Untuk layar LCD, layar diukur secara diagonal dari sisi dalam bingkainya.
Dengan kata lain, tepi luar tidak ikut diukur seperti halnya pada CRT
Karena perbedaan dalam hal mengukur CRT dan LCD, maka LCD 17” sama jika
dibandingkan dengan CRT yang berukuran 19”.
Ukuran layar pada umumnya adalah 15, 17, 19 dan 21 inchi.
Tetapi untuk notebook, ukuran layarnya lebih kecil, umumnya mulai dari 12
hingga 17 inchi.
PEMBENTUKAN GAMBAR
......... (1)
Pada proses pembentukan gambar, yang berasal dari sinyal video kemudian
tampil pada layar, terbagi menjadi 2 proses (metode) yang berbeda yaitu :
Interlaced, yaitu metode untuk menampilkan image/gambar dalam raster
scanned display device seperti CRT televisi analog, yang ditampilkan
bergantian antara garis ganjil dan genap secara cepat untuk setiap
framenya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya Refresh rate
yang disarankan untuk metode interlaced adalah antara 50-80Hz.
Interlace digunakan di sistem televisi analog, meliputi 3 sistem warna :
PAL (50 fields per second, 625 lines, even field drawn first)
SECAM (50 fields per second, 625 lines)
NTSC (59.94 fields per second, 525 lines, even field drawn first)
Interlaced
PEMBENTUKAN GAMBAR
......... (2)
Progressive scan, yaitu metode untuk menampilkan, menyimpan, dan
memancarkan gambar dimana setiap baris untuk setiap framenya digambar
secara berurutan. Metode ini biasa digunakan pada CRT monitor komputer.
Untuk membandingkan kedua metode ini,
dapat diperhatikan di bawah.
Tampak pada gambar bahwa metode progressive
scan menghasilkan gambar yang lebih halus
daripada metode interlaced.
Metode progressive scan ini dipakai pada layar
dengan resolusi tinggi seperti untuk monitor komputer
Progressive
yang memiliki resolusi lebih dari 1024 x 768 pixel.
SINYAL VIDEO ...........................
(1)
Tujuan dari sistem televisi adalah menampilkan gambar bergerak di tempat lain
yang jauh. Gambar tersebut adalah citra 2-dimensi yang berubah-ubah dari
waktu ke waktu.
Solusinya adalah mengirimkan gambar diam (still pictures) secara berturutan
dalam pergantian waktu yang cukup singkat.
(25 fps untuk PAL dan 30 fps untuk NTSC)
dan setiap gambar 2-dimensi dilarik (scan) secara berturutan dalam baris-
baris (625 untuk PAL dan 525 untuk NTSC) dalam dua field sebagai sinyal
video
Sinyal video inilah yang akan dimodulasi dan ditransmisikan melalui gelombang
elektromagnetik (dengan pemancar dan atau satelit) atau kabel ke pesawat
penerima televisi
Sinyal video dikirim secara berturutan sesuai dengan urutan scanning, yaitu baris
ganjil terlebih dahulu dan kemudian baris genap.
Setiap baris disisipkan sinyal ‘Sync’ yang merupakan tanda bagi CRT (Cathode
Ray Tube = Tabung gambar) untuk kembali ke awal baris (retrace).
Dalam perkembangan selanjutnya, ditemukan cara merekam sinyal video ini ke
dalam pita magnetik, dan juga kemudian akhir-akhir ini juga dapat direkam ke
bentuk media lain seperti LD, VCD, DVD dan juga Hard disk.
SINYAL VIDEO ...........................
(2)
SINYAL VIDEO ANALOG
Pada awal pertelevisian, kita hanya mengenal sinyal gambar saja
(Luminance) yaitu sinyal dengan informasi gelap terang karena hanya ada
televisi hitam putih.
Dengan perkembangan teknologi, dapat dibuat sistem televisi warna yang
harus kompatibel dengan sistem hitam putih pendahulunya.
Sistem warna dibuat dengan beberapa standar, seperti PAL yang digunakan
di negara-negara Eropa dan Indonesia, NTSC yang digunakan di Amerika
Serikat dan Jepang, dan SECAM yang digunakan di Perancis dan Russia.
Untuk selanjutnya, kita hanya bicarakan sistem warna PAL yang digunakan di
Indonesia.