Anda di halaman 1dari 17

INFANTISIDA

Taufik Hidayat, dr, M.Sc, Sp.F

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik


Fakultas Kedokteran Unand
DEFINISI INFANTISIDA

Pembunuhan orok (bayi) yang dilakukan oleh ibu


kandungnya sendiri segera atau beberapa saat
setelah bayi itu dilahirkan, karena takut diketahui
bahwa ia telah melahirkan bayi itu
Dari definisi terdapat 3 unsur untuk dapat
dikategorikan sebagai kasus infantisid:
1. Ibu kandung (sebagai pelaku utama)
2. Waktu (segera atau beberapa saat setelah bayi
dilahirkan)
3. Psikis (emosional akibat rasa malu dan takut
ketahuan orang lain)
TUGAS UTAMA DOKTER

1. Menentukan apakah bayi tersebut pernah hidup


 Perlu ditentukan viabilitas dari bayi (kemampuan hidup diluar
kandungan)
 Viabilitas tidak berarti sekedar mampu bernafas saja tetapi
harus dilihat juga maturitasnya, yaitu:
a. Immatur: umur kehamilan 22-<28 minggu (BB 500-
<1000gram)
b. Prematur: umur kehamilan 28-<38 minggu (BB 1000-
<2500gram)
c. Matur: umur kehamilan 38-42 minggu (BB>2500 gram)
 Dari segi maturitas bayi dikatakan viabel: BB lahir mencapai
1000 gram atau usia kehamilan telah mencapai 28 minggu
RUMUS DE HAAS

 Untuk memperkirakan umur janin intra uterin berdasarkan panjang


badan (vertex-tumit)
 Untuk 5 bulan pertama, panjang kepala -tumit (cm)=kuadrat umur
gestasi (bulan) dan selanjutnya=umur gestasi (bulan) x 5
Umur (bulan) PB dalam cm
1 1x1=1
2 2x2=4
3 3x3=9
4 4x4=16
5 5x5=25
6 6x5=30
7 7x5=35
8 8x5=40
9 9x5=45
 Bayi disebut matur (cukup bulan) apabila pada PF didapatkan:
 Secara antropometris:
i. BB 2500 gram atau lebih
I. PB 48 cm atau lebih
II. Lingkar kepala (fronto -oksipital) 34 cm atau lebih
 Terdapat pusat penulangan epifisis didistal femur atau proksimal tibia
 Lanugo tinggal sedikit
 Kuku sudah melewati ujung jari
 Gambaran sidik jari sudah tampak jelas
 Pada bayi laki-laki testis telah turun kedalam skrotum
 Pada bayi perempuan labia minor telah tertutup oleh labia mayor
 Sedangkan bayi disebut nonviabel bila:
 BB < 1000 gram
 PB <35 cm
 Lingkar kepala (fronto oksipital) < 32 cm
 Umur kehamilan < 28 minggu
 Terdapat kelainan kongenital yang fatal seperti ektopia cordis, anensefalus, dsb
 Tanda-tanda lahir hidup:
a) Dari anamnesis terdengar tangis bayi
b) Dada telah mengembang
c) Diafragma telah turun kesela iga 4 -5 atau 5-6
d) Tepi paru tumpul dengan berat paru seluruhnya sekitar 1/35 BB
e) Tepi paru hampir menutup kantung jantung
f) Gambaran paru seperti mozaik dan marmer
g) Krepitasi paru positif
h) Tes apung paru positif
i) Gambaran PA: atelektasis dan emfisema: sel paru berbentuk pipih dengan inti
ditepi dan pembuluh darah lewat diantara alveoli
j) Mungkin ditemukan susu didalam saluran cerna
TES APUNG PARU

 P a r u s e g a r, b i l a m e m b u s u k p i l i h b a g i a n y a n g p a l i n g t i d a k m e m b u s u k
 Caranya:
1. K e l u a r k a n a l a t d a l a m r o n g g a d a d a d a l a m s a t u k e s a t u a n b e r s a m a - s a m a, p a n g k a l e s o f a g u s
dan trakea diikat di dua tempat sebelum dipotong
2. A p u n g k a n s e l u r u h a l a t - a l a t t e r s e b u t p a d a b a s k o m b es ar y a n g b e r i s i a i r
3. Bila terapung, pisahkan paru dari organ lainnya
4. Apungkan kembali kedua paru
5. Bila terapung, pisahkan paru -paru sebanyak lobusnya (paru kanan3 lobus, paru kiri 2 lobus)
6. Apungkan kembali semua lobus tersebut, kemudian ambil sebagian lobus yang mengapung
dipotong-potong pada bagian perifer ukuran 0.5 cm x 0.5 cm x 0.5 cm
7. Apungkan potongan paru tersebut, bila mengapung potongan tersebut diambil dan diletakkan
diantara 2 karton dilantai kemudian diinjak dengan tumit sambil tumit kita putar
8. P o t o n g a n y a n g t e l a h d i i n j a k d i a p u n g k an k e m b a l i
9. Bila terapung berarti tes apung paru positif
 Te s a p u n g p a r u p o s i t i f b e r a r t i o r o k t e l a h p e r n a h b e r n a f a s s e h i n g g a a d a r e s i d u u d a r a d a l a m
a l v e o l i. Te s a p u n g p a r u n e g a t i f o r o k b e l u m p e r n a h b e r n a f a s
 Te s a p u n g p a r u b i s a n e g a t i f p a l s u b i s a t e r j a d i p a d a : r e s o r b s i u d a r a p a d a k a s u s a s f i k s ia ,
p n e u m o n i a l o b a r i s k o n g e n i t al , p e m b u s u k an l a n j u t , p e r n a f a s an p a r i a l y a n g d a n g k a l
2.Menentukan sebab dan mekanisme kematian
Mekanisme kematian paling sering: asfiksia
disebabkan pembekapan, pencekikan, penyumbatan
jalan nafas, penjeratan
Lain: perdarahan rongga kepala akibat kekerasan
tumpul, kerusakan otak akibat tusukan pada ubun -
ubun
Perlu diketahui bayi lahir mati misalnya pada kasus
infeksi dalam rahim, asfiksia dalam rahim (kompresi
tali pusat, solutio plasenta), trauma berat saat partus
 Tanda lahir mati:
 Bila telah mati dalam rahim 8 -10 hari maka akan tampak maserasi
(dekomposisi steril/autolisis)
 Paru belum mengembang, dengan berat paru seluruhnya sekitar 1/70 BB
 Tes apung paru negatif
 Gambaran PA paru: Tampak projection berbentuk bantal ( cushion like) atau
gada (club like)
 Bila umur kandungan kurang dari 2/3 umur kandungan normal, maka sel
epitel paru berbentuk kuboid atau kolumnar, alveoli masih menguncup dan
berbentuk seperti kelenjer.
 Bila umur kandungan lebih dari 2/3 umur kandungan normal, maka sel
epitel paru berbentuk gepeng.
 Didalam alveoli terdapat sel verniks, sel amnion, mekonium serta
deskuamasi sel epitel bronkus
3. Menentukan adanya tanda-tanda perawatan pada
orok
Tali pusat sudah dipotong rapi dan rata dan diberi
antiseptik
Sudah dimandikan sehingga verniks kaseosa tidak
ada lagi
Sudah dikenakan pakaian
Sudah diberi minum (ditemukan susu dalam saluran
pencernaan
4. Lamanya orok hidup paska lahir
 Udara dalam saluran pencernaan
Di lambung : baru lahir
Di usus halus : 6-12 jam paska lahir
Di usus besar : 12-24 jam paska lahir
 Mekonium telah keluar seluruhnya: 24 -48 jam paska lahir
 Tali pusat dan sekitar umbilikus :
 Ada sel radang pada kulit umbilikus/kemerahan: 24 -36 jam paska lahir
 Tali pusat mengering: 2-3 hati paska lahir
 Tali pusat lepas (puput): 6 -14 hari paska lahir
 Umbilikus menyembuh: 15 hari paska lahir
 a/v umbilikalis menutup: 2 hari paska lahir
 Jaringan hepar: eritrosit berinti hilang: >24 jam paska lahir
KESIMPULAN VER KASUS INFANTISIDA

 Memuat hal-hal informatif:


1. Jenis kelamin
2. Golongan darah
3. Umur dalam kandungan
4. Tanda-tanda perawatan normatif
5. Cacat bawaan
6. Lahir hidup atau mati
7. Perlukaan/tanda patologis
8. Sebab dan mekanisme kematian
9. Saat kematian
UNTUK MEMBUKTIKAN INFANTISIDA

Harus terbukti bahwa orok adalah benar-benar anak


dari ibu tersangka melalui pemeriksaan DNA
fingerprint, dibandingkan alel orok dengan ibu
tersangka (STR-DNA), atau bisa juga dengan
menggunakan perbandingan DNA mitokondria
UNDANG-UNDANG YANG TERKAIT DENGAN
KASUS INFANTISIDA
 KUHP pasal 341: Bila dilakukan tanpa rencana dan diakibatkan oleh
faktor psikis ancaman hukuman maksimum 7 tahun penjara
 KUHP pasal 342: Sejak dari masa kehamilannya sudah punya rencana
untuk membunuh bayinya ancaman humukan maksimum 9 tahun
penjara
 KUHP pasal 343: Diperuntukkan bagi orang lain yang membantu
pembunuhan bayi
 KUHP pasal 307: Tuntutan hukum bagi orangtua yang meninggalkan
atau yang membuang anaknya
 Bila ada tanda perawatan: KUHP pasal 338 (pembunuhan biasa) atau
KUHP pasal 340 (pembunuhan biasa yang direncanakan)

Anda mungkin juga menyukai