Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS CA COLORECTAL

Pembimbing : Prof. dr. Bachtiar Surya , Sp.B-KBD


PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
 Kanker kolorektal adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas
yang berasal atau tumbuh di dalam struktur saluran usus besar
(kolon) dan atau rektum.

 Karsinoma rektum lebih banyak ditemukan pada laki-laki


daripada wanita

 Prevalensi terjadinya karsinoma kolorektal di rektum sebesar


22%, sigmoid 25%, rektosigmoid 10%, kolon descenden 6%,
kolon transversum 13%, kolon ascenden 8%, dan caecum 15%
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
 Panjang sekitar 1,5 m (5 kaki) mulai
dari caecum hingga canalis ani.
 Diameter usus besar sekitar 6,5 cm
(2,5 inci), tetapi makin dekat anus
diameternya semakin kecil.
 Usus besar terdiri dari 6 bagian,
yaitu caecum, colon ascenden, colon
transversum, colon descenden,
colon sigmoid dan rectum
Ca Colorectal
 Definisi
suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal atau
tumbuh di dalam struktur saluran usus besar (kolon) dan atau
rektum
 Epidemiologi
o Berdasarkan World Cancer Report WHO, sekitar 944.717
kasus ditemukan di seluruh dunia tahun 2000
o Pada tahun 2002, di Indonesia kanker colorectal
menduduki peringkat kedua pada kasus kanker yang
terdapat pada pria
Ca Colorectal
 Faktor yang mempengaruhi
o Usia
o Faktor Genetik
o Faktor Lingkungan
o Faktor Makanan
o Polyposis Familial
o Polip Adenoma
o Adenoma Vilosa
o Colitis Ulserosa
Patofisiologi Ca Colorectal

karsinoma colon kanan


Awalnya massa tumor berbentuk sesil → bentuk polipoid mudah
iritasi dengan habit bowel → BB turun & anemia →palpasi
massa tumor di rongga abdomen kanan

Karsinoma colon kiri


Awalnya berbentuk sesil → berbentuk plak melingkar
menimbulkan obstipasi → bagian tengah terjadi ulserasi →
gejala diare, tinja campur lendir & darah, konstipasi .
Gejala Klinis Ca Colorectal

 Karsinoma Colon Ascendens  Karsinoma Rectum


o Nyeri perut bawah o Konstipasi
o Anemia o Feses berlendir dan
o Berat badan turun berdarah
 Karsinoma Colon Descendens o Tenesmus

o Gangguan BAB
o Darah di feses
o Diare paradoksikal
Stadium
Stadium Ca colorectal
Deskripsi Histopatologi
Dukes TNM Derajat
Carcinoma in situ: invasi intraepithelial atau sebatas
A TisN0M0 0
lapisan mukosa
A T1N0M0 IA Kanker terbatas pada mukosa/submukosa
B1 T2N0M0 IB Kanker mancapai muskularis propia
Kanker cenderung untuk masuk atau melewati
B2 T3N0M0 II A
lapisan serosa
Kanker menginvasi organ atau struktur disekitarnya
B2 T4N0M0 II B
atau menginvasi sampai peritoneum visceral
Kanker melibatkan 1-3 kelenjar getah bening
C1 TXN1M0 III A
regional
Kanker melibatkan 4 atau lebih kelenjar getah bening
C2 TxN2M0 III B
regional
D T N M IV Metastasis limfatik/hematogen
Diagnosis Ca Colorectal
Keluhan utama & Pemeriksaan fisik
o Perdarahan peranum disertai peningkatan frekuensi defekasi dan atau
diare selama minimal 6 minggu (semua umur)
o Perdarahan peranum tanpa gejala anal (diatas 60 tahun)
o Peningkatan frekuensi defekasi atau diare selama minimal6 minggu
(diatas 60 tahun)
o Massa teraba pada fosa iliaca dextra (semua umur)
o Massa intraluminal didalam rektum
o Tanda-tanda obstruksi mekanik usus (ileus obstruksi)
o Setiap penderita dengan anemia defisiensi Fe (Hb <11 gr% pada pria
dan Hb <10 gr % pada wanita pasca menopause)
Diagnosis Ca Colorectal
Pemeriksaan colok dubur
o Dilakukan pada setiap penderita dengan gejala anorektal
o Menetapkan keutuhan spingter ani
o Menetapkan ukuran dan derajat fiksasi serta jarak tumor dari
garis anokutan. Lokasinya 1/3 tengah dan 1/3 distal rektum
Pemeriksaan penunjang
o Pemeriksaan tinja
o Barium enema
o Endoskopi
o CT-pneumokolon
Penatalaksanaan Ca Colorectal

Terapi Ca Colorectum merupakan terapi multimodalitas


dengan pembedahan
1. Terapi pembedahan : hemikolectomi , Low Anterior
Resection
2. Terapi Adjuvan : Radioterapi , Kemoterapi ( diberikan
apabila ada metastasis ke kelenjar regional, tumor telah
menembus muskularis propria atau tumor yang residif
kembali)
Komplikasi Ca Colorectal
Komplikasi primer yang dihubungakan dengan kanker kolorektal
adalah:
 Obstruksi usus diikuti dengan penyempitan lumen usus akibat
lesi
 Perforasi dinding usus oleh tumor, diikuti kontaminasi dari
rongga peritoneal oleh isi usus
 Perluasan langsung tumor ke organ-organ yang berdekatan
Komplikasi pasca pembedahan : Kardiorespirasi, Kebocoran
anastomosis, Infeksi luka, Retensi urin, Impoten
Prognosis Ca Colorectal
Prognosis tergantung pada stadium penyakit saat terdeteksi dan
penanganannya.
Secara keseluruhan 5-year survival rates untuk kanker rektal
adalah sebagai berikut:
 Stadium I – 72%
 Stadium II – 54%
 Stadium III – 39%
 Stadium IV – 7%
LAPORAN KASUS
Ca Colorectal
Anamnesis
Identitas Pribadi
 Nama : SH
 Jenis Kelamin : Laki - Laki
 Usia : 44 tahun
 Suku Bangsa : Jawa
 Agama : Islam
 Alamat : Deli Serdang
 Status : Menikah
 Pekerjaan : Petani
 Tanggal Masuk : 6 Oktober 2014
Keluhan Utama : Nyeri di anus
Telaah : Sudah dialami pasien sejak ± 3 bulan
SMRS. Nyeri dirasakan di anus dan hampir seluruh perut.
Nyeri dirasakan hampir setiap saat. Mual dan muntah
dijumpai, isi muntah apa yang dimakan. BAB (+) dijumpai
melalui stoma. BAK (+) normal. Penurunan nafsu makan
dan berat badan dijumpai 1 tahun ini. Pasien sebelumnya
sudah didiagnosa karsinoma rektum oleh dokter 2 tahun
yang lalu dan telah dilakukan operasi.

RPO : Tidak jelas


RPT : Karsinoma Rektum
Pemeriksaan Fisik
Status Presens
Sensorium : compos mentis Anemis : diumpai
Tekanan Darah : 110/70 mmHg Dispnoe : tidak dijumpai
HR : 80 x/I Sianosis : tidak dijumpai
RR : 22 x/i Edema : tidak dijumpai
Temp : 37.5 ºC
Status Lokalisata
Kepala : Mata : anemis (+/+), sklera ikterus (-/-),
mata cekung (-/-)
T/H/M : dbn/dbn/dbn
Leher : Pembesaran KGB tidak dijumpai
Thorax : Inspeksi : Simetris Fusiformis
Palpasi : Stem Fremitus kanan=kiri, kesan : normal
Perkusi : Sonor pada paru kanan dan kiri
Auskultasi : SP : Vesikuler
ST : -
Abdomen : Inspeksi : Distensi, tampak stoma, produksi (+)
Palpasi : Teraba massa dengan diameter 10 cm
keras, padat, terfiksir.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+)
Ekstremitas : Edema (-/-), CRT < 3”
Anus : Tampak massa berbenjol-benjol, padat, menutupi
anus, mudah berdarah, diameter ± 8-10 cm.
DRE : Tidak dapat dilakukan
Pemeriksaan Tambahan
Hasil Laboratorium
 Hb / Ht / Eri / Leu / Tromb : 8.6 / 25.70 / 3.720 / 38.040 / 305.000
 KGD ad Random : 82.30 mg/dL
 Ureum / Creatinine : 175 / 3.74
 Na / K / Cl : 125 / 6.3 / 102 mEq
 PT / INR / aPTT / TT : 11.1 (13.90) / 0.80 / 25.9 (35.8) / 18.5 (17.2)
 pH / pCO2 / pO2 / HCO3 / BE / SaO2 : 7.324 / 20.9 / 121.2 / 10.6 / -14.8 / 97.6

Foto Barium Enema (09/10/2014)


 Kesan:

Foto Thoraks (09/10/2014)


 Kesan:
Diagnosis : Karsinoma Kolorectal

Tatalaksana :
 IVFD RL 20 gtt/menit
 Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
 Inj. Cefazolin 1 g /12 jam
 Inj. Ketolorac 30 mg/12 jam
 Foto Rontgen 3 posisi
 Transfusi PRC 2 bag
 Cek DL, HST, KGD, AGDA, elektrolit
 Rencana: Staging ulang dan persiapan kemoradiasi
Tanggal S O A P
Nyeri di Sens : CM Ca • IVFD RL 20 gtt/i
anus (+), Kepala: Colorectal • Inj. Ranitidine 50
nyeri perut Mata: Conjunctiva palpebra mg / 12 jam
(+) inferior anemis (+/+) • Inj. Ketolorac 30
T/H/M : dbn/dbn/dbn mg / 8 jam
Leher: Pemb. KGB (-) • Koreksi Hb
Thoraks : • (10-8.6) x 4 x 50 :
07  I : Simetris fusiform 175 = 1.6 (2 bag
 A: SP: vesikuler; ST: (-) HR=88 x/i PRC)
Okt Abdomen : • Cross match
2014  I : Stoma lancar
 P : Teraba massa, d=10 cm
 P : Timpani
 A: Peristaltik (+)
Ekstremitas: CRT <3”, edema (-)
Tanggal S O A P
Nyeri di Sens : CM Ca • IVFD RL 20 gtt/i
anus (+), Kepala: Colorectal • Inj. Cefazolin 1g /
nyeri perut Mata: Conjunctiva palpebra 12 jam
(+) inferior anemis (+/+) • Inj. Ranitidine 50
T/H/M : dbn/dbn/dbn mg / 12 jam
Leher: Pemb. KGB (-) • Inj. Ketolorac 30
Thoraks : mg / 8 jam
08  I : Simetris fusiform • Paracetamol 3x
 A: SP: vesikuler; ST: (-) HR=90 x/i 500mg
Okt Abdomen : • Transfusi PRC 1
2014  I : Stoma lancar bag
 P : Teraba massa, d=10 cm • Rencana: Insisional
 P : Timpani biopsi
 A: Peristaltik (+)
Ekstremitas: CRT <3”, edema (-)
Tanggal S O A P
Nyeri di Sens : CM Ca • IVFD RL 20 gtt/I
anus (+), Kepala: Colorectal • Inj. Ranitidine 50
nyeri perut Mata: Conjunctiva palpebra mg/ 12 jam
(+) inferior anemis (+/+) • Inj. Ketolorac 30
T/H/M : dbn/dbn/dbn mg/8 jam
Leher: Pemb. KGB (-) • Koreksi Natrium
Thoraks : (130-125) x 0.6 x 60
09  I : Simetris fusiform + 60 = 240
 A: SP: vesikuler; ST: (-) HR=88 x/i • 1 flash NaCl 3 % +
Okt Abdomen : NaCl 0.9 % 10 gtt/i
2014  I : Stoma lancar • Paracetamol 500
 P : Teraba massa, d=10 cm mg 3x1
 P : Timpani • Transfusi PRC 1
 A: Peristaltik (+) bag lagi
Ekstremitas: CRT <3”, edema (-)
Tanggal S O A P
Nyeri di Sens : CM Ca • IVFD RL 20 gtt/i
anus (+), Kepala: Colorectal • Inj. Cefazolin 1 gr /
nyeri perut Mata: Conjunctiva palpebra 12 jam
(+) inferior anemis (+/+) • Inj. Ranitidine 50
T/H/M : dbn/dbn/dbn mg / 12 jam
Leher: Pemb. KGB (-) • Inj. Ketolorac 30
Thoraks : mg / 8 jam
10  I : Simetris fusiform • Paracetamol 3 x
 A: SP: vesikuler; ST: (-) HR=88 x/i 500 mg
Okt Abdomen : • Cek Darah
2014  I : Stoma lancar Lengkap dan
 P : Teraba massa, d=10 cm Elektrolit post
 P : Timpani koreksi
 A: Peristaltik (+)
Ekstremitas: CRT <3”, edema (-)
Tanggal S O A P
Nyeri di Sens : CM Ca • IVFD RL 20 gtt/i
anus (+), Kepala: Colorectal • Inj. Cefazolin 1 gr /
nyeri perut Mata: Conjunctiva palpebra 12 jam
(+) inferior anemis (+/+) • Inj. Ranitidine 50
T/H/M : dbn/dbn/dbn mg / 12 jam
Leher: Pemb. KGB (-) • Inj. Ketolorac 30
Thoraks : mg / 8 jam
11-12  I : Simetris fusiform • Paracetamol 3 x
 A: SP: vesikuler; ST: (-) HR=88 x/i 500 mg
Okt Abdomen :
2014  I : Stoma lancar
 P : Teraba massa, d=10 cm
 P : Timpani
 A: Peristaltik (+)
Ekstremitas: CRT <3”, edema (-)
Tanggal S O A P
Nyeri di Sens : CM Ca • IVFD RL 20 gtt/i
anus (+), Kepala: Colorectal • Inj. Cefazolin 1 gr /
nyeri perut Mata: Conjunctiva palpebra 12 jam
(+) inferior anemis (+/+) • Inj. Ranitidine 50
T/H/M : dbn/dbn/dbn mg / 12 jam
Leher: Pemb. KGB (-) • Inj. Ketolorac 30
Thoraks : mg / 8 jam
13  I : Simetris fusiform • Paracetamol 3 x
 A: SP: vesikuler; ST: (-) HR=88 x/i 500 mg
Okt Abdomen : • Konsul anestesi
2014  I : Stoma lancar untuk pain
 P : Teraba massa, d=10 cm management
 P : Timpani
 A: Peristaltik (+)
Ekstremitas: CRT <3”, edema (-)
Tanggal S O A P
Nyeri di Sens : CM Ca • IVFD RL 20 gtt/i
anus (+), Kepala: Colorectal • Inj. Cefazolin 1 gr /
nyeri perut Mata: Conjunctiva palpebra 12 jam
(+) inferior anemis (+/+) • Inj. Ranitidine 50
T/H/M : dbn/dbn/dbn mg / 12 jam
Leher: Pemb. KGB (-) • Pain
Thoraks : management:
14  I : Simetris fusiform o Inj. Ketolorac
 A: SP: vesikuler; ST: (-) HR=88 x/i 1g/8j
Okt Abdomen : o Inj. Tramadol
2014  I : Stoma lancar 100mg dalam
 P : Teraba massa, d=10 cm IVFD RL 20 gtt/I
 P : Timpani o PCT 3 x 500 mg
 A: Peristaltik (+) o Codein 3 x 20
Ekstremitas: CRT <3”, edema (-) mg
o Diazepam 3 x 2
mg
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
TEORI KASUS
 Kanker colorectal merupakan tumor ganas Pasien pria berusia 44 tahun datang dengan
yang berasal dari mukosa colon atau rectum. keluhan nyeri di anus dan perut yang dirasakan
Resiko untuk terjadinya karsinoma kolorektal terus-menerus.
umumnya meningkat setelah berusia 40 tahun
dan menjadi dua kali lipat lebih besar pada
setiap dekade berikutnya.. Karsinoma kolon,
terutama di kolon bagian proksimal lebih
banyak ditemukan pada wanita. Sedangkan
karsinoma rektum lebih banyak ditemukan
pada pria dengan perbandingan 2:1.
TEORI KASUS
 Pada stadium dini, karsinoma kolon tidak Dari anamnesis, pada pasien dijumpai nyeri di
asimptomatis. Gejala biasa muncul saat anus sejak ± 3 bulan SMRS yang dirasakan juga di
perjalanan penyakit sudah lanjut. hampir seluruh perut. Pasien sudah dilakukan

 Pasien biasanya mengeluh rasa tidak enak, colostomy 2 tahun yang lalu dimana dulu pasien

kembung, tidak bisa flatus, sampai nyeri di juga mengeluh tidak bisa BAB yang diawali

perut., disertai perubahan kebiasaan BAB dengan BAB berdarah. Mual dan muntah

berupa diare atau sebaliknya obstipasi, dijumpai disertai dengan penurunan nafsu makan

kadang disertai darah dan lendir. dan berat badan dalam 1 tahun terakhir.

 Gejala umum lain yang dikeluhkan oleh pasien


berupa kelemahan, kehilangan nafsu makan
dan penurunan berat badan
TEORI KASUS
 Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak banyak Pada pemeriksaan fisik pasien ini dijumpai tanda-
menolong dalam menegakkan diagnosis. tanda anemia yaitu conjunctiva palbera inferior
Tumor kecil pada tahap dini tidak teraba pada pucat.
palpasi abdomen, bila teraba menunjukkan Pada palpasi abdomen, teraba massa dengan
keadaan yang sudah lanjut. Bila tumor sudah diameter ±10 cm keras, padat, terfiksir.
metastasis ke hepar akan teraba hepar yang
Pada anus, tampak massa, berbenjol-benjol,
noduler dengan bagian yang keras dan yang
padat, menutupi anus, mudah
kenyal. Asites biasa didapatkan jika tumor
berdarah, diameter ± 8-10 cm.
sudah metastasis ke peritoneal. Perabaan
limfonodi inguinal, iliaka, dan supraklavikular
penting untuk mengetahui ada atau tidaknya
metastasis ke limfonodi tersebut.
TEORI KASUS
 Pemeriksaan penunjang yang dilakukan: Pada pemeriksaan fisik pasien ini dijumpai tanda-
pemeriksaan lab dan radiologis. tanda anemia yaitu conjunctiva palbera inferior

 Pemeriksaan lab perlu diperiksa kadar Hb pucat.

setiap pasien yang mengalami perdarahan. Pada palpasi abdomen, teraba massa dengan

 Pemeriksaan foto polos abdomen: Posisi supine diameter ±10 cm keras, padat, terfiksir.

untuk melihat distribusi gas, sedangkan sikap Pada anus, tampak massa, berbenjol-benjol,
tegak untuk melihat batas udara-air dan letak padat, menutupi anus, mudah
obstruksi karena massa. berdarah, diameter ± 8-10 cm.
 Pemeriksaan foto thoraks: melihat
ada/tidaknya metastasis ke paru.

 Pemeriksaan colon in loop: melihat adanya


deformitas kolon akibat neoplasma atau
TEORI KASUS
 Penatalaksanaan awal berupa pemberian Pada pasien ini telah dilakukan pemasangan IV
resusitasi dan pemberian antibiotik spektrum line, pemberian antibiotik dan analgetik serta
luas serta analgetik untuk penanganan nyeri dilakukan koreksi Hb dan elektrolit

 Pembedahan merupakan pilihan utama terapi Pasien telah dilakukan operasi sebelumnya dan
kanker kolon, dilanjutkan dengan penentuan direncanakan untuk staging ulang dan persiapan
stadium karsinoma setelah jaringan diangkat. kemoradiasi.
Diagnosis pasti karsinoma ini diperoleh
berdasarkan pemeriksaan histopatologi
Sedangkan terapi adjuvannya berupa
radioterapi dan kemoterapi.
KESIMPULAN
 Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki berusia 44 tahun, masuk ke IGD RSUP
HAM pada tanggal 6 Oktober 2014 dengan keluhan nyeri di anus yang dialami
pasien sejak ± 3 bulan SMRS. Nyeri dirasakan di anus dan hampir seluruh perut.
Nyeri dirasakan hampir setiap saat. Mual dan muntah dijumpai, isi muntah apa
yang dimakan. BAB (+) dijumpai melalui stoma. BAK (+) normal. Penurunan nafsu
makan dan berat badan dijumpai 1 tahun ini. Pasien sebelumnya sudah didiagnosa
karsinoma rektum oleh dokter 2 tahun yang lalu dan telah dilakukan operasi.

 Dari pemeriksaan radiologi foto thoraks dan foto polos abdomen dijumpai
gambaran .............................. Pemeriksaan laboratorium dijumpai anemia
leukositosis. Analisa gas darah dijumpai asidosis metabolik dengan kompensasi
respiratorik dan ketidakseimbangan elektrolit. Pasien dirawat di RB2B dengan
penanganan awal yaitu pemasangan IV line, pemberian antibiotik dan analgetik
serta dilakukan koreksi elektrolit dan albumin untuk perbaikan keadaan umum dan
perencanaan lanjut.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai