Nama : Tn. K
Usia : 50 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : KP Sentul RT 002/002 Sentul Babakan Madan
Agama : Islam
Tgl masuk RS : 22/03/2017
Tgl pemeriksaan : 23/03/2017
ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan tangan dan kaki kiri mendadak lemas sejak +- 3 jam
SMRS. Keluhan ini dirasakan tiba-tiba saat pasien baru bangun tidur. Rasa lemas ini
dirasakan hanya pada anggota gerak kiri. Meskipun lemas, pasien masih dapat
mengangkat tangan dan kakinya sendiri sedikit. Sebelumnya pasien tidak ada
keluhan nyeri maupun kesemutan di tangan ataupun riwayat lemas tangan dan kaki.
Pasien juga menjadi sulit bicara/bicara pelo. Sebelum keluhan AG kiri lemas mucul,
pasien menyangkal adanya nyeri kepala yang hebat. Setelah AG kiri lemas, pasien
mengeluhkan kepala sedikit nyeri dan pusing tapi pusing tidak berputar. Pasien juga
mengeluhkan rasa mual tapi tidak ada muntah maupun muntah yang menyembur. BAB
dan BAK tidak ada keluhan. Keluarga pasien menyangkal adanya riwayat penurunan
kesadaran atau pingsan.Tidak ada kejang sebelumnya.
ANAMNESIS
Kepala :
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
Rangsang Meningen :
Kaku kuduk –
Brudzinky 1 –
Brudzinky II –
Kernig –
Lasque –
SARAF KRANIAL
N I (olfactorius) : tidak diperiksa
N II (optikus) : lapangan pandang normal
N III (okulomotorius) : gerak bola mata (+) normal, pupil isokor 3mm, reflek cahaya (+)
N IV (troklearis) : gerak bola mata (+) normal
N V (trigeminus) : normal
N VI (abdusen) : gerak bola mata (+) normal
N VII (fasialis) : senyum → bibir kiri parese
N VIII (vestibulo-koklearis) : normal
N IX (glosofaringeus) : normal
N X (vagus) : normal
N XI (assesorius) : normal
N XII (hipoglosus) : lidah jatuh ke arah kiri
SISTEM MOTORIC DAN SENSORIS
Trofi : eutrofi
Tonus otot : normotonus
Kekuatan otot :
ED: 5555 ES: 4444
5555 4444
Sensoris:
ED : +/+/+/+ ES: +/+/+/+
REFLEKS
Hb 13.4 Ureum 31
Kreatinin 2.3
Ht 39
As Urat 8.8
Eritrosit 4.3 SGOT 18
Leukosit 7600 SGPT 21
Trombosit 145.000 Kolesterol total 141
Trigliserida 237
HDL 25
LDL 90
DIAGNOSA KERJA
23/3/17 S – Lemah anggota gerak kiri (+), bicara pelo (+) , ingin tidur terus - Diet: rendah garam, rendah lemak, rendah
O – GCS 15, TD 160/100, N 82, RR 20 purin
A – stroke ec infark dd hemoragik lobus dextra + HT grade II + AKI dd CKD + - RL + NS/12 jam
hiperurisemia + dyslipidemia - Ranitidine 2x1 amp
- Citicolin 2x500 IV
- Manitol 20% 4x125 cc
- Piracetam 3x3 gr IV
- Valsartan 1x80 mg
- Allopurinol 1x300 mg PO
- Aspilet 1x80 mg
- Fenofibrat 1x300 mg
- CT scan kepala non kontras
- Cek profil lipid ulang
24/3/17 S – lemah anggota gerak kiri (+), bicara pelo (+) - Diet: rendah garam, rendah lemak, rendah purin
O – GCS 15, TD 160/100 - RL + NS/12 jam
A – stroke hemoragik lobus dextra + HT grade II + AKI dd CKD + hiperurisemia + - Ranitidine 2x1 amp
dyslipidemia - Citicolin 2x500 IV
- Manitol 20% 4x125 cc
CT Scan → stroke hemoragik pada daerah nucleus lentoformis kanan - Piracetam 3x3 gr IV → stop
- Valsartan 1x80 mg
- Allopurinol 1x300 mg PO
- Aspilet 1x80 mg
- Fenofibrat 1x300 mg
LABORATORIUM 24/3/2017
25/3/17 S – Lemah anggota gerak kiri (+), bicara pelo (+) - Diet: rendah garam, rendah lemak,
O – GCS 15, TD 130/90, N 88, RR 21 rendah purin
A – stroke hemoragik lobus dextra + HT grade II + AKI dd CKD - RL + NS/12 jam
+ hiperurisemia + dyslipidemia - Ranitidine 2x1 amp
- Citicolin 2x500 IV
- Manitol 20% 3x125 cc
- Valsartan 1x80 mg bila TDS >150
- Allopurinol 1x300 mg PO
- Aspilet 1x80 mg → besok stop
- Fenofibrat 1x300 mg
26/3/17 S – lemah anggota gerak kiri (+), bicara pelo (+) - Diet: rendah garam, rendah lemak,
O – GCS 15, TD 160/100, N 80, RR 18 rendah purin
A – stroke hemoragik lobus dextra + HT grade II + AKI dd CKD - RL + NS/12 jam
+ hiperurisemia + dyslipidemia - Ranitidine 2x1 amp
- Citicolin 2x500 IV
- Manitol 20% 2x125 cc
- Valsartan 1x80 mg
- Allopurinol 1x300 mg PO
- Fenofibrat 1x300 mg
FOLLOW UP RUANGAN
Tgl Keluhan Terapi
27/3/17 S – Lemah anggota gerak kiri (+), bicara pelo (+) - Diet: rendah garam, rendah lemak,
O – GCS 15, TD 140/90, N 82, RR 20 rendah purin
A – stroke hemoragik lobus dextra + HT grade II + AKI dd CKD - RL + NS/12 jam
+ hiperurisemia + dyslipidemia - Ranitidine 2x1 amp
- Citicolin 2x500 IV
- Manitol 20% 1x125 cc
- Valsartan 1x80 mg
- Allopurinol 1x300 mg PO
- Fenofibrat 1x300 mg
- Rencana pulang dan fisioterapi →
besok
28/3/17 S – lemah anggota gerak kiri (+), bicara pelo (+) - Valsartan 1x80 mg
O – GCS 15, TD 130/90, N 80, RR 18 - Allopurinol 1x300 mg PO
A – stroke hemoragik lobus dextra + HT grade II + AKI dd CKD - Fenofibrat 1x300 mg
+ hiperurisemia + dyslipidemia - Pulang → fisioterapi dan kontrol
ke SpS
STROKE HEMORAGIK
DEFINISI
Stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara cepat akibat
gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskular
DEFINISI STROKE
Stroke pada prinsipnya terjadi secara tiba-tiba karena gangguan pembuluh darah otak (perdarahan atau iskemik),
bila karena trauma maka tak dimasukkan dalam kategori stroke, tapi bila gangguan pembuluh darah otak
disebabkan karena hipertensi, maka dapat disebut stroke.
EPIDEMIOLOGI STROKE
Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan keganasan. Stroke diderita oleh ± 200
orang per 100.000 penduduk per tahunnya. Stroke merupakan penyebab utama cacat menahun.
Pengklasifikasiannya adalah 65-85% merupakan stroke non hemoragik (± 53% adalah stroke trombotik, dan 31%
adalah stroke embolik) dengan angka kematian stroke trombotik ± 37%, dan stroke embolik ± 60%. Presentase
stroke non hemoragik hanya sebanyk 15-35%. ± 10-20% disebabkan oleh perdarahan intraserebral, dan ± 5-15%
perdarahan subarachnoid.
KLASIFIKASI STROKE
Stroke hemoragik dapat terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur
sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam
jaringan otak. (Price & Wilson, 2006)
ETIOLOGI STROKE HEMORAGIK
Rohkamm. Color
atlas of neurology.
2004. Thieme: 166
PERBEDAAN STROKE HEMORAGIK DAN STROKE INFARK
BERDASARKAN ANAMNESIS
(2,5xS)+(2xM)+(2xN)x (0,1xD)-(3xA)-12
S kesadaran dimana 0= kompos mentis, 1=somnolen, 2=stupor
atau koma
Soertidewi L,
M muntah dimana 0=tidak ada, 1=ada Tiksnadi A.
N nyeri kepala dimana 0=tidak ada, 1=ada Buku Saku
Tentorium
D tekanan darah diastolik Neurologi.
A ateroma dimana tidak ada penyakit jantung, DM =0, ada = 1 Jakarta:
Departemen
Neurologi
<-1: stroke iskemik FKUI/RSCM.
-1 s.d. 1 meragukan
>1: stroke hemoragik
SKOR SIRIRAJ PASIEN KASUS
(2,5xS)+(2xM)+(2xN)x (0,1xD)-(3xA)-12
S kesadaran dimana 0= kompos mentis, 1=somnolen, 2=stupor atau koma
M muntah dimana 0=tidak ada, 1=ada
N nyeri kepala dimana 0=tidak ada, 1=ada
D tekanan darah diastolik
A ateroma dimana tidak ada penyakit jantung, DM =0, ada = 1
→ stroke iskemik
DJOENAEDI SCORE
1 TIA sebelum serangan 1
2 Permulaan serangan -Sangat mendadak ( 1 – 2menit) 6,5
-Mendadak (menit – jam ) 6,5
-Pelan – pelan (beberapa jam) 1
3 Waktu serangan -Bekerja (aktivitas) 6,5
- Istirahat/duduk/tidur 1
- Bangun tidur 1
4 Sakit kepala waktu -Sangat hebat 10
serangan -Hebat 7,5
-Ringan 1
-Tidak ada 0
5 Muntah -Langsung sehabis serangan 10
-Mendadak (beberapa menit – jam) 7,5
-Pelan – pelan (1 hari / >) 1
-Tidak ada 0
6 Kesadaran -Menurun langsung waktu serangan 10
-Menurun mendadak (menit – jam) 10
-Menurun pelan – pelan (1 hari / >) 1
-Menurun sementara lalu sadar lagi 1
-Tidak ada gangguan 1
DJOENAEDI SCORE (lanjutan)
7 Tekanan darah sistolik -Waktu serangan sangat tinggi (>200/110) 7,5
-Waktu MRS sangat tinggi (>200/100) 7,5
-Waktu serangan tinggi (>140/100) 1
-Watu MRS tinggi (>140/100) 1
8 Tanda rangsangan selaput -Kaku kuduk hebat 1
otak -Kaku kuduk ringan 5
-Tidak ada kaku kuduk 0
9 Pupil -Ishokor 5
-Anishokor 10
-Pinpoint kanan/kiri 10
-Midriasis kanan/kiri 10
-Kecil dan reaksi lambat 10
-Kecil dan reaktif 10
10 Fundus okuli - Perdarahan subhialoid 10
- perdarahan retina (flame shaped) 7,5
-Normal 0
INTERPRETASI SKOR DJOENAEDI
Rohkamm. Color
atlas of neurology.
2004. Thieme: 185.
PERDARAHAN INTRASEREBRAL
Fauci AS, Brunwald E, Kasper DL, Hauser Sl, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J. Harrison’s Principles of
Internal Medicine. 17th edition. USA: The McGraw-hill Companies, inc; 2008.
PERDARAHAN INTRASEREBRAL
Meskipun tidak berkaitan dengan aktivitas fisik, sebagian besar perdarahan intraserebral terjadi ketika pasien
sadar dan ketika stress.
Fauci AS, Brunwald E, Kasper DL, Hauser Sl, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J. Harrison’s
Principles of Internal Medicine. 17th edition. USA: The McGraw-hill Companies, inc; 2008.
PERDARAHAN SUBARAKHNOID
Rohkamm. Color
atlas of neurology.
2004. Thieme:
185.
PERDARAHAN SUBARAKHNOID
Misbach J. Stroke: aspek diagnostic, patofisiologi, dan manajemen. 1999. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Rohkamm. Color atlas of neurology. 2004. Thieme: 185.
PERDARAHAN SUBARAKHNOID
Gejala nyeri kepala hebat dan mendadak saat onset penyakit yang
dapat disertai mual dan muntah.
Dapat disertai penurunan kesadaran dan gangguan status mental.
Dalam 90% kasus, perdarahan dapat terlihat di CT-scan dalam waktu
24 jam.
Misbach J. Stroke: aspek diagnostic, patofisiologi, dan manajemen. 1999. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Rohkamm. Color atlas of neurology. 2004. Thieme: 185.
KOMPLIKASI STROKE HEMORAGIK
Edema serebri
Rebleeding timbul pada 50-60% kasus dalam 6 bulan pertama
setelah perdarahan awal, menurun 10% pada hari ke-30, dan berkurang
3% setiap tahun
Vasospasme yang timbul pada hari ke-3 dan meningkat pada hari ke-
7
Hidrosefalus tersumbatnya aliran likuor serebri intraventrikular
muncul sebagai komplikasi perdarahan subarakhnoid.
Hiponatremia, edema pulmoner neurogenik, kejang, dan
kardiak aritmia.
Pada kecurigaan peningkatan intrakranial, lakukan penatalaksanaan elevasi kepala 30 derajat. Selain untuk
menyeimbangkan perfusi dan venous return, elevasi kepala untuk mencegah aspirasi.
Breathing : Jalan nafas harus terbuka lega, hisap lendir dan slem untuk mencegah kekurang oksigen dengan segala
akibat buruknya. Dijaga agar oksigenasi dan ventilasi baik, agar tidak terjadi aspirasi (gigi palsu dibuka).Intubasi
pada pasien dengan GCS < 8. Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung jika pasien masih bernafas
spontan.
Blood : Tekanan darah pada tahap awal tidak boleh segera diturunkan, karena dapat memperburuk keadaan,
kecuali pada tekanan darah sistolik > 220 mmHg dan atau diastolik > 120 mmHg (stroke iskemik), sistolik > 180
mmHg dan atau diastolik > 100 mmHg (stroke hemoragik). Penurunan tekanan darah maksimal 20 %.
Obat-obat yang dapat dipergunakan Nicardipin (0,5 – 6 mcg/kg/menit infus kontinyu), Diltiazem (5 – 40
g/Kg/menit drip), nitroprusid (0,25 – 10 g/Kg/menit infus kontinyu), nitrogliserin (5 – 10 g/menit infus
kontinyu), labetolol 20 –80 mg IV bolus tiap 10 menit, kaptopril 6,25 – 25 mg oral / sub lingual.
TATALAKSANA STROKE
Brain : Bila didapatkan kenaikan tekanan intra kranial dengan tanda nyeri kepala, muntah proyektil dan bradikardi
relatif harus di atasi, obat yang biasa dipakai adalah manitol 20% 1 - 1,5 gr/kgBB dilanjutkan dengan 6 x 100 cc (0,5
gr/Kg BB), dalam 15 – 20 menit.
Bila terjadi kejang beri antikonvulsan diazepam i.v karena akan memperburuk perfusi darah kejaringan otak. Beri
diazepam 5-20 mg iv pelanpelan selama 3 menit, maksimal 100 mg per hari; dilanjutkan pemberian antikonvulsan
per oral (fenitoin, karbamazepin).
Bladder : Hindari infeksi saluran kemih bila terjadi retensio urine sebaiknya dipasang kateter.
Bowel : Kebutuhan cairan dan kalori perlu diperhatikan, hindari obstipasi, Jaga supaya defekasi teratur, pasang
NGT bila didapatkan kesulitan menelan makanan.
TATALAKSANA STROKE HEMORAGIK
Pada pasien dengan defisiensi faktor koagulasi dan trombositopenia, penatalaksaan yang dilakukan
meliputi pemberian faktor pembekuan atau platelet.
Pada pasien dengan riwayat pemakaian antikoagulan oral yang mengalami perdarahan yang mengancam
nyawa, dalam hal ini misalnya perdarahan intrakranial, direkomendasikan untuk memperbaiki INR
secepat mungkin.
Vitamin K membutuhkan waktu beberapa jam untuk memperbaiki INR, sedangkan FFP memiliki
kekurangan berupa peluang timbulnya reaksi alergi, risiko transfusi infeksius, waktu produksi yang lama,
serta masalah volume yang diperlukan untuk koreksi.
Kendalikan hipertensi : Tekanan darah sistolik > 180 mmHg harus diturunkan sampai 150-180 mmHg
dengan labetalol (20 mg intravena dalam 2 menit, ulangi 40-80 mg intravena dalam interval 10 menit
sampai tekanan yang diinginkan, kemudian infuse 2 mg/menit (120 ml/jam) dan dititrasi atau
penghambat ACE (misalnya kaptopril 12,5-25 mg, 2-3 kali sehari) atau antagonis kalsium (misalnya
nifedipin oral 4 kali 10 mg).
TATALAKSANA STROKE HEMORAGIK
Bed exercise
Latihan duduk
Latihan berdiri
Latihan mobilisasi
Latihan ADL (activity daily living)
Latihan Positioning (Penempatan)
Latihan mobilisasi
Latihan pindah dari kursi roda ke mobil
Latihan berpakaian
Latihan membaca
Latihan mengucapkan huruf A,I,U,E,O
PENCEGAHAN STROKE