Anda di halaman 1dari 61

Otitis Eksterna

Otitis eksterna adalah radang pada liang telinga luar

Klasifikasi otitis eksterna (OE)


1. OE akut
a. OE akut difus
b. OE akut sirkumskripta, yaitu infeksi folikel rambut yang menimbulkan furunkel di liang telinga
luar.
2. OE kronik (OE maligna)
Infeksi bakteri dan jamur yang tidak diobati dengan baik, iritasi kulit akibat cairan otitis media,
trauma berulang, benda asing, penggunaan cetakan (mould) pada alat bantu dengar dapat
menyebabkan radang kronis sehingga terjadi stenosis atau penyempitan liang telinga karena
terbentuknya jaringan parut (sikatriks)
3. OE ekzematoid, yang merupakan manifestasi dari kelainan dermatologis, seperti dermatitis atopik,
psoriasis, atau SLE.
4. OE nekrotikans
Yaitu suatu infeksi berat pada tulang temporal dan jaringan lunak telinga. Disebabkan oleh
Pseudomonas aeruginosa dan biasanya ditemukan pada penderita diabetes lanjut usia serta
umumnya pada daerah beriklim panas
Perbedaan OE difus (swimmer’s ear) OE sirkumskripta (furunkel=bisul)
Letak Kulit 2/3 dalam liang telinga Kulit 1/3 luar liang telinga
(kartilaginosa) mengandung adneksa
kulit

Penyebab Pseudomonas Staphylococcus aureus


Staphylococcus albus Staphylococcus albus
Escherichia coli

Gejala dan tanda • Nyeri tekan tragus • Nyeri tidak sesuai besar bisul
• Liang telinga sempit karena tidak mengandung jaringan
• KGB regional membesar dan nyeri longgar dibawahnya, sehingga rasa
tekan nyeri diakibatkan oleh penekanan
• Sekret yang berbau (tidak perikondrium
mengandung lendir (musin) seperti • Nyeri juga muncul saat membuka
yg keluar dari kavum timpani) mulut (sendi temporomandibular)
• Hiperemis dan edema, batas tidak • gangguan pendengaran apabila
jelas furunkel besar dan menyumbat
liang telinga
OE sirkumskripta OE difus
Hasil Anamnesis (Subjective)

1. Rasa sakit pada telinga (otalgia), yang bervariasi dari ringan hingga hebat, terutama saat daun
telinga disentuh dan mengunyah
2. Rasa penuh pada telinga
3. Pendengaran dapat berkurang
4. Terdengar suara mendengung (tinnitus)
5. Keluhan biasanya dialami pada satu telinga dan sangat jarang mengenai kedua telinga dalam waktu
bersamaan
6. Keluhan penyerta lain yang dapat timbul: demam atau meriang, telinga terasa basah

Faktor Risiko
1. Riwayat sering beraktifitas di air, misalnya: berenang, berselancar, mendayung.
2. Riwayat trauma yang mendahului keluhan, misalnya: membersihkan liang telinga dengan alat
tertentu, memasukkan cotton bud, memasukkan air ke dalam telinga.
3. Riwayat penyakit sistemik, seperti: diabetes mellitus, psoriasis, dermatitis atopik, SLE, HIV.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik
1. Nyeri tekan pada tragus
2. Nyeri tarik daun telinga
3. Otoskopi:
• OE akut difus: liang telinga luar sempit, kulit liang telinga luar hiperemis dan edem dengan batas
yang tidak jelas, dan dapat ditemukan sekret minimal.
• OE akut sirkumskripta: furunkel pada liang telinga luar
4. Tes garputala: Normal atau tuli konduktif

Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan
OE difus
Otitis eksterna furunkel
Hiperemis dan edema
OE kronis
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Diagnosis Banding
Perikondritis yang berulang, Kondritis, Otomikosis

Komplikasi
Jika pengobatan tidak adekuat, dapat timbul abses, infeksi kronik liang telinga,jaringan
parut, dan stenosis liang telinga.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Non-medikamentosa:
a. Membersihkan liang telinga secara hati-hati dengan pengisap atau kapas yang dibasahi dengan H2O2
3%.
b. Bila terdapat abses, dilakukan insisi dan drainase.
2. Medikamentosa:
a. Topikal
• Larutan antiseptik povidon iodine
• OE akut sirkumskripta pada stadium infiltrat:
- Salep ikhtiol, atau
- Salep antibiotik: Polymixin-B, Basitrasin.
• OE akut difus: Tampon yang telah diberi campuran Polimyxin-B, Neomycin, Hidrocortisone, dan
anestesi topikal.
b. Sistemik
• Antibiotik sistemik diberikan bila infeksi cukup berat.
• Analgetik, seperti Paracetamol atau Ibuprofen dapat diberikan.
 
Resep

R/ ichtiol auris ointment 15 g tube no I


S u.e. 2.d.d applic part dol m.et.v
 
R/ amoxicillin tab 500 mg no XXI
S 3.d.d tab 1

R/ paracetamol 500 mg tab X


S. 3.d.d. p.c. p.r.n. nyeri
Konseling dan Edukasi
Pasien dan keluarga perlu diberi penjelasan, di antaranya:
1. Tidak mengorek telinga baik dengan cotton bud atau alat lainnya
2. Selama pengobatan pasien tidak boleh berenang
3. Penyakit dapat berulang sehingga harus menjaga liang telinga agar dalam kondisi kering dan tidak
lembab

Kriteria Rujukan
4. Otitis eksterna dengan komplikasi
5. Otitis eksterna maligna
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga yang dipermudah oleh kelembapan yang tinggi di daerah tsb.
Etiologi: Pityrosporum, Aspergilus, candida albican

Gejala
• Gatal
• Rasa penuh di telinga
• Sering tanpa keluhan

Pengobatan
• Membersihkan liang telinga
• Larutan asam asetat 2% dalam alcohol atau larutan iodium povidone 5% atau campuran antibiotic dan
steroid yang diteteskan ke liang telinga
• obat antijamur (salep) yang mengandung nystatin, klotrimazol
OTITIS MEDIA
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius,
antrum mastoid, dan sel-sel mastoid

Otitis Media

Non
supuratif/
Supuratif
OM serosa/
OM efusi

Otitis media
Otitis media Otitis media Otitis media supuratif
serosa akut serosa kronis akut (OMA) kronis
(OMSK)
Otitis Media Non Supuratif
Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya secret yang non purulent di telinga tengah,
sedangkan membrane timpani utuh

Otitis media
non supuratif
(serosa)

Otitis media Otitis media


serosa akut serosa kronis
Terganggunya fungsi
Terganggunya fungsi tuba
tuba

Sekresi aktif kelenjar dan kista


Perbedaan tekanan pada mukosa telinga tengah,
hidrostatik tuba eustachius, dan rongga
mastoid

Plasma mengalir dari


pembuluh darah ke Cairan ada di telinga tengah
telinga tengah

Otitis media serosa Otitis media mukoid


Faktor lain yang berperan sebagai penyebab adalah:
1. adenoid hipertrofi
2. Adenoitis
3. Sumbing palatum (cleft palate)
4. Tumor di nasofaring
5. Barotrauma
6. Sinusitis
7. Rinitis
8. Defisiensi imunologik/ metabolic
9. alergik
Otitis media serosa akut
Otitis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya secret di telinga tengah secara tiba-tiba
disebabkan oleh gangguan fungsi tuba
Disebabkan oleh:
1. sumbatan tuba
2. virus
3. alergi
4. idiopatik

Gejala
• Pendengaran berkurang
• Mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih nyaring/berbeda pada
telinga sakit (diplacusis binauralis)
• Pada saat posisi kepala berubah, terasa seperti ada cairan bergerak di dalam telinga
• Rasa sedikit nyeri dalam telinga
• Tinnitus dan vertigo kadang-kadang ada dalam bentuk ringan
Otoskopi
Terlihat membrane timpani retraksi. Kadang-kadang tampak gelembung udara atau permukaan
cairan dalam kavum timpani

Garputala
Tuli konduktif

Pengobatan
• Medikamentosa
- Vasokontriktor local (tetes hidung)
- Antihistamin
- Perasat valsava, bila tidak ada tanda tanda infeksi di jalan napas atas
• Pembedahan
Jika satu/dua minggu gejala menetap, dilakukan miringotomi dan bila belum sembuh dilakukan
miringotomi serta pemasangan pipa ventilasi (Grommet)
R/ CTM tab 4 mg No. IX
S. 3.d.d
R/ pseudoefedrin tab 120 mg No XV
S 3.d.d
Otitis media serosa kronik (glue ear)

Gejala
• Perasaan tuli pada otitis media serosa kronis lebih menonjol (40-50 dB), karena adanya secret kental/ glue ear
Otoskopi
• Terlihat membrane timpani utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan atau keabu-abuan
Perbedaan Otitis media serosa akut Otitis media serosa kronis

sekret Sekret terjadi secara tiba-tiba Sekret terbentuk secara bertahap

nyeri nyeri Tanpa nyeri

umur Orang dewasa anak-anak


Pengobatan
• Mengeluarkan secret dengan miringotomi dan memasang pipa ventilasi
(Grommet)
• Pada kasus baru pemberian dekongestan tetes hidung serta kombinasi
antihistamin-dekongestan peroral kadang-kadang berhasil

R/ CTM tab 4 mg No. IX


S. 3.d.d
R/ pseudoefedrin tab 120 mg No XV
S 3.d.d
Otitis Media Supuratif
Otitis media
supuratif

Otitis media
Otitis media
supuratif
akut
kronis
Otitis media akut (OMA)
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.
Faktor Risiko
1. Bayi dan anak
2. Infeksi saluran napas atas berulang
3. Menyusu dari botol dalam posisi berbaring telentang
4. Kelainan kongenital, misalnya: sumbing langit-langit, sindrom Down
5. Paparan asap rokok
6. Alergi
7. Tingkat sosio-ekonomi yang rendah
Sumbatan tuba Secara fisiologik terdapat mekanisme
eustachius pencegahan masuknya mikroba ke
dalam telinga tengah oleh silia mukosa
tuba eustachius, enzim, dan antibodi

Pencegahan invasi
kuman terganggu

Kuman masuk ke
telinga tengah dan
terjadi peradangan
Stadium oklusi tuba eustachius
Tanda: retraksi membrane timpani akibat tekanan negative, membrane timpani
terlihat normal/berwarna keruh pucat

Stadium Hiperemis (presupurasi)


Tanda: pembuluh darah melebar, hiperemis, edema

Stadium Supurasi
Edema hebat pada mukosa teliga tengahterbentuk eksudat yang purulent
pada kavum timpanimembrane timpani menonjol (bulging) ke arah liang
telinga luar

Stadium Perforasi
Ruptur membrane timpani, nanah keluar dari telinga tengah ke liang telinga
luar
Gejala: suhu badan turun, tidak gelisah lagi

Stadium Resolusi
normal kembali : bila membran timpani tetap utuh
Otitis media serosa: bila secret menetap di cavum timpai tanpa perforasi
Perforasi:
1. Sekret berkurang dan akhirnya kering
2. Menjadi OMSK jika perfoasi menetap dan secret keluar
terus menerus /hilang timbul
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan (tergantung stadium OMA yang sedang dialami)
1. Stadium oklusi tuba
Telinga terasa penuh atau nyeri, pendengaran dapat berkurang.
2. Stadium hiperemis
Nyeri telinga makin intens, demam, rewel dan gelisah (pada bayi / anak), muntah, nafsu makan
hilang, anak biasanya sering memegang telinga yang nyeri.
3. Stadium supurasi
Sama seperti stadium hiperemis
4. Stadium perforasi
Keluar sekret dari liang telinga
5. Stadium resolusi
Setelah sekret keluar, intensitas keluhan berkurang (suhu turun, nyeri mereda, bayi / anak lebih
tenang.Bila perforasi permanen, pendengaran dapat tetap berkurang.
Pemeriksaan fisik

1. Suhu dapat meningkat


2. Otoskopi
3. Tuli konduktif: Tes rinne (-), tes schwabach: memendek pada telinga kanan, tes weber:
lateralisasi pada telinga kanan
Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis klinis
Ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Diagnosis banding
Otitis media serosa akut, otitis eksterna

Komplikasi
1. Komplikasi intra-temporal: Labirinitis, Paresis nervus fasialis,
Petrositis, Hidrosefalus otik
2. Komplikasi ekstra-temporal / intrakranial: Abses subperiosteal, Abses
epidura, Abses perisinus, Abses subdura, Abses otak,
Meningitis,Trombosis sinus lateral, Sereberitis
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
a. Topikal
i. Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga:
- H2O2 3%, 3 kali sehari, 4 tetes di telinga yang sakit, didiamkan selama 2 – 5 menit.
- Asam asetat 2%, 3 kali sehari, 4 tetes di telinga yang sakit.
- Ofloxacin, 2 kali sehari, 5 – 10 tetes di telinga yang sakit, selama maksimal 2 minggu
b. Oral Sistemik: antibiotik, antihistamin (bila terdapat tanda-tanda alergi), dekongestan, analgetik / antipiretik

Konseling dan Edukasi


1. Untuk bayi / anak, orang tua dianjurkan untuk memberikan ASI minimal 6 bulan sampai 2 tahun.
2. Menghindarkan bayi / anak dari paparan asap rokok.
Pencegahan
Imunisasi Hib dan PCV perlu dilengkapi, sesuai panduan Jadwal Imunisasi Anak tahun 2014 dari IDAI.
Nama Sediaan Dosis

Parasetamol Tablet 500 mg Dewasa: 300 mg-1 g/kali dengan


Sirup mengandung 120 mg/5 ml maksimum 4 g/hari
Anak
6-12 tahun: 150-300 mg/kali
<1 tahun: 60 mg/kali
Maksimum 6 kali/hari

Amoxicillin Kapsul atau tablet 125, 250, 500


mg
Sirup 125 mg/5 ml
Baca tabel

Resep

R/amoxicillin syr 125 mg/5cc fl No.II


S 3.d.d c.orig 1 p.c.
R/paracetamol syr 120 mg/5 cc fl. No. I
S.3.d.d. c.orig p.c. p.r.n. demam
Otitis media supuratif kronik (OMSK)
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah peradangan kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani
dan riwayat keluarnya sekret dari telinga lebih dari 2 bulan, baik terus menerus maupun hilang timbul.
Terdapat dua tipe OMSK, yaitu OMSK tipe aman (tanpa kolesteatoma) dan tipe bahaya (dengan kolesteatoma).

Faktor Risiko
Higienitas kurang dan gizi buruk, infeksi saluran nafas atas berulang, daya tahan tubuh yang rendah, dan penyelam.

  Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
Keluar cairan dari liang telinga secara terus menerus atau hilang timbul lebih dari 2 bulan
Riwayat pernah keluar cairan dari liang telinga sebelumnya.
Cairan dapat berwarna kuning / kuning-kehijauan / bercampur darah / jernih / berbau
Gangguan pendengaran
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Otoskopi:
1. OMSK tipe aman (tubotimpani)
• Perforasi pada sentral atau pars tensa berbentuk ginjal atau bundar
• Sekret biasanya mukoid dan tidak terlalu berbau
• Mukosa kavum timpani tampak edema, hipertrofi, granulasi, atau timpanosklerosis
2. OMSK tipe bahaya
• Perforasi atik, marginal, atau sentral besar (total)
• Sekret sangat berbau, berwarna kuning abu-abu, purulen, dan dapat terlihat kepingan berwarna
putih mengkilat
• Kolesteatoma

Pemeriksaan Penunjang
1. Tes garputala Rinne, Weber, Schwabach menunjukkan jenis ketulian yang dialami pasien
2. Audiometri nada murni
3. Foto mastoid (bila tersedia)
Kolesteatoma adalah suatu kista epithelial yang berisi
deskuamasi epitel (keratin). Deskuamasi terbentuk terus lalu
Kolesteatoma menumpuk sehingga kolesteatoma bertambah besar

Kolesteatoma: epitel kulit yang berada pada tempat yang salah

Kolesteatoma
kongenital Kolesteatoma akuisital

Kolesteatoma akuisital sekunder


Kolesteatoma akuisital primer
Teori migrasi: kolesteatom terbentuk akibat masuknya epitel kulit dari
Teori invaginasi: kolesteatoma muncul liang telinga atau dari pinggir perforasi membrane timpani ke telinga
akibat terjadi proses invaginasi dari tengah
membran timpani pars flaksida karena
adanya tekanan negative di telinga Teori metaplasia: kolesteatoma terjadi akibat metaplasia mukosa kavum
tengah akibat gangguan tuba timpani karena iritasi infeksi yang berlangsung lama
Teori implantasi: kolesteatoma terjasi akibat implantasi epitel kulit
secara iatrogenic ke dalam telinga tengah sewaktu operasi, setelah blust
injury, pemasangan pipa ventilasi atau setelah miringotomi
  Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Komplikasi
Komplikasi intratemporal: Labirinitis, Paresis nervus fasialis, Hidrosefalus otik, Petrositis
Komplikasi intrakranial Abses (subperiosteal, epidural, perisinus, subdura, otak), Trombosis sinus lateralis,
Sereberitis
Penatalaksanaan
 
Komprehensif (Plan)
1. Non-Medikamentosa
Membersihkan dan mengeringkan saluran telinga dengan kapas lidi atau cotton bud. Obat cuci telinga dapat berupa NaCl 0,9%,
Asam Asetat 2%, atau Hidrogen Peroksida 3%.
2. Medikamentosa
Antibiotik topikal golongan Ofloxacin, 2 x 4 tetes per hari di telinga yang sakit
Antibiotik oral:
 Dewasa:
 Lini pertama : Amoxicillin 3 x 500 mg per hari selama 7 hari, atau Amoxicillin-Asam clavulanat 3 x500 mg per hari
selama 7 hari, atau Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 7 hari.
 Lini kedua : Levofloxacin 1 x 500 mg per hari selama 7 hari, atau Cefadroxil 2 x 500 – 100 mg per hari selama 7 hari.
 Anak:
 Amoxicillin – Asam clavulanat 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 3 dosis per hari, atau
 Cefadroxil 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 2 dosis per hari.

Rencana Tindak Lanjut


 

R/ amoxicillin tab 500 mg no XXI


S 3.d.d tab 1
Konseling dan Edukasi
Menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.
Menjaga agar telinga tidak kemasukan air.
Menjelaskan bahwa penyakit ini merupakan penyakit infeksi sehingga dengan penanganan yang
tepat dapat disembuhkan tetapi bila dibiarkan dapat mengakibatkan hilangnya pendengaran serta
  komplikasi lainnya.
Kriteria Rujukan
OMSK tipe bahaya
Tidak ada perbaikan atas terapi yang dilakukan
Terdapat komplikasi ekstrakranial maupun intrakranial
Perforasi menetap setelah 2 bulan telinga kering
 
Perforasi Timpani
Perforasi timpani adalah perforasi atau hilangnya sebagian jaringan dari membran timpani yang menyebabkan
hilangnya sebagian atau seluruh fungsi dari membran timpani.  Membran timpani adalah organ pada telinga yang
berbentuk seperti diafragma, tembus pandang dan fleksibel sesuai dengan fungsinya yang menghantarkan energi
berupa suara dan dihantarkan melalui saraf pendengaran berupa getaran dan impuls-impuls ke otak.
Penyebab:
- Trauma
- putusnya rantai osikula
- otitis media kronis dengan keluarnya sekret selalu disertai perforasi timpani
Perforasi dapat digolongkan menjadi 4 tipe berdasarkan lokasinya:
- tuba
- sentral
- marginal
- pars flaksida
Tuba dan sentral umumnya aman, sedangkan marginal dan pars flaksida biasanya lebih serius.
Hasil anamnesis (Subjectives)
•Penurunan pendengaran
•Sensasi mendengar suara siulan saat meniup telinga atau bersin
•Cairan  yang keluar dari telinga dapat terus menerus
•Tanda-tanda infeksi telinga tengah (demam, nyeri, telinga berdenging)

Hasil pemeriksaan Fisik dan penunjang Sederhana (Objective)


•Tes pendenganran (Tes rinne, weber , dan schwabach) menentukan apakah penderita membutuhkan alat bantuan
pendengaran atau tidak.
•Otoskopi

Keterangan:
A. Perforasi tipe tuba dekat muara timpani tuba eustachius. Keadaan ini
pada dasarnya adalah suatu peradangan mukosa tuba eustachius dan
telinga tengah
B. Perforasi sentral, perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan di seluruh
tepi perforasi masih ada sisa membrane timpani
C. Perforasi tipe marginal, sebagian tepi perforasi langsung berhubungan
dengan annulus atau sulkus timpanikum
D. Perforasi atik, perforasi kecil pada pars flaksida seringkali bersama-sama
kolesteatoma
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
 
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Untuk mencegah terjadinya infeksi, biasanya diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut). Penderita harus menjaga agar
telinganya tetap kering. Jika terjadi infeksi, bisa diberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik. Biasanya
tanpa pengobatan lebih lanjut, gendang telinga akan membaik.

R/ amoxicillin tab 500 mg no XXI


S 3.d.d tab 1
Mastoiditis
Mastoiditis adalah infeksi bakteri pada sel-sel mastoid yang terletak di tulang temporal. Biasanya timbul
pada orang dewasa atau anak-anak yang sebelumnya menderita OMA yang tidak mendapatkan pengobatan
adekuat. Tanpa pengobatan yang adekuat, dapat menyebabkan meningitis dan abses otak.

Bakteri menyebar dari telinga tengah ke sel-


sel udara mastoid, di mana peradangan
menyebabkan kerusakan pada struktur
tulang. Beberapa disebabkan oleh
cholesteatoma, yang merupakan kantung dari
keratinizing epitel skuamosa di telinga tengah
yang biasanya hasil dari berulang-infeksi
telinga tengah.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan pasien
- Febris/subfebris
- Nyeri pada telinga
- Hilangnya sensasi pendengaran
- Terkadang timbul suara berdenging di telinga pada sisi yang sakit
- Kemerahan pada kompleks mastoid
- Edem pada prosesus mastoideus yang selanjutnya menjadi abses
- Ottorhoea
- Sakit kepala

Faktor resiko
- Anak-anak atau orang dewasa yang sebelumnya menderita OMA
tanpa pengobatan adekuat
- Obstruksi aerasi rongga mastoid
- Perforasi membrane timpani yang menetap
 
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik : dilakukan PF telinga luar dengan menggunakan otoskopi. Dari pemeriksaan akan didapatkan:
 Kemerahan pada daerah mastoid
 Liang telinga bagian atas belakang turun (sagging)
 Oedem pada mastoid
 Nyeri tekan pada mastoid
 Abses di saluran telinga
 Membrane timpani menonjol keluar
Atau pada mastoidektomi didapatkan discharge purulen
Pemeriksaan Penunjang:
 Kultur mikrobiologi
 Pemeriksaan darah lengkap (peningkatan leukosit yang menunjukkan adanya infeksi)
 Foto rontgen dan CT-scan: Opasifikasi sel-sel udara mastoid oleh cairan dan hilangnya trabekulasi normal dari
sel-sel tersebut. Pada mastoiditis, kontur sel hilang, pada otitis media serosa akut kontur sel tetap utuh

 
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
 Anamnesis
 Gejala klinis
 Laboratorium
 Darah : leukositosis
 Pengambilan sekret untuk kultur dan uji sensitivitas antibiotik
 Pemeriksaan audiometrik : tuli konduktif
 Foto rontgen dan Ct-scan : kabut difus pada sel mastoid
 
Diagnosis Banding
I. Furunkel (otitis eksterna sirkumskripta)
II. Radang kelenjar yang terletak di retroaurikular
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Medikamentosa
- Co Amoxiclav tab 625mg 3x sehari peroral, diberikan selama 2-3 minggu (tidak alergi penisilin)
-Metronidazole tab 500mg 3x sehari peroral, diberikan selama 2-3 minggu (alergi penisilin ringan)
-Levofloxacin tab 500mg 2x sehari peroral, diberikan selama 2-3 minggu (alergi penisilin berat)
Non Medikamentosa
- Mastoidektomi, apabila pada pemeriksaan radiologis memperlihatkan hilangnya pola trabecular atau
adanya progresi penyakit
Edukasi
Menjaga telinga agar tetap bersih dan kering
Membersihkan telinga menggunakan kapas

Iter 1x
R/ metronidazole tab 500 mg No. XXII
S 3.d.d.

Anda mungkin juga menyukai