Plasenta Previa
Solusio Plasenta
Vasa Previa
Persalinan tidak terhindarkan dari berlumuran darah
Penyebab utama kematian maternal perdarahan obstetrik
(24,8%), infeksi (14,9%), eklampsia (12,9%), distosia (6,9%), abortus
tidak aman (12,4%), penyebab lain (7,9%)
Perdarahan obstetrik (Chichaki et al, 1999) solusio plasenta
(19%), koagulopati (14%), robekan jalan lahir termasuk ruptura uteri
(16%), plasenta previa (7%), plasenta inkreta akreta perkreta
(6%), atonia uteri (15%)
Oleh Reproductive Health Library no.5 tiap tahun terdapat 585.000
orang meninggal dari 180-200 juta ibu hamil akibat salah satu
komplikasi pada kehamilan dan persalinan
Perinatal care 3 juta bayi belum lahir (still-birth) dan 3 juta
neonatus dini meninggal pada 99% negara berkembang dan 1%
negara maju
Aspek prenatal care >35% ibu hamil tidak memperoleh asuhan
kehamilan
Aspek intranatal care 50% persalinan ditangani oleh petugas
kesehatan yang tidak terampil
Faktor yang mempengaruhi mortalitas dan komorbiditas maternal
dan perinatal:
Delay in decision to seek care
Delay in reaching care
Delay in receiving care
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS. Williams
Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw Hill; 2014.
Epidemiologi : beberapa RSU insiden 1,7%-2,9%
Meningkat pada multiparitas dan usia diatas 30
Kehamilan ganda > tunggal
Sumber: Chalik TMA. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan. In: Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
Wiknjosastro GH, editors. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawairohardjo; 2014. p. 492-503
Patofisiologi : terjadi pelepasan tapak plasenta akibat terbentuknya
segmen bawah rahim (trimester III) terjadi laserasi perdarahan
I saat serviks mendatar dan berdilatasi tapak plasenta kembali
terlepas perdarahan berulang
Akibat kontraksi jaringan otot segmen bawah rahim tidak adekuat
(elemen otot minimal) diperparah dengan keterlibatan laserasi pada
sinus yang besar pada plasenta perdarahan relatif muncul terjadi dan
banyak
Sumber: Chalik TMA. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan. In: Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
Wiknjosastro GH, editors. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawairohardjo; 2014. p. 492-503
Dinding segmen bawah rahim tipis mudah diinvasi pertumbuhan
vili dari trofoblas pelekatan kuat ke dinding rahim:
Plasenta akreta :
Plasenta inkreta :
Plasenta perkreta :
Sumber: Chalik TMA. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan. In: Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
Wiknjosastro GH, editors. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawairohardjo; 2014. p. 492-503
Manifestasi klinis : perdarahan uterus melalui vagina tanpa nyeri
pada akhir trimester II ke atas pertama tidak berlangsung lama
dan berhenti sendiri dan dilanjutkan berulang dan lebih banyak
PP totalis lebih awal
PP parsial mendekati/mulai persalinan
Tidak ada kontraksi uterus
Palpasi abdomen tidak membuat nyeri/perut tegang
Bagian terbawah janin masih diatas simfisis
Sumber: Chalik TMA. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan. In: Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
Wiknjosastro GH, editors. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawairohardjo; 2014. p. 492-503
Diagnosis:
Gejala: perdarahan berulang, segar, mulai dari akhir trimester II, tidak
ada kontraksi uterus yang teratur, bayi belum masuk pintu panggul atas
Double set-up exam (sudah jarang dilakukan) dilakukan pemeriksaan
VT sebelum dilakukan operasi sectio caesaria di meja operasi dalam
lingkungan disinfeksi tingkat tinggi menentukan derajat klasifikasi
plasenta previa
USG transabdominal dengan kandung kemih kosong spesifisitas 96-
98%
USG transvaginal positive predictive value 98% dan negative predictive
value 100%
MRI
Sumber: Chalik TMA. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan. In: Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
Wiknjosastro GH, editors. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawairohardjo; 2014. p. 492-503
Komplikasi:
Perdarahan semakin banyak anemia
Plasenta akreta/inkreta/perkreta (retensio plasenta) akibat implantasi
dan invasi plasenta ke dinding rahim
Robekan uterus atau serviks uteri perdarahan hebat karena rapuh
dan kaya pembuluh darah
Kelainan letak janin
Kelahiran prematur dan gawat janin
Masa perawatan lebih lama setelah sectio, solusio plasenta, perdarahan
pasca-partum, kematian akibat perdarahan, disseminated intravascular
coagulation
Sumber: Chalik TMA. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan. In: Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
Wiknjosastro GH, editors. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawairohardjo; 2014. p. 492-503
Tatalaksana:
Umum : Pemeriksaan untuk menentukan sumber perdarahan, perbaiki
kekurangan cairan/darah infus cairan intravena NaCl 0,9% atau Ringer
Laktat, penilaian jumlah perdarahan tentukan terapi aktif/ekspektatif
Khusus:
Terapi konservatif
Terapi aktif
Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. WHO. 2013
Rawat inap, tirah baring Syarat :
Antibiotik profilaksis 1. Perdarahan sedikit. Berhenti
dengan atau tanpa tokolitik
Tokolitik bila ada kontraksi :
2. Belum ada in partu
MgSO4 4g IV dosis awal dilanjutkan
4 g setiap 6 jam 3. Keadaan umum ibu cukup baik
Nifedipin 3x20 mg/hari
4. Janin masih hidup dan
Tokolitik dikombinasikan dengan
kondisinya baik
deksametason 2x6 mg IV Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk
pematangan paru-paru janin mencapai 37 minggu masih lama, ibu boleh
Ferous sulfat/fumarate 60 mg rawat jalan dengan pesan : segera kembali
selama 1 bulan ke RS jika terjadi perdarahan
Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. WHO. 2013
Terminasi kehamilan Bila :
Sectio caesaria 1. Usia Kehamilan cukup bulan
Persalinan per vaginam bila 2. Janin sudah mati
plasenta letak rendah, perdarahan 3. Perdarahan aktif dan banyak
sedikit, janin presentasi kepala
Bila SC
Jahit lokasi perdarahan
Infus Oksitosin 10 U dalam 500 ml
cairan dengan kecepatan 60 tpm
Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. WHO. 2013
Prognosis: lebih baik dari masa lalu karena diagnosis lebih dini dan
program KB
Sumber: Chalik TMA. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan. In: Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
Wiknjosastro GH, editors. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawairohardjo; 2014. p. 492-503
Pembuluh darah janin yang berada di dalam selaput ketuban
melewati OUI
Jika selaput ketuban pecah, pembuluh darah janin tsb bisa terputus
perdarahan oleh janin
Diagnosis : USG, transvaginal color Doppler
Untuk memastikan darah berasal dari janin : APT atau Kelihauer-
Betke, elektroforesis
Untuk menyelamatkan janin : SC
Sumber: Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS.
Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw Hill; 2014.
Definisi: Terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal
plasenta dari tempat implantasi normal (yaitu pada lapisan desidua
endometrium) sebelum bayi lahir
Nama lain: abruptio plasenta, ablatio plasenta, premature separation of
the normally implanted placenta
Klasifikasi: berdasarkan plasenta nya
Ruptura sinus marginalis plasenta terlepas pada pinggirnya saja
Solusio plasenta parsialis plasenta terlepas lebih luas
Solusio plasenta totalis seluruh permukaan plasenta terlepas
Patogenesis: ruptur arteri spiralis pada desidua basalis hematoma
retroplasenta pemisahan dan kompresi plasenta pada jaringan
sekitarnya darah merembes diantara selaput ketuban dan
miometrium darah keluar melalui serviks ke vagina
Manifestasi klinis
Perdarahan tiba-tiba (trimester III) disertai nyeri perut hebat dan
kontraksi kuat
Uterus kencang dan kaku
Kontraksi bersifat tetanik
Janin takikardi (akibat hipotensi dan hipoksia)
Consumptive coagulopathy
Sumber: Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS.
Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw Hill; 2014.
Berdasarkan Luas plasenta yang terlepas:
Sumber: Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS.
Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw Hill; 2014.
Diagnosis:
Nyeri akut pada uterus dengan perdarahan pervaginam dan kontraksi
yang sering, persisten, hipertonik
Namun terkadang gejala tidak khas terutama pada concealed hemorrhage
USG memiliki keterbatasan karena plasenta dan bekuan darah memiliki
gambaran serupa
MRI sangat sensitive untuk solusio plasenta
Peningkatan d-dimer merupakan tanda sugestif, tetapi belum diteliti
secara adekuat
Alfa-fetoprotein >280 memiliki PPV 97%
Sumber: Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS. Williams Obstetrics. 24th ed. New York:
McGraw Hill; 2014.
Komplikasi
Prematur
Gawat janin
Ibu mengalami hipotensi hingga syok dan meninggal
Consumptive coagulopathy
Acute kidney injury yang ditandai dengan oligouria
Sumber: Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS. Williams Obstetrics.
24th ed. New York: McGraw Hill; 2014.
Hematoma retroplasenta peningkatan tekanan ruang intervillus
pelepasan tromboplastin plasental ke sirkulasi maternal
Tromboplastin mengubah prothrombin thrombin
Trombin mengubah fibrinogen fibrin pembekuan darah
Jika tromboplastin yang dilepaskan sangat banyak masuk ke
pembuluh darah DIC (disseminated intravascular coagulation)
DIC mengurangi persediaan fibrinogen dan memicu pelepasan
plasmin (agen fibrinolysis) untuk mempertahankan mikrosirkulasi
Terjadi hipofibrinogenemia < 150 mg/100 ml) consumptive
coagulopathy
Sumber: Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS.
Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw Hill; 2014.
Tatalaksana: Rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap
Perdarahan berat
(ibu shock)
Pembukaan
Jika belum
lengkap
ekstraksi
SC
vakum
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. WHO. 2013
Perdarahan ringan
Perbaiki SC
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. WHO. 2013