Anda di halaman 1dari 19

SINYAL VIDEO

Ir. HUDIONO, M.T.

Mata kuliah : Sistem Video


ELEMEN GAMBAR
...................... (1)
 Gambar tersusun dari sekumpulan titik-titik warna.
 Untuk mengetahuinya, memperbesar gambar menjadi beberapa kali lipat
sehingga tampak kotak-kotak.
 Perhatikan gambar di bawah ini. Otak kita secara otomatis akan mengumpul-
kan kembali titik-titik tersebut menjadi sebuah gambar.
 Pada televisi atau komputer, titik ini disebut
pixel (picture element) dengan ukuran jumlah
titik horisontal x jumlah titik vertikal.
 Misalnya layar dengan resolusi 1024x768 pixel,
artinya ada 1024 titik horisontal untuk tiap
1 titik vertikal.
 Totalnya ada 786.432 titik pembentuk gambar
 gambar terlihat lebih halus.
ELEMEN GAMBAR
...................... (2)
 Ada 2 cara mendeskripsikan ukuran dari sebuah layar yaitu aspek ratio dan
ukuran layar (screen size).
 Secara turun temurun, display komputer seperti TV pada umumnya mempunyai
sebuah aspek rasio 4:3. Artinya perbandingan dari lebar dan tinggi layar adalah
4:3.
 Untuk layar lebar (widescreen) memiliki aspek ratio 16:9 (ada beberapa yang
perbandingannya 16:10 atau 15:9).
 Layar ini biasanya digunakan untuk menampilkan film DVD yang memiliki format
widescreen.
 Sistem HDTV juga menggunakan aspek ratio 16:9.
 Semua tipe dari display termasuk permukaan proyeksi (projection surface),
biasanya dikenal sebagai layar (screen).
 Ukuran layar secara normal diukur dengan satuan inchi, dimulai dari satu sudut
sampai sudut seberang lain secara diagonal.
 Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini.
ELEMEN GAMBAR
...................... (3)
 Cara yang digunakan untuk mengukur layar (screen) Monitor LCD dan CRT
ternyata berbeda.
 Untuk layar CRT, ukuran layar diukur secara diagonal dari tepi luar body layar.
Dengan kata lain, lapisan terluar ikut diukur.

 Untuk layar LCD, layar diukur secara diagonal dari sisi dalam bingkainya.
Dengan kata lain, tepi luar tidak ikut diukur seperti halnya pada CRT
 Karena perbedaan dalam hal mengukur CRT dan LCD, maka LCD 17” sama jika
dibandingkan dengan CRT yang berukuran 19”.
 Ukuran layar pada umumnya adalah 15, 17, 19 dan 21 inchi.
 Tetapi untuk notebook, ukuran layarnya lebih kecil, umumnya mulai dari 12
hingga 17 inchi.
PEMBENTUKAN GAMBAR
......... (1)
 Pada proses pembentukan gambar, yang berasal dari sinyal video  kemudian
tampil pada layar, terbagi menjadi 2 proses (metode) yang berbeda yaitu :
 Interlaced, yaitu metode untuk menampilkan image/gambar dalam raster
scanned display device seperti CRT televisi analog, yang ditampilkan
bergantian antara garis ganjil dan genap secara cepat untuk setiap
framenya.
 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya  Refresh rate
yang disarankan untuk metode interlaced adalah antara 50-80Hz.
 Interlace digunakan di sistem televisi analog, meliputi 3 sistem warna :
 PAL (50 fields per second, 625 lines, even field drawn first)
 SECAM (50 fields per second, 625 lines)
 NTSC (59.94 fields per second, 525 lines, even field drawn first)

Interlaced
PEMBENTUKAN GAMBAR
......... (2)
 Progressive scan, yaitu metode untuk menampilkan, menyimpan, dan
memancarkan gambar dimana setiap baris untuk setiap framenya digambar
secara berurutan. Metode ini biasa digunakan pada CRT monitor komputer.
 Untuk membandingkan kedua metode ini,
dapat diperhatikan di bawah.
 Tampak pada gambar bahwa metode progressive
scan menghasilkan gambar yang lebih halus
daripada metode interlaced.
 Metode progressive scan ini dipakai pada layar
dengan resolusi tinggi seperti untuk monitor komputer
Progressive
yang memiliki resolusi lebih dari 1024 x 768 pixel.
SINYAL VIDEO ...........................
(1)
 Tujuan dari sistem televisi adalah menampilkan gambar bergerak di tempat lain
yang jauh. Gambar tersebut adalah citra 2-dimensi yang berubah-ubah dari
waktu ke waktu.
 Solusinya adalah mengirimkan gambar diam (still pictures) secara berturutan
dalam pergantian waktu yang cukup singkat.
 (25 fps untuk PAL dan 30 fps untuk NTSC)
 dan setiap gambar 2-dimensi dilarik (scan) secara berturutan dalam baris-
baris (625 untuk PAL dan 525 untuk NTSC) dalam dua field sebagai sinyal
video
 Sinyal video inilah yang akan dimodulasi dan ditransmisikan melalui gelombang
elektromagnetik (dengan pemancar dan atau satelit) atau kabel ke pesawat
penerima televisi
 Sinyal video dikirim secara berturutan sesuai dengan urutan scanning, yaitu baris
ganjil terlebih dahulu dan kemudian baris genap.
 Setiap baris disisipkan sinyal ‘Sync’ yang merupakan tanda bagi CRT (Cathode
Ray Tube = Tabung gambar) untuk kembali ke awal baris (retrace).
 Dalam perkembangan selanjutnya, ditemukan cara merekam sinyal video ini ke
dalam pita magnetik, dan juga kemudian akhir-akhir ini juga dapat direkam ke
bentuk media lain seperti LD, VCD, DVD dan juga Hard disk.
SINYAL VIDEO ...........................
(2)
 SINYAL VIDEO ANALOG
 Pada awal pertelevisian, kita hanya mengenal sinyal gambar saja
(Luminance) yaitu sinyal dengan informasi gelap terang karena hanya ada
televisi hitam putih.
 Dengan perkembangan teknologi, dapat dibuat sistem televisi warna yang
harus kompatibel dengan sistem hitam putih pendahulunya.
 Sistem warna dibuat dengan beberapa standar, seperti PAL yang digunakan
di negara-negara Eropa dan Indonesia, NTSC yang digunakan di Amerika
Serikat dan Jepang, dan SECAM yang digunakan di Perancis dan Russia.
 Untuk selanjutnya, kita hanya bicarakan sistem warna PAL yang digunakan di
Indonesia.

 SINYAL VIDEO RGB


 Sistem warna pada televisi warna didasari dari tiga warna dasar yaitu merah,
hijau dan biru (Red, Green, Blue = RGB)
 Sedangkan warna-warna lainnya adalah campuran dari ketiga warna dasar
tersebut.
SINYAL VIDEO ...........................
(3)
 Kamera video menangkap citra(image) dari obyek dalam warna merah,
hijau dan biru.
 Sedangkan tabung gambar menghasilkan citra (image) dengan menembak-
kan elektron ke permukaan tabung dengan warna dasar merah, hijau dan
biru.
 Tabung gambar (CRT = Cathode Ray Tube) memerlukan tiga sinyal dan sinyal
sync untuk menghasilkan image warna tersebut.
 Sinyal tersebut disebut sinyal RGB dengan sync pada hijau atau terpisah (HD
atau composite).
 Masing-masing sinyal RGB memberikan informasi image dari obyek yang
sama, sehingga masing-masing membutuhkan lebar jalur (bandwidth) yang
sama lebar yaitu sekitar 5 MHz.
 Kelebihan dari sinyal ini adalah menghasilkan gambar yang baik, tetapi
membutuhkan bandwidth yang lebar, dan tidak kompatibel dengan sistem
televisi hitam putih.
 Sinyal RGB memerlukan tiga jalur yang terpisah (masing-masing dengan
bandwidth yang lebarnya 5 MHz), dan ini tidak bisa digunakan pada
pemancar yang hanya dapat menggunakan hanya satu jalur transmisi.
 Untuk itu, sinyal RGB harus dikonversikan sedemikian rupa agar dapat dibuat
satu jalur untuk transmisi pemancar.
SINYAL VIDEO ...........................
(4)
 Sinyal video RGB ini biasa ditemui dalam sistem video projector, professional
video monitor, monitor komputer, printer dan scanner.
 Pada sistem video tape recorder, biasanya sinyal RGB dengan sync on green
didistribusikan menggunakan 3 kabel video 75 Ohm (RG-59) dengan konektor
BNC (atau dibundel menjadi satu).
 Sedang untuk sistem video projector dan komputer mendistribusikan sinyal
RGBHV atau RGB sync menggunakan 5 kabel atau 4 kabel dibundel menjadi
satu dengan konektor BNC atau D-sub.
SINYAL VIDEO ...........................
(5)
 KOMPONEN SINYAL VIDEO
 Dengan menggunakan rangkaian matrix, maka sinyal RGB dapat diubah
menjadi sinyal komponen. Sinyal komponen adalah sinyal yang terdiri dari
satu sinyal gambar (luminance) seperti pada sistem televisi hitam putih, dan
dua sinyal informasi warna U (B-Y) dan V (R-Y) dengan komposisi sbb:

Y’ = 0,299R’ + 0,587G’ + 0,114B’


V = 0,877 (R’ – Y’)
U = 0,493 (B’ – Y’)

 Dengan hanya sinyal gambar (luminance), maka akan diperolah image


hitam putih, dan dengan penambahan komponen warna, akan didapatkan
image warna.
 Bandwidth untuk sinyal gambar (luma) harus tetap dibuat lebar karena sinyal
gambar banyak mengandung informasi untuk mendapatkan resolusi gambar
yang tinggi.
 Bandwidth untuk sinyal warna masih dapat direduksi karena tidak terlalu
banyak informasi seperti halnya sinyal gambar.
 Komponen Sinyal video ini (Y / R-Y / B-Y ) masih mewakili sinyal aslinya (RGB)
dan dengan mudah akan dapat dikonversikan kembali menjadi sinyal RGB
dengan hanya menjumlahkan komponennya.
SINYAL VIDEO ...........................
(6)
 Konversi sinyal ini tidak terlalu berpengaruh pada kualitas gambar, karena
hanya sekali konversi dan masih mewakili sinyal asli.
 Penggunaan komponen sinyal ini adalah pada sistem perekaman pita
dengan format Betacam, dengan membuat jalur-jalur (tracks) tersendiri.
 Pada peralatan Video, komponen sinyal ini biasanya ditransmisikan
menggunakan 3 kabel video impedansi 75 Ohm (RG-59) dengan mengguna-
kan konektor BNC, atau multikabel 75 Ohm dibundel menjadi 1, dengan
konektor BNC.
SINYAL VIDEO ...........................
(7)
 SINYAL VIDEO KOMPOSIT
 Untuk dapat mempertahankan kompatibilitas, maka diperlukan sinyal yang
dapat mengandung informasi warna selain gambar pada satu jalur.
 Sinyal video yang mengandung informasi warna, gambar dan sync pada
satu jalur disebut sinyal komposit.
 Sinyal komposit didapat dari proses encoding dari komponen sinyal.
 Sinyal gambar (Y = Luminance) didapat langsung dari keluaran proses
matriks.
 Sinyal warna ( C = Chrominance = Chroma) didapat dari penjumlahan
modulasi DSB supressed carrier sinyal-sinyal informasi warna U dan V dengan
frekuensi pembawa (fcarrier) dengan beda fasa 1800 (lihat gambar).
SINYAL VIDEO ...........................
(8)
 Sinyal warna (chrominance) adalah sinyal yang termodulasi. Proses modulasi
dan demodulasi ini adalah proses transformasi yang mangandung
kemungkinan tidak linear.
 Hal ini berarti salah satu penurunan kualitas sangatlah mungkin terjadi di sini.
 Dengan proses modulasi sinyal warna dengan frekuensi fcarrier, maka sinyal
ini dapat dicampur (mix) dengan sinyal gambar karena masing-masing
menempati daerah frekuensi yang berbeda.
 Hasil dari pencampuran inilah yang didapat satu sinyal yang mengandung
informasi gambar dan warna dalam satu jalur yang disebut sinyal komposit.
 Kelemahan dari sinyal komposit ini antara lain adalah ketika pemisahan
antara sinyal warna dari sinyal gambar dengan filter, dapat saja terjadi
kemungkinan pemisahannya tidak sempurna atau ada sebagian informasi
dari kedua sinyal tersebut hilang, sehingga memberikan penurunan kualitas
yang disebut efek cross color.
 Sinyal video komposit ini sangat luas dipergunakan dan dapat ditemukan
sebagai masukan pada jalur transmisi televisi konvensional dan dalam
berbagai format perekaman video seperti Betamax, VHS, 8mm, U-matic, 1-
Inch,
SINYAL VIDEO ...........................
(9)
 Pada peralatan video, sinyal komposit ini biasanya ditransmisikan
menggunakan 1 kabel video dengan impedansi 75 Ohm (RG-59), dengan
konektor BNC atau RCA.

 SINYAL S-VIDEO (Y/C)


 Untuk mengatasi efek cross-color yang terjadi sewaktu pemisahan sinyal
warna dari sinyal gambar, maka mulai dipopulrekan sinyal S-Video.
 Sinyal ini adalah sinyal yang terdiri dari dua jalur, yaitu jalur untuk gambar
(Y =Luminance) termasuk sync dan satu lagi jalur untuk warna (C =
Chrominance).
SINYAL VIDEO ..........................
(10)
 Sinyal ini memang lebih baik dari sinyal komposit, tetapi sinyal warna pada
sinyal ini juga telah mengalami transformasi yang mungkin tidak linear
 Pada proses modulasi yang mengakibatkan kurang baik jika dibandingkan
dengan sinyal video komponen yang masih mewakili sinyal asli RGB.
 Sinyal S-Video ini mulai dipopulerkan sebagai jalur input/output pada sistem
perekaman video (terutama S-VHS dan Hi-8).
 Tetapi tidak digunakan sebagai jalur perekaman video pada format
perekaman pita S-VHS maupun Hi-8 (S-VHS dan Hi-8 tetap menggunakan
sinyal komposit. dengan peningkatan bandwidth pada jalur video).
 Pada peralatan video, sinyal S-Video ini biasanya ditransmisikan
menggunakan kabel isi 2 coax, dengan konektor DIN-4pin. Biasanya kabel S-
video ini tidak panjang, hanya 3 atau 5 meter.
SINYAL VIDEO ..........................
(11)
 SINYAL VIDEO DIGITAL
o Sinyal analog mempunyai beberapa kelemahan yang sulit diatasi yaitu
mengenai masalah noise dalam proses sinyal dan transmisi.
o Dengan perkembangan teknologi digital yang dapat mengatasi masalah
noise, maka sinyal video digital juga dikembangkan.
o Dengan besarnya bandwidth dari sinyal video, maka jika ditransformasikan
menjadi sinyal digital dengan kualitas yang baik, menghasilkan sinyal
dengan kecepatan bit (bit rate) yang sangat tinggi, dan jika disimpan,
memerlukan media yang sangat besar.
o Dalam perkembangannya, maka kemudian timbul bentuk-bentuk sinyal
video yang terkompresi untuk mengurangi besarnya kecepatan dan media
yang diperlukan.
o Selanjutnya teknik kompresi dan protokol interface sinyal digital inilah yang
menjadi persaingan antar perusahaan yang bergerak di bidang peralatan
video.
SINYAL VIDEO ..........................
(12)
 SERIAL DIGITAL INTERFACE (SDI)
o Serial Digital Interface adalah sinyal digital yang mengikuti standar SMPTE dan
CCIR-601.
o Serial digital interface diperkenalkan ketika diluncurkan VTR dengan format D1
dan D2 yang diikuti oleh Digital Betacam.
o D1 adalah sinyal digital yang mendigitalkan komponen sinyal video (Y/R-Y/B-Y)
dengan frekuensi sampling 4 x fsc untuk Y dan 2 x fsc untuk R-Y dan B-Y (dikenal
sebagai 4:2:2).
o D2 adalah mendigitalkan sinyal video komposit (termasuk sync dan burst).
o Untuk membedakan sinyal PAL dan NTSC, digunakan istilah 625 dan 525, yang
diambil dari jumlah baris scanning.
o SDI merupakan sinyal synchronous, yaitu sinyal yang terus menerus mengirimkan
data konstan. Bandwidth dari sinyal SDI D1 adalah 270 Mbps (Mega Bit per
second).
o Hal ini dapat dilihat dari frekuensi sampling (13.5MHz + 6.75 MHz + 6.75 MHz)
dikalikan kuantisasi sebesar 10-bit, karena data yang diserialkan.
o Pada peralatan video digital, Sinyal SDI ditransmisikan melalui kabel video dengan
impedansi 75 Ohm dengan penampang lebih besar dari sinyal analog (RG-11
atau RG-62), dengan menggunakan konektor BNC.
SINYAL VIDEO ..........................
(13)
 IEEE 1394 (iLink / Firewire)
o iLink/Firewire dibuat dengan dasar memenuhi kebutuhan perkabelan yang
sederhana, yaitu kabel yang dapat mentransmisikan sinyal video dan audio
digital dan kontrol sekaligus (AVC).
o Di dalam transmisi digital iLink/Firewire ini, sinyal video telah terkompressi
dengan algoritma DV (Digital Video), atau HDV.
o Penggunaan yang sangat umum adalah transfer video dari perangkat VTR
atau Camcorder ke Komputer untuk dilakukan editing, dan dikembalikan
lagi ke Pita melalui VTR.
o Transmisi ini adalah digital, sehingga tidak ada penurunan kualitas dalam
transmisinya, alhasil turunan dari DV ini bisa sampai puluhan kali turunan
tanpa terlihat degradasi kualitas, tidak seperti turunan sinyal analog
betacam yang hanya maksimal 7 kali.
o Perlu diperhatikan bahwa iLink/Firewire ini dapat mentransmisikan dua jenis
video coding, yaitu DV (digital Video) dan HDV (High Definition), bergantung
kepada setting dan kemampuan perangkat.
o Dalam lingkungan Standard Definition (720 x576 PAL), maka gunakanlah DV,
untuk transfer antar perangkat miniDV atau DVCAM, sedangkan HDV (High
definition 720) digunakan untuk perangkat yang mampu bekerja untuk
system HDV.

Anda mungkin juga menyukai