Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus

“Demam Typhoid”
Pembimbing:
dr. Arief Ghazalli., Sp. A (K

Dibentuk Oleh:
Fina Hidayat
NIM : 2013730144/ NIDM : 29.46 1270 2013
IDENTITAS

• Nama : An. SYL


• Usia : 7 tahun 2 bulan
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat :Gg. Guntur sawah gede ,
Cianjur
• Tanggal MRS : 28 Januari 2017
• Ruangan : Aromanis Lt. 2
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Demam naik turun ± 6 hari SMRS
KELUHAN TAMBAHAN
BAB cair (+), muntah (+), nyeri perut (+), pusing (+), lemas (+), pegal-
pegal (+)
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
An. SYL, ♀ 7 tahun 2 bulan datang dengan keluhan. Demam naik turun ±
sejak 6 hari SMRS, tinggi pada malam hari, tidak ada kejang, pasien juga
mengalami BAB cair 2x ± 6 hari SMRS, tidak berlendir, tidak ada
darah,tetapi hari ini belum BAB, mual (+), muntah (+) > 3x, nyeri ulu hati
(+) ± 4 hari SMRS, pasien juga merasakan pusing (+), lemas (+), dan
pegal-pegal (+). Batuk disangkal, riwayat bepergian ke daerah endemis
disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Os belum pernah mengalami hal yang seperti ini sebelumnya


• Riwayat sakit tifoid atau DBD disangkal
• Riwayat kejang demam disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

• Keluarga tidak ada yang menderita hal yang serupa


• Keluarga tidak ada yang menderita sakit tifoid atau DBD
• Riwayat kejang, hipertensi dan DM di keluarga disangkal
RIWAYAT PENGOBATAN
Sebelumnya pasien telah berobat ke puskesmas, dan telah
mendapatkan obat untuk penurun demam dan telah mendapatkan obat
antibiotik.

RIWAYAT ALERGI
Tidak ada alergi obat, makanan, cuaca maupun debu.
RIWAYAT KEHAMILAN IBU

Ibu OS rutin ANC di Dokter, dan tidak pernah terkena infeksi dan sakit
selama hamil.

RIWAYAT PERSALINAN IBU


Usia kehamilan 36 minggu, An. Lahir normal secara spontan, cukup bulan,
langsung menangis, dan tidak ada biru.
BB lahir = 3000 gr
PB lahir = Orangtua OS lupa
RIWAYAT POLA MAKAN

• Sebelum sakit makan teratur tetapi hanya sedikit, 3x1 hari

RIWAYAT PERKEMBANGAN

• Pertumbuhan dan perkembangan saat bayi sesuai dengan usia


• Anak mudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
• Anak selalu mendapatkan prestasi yang bagus
KESAN : Pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia
RIWAYAT PSIKOSOSIAL

• OS Tinggal ibu serta ayahnya. Lingkungan rumah bersih dan udara masuk ke dalam
rumah.
• Ayah bukan seorang perokok.
• OS suka jajan sembarangan di Sekolah.
RIWAYAT IMUNISASI

KESAN: Imunisasi
dasar tidak lengkap
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM

Tampak sakit sedang

KESADARAN

Composmentis

TANDA VITAL

• Suhu : 36,7oC suhu Axilla


• Nadi : 100 x/mnt
• Pernapasan : 28 x/mnt
STATUS ANTROPOMETRI

• BB : 25 kg
• TB : 112 cm

STATUS GIZI

• BB/U = 225/23 x 100% = 108, 69%  Gizi Baik


• TB/U = 112/124 x 100% = 90,32%  Mild Stunting
• BB/TB = 225/23 x 100% = 108, 69%  Gizi Baik
Kesan : Gizi Baik
STATUS GENERALIS
Kepala : Normochepal, Ubun-ubun belum tertutup, dan datar
rambut hitam sulit dicabut
Wajah : Simetris, Luka (-), Pucat (-)
Mata : Mata tidak cekung, Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera
Ikterik (-/-), Refleks Cahaya (+/+), Edema palpebra (-/-)
Hidung : Normonasi, sekret (-/-), Epitaksis ( -/-)
Telinga : Normotia, Sekret (-/-), Darah (-/-)
Mulut : Mukosa bibir lembab, typhoid tongue (+), perdarahan gusi (-),
stomatitis (-)
Leher : Pembesaran KGB(-), Pembesaran Tiroid (-)
Tenggorok: Faring hiperemis, Tonsil (T1/T1)
Paru-Paru
Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
Palpasi : Teraba pengembangan dinding thorax yang simetris dextra sinistra
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidah teraba
Perkusi : Sonor
Auskultasi : BJ 1 & 2 reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar, petekie (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : NTE (+)
Perkusi : Timpani
Ekstremitas atas
Akral : Hangat
Edema : -/-
Sianosis : -/-
RCT : <2 detik
Peteki : (-)

Ekstremitas bawah
Akral : Hangat
Edema : -/-
Sianosis : -/-
RCT : <2 detik
Peteki : (-)

Kelenjar inguinal : Tidak ada pembesaran KGB


STATUS NEUROLOGIS

GCS : E4 M6 V5 (15)
R. Meningens : Kaku Kuduk (-)
Lasegue (-)
Kernig (-)
Brudzinki 1 (-)
Brudzinki 2 (-)
R. Fisiologis : Bisep (+/+)
Trisep (+/+)
R. Patologis : Babinski (-/-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

73
RESUME

An. SYL, ♀ 7 tahun 2 bulan datang dengan keluhan. Demam naik


turun ± sejak 6 hari SMRS, tinggi pada malam hari, tidak ada kejang, BAB
cair 2x ± 6 hari SMRS, tidak berlendir, tidak ada darah, mual (+), muntah
(+) > 3x, nyeri ulu hati (+) ± 4 hari SMRS, pusing (+), lemas (+), pegal-
pegal (+), nafsu makan berkurang.

Bedasarkan pemfis: Wajah sedikit pucat, bibir sedikit kering , typhoid


tongue (+), abdomen: NTE (+). Berdasarkan hasil lab:titer S. typhi O:
1/320, S. typhi H > 1/320, leukopenia: 2.780 (L), trombositopeni 88.000
(L)
ASSESMENT

• Demam Typhoid
TERAPI

• IVFD RL(BB=25 kg)


10 x 100 = 1000
10 x 50 = 500
5 x 20 = 100
1600
1600/24= 67/3= 22 tpm -> 20 tpm

Oral :
• Paracetamol dan curcuma 3 x ½ cth
Injeksi:
 Inj. Ceftriaxone 1x250 mg
 Inj. Ondansentron 2 x 4 mg
FOLLOW UP

Hari/ tanggal S O A P

29 januari Demam mulai KU: Sakit sedang Demam tifoid hari • IVFD RL
turun (+) Kes: CM ke-7 • Inj.
Mual (+) S: 36,7 ℃ Ceftriaxone 1x
Muntah (-) N: 90 x/menit 250 mg
Pusing (+) RR: 18 x/menit • Inj
Lemas (+) Lidah kotor ondansentron
Diare (+) Tampak lemas 2 x 4 mg
Selalu tidur
• Oral
paracetamol
dan curcuma 3
x ½ cth
FOLLOW UP

Hari/ tanggal S O A P

30 januari 2017 Demam mulai KU: Sakit sedang Demam tifoid hari • IVFD RL
turun (+) Kes: CM ke-8 • Inj.
Mual (+) S: 36,8 ℃ Ceftriaxone 1x
Muntah (-) N: 90 x/menit 250 mg
Pusing RR: 18 x/menit • Inj
berkurang Lidah kotor ondansentron
Lemas (+) Tampak lemas 2 x 4 mg
BAB cair
berkurang • Oral
paracetamol
dan curcuma 3
x ½ cth
FOLLOW UP

Hari/ tanggal S O A P

31 januari 2017 Demam masih KU: Sakit sedang Demam tifoid hari • IVFD RL
naik turun ke-9 • Inj.
Kes: CM
Mual (+) Ceftriaxone 1x
Lemas (+) S: 37,8 ℃ 250 mg
BAB masih cair N: 90 x/menit
• Inj
namun ondansentron
frekuensi RR: 18 x/menit 2 x 4 mg
berkurang Lidah kotor
• Oral
paracetamol
dan curcuma 3
x ½ cth
FOLLOW UP

Hari/ tanggal S O A P

1 Febuari 2018 Demam (-) KU: Sakit sedang Demam tifoid hari • IVFD RL
Lemas (-) Kes: CM ke-10 • Inj.
Nafsu makan S: 37,3 ℃ Ceftriaxone 1x
sudah mulai N: 90 x/menit 250 mg
membaik RR: 18 x/menit • Inj
BAB cair (-) Lidah kotor (-) ondansentron
2 x 4 mg

• Oral
paracetamol
dan curcuma 3
x ½ cth
FOLLOW UP

Hari/ tanggal S O A P

2 Febuari 2018 Demam (-) KU: sakit ringan Demam tifoid hari • IVFD RL
Lemas (-) Kes: CM ke-11 • Inj.
Nafsu makan S: 36,7 Ceftriaxone 1x
membaik N: 93x/menit 250 mg
RR: 17x/menit • Inj
Lidah kotor (-) ondansentron
2 x 4 mg

• Oral
paracetamol
dan curcuma 3
x ½ cth
TINJAUAN PUSTAKA
“Demam Typhoid ”
DEMAM Typhoid

DEFINISI

Penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh karena


infeksi Salmonella typhi, biasanya terdapat pada saluran pencernaan
dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada
saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.
ETIOLOGI

Bakteri Salmonella typhi, berbentuk batang gram negatif,


tidak membentuk spora, motil, berkapsul dan mempunyai
flagela (bergerak dengan rambut getar). Bakteri ini dapat
hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam
air, es, sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan
pemanasan (suhu 60℃) selama 15 – 20 menit, pasteurisasi,
pendidihan dan khlorinisasi (Rahayu E., 2013).
PATOGENESIS
Manusia terinfeksi Penempelan bakteri ke
Salmonela typhi lumen usus
Bakteri bermultiplikasi di
Penularan
makrofag Peyer’s patch
Bertahan hidup di aliran
darah
Food
Menghasilkan
enterotoksin yang
Finger menyebabkan keluarnya
elektrolit dan air ke lumen
Fly (lalat) intestinal.

Feses
Kondisi Manusia yang Berperan terhadap
Penularan

Higiene perorangan yang rendah

Higiene makanan dan minuman yang rendah

Sanitasi lingkungan yang kumuh

Penyediaan air bersih untuk warga yang tidak memadai.

Pasien atau karier tifoid yang tidak diobati secara


sempurna.
Belum membudaya program imunisasi untuk tifoid
(Depkes RI, 2006: 7).
Manifestasi Klinik Diagnosis

Masa inkubasi demam tifoid rata- Anamnesis dan Pemeriksaan


rata adalah 7 – 14 hari, dipengaruhi oleh Fisis
dosis infeksi dengan rentang waktu 3 – 30
hari. Gejala klinik demam tifoid sangat • Demam > 7 hari
bervariasi, dari gejala klinik ringan dan tidak • Ganguan pada saluran
memerlukan perawatan khusus sampai berat pencernaan
sehingga harus di rawat. • Gangguan kesadaran
Semua pasien demam tifoid selalu
menderita demam pada awal penyakit.
Demam naik secara bertahap tiap hari, Pemeriksaan Penunjang
mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu
pertama. • Kultur
Anak sering mengigau, malaise, letargi, • Darah tepi
anoreksia, nyeri kepala, nyeri perut, diare • Serologis
atau konstipasi, muntah, perut kembung. • Radiologi
Dapat terjadi kejang, penurunan kesadaran,
ikterik.
Tatalaksana

Tirah baring
MENURUT IDAI
Pemenuhan kebutuhan • Chloramphenicol (drug of choice) 50-100
cairan, nutrisi mg/kgBB/hari, oral atau IV, dibagi dalam 4 dosis
selama 10-14 hari
• Amoicillin 100 mg/kgBB/hari, oral selama 10 hari
Antibiotik • Cotrimoxazole 6 mg/kgBB/hari, oral selama 10
hari
• Ceftriaxone 80 mg/kgBB/hari, intravena sekali
sehari selama 5 hari
• Cefixime 10 mg/kgBB/hari, oral dibagi dalam 2
dosis selama 10 hari
Indikasi untuk rawat jalan

Pasien dengan gejala klinik yang ringan


Pasien dengan kesadaran baik dan dapat makan
minum dengan baik
Pasien dengan keluarganya cukup mengerti
tentang cara-cara merawat serta cukup paham
tentang petanda bahaya yang akan timbul dari
tifoid.
Indikasi untuk dirawat

Demam tifoid dengan komplikasi/penyulit

Jika dipertimbangkan perawatan dirumah oleh


keluarga tidak adekuat.
Komplikasi
Prognosis

Prognosis demam tifoid tergantung tepatnya terapi,


usia, keadaan kesehatan sebelumnya, dan ada
tidaknya komplikasi.

Prognosis juga menjadi kurang baik atau buruk jika


terdapat gejala klinik yang berat seperti:

• Demam tinggi (hiperpireksia)


• Kesadaran menurun
• Keadaan gizi penderita buruk (malnutrisi energi
protein)
Preventif

Higiene dan Sanitasi Makanan Transmisi utama


basil Salmonella melalui air minum dan makanan

Higiene perorangan

Imunisasi
Kesimpulan

Demam typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang


disebabkan oleh karena infeksi Salmonella typhi, biasanya terdapat pada
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu,
gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. Demam
tifoid berhubungan dengan hygiene dari setiap orang, dan untuk
mengatasinya yaitu dengan tirah baring, penuhi kebutuhan cairan dan
nutrisi, serta pemberian antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA

• Behrman, Richard, 2007. Nelson Esensi Pediatri. Edisi 4. Penerbit


Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
• RSUP. Nasional Dr Cipto Mangunkusumo.2010. Panduan Pelayanan
Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta.
• Soedarmo, Sumarmo.S Poorwo. 2010. Buku Ajar Infeksi & Pediatri
Tropis. Edisi Kedua. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
• Soedarmo, Sumarmo, 2012. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis.
Edisi kedua. Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai