Mumps
Identitas pasien
Keluhan utama:
– Bengkak di seluruh bagian bawah rahang
Keluhan tambahan:
– demam
– sakit perut, mual, muntah
– lemas
Perjalanan Penyakit Sekarang
2 hari SMRS
4 hari SMRS
Timbul benjolan
Bengkak membesar
Demam ringan Demam ↑↓
Sakit perut, kembung, mual, muntah
😟 😖 😫 😲 😞
8 Maret 2017
Pasien masuk IGD
Bulan Kelas
Imunisasi
0 1 2 3 4 9 I II III
Hepatitis B + + + +
DPT + + +
+ + +
(DT) (TT) (TT)
Polio + + + + +
BCG +
Campak + +
Kesan: Imunisasi lengkap sesuai umur
Pemeriksaan Fisik
Mata: pupil isokor diameter 3mm, refleks cahaya +/+, sklera ikterik -/-
conjungtiva anemis -/-
Hidung: deviasi septum (-) pernafasan cuping hidung (-)
Mulut: bibir kering (-) sianosis perioral (-) Tonsil T2-T2 Faring hiperemis (-)
stomatitis (-)
Leher: Pembesaran kelenjar parotis (+) dextra dan sinistra, konsistensi
keras, nyeri tekan (+), Kemerahan (+), mobile (+), Pembesaran di
submandibula konsistensi keras, nyeri tekan (+), kemerahan (-), mobile
(+).
– Cor : BJ1 dan BJ2 murni reguler, murmur (-) gallop (-)
– Pulmo: suara nafas vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
– Abdomen: datar. bising usus (+) normal, soepel, nyeri tekan
epigastrium (+) tidak teraba pembesaran hepar,limpa dan ginjal
– Ekstremitas : akral hangat, CRT <2detik
Pemeriksaan Laboratorium
tanggal 08 Maret 2017 jam 19:07 WIB
Nama Test Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 13.4 g/dL 13.0 – 18.0
Hematokrit 41.0 % 40 - 50
Eritosit 5.03 juta/uL 4.5 – 5.5
Lekosit 5,024/mm3 4000 – 10000
Trombosit 280,300/mm3 150000 - 450000
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Natrium(Na) 138 mEq/L 135 – 150
Kalium(K) 4.4 mEq/L 3.6 – 5.5
Clorida(Cl) 99 mEq/L 94 – 111
Gula Darah
Glukosa Darah Sewaktu 78. mg/dL < 140
Resume
DIAGNOSIS KERJA
– Mumps
DIAGNOSIS BANDING
– Parotitis supuratifa
– Limfadenitis submandibula
Saran Pemeriksaan
Serum amilase
– Amilase serum dapat meningkat selama terjadinya parotitis dan tetap
meningkat selama 2 minggu. Pemeriksaan analisis isoenzim dapat digunakan
untuk membedakannya dengan amilase pankreas.
Pemeriksaan virologi dan serologi
– Dapat menemukan adanya isolasi virus pada kultur sel, deteksi antigen virus
pada pemeriksaan immunofluorescence atau identifikasi dari asam nukleat
dengan cara CRP. Virus dapat ditemukan dari apusan sekret saluran nafas atas,
CSF atau urin selama gejala akut berlangsung.
– Peningkatan serum mumps imunoglobulin G (IgG) antibodi antara fase akut dan
convalescent yang terdeteksi dari pemeriksaan hemaglutinisasi, neutralisasi
atau tes enzim immunoassay (EIA) dapat memastikan diagnosis. EIA untuk
mumps IgM antibodi dapat digunakan sebagai identifikasi infeksi yang baru
terjadi (fase akut)
Tatalaksana
– Parasetamol
– Kasus: Paracetamol syrup 4x 2cth