Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

EPILEPSI

Nama: Veranica Antonia, S.Ked


Nim: 71.2015.013
Pembimbing : dr. Liza Chairani, Sp.A, M.Kes

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK RS MUHAMMADIYAH


PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Kata epilepsi berasal dari kata Yunani yang berarti Epilepsia yang harus
diambil, disita atau diserang.

Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan


(seizure) berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara
intermiten, yang disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan
berlebihan di neuron-neuron secara paroksismal, dan disebabkan oleh
berbagai etiologi.

Menurut WHO terdapat 50 juta orang diseluruh dunia menderita epilepsi,


dan 85% diantaranya berada di negara berkembang, dan juga ditemui sekitar
2-4 juta kasus epilepsi setiap tahunnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Epilepsi didefinisikan sebagai suatu kelainan otak yang


ditandai oleh adanya faktor predisposisi yang dapat
mencetuskan kejang epileptik, perubahan neurobiologis,
kognitif, psikologis dan adanya konsekuensi sosial yang
diakibatkannya. Definisi ini membutuhkan sedikitnya satu
riwayat kejang epilepsi sebelumnya.
Epidemiologi

• Dapat menyerang pada laki-laki ataupun


perempuan.
• Prevalensi epilepsi di indonesia adalah 5-10
kasus per 1.000 orang dan insidensi sebanyak 50
kasus per 100.000 orang per tahun.
Etiologi

Kelainan yang
Kelainan yang
terjadi selama
terjadi pada Cedera kepala Tumor otak
perkembangan
saat kelahiran
janin

Kecenderunga
Penyumbatan
Radang atau Penyakit n timbulnya
pembuluh
infeksi keturunan epilepsi yang
darah otak
diturunkan
1. Bangkitan Parsial/fokal

a. Bangkitan parsial sederhana (tanpa gangguan


kesadaran)
b. Bangkitan parsial kompleks (dengan gangguan
K kesadaran)
l c. Bangkitan umum sekunder (tonik-klonik, tonik atau
a klonik)
s
i 2. Bangkitan umum
f
i a. Bangkitan lena (absence)
k b. Bangkitan mioklonik
a c. Bangkitan tonik
s d. Bangkitan atonik
i e. Bangkitan klonik
f. Bangkitan tonik-klonik
Patofisiologi
Diagnosis

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik umum dan neurologik
3. Pemeriksaan penunjang
4. Pemeriksaan laboratorium
. Gambaran EEG normal Gambaran EEG abnormal saat bangkitan
kejang
Diagnosis Banding

Sinkope

Transient Ischemic Attack

Transient global amnesia

Tics
Manifestasi Klinis

Bentuk bangkitan

1. Bangkitan umum lena


2. Bangkitan umum tonik-klonik
3. Bangkitan parsial sederhana
4. Bangkitan parsial kompleks
5. Bangkitan umum sekunder
Penatalaksanaan

Obat Dosis awal (mg/kg/hari) Dosis maintenance Frekuensi pemberian


(mg/kg/hari) (kali/hari)
Fenitoin 5 5-15 1-2
Karbamazepin 5 10-25 2-4
Okskarbazepin 5 10-50 2-3
Lamotrigin 0,5 2-8 1-2
Zonisamid 2-4 4-8 2
Etosuksimid 10 15-30 1-2
Felbamat 15 30-45 3-4
Topiramat 0,5-1 5-9 2
Clobazam 0,25 0,5-1 1-2
Clonazepam 0,025 0,025-0,1 2-3
Fenobarbital 4 4-8 1-2
Pirimidon 10 20-30 1-2
Vigabatrin 40 50-150 1-2
Gabapentin 20 20-40 3
Valproat 10 15-40 2-3
Levetiracetam 10 20-60 2
Tiagabin Tidak disarankan untuk anak di bawah usia 12 tahun
BAB III
SIIMPULAN
1. Epilepsi didefinisikan sebagai suatu kelainan otak yang ditandai
oleh adanya faktor predisposisi yang dapat mencetuskan kejang
epileptik, perubahan neurobiologis, kognitif, psikologis dan
adanya konsekuensi sosial yang diakibatkannya. Definisi ini
membutuhkan sedikitnya satu riwayat kejang epilepsi sebelumnya.

2. Epilepsi diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: bangkitan parsial /fokal


(bangkitan parsial sederhana (tanpa gangguan kesadaran),
bangkitan parsial kompleks (dengan gangguan kesadaran),
bangkitan umum sekunder (tonik-klonik, tonik atau klonik)), dan
bangkitan umum (bangkitan lena (absence), bangkitan mioklonik,
bangkitan tonik, bangkitan atonik, bangkitan klonik, bangkitan
tonik-klonik).
3. Diagnosis epilepsi dapat ditegakkan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan neurologis, pemeriksaan penunjang.

4. Terapi dimulai dengan monoterapi OAE lini pertama sesuai


dosis, kemudian ditingkatkan dosisnya sampai bangkitan
teratasi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai