Anda di halaman 1dari 38

Tinea Cruris et

Corporis

Oleh:
Maria Chrismayani H.
(0802005018)

Pembimbing :
dr. Ketut Kwartantaya Winaya, Sp.KK

SMF/BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT INDERA DENPASAR
BAB 1
PENDAHLUAN
• Indonesia negara tropis, ditambah higiene yg
kurang baik,infestasi jamur kulit ckp byk
• RSCM, 1992 ditemukan 2500 penderita dari
19.000 jmlh pengunjung (± 13% pndrta jamur
kulit )
• RS Dr. Soetomo, Sby dermatomikosis superfisialis
msh byk ditemukan
• Dari berbagai pnyk jamur kulit tipe infeksi
superfisialis & kutan ygsering ditemui adlh pitiriasis
versikolor, dermatofitosis & kandidosis kulit
• Dermatofitosis disebabkan oleh jamur
dermatofita, yakni Trichophyton spp,
Mikrosporum spp & Epidermophyton spp.
• Higiene jg berperan utk timbulnya pnyk ini
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Tinea korporis adlh pnyk krn infeksi jamur
dermatofita pd kulit halus (glabrous skin) di
daerah muka, leher, badan, lengan & gluteal.
Tinea kruris adlh penyakit krn infeksi jamur
dermatofita di daerah genito krusal (di daerah
lipat paha, sekitar anogenital dan dapat
meluas ke bokong dan perut bagian bawah)
2. Sinonim
Tinea korporis : Tinea sirsinata, Tinea
glabrosa, Scherende Flechte, kurap, herpes
sircine trichophytique.
Tinea Kruris: Eksema marginatum, Dhobie
itch, Jockey itch, Ringworm of the goin.
3. Etiologi
Tinea korporis : Trichophyton rubrum &
Tricophyton mentagrophytes
Tinea Kruris : Epidermophyton floccosum atau
sama dengan penyebab terjadinya Tinea
Korporis.

4. Gejala
Penderita mengeluh gatal yg kdg2
meningkat wkt keringat
5. Gambaran Klinis
- lesi bulat atau lonjong
- berbts tegas terdiri atas eritema,
skuama, kdg2 dg vesikel & papul
- daerah tengah biasanya lbh tenang
(sentral healing) sementara yg ditepi lbh
aktif
- kdg ada erosi & krusta akibat garukan
- lesi dg pinggir yg polikistik
- Tinea corporis bisa muncul dg Tinea
cruris
6. Diagnosis
- Anamnesa
Rasa gatal yg sangat mengganggu, gatal
bertambah apabila berkeringat. Karena gatal
dan digaruk, maka timbul lesi sehingga lesi
bertambah meluas, terutama pada kulit yang
lembap.
- Gejala klinis yang khas
-Pemeriksaan sediaan lgs (KOH)
(+) elemen jamur berupa hifa panjang dan
artrospora (hifa yang bercabang)
- Pemeriksaan biakan jamur
7. DD
1. Eritrasma
2. Kandidiasis intertriginosa
3. Psoriasis vulgaris
8. Pengobatan
a. Topikal
- Kombinasi as. Salisilat & as. Benzoat
- Kombinasi as. Salisilat & sulfur
presipitatum
- Derivat azol: mikonazol 2%, klotrimasol 1,
ketokonazol 1%%
b. Sistemik
1. Griseofulvin
2. Gol. Azol
3. Antibiotika
4. Antihistamin
9. Pencegahan
a. Mengurangi kelembaban tubuh
b. Menghindari sumber penularan
c. Menghilangkan fokal infeksi
d. Meningkatkan hygiene
e. Memperbaiki makanan
f. Faktor predisposisi harus kontrol

10. Prognosis
Baik
BAB 3
LAPORAN KASUS
1. Identitas
Nama : NMK
Umur : 57thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Br. Babakan Kangin, Badung
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan : Tamat SD
Tanggal Pemeriksaan: 16 Juli 2012
2. Anamnesis
- Keluhan Utama
Gatal ketiak kiri , lipatan paha, dan
bokong
- Perjalanan Penyakit
Penderita mengeluh gatal pada ketiak
kiri, lipatan paha, dan bokong sejak
tiga bulan yang lalu Pada awalnya
muncul bercak kemerahan yang makin
lama makin luas. Gatal dirasakan
hilang timbul dan bila terkena keringat
gatal yang muncul makin hebat
- Riwayat Pengobatan
Penderita belum sempat mengobati
penyakitnya. Riwayat pemakaian minyak oles
disangkal.

- Riwayat Penyakit Dahulu


Belum pernah menderita penyakit yang sama.
Asma (-), jantung (-), HT(-), DM(-)

- Riwayat Penyakit Dlm Keluarga


Tidak ada yang menderita sakit yang sama
dengan penderita

- Riwayat Atopi
Tidak ada yang menderita asma maupun
dermatitis
3. Pemeriksaan Fisik
Status present
- KU : baik
- Nadi : 84x/mnt
- Respirasi : 20x/mnt
Status General
Kepala : Normocephali
Mata : anemi -/-,ikt -/-
THT : Dbn
Thorax : Cor : S1S2 normal,murmur –
Pulmo : Vesikuler +/+,
ronkhi -/-, wheezing-/-
Abd : dist(-), BU (+) normal,
hepar&lien tdk teraba
Eks : Dbn

Status Dermatologis
Lokasi : aksila sinistra, inguinal, dan gluteal
Eff : Plak hiperpigmentasi, multipel, bentuk
geografika, ukuran 3x4 – 6x8 cm, batas tegas, bagian
tepi tampak multipel papul eritema bentuk bulat
diameter 0,3 cm. Ditutupi skuama tipis warna putih
dan tampak central healing.
Effloresensi pada Aksila Sinistra
Effloresensi pada Regio Gluteal
4. Pemeriksaan Penunjang
- KOH 10%
- Kultur jamur
- Pemeriksaan gram
KOH 10 % tampak elemen jamur berupa hifa
panjang bersegmen (+) dan spora jamur (+)
5. Diagnosis Banding
- Tinea kruris et korporis
- Eritrasma
- Kandidosis intertriginosa
- Psoriasis vulgaris
6. Resume
- Keluhan Utama : penderita mengeluh
gatal
- Penderita mengeluh gatal pada ketiak kiri,
lipatan paha, dan bokong sejak tiga bulan yang
lalu
- Muncul bercak kemerahan yang makin lama
makin besar dan semakin gatal bila terkena
keringat
- Lab : KOH 10% tampak elemen jamur berupa
hifa panjang bersegmen (+) dan spora jamur (+)
7. Diagnosis Kerja
Tinea Cruris et Corporis

8. Penatalaksanaan
Topikal : Terbenafin 20 gram + as. Salisilat 3%
Sistemik : Mebhydrolin napadisylate 2 x 50 mg
KIE :- Menghindari keringat berlbhan
- Meningkatkan hygiene
- Memperbaiki makanan

9. Prognosis
Dubius ad bonam
BAB 4
PEMBAHASAN

- Dari anamnesis, keluhan gatal sesuai dgn teori


yang ada bahwa pada tinea muncul gejala
gatal
- Gejala gatal pada tinea biasanya muncul
dalam waktu relatif lama, jarang muncul
gejala dalam waktu singkat
- Bercak kemerahan yang makin lama makin
besar tepi lesi yg aktif
- Predileksi di ketiak, lipat paha, dan bokong
sesuai teori dimana predileksi tinea corporis
dan cruris
- Effloresensi tepi aktif, sentral healing, hal ini
sama dengan teori
- DD dg kandidiasis intertriginosa, ada lesi
satelit. Eritrasma, infeksi bakteri gram (+).
Psoriasis vulgaris, skuama tebal putih
keperakan
- Pemeriksaan KOH 10 % didptkan hifa pjg
bersegmen & spora jamur , menegakkan dx
pasti tinea corporis et cruris.
- Penatalaksanaan diberikan obat topikal &
sistemik, campuran terbinafin + as.salisilat 3%
yang dioleskan dua kali sehari dan
mebhidrolin napadisylate oral 2x50 mg.

- Prognosis tergantung dari bentuk klinis,


penyebab spesies dermatofita, sosial budaya
& status imunitas, pada penderita ini
prognosis dubius ad bonam.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penderita didiagnosis dengan tinea
korporis et cruris berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang dilakukan
mendukung ke arah diagnosis. Pemeriksaan
KOH yang positif terdapat hifa panjang
bersegmen dan spora
2. Faktor predisposisi pada penderita adalah
meningkatnya kelembaban akibat penderita sering
berkeringat dan hiegiene yang buruk.
3. Penatalaksanaan topikal yng diberikan adalah
terbinafin 20 gram + asam salisilat 3% dalam
bentuk krim. Sistemik diberikan mebhidrolin
napadisilat 2x50 mg.
4. KIE sangat penting,memerlukan waktu yang cukup
lama utk sembuh, angka kekambuhannya cukup
tinggi, sgt dipengaruhi faktor-faktor predisposisi &
kesabaran serta ketaatan utk berobat.
5. Prognosis pasien ini dubius ad bonam
B. Saran
Penanganan penderita Tinea Cruris et Corporis
hal yang sangat penting adalah
pengobatannya sampai tuntas. KIE kepada
penderita mengenai etiologi, perjalanan
penyakit, dan cara pengobatannya, ditekankan
untuk meningkatkan kebersihan perorangan
dan lingkungan.
• GOLONGAN ALILAMIN / BENZILAMIN
• Golongan alilamin yaitu naftifin, terbinafin
dan golongan benzilamin yaitu butenafin,
bekerja dengan cara menekan biosentesis
ergosterol pada tahap awal proses
metabolisme dan enzim sitokrom P-450 akan
mengambat aktifitas squalene eposidase.
Dengan berkurangnya ergosterol, akan
menyebabkan penumpukan squalene pada sel
jamur dan akan mengakibatkan kematian sel
jamur. Alilamin dan benzilamin bersifat
fungisidal terhadap dermatofit dan bersifat
fungistatik terhadap Candida albicans.
• Terbinafin
Terbinafin dapat digunakan untuk pengobatan
dermatofitosis, pitiriasis versikolor dan
kandidiasis kutaneus. Digunakan terbinafin 1%
cream yang dioleskan 1 atau 2 kali sehari,
untuk pengobatan tinea korporis dan tinea
kruris digunakan selama 1-2 minggu, untuk
tinea pedis selama 2-4 minggu, untuk
kandidiasis kutaneus selama 1-2 minggu dan
untuk pitiriasis versikolor selama 2 minggu.
• Naftifin
• Naftifin dapat digunakan untuk pengobatan
dermatofitosis dan Candida spesies. Untuk
pengobatan digunakan naftifine hydrochloride
1% cream dioleskan 1 kali sehari selama 1
minggu.
• Butenafin
Butenafin merupkan golongan benzilamin
dimana struktur kimia dan aktifitas anti
jamurnya sama dengan golongan alilamin.
Butenafine bersifat fungisidal terhadap
dermatofit dan dapat digunakan untuk
pengobatan tinea korporis, tinea kruris dan
tinea pedis dan bersifat fungisidal. Dioleskan 1
kali sehari selama 4 minggu.
Eritrasma
• Organisme gram positif Corynebacterium
minutissimum.
• Timbul di daerah intertriginosa yaitu aksila,
lipat paha, dan daerah bawah payudara.
• Effloresensi berupa eritema dan skuama.
• Corynebacterium minutissimum
menghasilkan porfirin yang dengan lampu
Wood menghasilkan fluoresensi merah
terang menyolok.
Kandidosis Intertriginosa
• Kandidosis pada derah lipatan paha
• Konfigurasi hen and chiken.
• Kelainan ini biasanya basah dan berkrusta.
• Pada wanita ada tidaknya fluor albus dapat
membantu pengarahan diagnosis.
• Pada penderita –penderita diabetes melitus,
kandidosis merupakan penyakit yang sering
dijumpai.
Psoriasis Vulagris
• Psoriasis pada sela paha dapat menyerupai
tinea kruris
• Lesi-lesi pada psoriasis biasanya lebih merah,
skuama tebal putih keperakan
Salep Whitfield
• Salep Whitfield : As. Salisilat 3-6% + As.
Benzoat 6-12%
• As. Salisilat --> fungisida pada konsentrasi
3-6% dalam salep. Bakteriostatis lemah &
berdaya keratolisis. Untuk infeksi jamur
ringan
• As.benzoat --> as.benzoat dan ester
hidroksinya berkhasiat fungistatis dan
bakteriostatis lemah.
Lesi Satelit
Vesikel-vesikel & pustul-pustl kecil atau
bula, bila pecah meninggalkan erosif,
dengan pinggir yang kasar dan
berkembang seperti lesi primer.

Anda mungkin juga menyukai