga).
6 code yang digunakan sebagai
alarm system di RS
1. Code Red (Merah)
Code Red adalah kode yang mengumumkan adanya ancaman kebakaran di
lingkungan rumah sakit (api maupun asap), sekaligus mengaktifkan tim siaga
bencana rumah sakit untuk kasus kebakaran
2. Code Blue (Biru)
Code Blue adalah kode yang mengumumkan adanya pasien,keluarga pasien, pengunjung,
dan karyawan yang mengalami henti jantung dan membutuhkan tindakan resusitasi segera.
3. Code Pink (Merah Muda)
Code Pink adalah kode yang mengumumkan adanya penculikan bayi/ anak atau
kehilangan bayi/ anak di lingkungan rumah sakit.
4. Code Black (Hitam)
Code black adalah kode yang mengumumkan adanya ancaman orang yang
membahayakan (ancaman orang bersenjata atau tidak bersenjata yang mengancam
akan melukai seseorang atau melukai diri sendiri), ancaman bom atau ditemukan benda
yang dicurigai bom di lingkungan rumah sakit dan ancaman lain.
CONT..

5. Code Yellow (Kuning)


Code Yellow adalah kode yang mengumumkan adanya situasi krisis internal (emergensi
internal) rumah sakit yang meliputi: kebocoran atau dugaan kebocoran gas termasuk gas
elpiji, kebocoran dan tumpahan bahan kimia dan atau bahan berbahaya, kegagalan
sistem vital seperti kegagalan back-up daya listrik, boks pembagi daya listrik, seseorang
terjebak/terjerat, banjir, insiden radiasi, dan lain-lain.

6. Code Orange (Oranye)


Code Orange adalah kode yang mengumumkan adanya insiden yang terjadi di luar
rumah sakit (emergensi eksternal) misalnya kecelakaan massal lalulintas darat, laut, dan
udara; ledakan, banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, dll.
TUGAS 3
Tahapan yang Harus Dilakukan Dalam Penanganan Bencana di Lapangan

1. Tahap Mitigasi
Mitigasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengurangi resiko dan potensi kerusakan
akibat keadaan darurat. Analisa demografi populasi rentan dan kemampuan komunitas harus
dianalisa. Mitigasi mencakup pendidikan kepada publik tindakan untuk menyiapkan bencana
pada individu,keluarga,dan komunitas.

2. Tahap kesiapsiagaan dan pencegahan (Prevention phase)


Tahap kesiapsiagaan adalah tahap dimana dilakukan persiapan yang baik dengan berbagai
tindakan untuk meminamalisir kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya bencana dan
menyusun perencanaan agara dapat melakukan kegiatan pertolongan serta perawatan yang
efektif saat terjadi bencana
3. Tahap tindakan (Respon phase)
Tahap tindakan merupakan tahap dimana dilakukan berbagai aksi darurat yang nyata untuk
menjaga diri sendiri atau harta kekayaan. Tujuan dari tahap tindakan adalah mengontrol
dampak negatif dari bencana
CONT…

4. Tahap pemulihan

Tahap pemulihan merupakan tahap dimana individu atau masyarakat dengan


kemampuannya sendiri dapat memulihkan fungsinya seperti kondisi sebelumnnya. Pada
Tahap ini orang-orang mulai melakukan perbaikan darurat tempat tinggal, mulai sekolah atau
bekerja, memulihkan lingkungan tempat tinggalnya. Tahap ini merupakan masa peralihan
dari kondisi darurat ke kondisi tenang.
5. Tahap Rehabilitasi

Tahap Rehabilitasi merupakan tahap dimana individu atau masyarakat berusaha


mengembalikan fungsi fungsi-fungsinya seperti sebelum bencana dan merencanakan
rehabilitasi terhadap seluruh komunitas. Keadaannya mengalami perubahan dari sebelum
bencana.

Anda mungkin juga menyukai