Anda di halaman 1dari 37

Bagian Ilmu Bedah Kasus Ujian

Fakultas Kedokteran April 2015


Universitas Hasanuddin
EPIDURAL HEMATOMA
Oleh:
Fyco Christian K
C111 10 264

Supervisor:
Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp. B, Sp. BS

BAGIAN ILMU BEDAH SUBDIVISI BEDAH SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
Identitas Pasien
Nama : Ny. NIB
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 29-11-1985
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : PNS
Tanggal Masuk : 19-04-2015
No. RM : 70.89.92
Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri Kepala
Anamnesis Terpimpin
Dialami sejak 3 hari SMRS akibat kecelakan lalu lintas. Riwayat pingsan
setelah kecelakan ada ± 15 menit. Riwayat muntah ada 1 kali, isi cairan
dan sisa makanan, menyemprot. Pasien di rujuk dari rumah sakit Palu.
Mekanisme Trauma
Pasien terjatuh dari sepeda motor saat sedang berkendara akibat rok
yang terlilit di gear motor. Saat terjatuh, kepala pasien terlebih dahulu
menyentuh aspal.
Pemeriksaan Fisik
Primary Survey
Airway : Clear
Breathing : Frekuensi pernapasan 20 x/menit, reguler, simetris, tipe
thoracoabdominal
Circulation : Tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit,
reguler, adekuat, capillary refill time < 2 detik
Disability : Glasgow Coma Scale 15 (E4M6V5), pupil isokor ɸ 2,5/2,5
mm, RCL+/+, RCTL +/+
Exposure : Temperatur (Axilla) 36.7oC
Pemeriksaan Fisik
Secondary Survey
Status Lokalis
• Regio Frontal dextra
I : Tampak vulnus laserasi terjahit dengan ukuran 3 cm, tampak
vulnus ekskoriasi dengan ukuran 2 x 1
P : nyeri tekan ada
• Regio frontal sinistra
I : Tampak vulnus ekskoriasi dengan ukuran 4 x 2 cm
P : nyeri tekan ada
Pemeriksaan Fisik
• Regio temporal sinitra
I : Tampak vulnus laserasi terjahit dengan ukuran 4 cm, tampak
vulnus ekskoriasi dengn ukuran 4 x 1 cm
P : nyeri tekan ada
• Regio nasal
I : Tampak vulnus ekskoriasi dengan ukuran 1 x 1 cm
P : nyeri tekan ada
Pemeriksaan Fisik
Status Regional
Kepala
Telinga : otore tidak ada, perdarahan tidak ada
Mata : konjungtiva kedua mata tidak anemis, sklera tidak ikterus, perdarahan
subkonjungtiva tidak ada
Hidung : inspeksi : edema tidak ada, hematom tidak ada, epistaksis tidak ada
palpasi : nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada
Zigomaticus : inspeksi : edema tidak ada, hematom tidak ada
palpasi : nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada
Bibir : tidak tampak sianosis, bibir kering/terkelupas tidak ada
Lidah : tidak kotor, candidiasis tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Leher
Inspeksi : warna kulit sama dengan sekitar, tidak tampak massa tumor
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, kaku kuduk tidak ada, DVS +2 cmH2O
Thorax
Inspeksi : normochest, simetris kiri = kanan,
edema tidak ada, hematom tidak ada
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada,
vocal fremitus simetris kedua hemithorax
Perkusi : sonor; batas paru hepar dalam batas normal
Auskultasi : bunyi pernapasan : vesikuler;
bunyi tambahan ronchi dan wheezing tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak, batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I/II murni, reguler; bising tidak ada
Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak napas, darm contour (-), darm steifung (-)
Auskultasi : peristaltik ada, kesan normal
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, tidak teraba massa tumor, hepar/lien
tidak teraba
Perkusi : timpani (+)
Pemeriksaan Fisik
Vertebra
Inspeksi : alignment tulang baik, tidak tampak massa tumor, warna kulit
sama dengan sekitarnya
Palpasi : tidak teraba massa tumor, nyeri tekan tidak ada
Ekstremitas
Inspeksi : edema tidak ada, hematom tidak ada
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, tidak teraba massa tumor
Foto Klinis (22 April 2015)
Resume Medis
Seorang perempuan, umur 29 tahun, masuk rumah sakit dengan
keluhan cephalgia yang dialami sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
akibat kecelakaan lalu lintas. Riwayat pingsan ada sekitar 15 menit,
riwayat muntah ada 1 kali, isi sisa makanan dan menyemprot.
Mekanisme trauma, pasien terjatuh dari sepeda motor dengan kepala
terlebih dahulu menyentuh aspal.
Pada pemeriksaan fisik, pada regio frontal dextra tampak vulnus
laserasi terjahit dengan ukuran 3 cm dan vulnus ekskoriasi dengan
ukuran 2 x 1, regio frontal sinistra tampak vulnus ekskoriasi dengan
ukuran 4 x 2 cm, regio temporal sinitra tampak vulnus laserasi terjahit
dengan ukuran 4 cm dan tampak vulnus ekskoriasi dengan ukuran 4 x 1
cm, regio nasal tampak vulnus ekskoriasi dengan ukuran 1 x 1 cm
Diagnosis
• Trauma Capitis Ringan GCS 15 (E4M6V5)
• Suspek Epidural Hematoma
Penatalaksanaan
• Re-Evaluasi Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
• O2 3 – 4 liter/menit
• Head up 30o
• Infus Kristaloid 28 tpm
• Antibiotik
• Analgetik
• H2 Blocker
• Rencana Foto Skull AP/ Lateral
• Rencana CT – Scan Kepala
• Rencana periksa laboratorium (darah rutin, ureum/kreatinin, GDS, PT/APTT,
CT/BT, elektrolit)
Epidural
Hematoma
PENDAHULUAN
•Epidural hematoma (EDH) : perdarahan yang terjadi di
dalam spatium epidural yang disebabkan oleh
terlepasnya lapisan luar duramater dari tulang
tengkorak dan ruptur a.meningeal (umumnya
a.meningeal media, yang cedera akibat fraktur linear os
temporal).
•Jarang disebabkan oleh rupturnya vena; jika terjadi,
umumnya akibat terjadinya robekan pada sinus
venosus oleh fraktur tulang tengkorak.
EPIDEMIOLOGI
• setiap tahun, hampir 52,000 orang Amerika
meninggal karena cedera otak
• sering terjadi pada pasien berusia kurang dari 20
tahun
• terjadi kurang dari 5% pada pasien yang berusia lebih
dari 50 tahun
• 75% pasien disertai dengan fraktur tengkorak
ANATOMI
ANATOMI
PATOFISIOLOGI
• Area yang paling sering mengalami
hematom epidural adalah regio temporal,
lalu daerah frontal
• Pada sebagian besar kasus, perdarahan
yang terjadi disebabkan oleh robekan
a.meningeal media atau cabangnya, namun
perdarahan juga dapat disebabkan oleh
perdarahan dari vena epidural, sinus
sagitalis superior, sinus transversus, atau
a.meningeal posterior
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
• penurunan kesadaran (≈ lucid interval)
• nyeri kepala
• penurunan status kesadaran
• gejala neurologis focal (pupil dilatasi, hemiparesis)
• perubahan tanda-tanda vital (hipertensi, bradikardi)
(≈ cushing response)
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
FOTO POLOS TENGKORAK (SKULL X-RAY)
• fraktur tulang kepala (lokasi dan tipe fraktur, baik
bentuk linier, stellata, atau depresi)
• benda asing
• pneumocephalus (udara yang masuk ke rongga
tengkorak)
• brain shift
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
CT SCAN KEPALA
• investigasi radiologi yang utama dan harus dilakukan
dengan segera
• gambaran hiperdens tipikal hematom bikonveks atau
lentikuler
• kompresi jaringan otak di daerah hematom
• distorsi ventrikel lateral
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
CT SCAN KEPALA
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
MRI

• melihat perdarahan kronis maupun kerusakan otak kronis


• MRI T2 mampu menunjukkan gambaran yang lebih jelas terutama
untuk memberi identifikasi yang lebih jelas lesi hipodens pada CT
scan atau lesi yang sulit dibedakan densitasnya dengan korteks
DIAGNOSIS BANDING
HEMATOM SUBDURAL

• akumulasi darah terletak pada ruang antara duramater dan arachnoid


• penyebab hematom ini biasanya trauma
• manifestasi klinis perdarahan subdural bergantung dari lokasi dan
perluasan cedera parenkim yang bersangkutan
DIAGNOSIS BANDING
HEMATOM SUBDURAL
DIAGNOSIS BANDING
HEMATOM SUBARACHNOID

• penyebab yang paling sering adalah ruptur aneurisme salah satu


arteri pada basis otak
• pada perdarahan yang lebih luas, darah terdistribusi hingga kedua
hemisfer
DIAGNOSIS BANDING
HEMATOM SUBARACHNOID
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
UNIT GAWAT DARURAT

Penanganan kasus-kasus cedera kepala di unit gawat darurat :


perhatian urutan prioritas terhadap 6B

1. Breathing (Jalan napas dan Pernapasan)

•Obstruksi?
•Oksigenasi / hiperventilasi
PENATALAKSANAAN
2. Blood (Sirkulasi Darah)

•pengukuran tekanan darah dan nadi


•pemeriksaan laboratorium darah
•peningkatan intrakranial / syok hipovolemik?

3. Brain (Otak)

•GCS
•Perbaikan/perburukan cedera kepala
•Keadaan pupil
•Pergerakan bola mata
PENATALAKSANAAN
4. Bladder (Kandung Kemih)
•Pasang kateter
•Kandung kemih penuh -> mengejan -> TIK meningkat

5. Bowel (Sistem Pencernaan)


Usus penuh -> mengejan -> TIK meningkat

6. Bone (Tulang)
Fraktur -> nyeri -> TIK meningkat
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA

•dexamethasone (dosis awal 10 mg kemudian


dilanjutkan 4 mg/6 jam)
•manitol 20% (dosis 1-3 mg/kgBB/hari)
•THAM (tris-hidroksi-metil-aminometana)
•Barbiturat (dosis awal 10 mg/kgBB dalam 30 menit,
dilanjutkan bolus 5 mg/kgBB/3 jam serta drip 1
mg/kgBB/jam)
PENATALAKSANAAN
OPERASI
• Craniotomy
• Craniectomy
PROGNOSIS

Diagnosis dan penanganan segera :


prognosis baik.

Anda mungkin juga menyukai