Anda di halaman 1dari 50

PRESENTASI KASUS STROKE HEMORAGIK

Presentan: dr. Natasia Damping


Pembimbing: dr. Solvia Yanuarita & dr. Suzi Ratnawati
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. K
Usia : 50 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : KP Sentul RT 002/002 Sentul Babakan Madan
Agama : Islam
Tgl masuk RS : 22/03/2017
Tgl pemeriksaan : 23/03/2017
ANAMNESIS

Pasien datang dengan keluhan tangan dan kaki kiri mendadak lemas sejak +- 3 jam
SMRS. Keluhan ini dirasakan tiba-tiba saat pasien baru bangun tidur. Rasa lemas ini
dirasakan hanya pada anggota gerak kiri. Meskipun lemas, pasien masih dapat
mengangkat tangan dan kakinya sendiri sedikit. Sebelumnya pasien tidak ada
keluhan nyeri maupun kesemutan di tangan ataupun riwayat lemas tangan dan kaki.
Pasien juga menjadi sulit bicara/bicara pelo. Sebelum keluhan AG kiri lemas mucul,
pasien menyangkal adanya nyeri kepala yang hebat. Setelah AG kiri lemas, pasien
mengeluhkan kepala sedikit nyeri dan pusing tapi pusing tidak berputar. Pasien juga
mengeluhkan rasa mual tapi tidak ada muntah maupun muntah yang menyembur. BAB
dan BAK tidak ada keluhan. Keluarga pasien menyangkal adanya riwayat penurunan
kesadaran atau pingsan.Tidak ada kejang sebelumnya.
ANAMNESIS

 Riwayat jatuh disangkal. Riwayat stroke disangkal. Pasien memiliki


riwayat darah tinggi sejak tahun 2007 tapi jarang kontrol dan tidak
minum obat. Pasien juga memiliki riwayat asam urat tapi tidak minum
obat. Pasien rutin setiap hari merokok selama +- 20 tahun tapi sekarang
sudah tidak lagi. Pasien juga mengaku sering meminum alkohol saat masih
muda. Riwayat pemakaian obat-obat terlarang disangkal. Riwayat HT
dalam keluarga + dari ayah pasien.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital : TD 140/90 mmHg
N 80 x/m
R 24 x/m
S 36.5° C
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala :
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal

Leher : KGB tidak teraba membesar


PEMERIKSAAN FISIK

Thorax : Paru :VBS ki = ka, Rh -/- Wh -/-


COR : BJ S1 S2 normal regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : Datar, lembut


BU (+) normal
Nyeri tekan (-)

Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2”


PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

 Rangsang Meningen :
 Kaku kuduk –
 Brudzinky 1 –
 Brudzinky II –
 Kernig –
 Lasque –
SARAF KRANIAL
 N I (olfactorius) : tidak diperiksa
 N II (optikus) : lapangan pandang normal
 N III (okulomotorius) : gerak bola mata (+) normal, pupil isokor 3mm, reflek cahaya (+)
 N IV (troklearis) : gerak bola mata (+) normal
 N V (trigeminus) : normal
 N VI (abdusen) : gerak bola mata (+) normal
 N VII (fasialis) : senyum → bibir kiri parese
 N VIII (vestibulo-koklearis) : normal
 N IX (glosofaringeus) : normal
 N X (vagus) : normal
 N XI (assesorius) : normal
 N XII (hipoglosus) : lidah jatuh ke arah kiri
SISTEM MOTORIC DAN SENSORIS

 Trofi : eutrofi
 Tonus otot : normotonus
 Kekuatan otot :
ED: 5555 ES: 4444
5555 4444

Sensoris:
ED : +/+/+/+ ES: +/+/+/+
REFLEKS

 Refleks fisiologis kanan kiri


 Biceps : (++) (-)
 Triceps : (++) (-)
 APR : (++) (++)
 KPR : (++) (++)
 Refleks patologis
 Babinsky : (-) (-)
 Oppenheim : (-) (-)
 Chaddock : (-) (-)
 Gordon : (-) (-)
 Schaefer : (-) (-)
 Hoffman-Tromner : (-) (-)
 Klonus lutut : (-) (-)
 Klonus kaki : (-) (-)
LABORATORIUM 23/3/2017

Hb 13.4 Ureum 31
Kreatinin 2.3
Ht 39
As Urat 8.8
Eritrosit 4.3 SGOT 18
Leukosit 7600 SGPT 21
Trombosit 145.000 Kolesterol total 141
Trigliserida 237
HDL 25
LDL 90
DIAGNOSA KERJA

 SUSP. STROKE NON HEMORAGIK DD STROKE HEMORAGIK


 AKI + DISLIPIDEMIA + ASAM URAT
TATALAKSANA

 Konsul dr. Andrew SpS


 RL 20 tpm + neurosanbe/12 jam drip
 Citicolin 2x500 amp IV
 Piracetam 3x3 gr amp IV
 Ranitidine 2x1 amp IV
 Epysan syr 3x10 cc
 Aspilet 1x80 mg
 Pro CT scan tanpa kontras
 EKG, foto Thorax
FOLLOW UP RUANGAN
Tgl Keluhan Terapi

23/3/17 S – Lemah anggota gerak kiri (+), bicara pelo (+) , ingin tidur terus - Diet: rendah garam, rendah lemak, rendah
O – GCS 15, TD 160/100, N 82, RR 20 purin
A – stroke ec infark dd hemoragik lobus dextra + HT grade II + AKI dd CKD + - RL + NS/12 jam
hiperurisemia + dyslipidemia - Ranitidine 2x1 amp
- Citicolin 2x500 IV
- Manitol 20% 4x125 cc
- Piracetam 3x3 gr IV
- Valsartan 1x80 mg
- Allopurinol 1x300 mg PO
- Aspilet 1x80 mg
- Fenofibrat 1x300 mg
- CT scan kepala non kontras
- Cek profil lipid ulang
24/3/17 S – lemah anggota gerak kiri (+), bicara pelo (+) - Diet: rendah garam, rendah lemak, rendah purin
O – GCS 15, TD 160/100 - RL + NS/12 jam
A – stroke hemoragik lobus dextra + HT grade II + AKI dd CKD + hiperurisemia + - Ranitidine 2x1 amp
dyslipidemia - Citicolin 2x500 IV
- Manitol 20% 4x125 cc
CT Scan → stroke hemoragik pada daerah nucleus lentoformis kanan - Piracetam 3x3 gr IV → stop
- Valsartan 1x80 mg
- Allopurinol 1x300 mg PO
- Aspilet 1x80 mg
- Fenofibrat 1x300 mg
LABORATORIUM 24/3/2017

Kolesterol total 154


Trigliserida 224
HDL 28
LDL 101
CT SCAN TN. K 24/3/2017
FOLLOW UP RUANGAN
Tgl Keluhan Terapi

25/3/17 S – Lemah anggota gerak kiri (+), bicara pelo (+) - Diet: rendah garam, rendah lemak,
O – GCS 15, TD 130/90, N 88, RR 21 rendah purin
A – stroke hemoragik lobus dextra + HT grade II + AKI dd CKD - RL + NS/12 jam
+ hiperurisemia + dyslipidemia - Ranitidine 2x1 amp
- Citicolin 2x500 IV
- Manitol 20% 3x125 cc
- Valsartan 1x80 mg bila TDS >150
- Allopurinol 1x300 mg PO
- Aspilet 1x80 mg → besok stop
- Fenofibrat 1x300 mg
26/3/17 S – lemah anggota gerak kiri (+), bicara pelo (+) - Diet: rendah garam, rendah lemak,
O – GCS 15, TD 160/100, N 80, RR 18 rendah purin
A – stroke hemoragik lobus dextra + HT grade II + AKI dd CKD - RL + NS/12 jam
+ hiperurisemia + dyslipidemia - Ranitidine 2x1 amp
- Citicolin 2x500 IV
- Manitol 20% 2x125 cc
- Valsartan 1x80 mg
- Allopurinol 1x300 mg PO
- Fenofibrat 1x300 mg
FOLLOW UP RUANGAN
Tgl Keluhan Terapi

27/3/17 S – Lemah anggota gerak kiri (+), bicara pelo (+) - Diet: rendah garam, rendah lemak,
O – GCS 15, TD 140/90, N 82, RR 20 rendah purin
A – stroke hemoragik lobus dextra + HT grade II + AKI dd CKD - RL + NS/12 jam
+ hiperurisemia + dyslipidemia - Ranitidine 2x1 amp
- Citicolin 2x500 IV
- Manitol 20% 1x125 cc
- Valsartan 1x80 mg
- Allopurinol 1x300 mg PO
- Fenofibrat 1x300 mg
- Rencana pulang dan fisioterapi →
besok
28/3/17 S – lemah anggota gerak kiri (+), bicara pelo (+) - Valsartan 1x80 mg
O – GCS 15, TD 130/90, N 80, RR 18 - Allopurinol 1x300 mg PO
A – stroke hemoragik lobus dextra + HT grade II + AKI dd CKD - Fenofibrat 1x300 mg
+ hiperurisemia + dyslipidemia - Pulang → fisioterapi dan kontrol
ke SpS
STROKE HEMORAGIK
DEFINISI

 Stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara cepat akibat
gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskular
DEFINISI STROKE

 Stroke pada prinsipnya terjadi secara tiba-tiba karena gangguan pembuluh darah otak (perdarahan atau iskemik),
bila karena trauma maka tak dimasukkan dalam kategori stroke, tapi bila gangguan pembuluh darah otak
disebabkan karena hipertensi, maka dapat disebut stroke.
EPIDEMIOLOGI STROKE

 Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan keganasan. Stroke diderita oleh ± 200
orang per 100.000 penduduk per tahunnya. Stroke merupakan penyebab utama cacat menahun.
Pengklasifikasiannya adalah 65-85% merupakan stroke non hemoragik (± 53% adalah stroke trombotik, dan 31%
adalah stroke embolik) dengan angka kematian stroke trombotik ± 37%, dan stroke embolik ± 60%. Presentase
stroke non hemoragik hanya sebanyk 15-35%. ± 10-20% disebabkan oleh perdarahan intraserebral, dan ± 5-15%
perdarahan subarachnoid.
KLASIFIKASI STROKE

 Stroke Non Hemoragik


 Klinis: TIA, RIND, progressive stroke, complete stroke
 Etiologi: stroke emboli, stroke trombolitik
 Stroke Hemoragik
 Perdarahan subaraknoid
 Perdarahan intracerebral
DEFINISI STROKE HEMORAGIK

 Stroke hemoragik dapat terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur
sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam
jaringan otak. (Price & Wilson, 2006)
ETIOLOGI STROKE HEMORAGIK

 Perdarahan intraserebral primer (hipertensi)


 Ruptur kantung aneurisma
 Ruptur malformasi arteri dan vena
 Perdarahan primer atau sekunder dari tumor otak
FAKTOR RESIKO STROKE

 Tidak dapat dimodifikasi: usia, jenis kelamin, riwayat stroke, ras


 Dapat dimodifikasi: hipertensi, DM, merokok, alcohol, dislipidemia
TANDA DAN GEJALA STROKE

Rohkamm. Color
atlas of neurology.
2004. Thieme: 166
PERBEDAAN STROKE HEMORAGIK DAN STROKE INFARK
BERDASARKAN ANAMNESIS

Gejala Stroke hemoragik Stroke non hemoragik


Onset atau awitan Mendadak Mendadak
Saat onset Sedang aktif Istirahat
Peringatan (warning) - +
Nyeri kepala +++ +/-
Kejang + -
Muntah + -
Penurunan kesadaran +++ +/-
SKOR SIRIRAJ

(2,5xS)+(2xM)+(2xN)x (0,1xD)-(3xA)-12
S kesadaran dimana 0= kompos mentis, 1=somnolen, 2=stupor
atau koma
Soertidewi L,
M muntah dimana 0=tidak ada, 1=ada Tiksnadi A.
N nyeri kepala dimana 0=tidak ada, 1=ada Buku Saku
Tentorium
D tekanan darah diastolik Neurologi.
A ateroma dimana tidak ada penyakit jantung, DM =0, ada = 1 Jakarta:
Departemen
Neurologi
<-1: stroke iskemik FKUI/RSCM.
-1 s.d. 1 meragukan
>1: stroke hemoragik
SKOR SIRIRAJ PASIEN KASUS

(2,5xS)+(2xM)+(2xN)x (0,1xD)-(3xA)-12
S kesadaran dimana 0= kompos mentis, 1=somnolen, 2=stupor atau koma
M muntah dimana 0=tidak ada, 1=ada
N nyeri kepala dimana 0=tidak ada, 1=ada
D tekanan darah diastolik
A ateroma dimana tidak ada penyakit jantung, DM =0, ada = 1

(2,5x0)+(2x0)+(2x0)x(0,1x90)-(3x0)-12 = -3 → mengarah pada stroke iskemik

<-1: stroke iskemik


-1 s.d. 1 meragukan
>1: stroke hemoragik
GAJAH MADA SKOR

Pada pasien kasus,

Penurunan kesadaran (-)


Nyeri kepala (-)
Refleks Babinski (-)

→ stroke iskemik
DJOENAEDI SCORE
1 TIA sebelum serangan 1
2 Permulaan serangan -Sangat mendadak ( 1 – 2menit) 6,5
-Mendadak (menit – jam ) 6,5
-Pelan – pelan (beberapa jam) 1
3 Waktu serangan -Bekerja (aktivitas) 6,5
- Istirahat/duduk/tidur 1
- Bangun tidur 1
4 Sakit kepala waktu -Sangat hebat 10
serangan -Hebat 7,5
-Ringan 1
-Tidak ada 0
5 Muntah -Langsung sehabis serangan 10
-Mendadak (beberapa menit – jam) 7,5
-Pelan – pelan (1 hari / >) 1
-Tidak ada 0
6 Kesadaran -Menurun langsung waktu serangan 10
-Menurun mendadak (menit – jam) 10
-Menurun pelan – pelan (1 hari / >) 1
-Menurun sementara lalu sadar lagi 1
-Tidak ada gangguan 1
DJOENAEDI SCORE (lanjutan)
7 Tekanan darah sistolik -Waktu serangan sangat tinggi (>200/110) 7,5
-Waktu MRS sangat tinggi (>200/100) 7,5
-Waktu serangan tinggi (>140/100) 1
-Watu MRS tinggi (>140/100) 1
8 Tanda rangsangan selaput -Kaku kuduk hebat 1
otak -Kaku kuduk ringan 5
-Tidak ada kaku kuduk 0
9 Pupil -Ishokor 5
-Anishokor 10
-Pinpoint kanan/kiri 10
-Midriasis kanan/kiri 10
-Kecil dan reaksi lambat 10
-Kecil dan reaktif 10
10 Fundus okuli - Perdarahan subhialoid 10
- perdarahan retina (flame shaped) 7,5
-Normal 0
INTERPRETASI SKOR DJOENAEDI

Bila skor > 20 termasuk stroke hemoragik, skor < 20


termasuk stroke non-hemoragik. Ketepatan diagnostik dengan
sistim skor ini 91.3% untuk stroke hemoragik, sedangkan pada
stroke non-hemoragik 82.4%. Ketepatan diagnostik seluruhnya
87.5%
PERDARAHAN INTRASEREBRAL

Rohkamm. Color
atlas of neurology.
2004. Thieme: 185.
PERDARAHAN INTRASEREBRAL

 Perdarahan intraserebral tanpa disertai bukti kelainan vaskular seperti


aneurisma atau angioma, biasanya disebabkan oleh hipertensi.
 Lokasi tersering adalah ganglia basal (khususnya putamen), thalamus,
serebelum, dan pons.
 Perdarahan arteri kecil hipertensi yang menyebabkan bekuan darah
berukuran kecil maupun besar herniasi bahkan kematian.

Fauci AS, Brunwald E, Kasper DL, Hauser Sl, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J. Harrison’s Principles of
Internal Medicine. 17th edition. USA: The McGraw-hill Companies, inc; 2008.
PERDARAHAN INTRASEREBRAL

 Meskipun tidak berkaitan dengan aktivitas fisik, sebagian besar perdarahan intraserebral terjadi ketika pasien
sadar dan ketika stress.

Fauci AS, Brunwald E, Kasper DL, Hauser Sl, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J. Harrison’s
Principles of Internal Medicine. 17th edition. USA: The McGraw-hill Companies, inc; 2008.
PERDARAHAN SUBARAKHNOID

Rohkamm. Color
atlas of neurology.
2004. Thieme:
185.
PERDARAHAN SUBARAKHNOID

 Penyebab 5-10% stroke disebabkan oleh perdarahan subarakhnoid.


 Sering disebabkan oleh ruptur aneurisma atau malformasi
arteriovenosus, tetapi pada 20% kasus penyebab pastinya tidak
ditemukan.
 Gejala nyeri kepala hebat dan mendadak saat onset penyakit yang dapat
disertai mual dan muntah.
 Dapat disertai penurunan kesadaran dan gangguan status mental.
 Dalam 90% kasus, perdarahan dapat terlihat di CT-scan dalam waktu 24
jam.

Misbach J. Stroke: aspek diagnostic, patofisiologi, dan manajemen. 1999. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Rohkamm. Color atlas of neurology. 2004. Thieme: 185.
PERDARAHAN SUBARAKHNOID

 Gejala nyeri kepala hebat dan mendadak saat onset penyakit yang
dapat disertai mual dan muntah.
 Dapat disertai penurunan kesadaran dan gangguan status mental.
 Dalam 90% kasus, perdarahan dapat terlihat di CT-scan dalam waktu
24 jam.

Misbach J. Stroke: aspek diagnostic, patofisiologi, dan manajemen. 1999. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Rohkamm. Color atlas of neurology. 2004. Thieme: 185.
KOMPLIKASI STROKE HEMORAGIK
 Edema serebri
 Rebleeding  timbul pada 50-60% kasus dalam 6 bulan pertama
setelah perdarahan awal, menurun 10% pada hari ke-30, dan berkurang
3% setiap tahun
 Vasospasme yang timbul pada hari ke-3 dan meningkat pada hari ke-
7
 Hidrosefalus  tersumbatnya aliran likuor serebri intraventrikular
muncul sebagai komplikasi perdarahan subarakhnoid.
 Hiponatremia, edema pulmoner neurogenik, kejang, dan
kardiak aritmia.

Rohkamm. Color atlas of neurology. 2004. Thieme: 184.


TATALAKSANA STROKE

 Pengelolaan umum, pedoman 5 B


 Breathing
 Blood
 Brain
 Bladder
 Bowel
TATALAKSANA STROKE

 Pada kecurigaan peningkatan intrakranial, lakukan penatalaksanaan elevasi kepala 30 derajat. Selain untuk
menyeimbangkan perfusi dan venous return, elevasi kepala untuk mencegah aspirasi.
 Breathing : Jalan nafas harus terbuka lega, hisap lendir dan slem untuk mencegah kekurang oksigen dengan segala
akibat buruknya. Dijaga agar oksigenasi dan ventilasi baik, agar tidak terjadi aspirasi (gigi palsu dibuka).Intubasi
pada pasien dengan GCS < 8. Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung jika pasien masih bernafas
spontan.
 Blood : Tekanan darah pada tahap awal tidak boleh segera diturunkan, karena dapat memperburuk keadaan,
kecuali pada tekanan darah sistolik > 220 mmHg dan atau diastolik > 120 mmHg (stroke iskemik), sistolik > 180
mmHg dan atau diastolik > 100 mmHg (stroke hemoragik). Penurunan tekanan darah maksimal 20 %.
 Obat-obat yang dapat dipergunakan Nicardipin (0,5 – 6 mcg/kg/menit infus kontinyu), Diltiazem (5 – 40
g/Kg/menit drip), nitroprusid (0,25 – 10 g/Kg/menit infus kontinyu), nitrogliserin (5 – 10 g/menit infus
kontinyu), labetolol 20 –80 mg IV bolus tiap 10 menit, kaptopril 6,25 – 25 mg oral / sub lingual.
TATALAKSANA STROKE

 Brain : Bila didapatkan kenaikan tekanan intra kranial dengan tanda nyeri kepala, muntah proyektil dan bradikardi
relatif harus di atasi, obat yang biasa dipakai adalah manitol 20% 1 - 1,5 gr/kgBB dilanjutkan dengan 6 x 100 cc (0,5
gr/Kg BB), dalam 15 – 20 menit.
 Bila terjadi kejang beri antikonvulsan diazepam i.v karena akan memperburuk perfusi darah kejaringan otak. Beri
diazepam 5-20 mg iv pelanpelan selama 3 menit, maksimal 100 mg per hari; dilanjutkan pemberian antikonvulsan
per oral (fenitoin, karbamazepin).
 Bladder : Hindari infeksi saluran kemih bila terjadi retensio urine sebaiknya dipasang kateter.
 Bowel : Kebutuhan cairan dan kalori perlu diperhatikan, hindari obstipasi, Jaga supaya defekasi teratur, pasang
NGT bila didapatkan kesulitan menelan makanan.
TATALAKSANA STROKE HEMORAGIK

 Pada pasien dengan defisiensi faktor koagulasi dan trombositopenia, penatalaksaan yang dilakukan
meliputi pemberian faktor pembekuan atau platelet.
 Pada pasien dengan riwayat pemakaian antikoagulan oral yang mengalami perdarahan yang mengancam
nyawa, dalam hal ini misalnya perdarahan intrakranial, direkomendasikan untuk memperbaiki INR
secepat mungkin.
 Vitamin K membutuhkan waktu beberapa jam untuk memperbaiki INR, sedangkan FFP memiliki
kekurangan berupa peluang timbulnya reaksi alergi, risiko transfusi infeksius, waktu produksi yang lama,
serta masalah volume yang diperlukan untuk koreksi.
 Kendalikan hipertensi : Tekanan darah sistolik > 180 mmHg harus diturunkan sampai 150-180 mmHg
dengan labetalol (20 mg intravena dalam 2 menit, ulangi 40-80 mg intravena dalam interval 10 menit
sampai tekanan yang diinginkan, kemudian infuse 2 mg/menit (120 ml/jam) dan dititrasi atau
penghambat ACE (misalnya kaptopril 12,5-25 mg, 2-3 kali sehari) atau antagonis kalsium (misalnya
nifedipin oral 4 kali 10 mg).
TATALAKSANA STROKE HEMORAGIK

 Pertimbangkan konsultasi bedah saraf


 Pertimbangkan angiografi untuk menyingkirkan aneurisma atau malformasi arteriovenosa.
 Berikan manitol 20 % (1 mg/kgBB, bolus intravena dalam 20-30 menit, dilanjutkan 0,5 mg/kgBB setiap 3-
5 jam) untuk pasien dengan koma dalam atau tanda-tanda tekanan intrakranial yang meninggi atau
ancaman herniasi.
 Steroid tidak terbukti efektif pada perdarahan intraserebral.
 Pertimbangkan fenitoin (10-20 mg/kgBB intravena, kecepatan maksimal 50 mg/menit, atau per oral)
pada pasien dengan perdarahan luas dan derajat kesadaran menurun.
 Pertimbangkan terapi hipervolemik dan nimodipin untuk mencegah vasospasme bila secara klinis,
pungsi lumbal atau CT-Scan menunjukkan perdarahan subaraknoid akut primer.
 Vasospasme terjadi karena adanya perdarahan dimana ada kontak antara dinding luar pembuluh darah
dengan darah. Oleh karena itu, muncul mekanisme pembuluh darah berkontak dengan darah sehingga
terjadi mekanisme vasokonstriksi.
REHABILITASI FISIK STROKE

 Bed exercise
 Latihan duduk
 Latihan berdiri
 Latihan mobilisasi
 Latihan ADL (activity daily living)
 Latihan Positioning (Penempatan)
 Latihan mobilisasi
 Latihan pindah dari kursi roda ke mobil
 Latihan berpakaian
 Latihan membaca
 Latihan mengucapkan huruf A,I,U,E,O
PENCEGAHAN STROKE

 Mengatur pola makan yang sehat


 Melakukan olah raga yang teratur
 Menghentikan rokok
 Menhindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat
 Memelihara berat badan yang layak
 Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang beresiko tinggi
 Penanganan stres dan beristirahat yang cukup
 Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter dalam hal diet dan obat
 Pemakaian antiplatelet

Anda mungkin juga menyukai