o Gangguan BAB
o Darah di feses
o Diare paradoksikal
Stadium
Stadium Ca colorectal
Deskripsi Histopatologi
Dukes TNM Derajat
Carcinoma in situ: invasi intraepithelial atau sebatas
A TisN0M0 0
lapisan mukosa
A T1N0M0 IA Kanker terbatas pada mukosa/submukosa
B1 T2N0M0 IB Kanker mancapai muskularis propia
Kanker cenderung untuk masuk atau melewati
B2 T3N0M0 II A
lapisan serosa
Kanker menginvasi organ atau struktur disekitarnya
B2 T4N0M0 II B
atau menginvasi sampai peritoneum visceral
Kanker melibatkan 1-3 kelenjar getah bening
C1 TXN1M0 III A
regional
Kanker melibatkan 4 atau lebih kelenjar getah bening
C2 TxN2M0 III B
regional
D T N M IV Metastasis limfatik/hematogen
Diagnosis Ca Colorectal
Keluhan utama & Pemeriksaan fisik
o Perdarahan peranum disertai peningkatan frekuensi defekasi dan atau
diare selama minimal 6 minggu (semua umur)
o Perdarahan peranum tanpa gejala anal (diatas 60 tahun)
o Peningkatan frekuensi defekasi atau diare selama minimal6 minggu
(diatas 60 tahun)
o Massa teraba pada fosa iliaca dextra (semua umur)
o Massa intraluminal didalam rektum
o Tanda-tanda obstruksi mekanik usus (ileus obstruksi)
o Setiap penderita dengan anemia defisiensi Fe (Hb <11 gr% pada pria
dan Hb <10 gr % pada wanita pasca menopause)
Diagnosis Ca Colorectal
Pemeriksaan colok dubur
o Dilakukan pada setiap penderita dengan gejala anorektal
o Menetapkan keutuhan spingter ani
o Menetapkan ukuran dan derajat fiksasi serta jarak tumor dari
garis anokutan. Lokasinya 1/3 tengah dan 1/3 distal rektum
Pemeriksaan penunjang
o Pemeriksaan tinja
o Barium enema
o Endoskopi
o CT-pneumokolon
Penatalaksanaan Ca Colorectal
Tatalaksana :
IVFD RL 20 gtt/menit
Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Inj. Cefazolin 1 g /12 jam
Inj. Ketolorac 30 mg/12 jam
Foto Rontgen 3 posisi
Transfusi PRC 2 bag
Cek DL, HST, KGD, AGDA, elektrolit
Rencana: Staging ulang dan persiapan kemoradiasi
Tanggal S O A P
Nyeri di Sens : CM Ca • IVFD RL 20 gtt/i
anus (+), Kepala: Colorectal • Inj. Ranitidine 50
nyeri perut Mata: Conjunctiva palpebra mg / 12 jam
(+) inferior anemis (+/+) • Inj. Ketolorac 30
T/H/M : dbn/dbn/dbn mg / 8 jam
Leher: Pemb. KGB (-) • Koreksi Hb
Thoraks : • (10-8.6) x 4 x 50 :
07 I : Simetris fusiform 175 = 1.6 (2 bag
A: SP: vesikuler; ST: (-) HR=88 x/i PRC)
Okt Abdomen : • Cross match
2014 I : Stoma lancar
P : Teraba massa, d=10 cm
P : Timpani
A: Peristaltik (+)
Ekstremitas: CRT <3”, edema (-)
Tanggal S O A P
Nyeri di Sens : CM Ca • IVFD RL 20 gtt/i
anus (+), Kepala: Colorectal • Inj. Cefazolin 1g /
nyeri perut Mata: Conjunctiva palpebra 12 jam
(+) inferior anemis (+/+) • Inj. Ranitidine 50
T/H/M : dbn/dbn/dbn mg / 12 jam
Leher: Pemb. KGB (-) • Inj. Ketolorac 30
Thoraks : mg / 8 jam
08 I : Simetris fusiform • Paracetamol 3x
A: SP: vesikuler; ST: (-) HR=90 x/i 500mg
Okt Abdomen : • Transfusi PRC 1
2014 I : Stoma lancar bag
P : Teraba massa, d=10 cm • Rencana: Insisional
P : Timpani biopsi
A: Peristaltik (+)
Ekstremitas: CRT <3”, edema (-)
Tanggal S O A P
Nyeri di Sens : CM Ca • IVFD RL 20 gtt/I
anus (+), Kepala: Colorectal • Inj. Ranitidine 50
nyeri perut Mata: Conjunctiva palpebra mg/ 12 jam
(+) inferior anemis (+/+) • Inj. Ketolorac 30
T/H/M : dbn/dbn/dbn mg/8 jam
Leher: Pemb. KGB (-) • Koreksi Natrium
Thoraks : (130-125) x 0.6 x 60
09 I : Simetris fusiform + 60 = 240
A: SP: vesikuler; ST: (-) HR=88 x/i • 1 flash NaCl 3 % +
Okt Abdomen : NaCl 0.9 % 10 gtt/i
2014 I : Stoma lancar • Paracetamol 500
P : Teraba massa, d=10 cm mg 3x1
P : Timpani • Transfusi PRC 1
A: Peristaltik (+) bag lagi
Ekstremitas: CRT <3”, edema (-)
Tanggal S O A P
Nyeri di Sens : CM Ca • IVFD RL 20 gtt/i
anus (+), Kepala: Colorectal • Inj. Cefazolin 1 gr /
nyeri perut Mata: Conjunctiva palpebra 12 jam
(+) inferior anemis (+/+) • Inj. Ranitidine 50
T/H/M : dbn/dbn/dbn mg / 12 jam
Leher: Pemb. KGB (-) • Inj. Ketolorac 30
Thoraks : mg / 8 jam
10 I : Simetris fusiform • Paracetamol 3 x
A: SP: vesikuler; ST: (-) HR=88 x/i 500 mg
Okt Abdomen : • Cek Darah
2014 I : Stoma lancar Lengkap dan
P : Teraba massa, d=10 cm Elektrolit post
P : Timpani koreksi
A: Peristaltik (+)
Ekstremitas: CRT <3”, edema (-)
Tanggal S O A P
Nyeri di Sens : CM Ca • IVFD RL 20 gtt/i
anus (+), Kepala: Colorectal • Inj. Cefazolin 1 gr /
nyeri perut Mata: Conjunctiva palpebra 12 jam
(+) inferior anemis (+/+) • Inj. Ranitidine 50
T/H/M : dbn/dbn/dbn mg / 12 jam
Leher: Pemb. KGB (-) • Inj. Ketolorac 30
Thoraks : mg / 8 jam
11-12 I : Simetris fusiform • Paracetamol 3 x
A: SP: vesikuler; ST: (-) HR=88 x/i 500 mg
Okt Abdomen :
2014 I : Stoma lancar
P : Teraba massa, d=10 cm
P : Timpani
A: Peristaltik (+)
Ekstremitas: CRT <3”, edema (-)
Tanggal S O A P
Nyeri di Sens : CM Ca • IVFD RL 20 gtt/i
anus (+), Kepala: Colorectal • Inj. Cefazolin 1 gr /
nyeri perut Mata: Conjunctiva palpebra 12 jam
(+) inferior anemis (+/+) • Inj. Ranitidine 50
T/H/M : dbn/dbn/dbn mg / 12 jam
Leher: Pemb. KGB (-) • Inj. Ketolorac 30
Thoraks : mg / 8 jam
13 I : Simetris fusiform • Paracetamol 3 x
A: SP: vesikuler; ST: (-) HR=88 x/i 500 mg
Okt Abdomen : • Konsul anestesi
2014 I : Stoma lancar untuk pain
P : Teraba massa, d=10 cm management
P : Timpani
A: Peristaltik (+)
Ekstremitas: CRT <3”, edema (-)
Tanggal S O A P
Nyeri di Sens : CM Ca • IVFD RL 20 gtt/i
anus (+), Kepala: Colorectal • Inj. Cefazolin 1 gr /
nyeri perut Mata: Conjunctiva palpebra 12 jam
(+) inferior anemis (+/+) • Inj. Ranitidine 50
T/H/M : dbn/dbn/dbn mg / 12 jam
Leher: Pemb. KGB (-) • Pain
Thoraks : management:
14 I : Simetris fusiform o Inj. Ketolorac
A: SP: vesikuler; ST: (-) HR=88 x/i 1g/8j
Okt Abdomen : o Inj. Tramadol
2014 I : Stoma lancar 100mg dalam
P : Teraba massa, d=10 cm IVFD RL 20 gtt/I
P : Timpani o PCT 3 x 500 mg
A: Peristaltik (+) o Codein 3 x 20
Ekstremitas: CRT <3”, edema (-) mg
o Diazepam 3 x 2
mg
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
TEORI KASUS
Kanker colorectal merupakan tumor ganas Pasien pria berusia 44 tahun datang dengan
yang berasal dari mukosa colon atau rectum. keluhan nyeri di anus dan perut yang dirasakan
Resiko untuk terjadinya karsinoma kolorektal terus-menerus.
umumnya meningkat setelah berusia 40 tahun
dan menjadi dua kali lipat lebih besar pada
setiap dekade berikutnya.. Karsinoma kolon,
terutama di kolon bagian proksimal lebih
banyak ditemukan pada wanita. Sedangkan
karsinoma rektum lebih banyak ditemukan
pada pria dengan perbandingan 2:1.
TEORI KASUS
Pada stadium dini, karsinoma kolon tidak Dari anamnesis, pada pasien dijumpai nyeri di
asimptomatis. Gejala biasa muncul saat anus sejak ± 3 bulan SMRS yang dirasakan juga di
perjalanan penyakit sudah lanjut. hampir seluruh perut. Pasien sudah dilakukan
Pasien biasanya mengeluh rasa tidak enak, colostomy 2 tahun yang lalu dimana dulu pasien
kembung, tidak bisa flatus, sampai nyeri di juga mengeluh tidak bisa BAB yang diawali
perut., disertai perubahan kebiasaan BAB dengan BAB berdarah. Mual dan muntah
berupa diare atau sebaliknya obstipasi, dijumpai disertai dengan penurunan nafsu makan
kadang disertai darah dan lendir. dan berat badan dalam 1 tahun terakhir.
setiap pasien yang mengalami perdarahan. Pada palpasi abdomen, teraba massa dengan
Pemeriksaan foto polos abdomen: Posisi supine diameter ±10 cm keras, padat, terfiksir.
untuk melihat distribusi gas, sedangkan sikap Pada anus, tampak massa, berbenjol-benjol,
tegak untuk melihat batas udara-air dan letak padat, menutupi anus, mudah
obstruksi karena massa. berdarah, diameter ± 8-10 cm.
Pemeriksaan foto thoraks: melihat
ada/tidaknya metastasis ke paru.
Pembedahan merupakan pilihan utama terapi Pasien telah dilakukan operasi sebelumnya dan
kanker kolon, dilanjutkan dengan penentuan direncanakan untuk staging ulang dan persiapan
stadium karsinoma setelah jaringan diangkat. kemoradiasi.
Diagnosis pasti karsinoma ini diperoleh
berdasarkan pemeriksaan histopatologi
Sedangkan terapi adjuvannya berupa
radioterapi dan kemoterapi.
KESIMPULAN
Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki berusia 44 tahun, masuk ke IGD RSUP
HAM pada tanggal 6 Oktober 2014 dengan keluhan nyeri di anus yang dialami
pasien sejak ± 3 bulan SMRS. Nyeri dirasakan di anus dan hampir seluruh perut.
Nyeri dirasakan hampir setiap saat. Mual dan muntah dijumpai, isi muntah apa
yang dimakan. BAB (+) dijumpai melalui stoma. BAK (+) normal. Penurunan nafsu
makan dan berat badan dijumpai 1 tahun ini. Pasien sebelumnya sudah didiagnosa
karsinoma rektum oleh dokter 2 tahun yang lalu dan telah dilakukan operasi.
Dari pemeriksaan radiologi foto thoraks dan foto polos abdomen dijumpai
gambaran .............................. Pemeriksaan laboratorium dijumpai anemia
leukositosis. Analisa gas darah dijumpai asidosis metabolik dengan kompensasi
respiratorik dan ketidakseimbangan elektrolit. Pasien dirawat di RB2B dengan
penanganan awal yaitu pemasangan IV line, pemberian antibiotik dan analgetik
serta dilakukan koreksi elektrolit dan albumin untuk perbaikan keadaan umum dan
perencanaan lanjut.
THANK YOU