Fina Hidayat
2013730144
Latar Belakang
Latar Belakang : Presentasi klinis alergi protein susu sapi (CMPA) pada anak-anak bervariasi. Studi
retrospektif ini bertujuan untuk menyelidiki prevalensi dan manifestasi klinis pada anak kecil yang
berkunjung untuk evaluasi anemia defisiensi besi.
Metode : Pasien berusia <4tahun dengan terdiagnosis IDA (serum ferritin <12mg.ml) di Rumah
Sakit National Cheng Kung University, Taiwan pada periode 2005-2015. presentasi klinis, data
laboratorium, temuan endoskopi , dan prognosis dianilisis.
Hasil : Tujuh dari 51 pasien IDA (13,7%) memiliki CMPA, pucat (100%) , kegagalan untuk berkembang (43%),
dan edema umum (43%) adalah ciri umum. Enam (86%) pasien memilki hypoalbuminemia dan empat (57%)
memiliki darah samar positif.
Kesimpulan : CMPA harus dipertimbangkan pada anak kecil dengan IDA yang belum
ditentukan. Eliminasi protein susu sapi dan suplemen zat besi membantu dalam penelitian.
1. PENDAHULUAN
Kejadian CMPA pada tahun pertama kehidupan sekitar 2-3% di negara maju
merupakan penyebab alergi makanan yang paling umum pad aanak usia dini. Gejala
dan tanda CMPA bervariasi berdasarkan mekanisme penyebab .
Terdapat 2 Reaksi :
1. Reaksi Segera = anafilaksis, angioedema akut, urtikaria, dan mengi
2. Reaksi Akhir = Dermatitis atopik, keluhan gastrointestinal yang tidak
spesifik, termasuk sering regurgitasi, kolik, diare dengan atau tanpa protein
usus atau kehilangan darah, dan anemia defisiensi zat besi.
2. Bahan dan Metode
Kode ICD-10 D50.9 digunakan untuk menemukan pasien dengan diagnosis anemia
defisiensi besi dalam periode 11 tahun (antara Januari 2005 dan Desember 2015) di
National Cheng Kung University Hospital.
KRITERIA INKLUSI :
- Pasien berusia 0-4 tahun, dengan diagnosis IDA (dikonfirmasi oleh kadar
hemoglobin <11 g / dL dan tingkat serum feritin <12 ng / mL)
- Pasien dengan CMPA.
KRITERIA EKSKLUSI
Faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap
kekurangan zat besi seperti :
Selain pucat dan anemia, gejala gastrointestinal umum dan tanda-tanda CMPA, seperti
diare, sembelit, muntah, perut kembung, sakit perut, gagal tumbuh, dan edema umum
juga dinilai.
Data laboratorium terkait dengan sensitivitas reaksi susu sapi (misalnya, penentuan
IgE spesifik dalam sampel darah dan skin prick test) dan juga melalui temuan dari upper/lower
endoscopies.
Pilihan pengobatan adalah pemberhentian protein susu sapi (CMP) dengan suplemen
zat besi dan / atau obat lain, serta hasilnya dievaluasi.
2.3. Skin Prick Test
Histamin (10 mg / mL) dan garam fisiologis adalah agen kontrol positif dan negative.
Data yang terkumpul dianalisis secara statistik menggunakan SPSS 13.0. Data
disajikan sebagai angka (persentase).
HASIL
HASIL – TANDA KLINIS DAN PENEMUAN LAB
HASIL- PENEMUAN EGD DAN COLONOSCOPY
HASIL – PENGOBATAN DAN PROGNOSIS
DISKUSI
Studi ini menunjukkan data asli untuk prevalensi dan manifestasi klinis IDA
terkait CMPA pada anak-anak berusia <4 tahun.
Ketika melibatkan saluran gastrontestinal, ada juga spektrum keparahan yang berbeda,
mulai dari :
- Proctocolitis alergi
- Etiologi perdarahan rectum
- Food-Protein induced enterocolitis syndrome
- Eosinophilic Gastrointestinal disease
Karakteristik dari klasifikasi CMPA
Reaksi Lambat
Reaksi Langsung
Merupakan mekanisme campuran.
Memerlukan waktu beberapa menit – Membutuhkan beberapa jam – 1
2 jam setelah konsumsi allergen minggu untuk mengembangkan
gejala.