dijumpai saat BAK Penegakan diagnosis SN Edema Proteinuria masif (> 40 mg/m2/jam atau 50mg/kg/hari atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/ml atau dipstik > ++) Hipoalbuminemia (kadar albumin serum < 2,5 g/dl) Hiperkolesterolemia (kadar kolesterol serum > 200 mg/dl) Kadang-kadang hipertensi, hematuria, azotemia Darah tepi : Hb, jumlah leukosit, hitung jenis, LED Urinalisa / biakan urine Kimia darah (kolesterol, albumin globulin, ureum/kreatinin, klirens kreatinin, asam urat, Na K, Ca, P) Tes mantoux (sebelum terapi steroid dimulai) SN serangan pertama kali SN relaps dengan edema anasarka atau penyulit ( infeksi berat, muntah-muntah, diare, hipovolemia, hipertensi, tromboemboli, GGA) SN steroid resisten Sn ssteroid relaps sering dengan indikasi untuk terapi steroid tambahan Proteinuria > 2+ (proteinuria >40mg/m2 LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu Relaps Jarang Relaps Kurang dari 2x dalam 6 bulan pertama setelah respons awal atau kurang daro 4x per tahun pengamatan. Relaps Sering relaps > 2x dalam 6 bulan pertama setelah respon awal atau > 4x dalam periode 1 tahun Tidak boleh diberikan pada keadaan : Hipertensi Ureum dan atau kreatinin tinggi Infeksi berat Hipokalsemi Kortikosteroid diberikan dipecah menjadi 3 dosis pemberian karena pemberiannya mengikuti siklus kortisol alami tubuh, dimana kadar tertingginya berada pada pagi hari (sekitar pukul 8.00) dan terendah pada malam hari. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi supresi korteks adrenal. Peningkatan nafsu makan Insomnia Perubahan suasana hati dan perilaku : Agresi, agitasi, anxietas Flushing pada wajah Retensi air dan garam meningkat Peningkatan pertumbuhan rambut wajah - Glaukoma - Miopati - Katarak - Peningkatan risiko - Hipertensi terjadinya infeksi - Penyakit Jantung - Cushing syndrome - Diabetes Mellitus - Hipertrofi prostat - Obesitas - Gastritis - GERD - Striae - Demineralisasi tulang Osteoporosis - Gangguan pertumbuhan • SNA adalah kumpulan gejala-gejala nefritik yang timbul secara mendadak, terdiri atas: – hematuria, – proteinuria, – silinderuria (terutama selinder eritrosit), – dengan atau tanpa disertai hipertensi, edema, kongestif vaskuler atau gagal ginjal akut sebagai akibat dari suatu proses peradangan yang lazimnya ditimbulkan oleh reaksi imunologik pada ginjal yang secara spesifik mengenai glomeruli. Infeksi streptokokus antigen mimikri komplek imun (anti glomerular basement membran/GBM antibodies yang mengendap pada glomeruli) aktivasi jalur klasik atau alternatif dan sistem koagulasi peradangan glomeruli hematuria proteinuria dan silinderuria (terutama silinder eritrosit) Aliran darah ginjal laju filtrasi glomeruler (LFG) ↓ oliguria retensi air dan garam → edema, hipervolemia, kongesti vaskuler (hipertensi, edema paru dengan gejala sesak napas, ronki, kardiomegali). Azotemia, hiperkreatinemia, asidemia, hiperkalemia, hipokalsemia dan hiperposfatemia semakin nyata, bila LFG sangat menurun. Hipoperfusi aktivasi sistem renin-angiotensin. Angiotensin 2 yang bersifat vasokonstriksi perifer perfusi ginjal makin menurun. LFG makin turun disarnping timbulnya hipertensi. Angiotensin 2 yang meningkat merangsang kortek adrenal melepaskan aldosteron retensi air dan garam hipervolemia →hipertensi. SN SNA Edema ++ + Proteinuria + (masif) + (<2g/hari) Hiperkolesterolemia + - Hipoalbuminemia + + Hematuria Bisa + ++ (BAK seperti air cucian daging) Hipertensi Kadang + + oliguria + + Pre hipertensi / Grade 1 perubahan gaya hidup (diet rendah garam, tidak merokok, tidak alkohol. Bila hipertensi disertai gejala, kerusakan organ target, terjadi hipertensi sekunder, hipertensi grade 1 tanpa perbaikan dengan gaya hidup, dan hipertensi tingkat dua, dimulai terapi farmakologis. ISK adalah infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme, terutama bakteri, dalam jumlah yang bermakna.
Tersangka ISK: gejala ISK tanpa
dukungan mikrobiologik ISK: ditemukan mikroorganisme Untuk ISK simpleks biasanya diberikan antibiotik selama 7 hari Untuk ISK berat diberikan antibiotik 10-14 hari Antibiotika sesuai hasil kultur & resistensi Sementara menunggu hasil kultur, diberikan antibiotika secara empiris: Tersangka ISK simtomatis ringan: Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari atau Trimetoprim/ Sulfametoksazol (Kotrimoksazol) 8/40mg/kgBB/hari Tersangka ISK berat: Ampisilin 200 mg/kgBB/hari dibagi atas 4 dosis + Gentamisin 5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis Jumlah Kalori BBI x RDA berdasar umur 17 x 90 = 1460 kkal/ hari Karbohidrat 60% x 1460 = 876kkal = 219 gr Protein 10% x 1460 = 146kkal = 36,5 gr Lemak 30% x 1460 = 438 kkal/9 = 48,7 gr Imunisasi Dianjurkan untuk mendapat imunisasi PCV dan varisela Apabila sedang mendapatkan kortikosteroid > 2mg/kbbb/hari atau total > 20 mg/hari selama 14 hari dan dalam 6 minggu setelah obat dihentikan hanya boleh mendapatkan vaksin virus mati Setelahnya baru boleh mendapatkan vaksin virus hidup Diet rendah garam Kurangi penggunaan garam pada masakan, kurangi konsumsi makanan yang mengandung natrium tinggi seperti makanan olahan (sosis, nugget, kornet), chiki, dll) Menghindari aktivitas fisik berat Menghindari kontak dengan pasien varisela/cacar HipoalbuminemiaTekanan onkotik menurun, tekanan hidrostatik meningkatBocornya cairan ke interstisial yang lebih dulu mengisi jaringan ikat longgarEdema lebih dulu pada palpebra mata Pompa darah dari jantung kiri tidak adekuat Adanya aliran balik ke belakang (atrium- vena pulmonalis ) Edema paru Aliran balik darah ke ventrikel kanan-atrium kanan- vena cava inferior dan superior Distensi vena jugularis dan edema tungkai Sirosis hepatis Hipoalbuminemia + Peningkatan resistensi vaskular intahepatik Penurunan tekanan onkotik plasma + Peningkatan tekanan vena potal (Portal hypertension) Ascites Asupan (intake) harian protein rendah dalam diet (berlangsung lama) Asam amino kurang Sintesis albumin di hati berkurang penurunan albumin serum pitting Edema (punggung kaki)