Anda di halaman 1dari 43

OTITIS EKSTERNA

ANATOMI TELINGA LUAR


A. Daun Telinga (Auricula/Pinna)
 berfungsi mengumpulkan getaran udara.
 Terdiri atas lempeng tulang rawan elastis tipis yang ditutupi kulit dan
disarafi oleh N. Facialis
ANATOMI LIANG
TELINGA
B. LIANG TELINGA LUAR
(MEATUS ACUSTICUS
EXTERNUS)
DEFINISI

 Peradangan dari liang telinga baik akut


maupun kronis
ETIOLOGI
Pseudomonas aeruginosa : 40 - 60%
Staphylococcus aureus : 15 - 30%
Fungi
Virus
FAKTOR PREDISPOSISI
Lingkungan hangat, kelembaban tinggi
Berenang
Trauma CAE
Perubahan pH (asam menjadi basa)
Kondisi dermatologis (psoriasis dan eczema),
Abnormalitas kanal (Exostoses dan kanal yang sempit)
Kondisi sistemik (Diabetes,AIDS),
Penggunaan alat bantu dengar
KLASIFIKASI
Berdasarkan waktu:
 Akut, sub akut, kronik

Berdasarkan bentuk lesi:


 Otitis eksterna sirkumskripta
 Otitis eksterna difusa

Berdasarkan penyebab:
 Bakteri, virus, jamur
OTITIS EKSTERNA
SIRKUMSKRIPTA
(FURUNKULOSIS)
DEFINISI
Infeksi pada folikel rambut
Berawal dari folikulitis dan meluas hingga
membentuk abses kecil (furunkel)
Furunkel berbatas tegas pada 1/3 luar liang telinga
Biasanya lanjutan dari trauma pada liang telinga
akibat dikorek
ETIOLOGI
Kuman tersering:
Staphylococcus
aureus

Obstruksi unit
apopilosebasea

Lap subkutan  folikel


rambut, gld sebasea, gld
seruminosa
GEJALA DAN TANDA
Gejala Tanda
Nyeri telinga yang hebat Furunkel di liang
tidak sesuai besar bisul telinga
Nyeri spontan saat
Hiperemis, edema
membuka mulut (TMJ)
Pruritus Nyeri tarik bagian
Penurunan pendengaran telinga luar
(bila furunkel menutup Nyeri tekan pada
kanal) tragus
TATALAKSANA

Abses  aspirasi steril untuk keluarkan


nanah
Lokal  antibiotika dalam bentuk salep atau
antiseptik
Analgetik oral
Bila tidak pecah dalam 24-48 jam  insisi
dengan anestesi lokal , lalu pasang drain
Biasanya tidak perlu antibiotic sistemik
TIS EKSTERNA DIFUSA
(SWIMMER’S EAR )
OTITIS EKSTERNA DIFUS

Biasanya mengenai 2/3 dalam liang


telinga
Dapat juga terjadi sekunder pada
OMSK
ETIOLOGI
Kuman tersering: Pseudomonas aeruginosa
Kuman Lain: Staphylococcus albus,
Escherichia coli
FAKTOR PREDISPOSISI
PATOGENESIS
Stadium preinflamasi:
Telinga terpapar faktor predisposisi (panas, kelembapan,
maserasi, tidak adanya serumen, pH alkali)  edema
stratum corneum dan oklusi apopilosebasea
Gejala: pruritus dan rasa penuh pada telinga
Tanda: edema ringan
PATOGENESIS
Stadium inflamasi akut: derajat ringan

Eritema dan

edema ringan
kanal

Sekret jernih pada


kanal
PATOGENESIS
Stadium inflamasi akut: derajat sedang

Kanal lebih
edema dengan

eksudat yang
lebih banyak
PATOGENESIS
Stadium inflamasi akut: derajat berat
Obliterasi lumen
Sekret purulen

 Kulit konka eritema


dan bersisik

Infeksi meluas ke
jaringan lunak
sekitar dan
limfonodi servikal
PATOGENESIS
Stadium inflamasi kronis  bila inflamasi menetap lebih dari
3 bulan

Penebalan kulit liang telinga


Pengelupasan kulit liang
telinga
Perubahan kulit daun
telinga:
-Eczema
-Likenifikasi
-Ulserasi superfisial
GEJALA DAN TANDA
Gejala:
 Otalgia  Tidak adanya jaringan subkutan dibawah kulit
liang telinga, proses radang akan menyebabkan tekanan yang
kuat pada ujung-ujung saraf  Mungkin juga terasa nyeri
jika menggerakkan rahang
 Otorea
 Pruritus
 Telinga terasa penuh
 Penurunan pendengaran
 Riwayat telinga kemasukan air
 Riwayat kebiasaan mengorek telinga
GEJALA DAN TANDA
Tanda:
Nyeri tekan tragus
Liang telinga sempit
Kadang KGB membesar dan nyeri tekan
Terdapat sekret yang berbau (sekret tidak
mengandung lendir (musin) seperti sekret otitis
media
PEMERIKSAAN
TAMBAHAN
Laboratorium darah
Kultur (untuk kasus refrakter)
Dibuat hapusan  kultur dan sensitivitas kuman
TATALAKSANA
Dibersihkan secret dengan suction (ear toilet) terutama penyebab
jamur
Asam asetat 2% dalam alcohol, larutan iodium povidone 5% atau tetes
telinga yang mengandung antibiotik dan steroid
Pasang tampon telinga yang telah diolesi dengan antibiotik dan
antiseptik secara berkala tiap 2 hari (pada OE yang secara klinis
absorbs AB topical kurang baik pada liang telinga yang sempit)
Antibiotika topikal (kombinasi dengan steroid) dipakai secara hati-hati
karena dapat alergi atau mungkin dapat menyebabkan tumbuh jamur
yang berlebihan
Analgetik oral
Antibiotik oral  untuk kasus berat
OTITIS EKSTERNA
MALIGNA
Definisi:
Infeksi kanalis auditive external dengan
keterlibatan/perluasan infeksi hingga ke
tulang temporal
Fokus infeksi fissure
Santorini/osteocartalaginosa junction
PATOGENESIS
KRITERIA DIAGNOSTIK
Kriteria Mayor:
 Nyeri
 Eksudat
 Edema
 Granulasi
 Microabses (penemuan intraoperative)
 Tc99 scan positif atau kegagalan terapi local lebih dari 1
minggu
KRITERIA DIAGNOSTIK
Kriteria Minor:
 Infeksi Pseudomonas
 Radiografi positif
 Riwayat DM
 Keterlibatan saraf kranial
 Tampak sakit berat/lemah
 Usia tua
PARESIS NERVUS
KRANIAL
Nervus fasial (VII) paling sering
Nervus glossopharyngeal (IX) nerve
Nervus vagus (X) nerve
Nervus accessorius(XI) nerve
nervus hypoglossus (XII) nerve paling jarang
HUBUNGAN DM DENGAN
KEJADIAN OE
Pada pasien DM:
↓ suplai vascular kelainan mikrovaskular termasuk di
daerah liang telinga
↓ fungsi PMN
↑ Ph cerumen pada liang telinga
Ketiga hal tersebut sensitive terhadap infeksi
pseudomonas, dan penurunan mekanisme defensi
terhadap infeksi pseudomonas vaskulitis
GEJALA KLINIS
Onset akut
Riwayat trauma
Nyeri telinga hebat yang memberat Ketika
malam terutama saat Gerakan mengunyah
Otorea purulent
Nyeri tekan tragus dan nyeri Tarik aurikula +
Tanda patognomonik: jaringan granulasi pada
liang telinga (daerah fisura santorini)
GEJALA KLINIS (2)

Paresis nervus kranial


Nyeri kepala
Kaku leher
Penurunan kesadaran (jika penyebaran infeksi
hingga intracranial)
DIAGNOSIS BANDING

Keganasan liang telinga


Penyakit granulomatosa liang telinga
Paget’s disease
PENUNJANG
Laboratorium untuk tanda infeksi dan diagnosis DM
Kultur pus
Bone scan dengan:
 technetium Tc 99m medronate methylene
diphosphonate (diagnosis)
 gallium citrate Ga 67 scintigraphy (keberhasilan terapi)
 CT-Scan HR mastoid dengan kontras untuk menilai
perluasan penyakit
CT-SCAN
TC 99 SCANNING
STAGING OE MALIGNA
Stage 1 necrotizing external otitis (persisten otalgia,
bare bone in EAC, no facial palsy)
Stage 2 Limited skull base osteomyelitis (lateral to
jugular foramen-fasial palsy)
Stage 3 extensive skull base osteomyelitis (jugular
foramen and further medially- lower cranial involvement
and intracranial extension)
TATALAKSANA
Konservatif:
 Anti-pseudomonas antibiotic  Ciprofloxacin 6-8 minggu
 Alternatif antibiotic Ceftazidime
 Jika penyebab jamur Amfoterisin B
 Terapi ajuvan oksigen hiperbarik
 Pembedahan: resiko penyebaran infeksi ke tulang yang sehat,, hanya pada kasus
yang jaringan necrotic terlalu luas
 Sebagian besar kasus bisa resolve dengan pemberian AB jangka panjang
 Debridement
 Dekompresi nervus fasialis periksa ENOG, jika ada deinervasi >90%, tidak
bisa hanya dengan steroid untuk paralisis nervus fasial sehingga sebaiknya
dekompresi
PROGNOSIS

Rekurensi 9-27%
Diakibatkan terapi yang tidak adekuat,
manajemen DM yang tidak optimal
Mortalitas:
Insidens tinggi pada ekstensi infeksi ke
intracranial/ pada pasien imunokompromise
FOLLOW UP

Gejala klinik
Lab darah marker inflamasi
MRI tidak sesensitif gallium scintigraphy
Kontrol gula darah yang baik saat pengobatan

Anda mungkin juga menyukai