Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS

PASIEN TUAN S USIA 36 TAHUN DENGAN CHRONIC KIDNEY


DISEASE DAN ANEMIA

Pembimbing :
dr Budi Santoso Sp.PD,FINASM
Oleh :
M. Radhinal Rustan
12700372/16710353

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA
2017
DEFINISI
 Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses
patofisiologis dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan ginjal yang progresif, dan pada
umumnya berkahir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal
ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang irreversible, pada suatu
derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang
tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal (PAPDI,
2014)
ETIOLOGI

• Dari hasil penelitian penyebab terjadinya CKD atau PGK karena gangguan
pada vascular nephron dan komponen tubulus, hingga titik dimana
kerusakan bersifat irreversible pada glomerulus (Graurer, 2015).
• Etiologi terjadinya penyakit ginjal kronik bervariasi pada tiap negara, di
Indonesia yang penyebab gagal ginjal antara lain; Glomerulonefritis,
Diabetes melitus, Obstruksi dan Infeksi, Hipertensi, dan sebab lain (PAPDI,
2014)


PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
Derajat Keterangan LFG (ml/mn/1,73 m2)

1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal ≥ 90


atau

2 Kerusakan ginjal dengan LFG 60 - 89


ringan

3 Kerusakan ginjal dengan LFG 30 - 59


sedang

4 Kerusakan ginjal dengan LFG berat 15 - 29

5 Gagal Ginjal < 15 atau dialisis


PENATALAKSANAAN

 Menurut PAPDI, 2014 penatalaksanaan gagal ginjal


kronik meliputi:
• Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
• Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid
• Menghambat perburkan fungsi ginjal
• Pencegahan dan terapi terhadap penyakit
kardiovaskuler
• Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi
• Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau
transplantasi ginjal
Hemodialisa
 Hemodialisa didefinisikan sebagai
pergerakan larutan dan air dari darah
pasien melewati membran semipermiabel
(alat dialisa) ke dalam dialisat. Alat dialisa
juga dapat digunakan untuk memindahkan
sebagian besar volume cairan.
 hemodialisa dapat dibagi menjadi dua cara yaitu
konvensional hemodialisa dan difisiensi tinggi (high
dificiency). Pada cara konvensional hemodialisa
dimana darah dan dialisa berdasarkan arus yang
berlawanan (countercurent) dengan kecepatan
300-500 cc/menit. Cairan dialisa hanya sekali
melalui membran dialisa dan dibuang sesudah
sekali pakai. Efisiensi dari hemodialisa dapat
diperbesar dengan membran yang lebih porus
terhadap air dan cairan. Dan cara difisiensi tinggi
atau (high dificiency) serta aliran tinggi (high flux).
Konfisiensi ultrafiltrasi dapat dinaikkan menjadi
lebih 10 kali dan kurang dari 20 cc/mm/Hg/jam.
 Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien
yang menjalani hemodialisa meliputi
ketidakseimbangan cairan, hipervolemia,
hipovolemia, hipertensi, hipotensi, ketidak
seimbangan elektrolit, infeksi, perdarahan
dan heparinisasi dan masalah-masalah
peralatan yaitu aliran, konsentrasi, suhu
dialisat, aliran kebocoran darah dan udara
dalam sikuit dialisa
KOMPLIKASI CKD
Komplikasi pada penderita CKD antara lain:
1. CKD terhadap anemia
2. CKD terhadap kelainan mineral dan tulang
(osteodystrophy renal)
3. CKD terhadap kelainan jantung
4. CKD terhadap dislipidemia
STATUS PASIEN
 Nama : Tn. S
 No.Recmed : 00-32--59
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Tempat/Tgl lahir : Pasuruan / 07 - september -1980
 Umur : 36 Tahun
 Status : Nikah
 Agama : Islam
 Alamat : Jl. Kramat 06/06 Prigen - Pasuruan - (Kab) -
Jawa Timur.
 Pekerjaan : Pekerja pabrik
 Pendidikan : SMA
 Tanggal masuk: 06 Mei 2017
 Tanggal Pemeriksaan: 12 Mei 2017
 Tanggal KRS : 13 Mei 2017
 Keluhan Utama:
Muntah-muntah

 Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien dibawa ke poli interna RSUD Bangil dengan
keluhan mual dan muntah sejak 4 hari yang lalu
sebelumnya pasien pernah dirawat di RSUD Bangil
dengan diagnosis gagal ginjal dan harus mendapat
perawatan cuci darah. Pasien juga mengeluh pusing,
tapi tidak nyeri kepala selama kurang lebih dua hari ini,
selain itu perut pasien terasa nyeri. Pasien mengeluh
nafsu makan menurun karena mual (+), muntah (+),
mencret/BAB cair (-), BAB darah (-), BAK Normal,
sakit kepala (-), terasa linu – linu diseluruh tubuh (+),
nyeri perut (+), gusi berdarah (-)..
 Riwayat Penyakit Dahulu
◦ Pasien post mrs 2 hari yang lalu
◦ Tidak ada riwayat Hipertensi
◦ Tidak ada riwayat Diabetes
◦ Tidak ada riwayat penyakit jantung
◦ Ada riwayat gagal ginjal
 Riwayat Penyakit Keluarga
◦ Tidak ada keluarga pasien yang sakit seperti ini
 Riwayat Pengobatan
◦ Pasien pernah berobat di RSUD Bangil
Sebelumnya
 Riwayat Aergi dan Sosial
◦ Tidak ada riwayat alergi obat/makanan.
◦ Pasien bekerja sebagai buruh pabrik
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : Lemah
 Kesadaran : Compos Mentis
 GCS : 456
 Tekanan darah: 110/70 mmHg
 Nadi : 92x/menit, regular, isi dan
kuat angkat cukup
 Suhu : 38 °C axilar
 RR : 18 x/menit
 BB :45 kg
 KEPALA
◦ Mata : Mata cekung (-/-), subconjungtiva anemis (+/+)
sklera ikterik (-/-), palpebra udem (-/-), reflek pupil (+) normal,
isokor
◦ Telinga : Discharge (-/-), deformitas (-/-)
◦ Hidung : Discharge (-/-) warna putih jernih atau bening,
deformitas (-/-),deviasi septum (-/-),
nafas cuping hidung (-)
◦ Mulut : Bibir kering (-),sianosis (-),lidah kotor (-
),gusi berdarah(-)
◦ Leher : JVP tidak meningkat, pembesaran thyroid (-), kaku
kuduk (-), brudzinky I (-), deviasi trakea (-).

 PULMO
◦ Inspeksi : simetris (+), ketinggalan gerak (-), retraksi
intercostae melebar(-).
◦ Palpasi : Ketinggalan gerak (-), vocal fremitus kanan
= kiri
◦ Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
◦ Auskultasi :Vesikuler (+/+), Wheezing (-), Ronkhi (-/+)
 JANTUNG
◦ Inspeksi : Ictus kordis tidak tampak.
◦ Palpasi : Ictus kordis teraba di ICS V Midclavicula line, thrill (-), kuat
angkat (-)
◦ Perkusi : Batas kiri jantung ICS V 3cm medial line midclavicula
sinistra
◦ Batas kanan jantung ICS V line parasternal dextra
◦ Batas pinggang jantung ICS III linea sternal sinistra
◦ Auskultasi : S1S2 single reguler, murmur (-), gallop (-)

 C. ABDOMEN
◦ Inspeksi : cembung, kelainan kulit (-), umbilicus membonjol (-), stria
(-)
◦ Auskultasi : Bising usus (+) , bruit aorta abdominalis (-)
◦ Palpasi : Nyeri tekan epigastric (-), shifting dullness (-) hepar tak
teraba, lien tidak teraba.
◦ Perkusi : timpani diseluruh regio abdomen, Flank test (+)

 D. EKSTREMITAS
◦ Superior : Edema (-/-), hambatan gerak (-/-), akral hangat (+/+),
ptekie (-), motorik 5/5
◦ Inferior : Edema (-/-), hambatan gerak (-/-), akral hangat (+/+),
ptekie (-), motorik 5/5
HASIL PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Lab tanggal 06/05/2017
Hasil Laboratorium Nilai Nilai rujukan
Leukosit 8,67 3,70-10,1
Netrofil % 89,9 39-73,7
Limfosit % 4,1 18,0-48,3
Eosinofil % 0,3 0,600-7,30
Eritrosit (RBC) 1,600 4,6-6,2
Hemoglobin (HGB) 3,55 13,5-18,0
Hematokrit (HCT) 12,90 40-54
MCV 80,50 81,1-96,0
MCH 22,20 27,0-31,2
MCHC 27,60 31,8-35,4
RDW 17,50 11,5-14,5
Albumin 3,0 3,5-5,1
BUN 212 7,8-20,23
Kreatinin 10,018 0,8-1,3
Uric Acid 10,98 3,6-8,2
Natrium 131,50 135-147
Ion Kalsium 1,074 1,16-1,32
Lab Tanggal 08/05/2017
Hasil Laboratorium Nilai Nilai rujukan

Leukosit 10,2 3,70-10,1

Limfosit % 16,0 18,0-48,3

Eritrosit (RBC) 1,930 4,6-6,2

Hemoglobin (HGB) 5,09 13,5-18,0

Hematokrit (HCT) 15,80 40-54

MCH 26,40 27,0-31,2

RDW 16,90 11,5-14,5


Lab Tanggal 10/05/2017
Hasil Laboratorium Nilai Nilai rujukan

Leukosit 13,5 3,70-10,1

Netrofil % 83,5 39-73,7

Limfosit % 8,4 18,0-48,3

Eosinofil % 0,0 0,600-7,30

Eritrosit (RBC) 2,480 4,6-6,2

Hemoglobin (HGB) 6,79 13,5-18,0

Hematokrit (HCT) 20,00 40-54

MCV 80,80 81,1-96,0

RDW 15,70 11,5-14,5

PLT 388 155-366


Lab Tanggal 12/05/2017
Hasil Laboratorium Nilai Nilai rujukan

Leukosit 12,4 3,70-10,1

Netrofil % 80,3 39-73,7

Limfosit % 12,1 18,0-48,3

Eritrosit (RBC) 2,860 4,6-6,2

Hemoglobin (HGB) 7,68 13,5-18,0

Hematokrit (HCT) 22,40 40-54

MCV 78,30 81,1-96,0

MCH 26,90 27,0-31,2

RDW 15,50 11,5-14,5

PLT 402 155-366


Lab Tanggal 13/05/2017
Hasil Laboratorium Nilai Nilai rujukan

Leukosit 11,7 3,70-10,1

Netrofil % 85,7 39-73,7

Limfosit % 8,8 18,0-48,3

Eosinofil % 0,2 0,600-7,30

Eritrosit (RBC) 2,860 4,6-6,2

Hemoglobin (HGB) 9,25 13,5-18,0

Hematokrit (HCT) 26,80 40-54

MCV 80,40 81,1-96,0

RDW 15,60 11,5-14,5

PLT 405 155-366


Hasil USG Abdomen

Dari hasil USG Abdomen di dapatkan kesan:


1. Chronic paranchymal kidney diseases bilateral
2. Acites minimal dan efusi pleura bilateral
3. Saat ini hepar/GB/lien tak tampak kelainan
Gambaran Foto Thorax

Dari hasil foto thorax didapatkan


kesan cardiomegali dengan CTR >
50%
Diagnosa
 Diagnosa pada pasien ini adalah:
◦ CKD st V dan Anemia berat.

Diagnosa banding :
 Gloemerulonefritis
 Dyspepsia syndrom

Penatalaksanaan
 Inf. Kidmin life line
 Inj. Pumpicel 1x40mg
 Inj. Metoclopramid 1x10mg
 Po :
 Neurosanbe 1x1
 Asam folat 1x1
 Allopurinol 1x300 mg
 Surcalfat 3xcth 2
 Chana albumin 3x2 caps
Program :
 Diet rendah garam < 24 kcal/hari
 Protein 0,6-0,8 gr/KgBB/hari
 Tranfusi PRC 1 labu per hari hingga Hb>8
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal S O A P
06/05/2017 Keluhan lemas, mual Gcs 456, CKD st V dan Inf. Kidmin Life Line

(+), muntah (+), anemia Transfusi PRC 1


TD:110/60mmHg
tidak nafsu makan, labu/hari

mimisan (-), berak Nadi: 91x/menit Inj. Metoclopramid


darah (-), 3x10mg
RR: 21x/menit
07/05/2017 Keluhan badan Gcs 456, CKD st V dan Inf. Kidmin Life Line

terasa lemas demam anemia Transfusi PRC 1


TD:110/70mmHg
(-), mual (+), muntah labu/hari

(+) Nadi: 88 Inj. Metoclopramid


3x10mg
RR: 21
08/05/2017 Keluhan badan terasa Gcs 456, CKD st V dan Anemia Inf. Kidmin Life Line

lemas demam (-), Transfusi PRC 1


TD:100/60mmHg
mual (+), muntah (+), labu/hari

tidak nafsu makan, Nadi: 93 Inj. Metoclopramid


perut terasa sebah. 3x10mg
RR: 21
Inj Pumpicel 1x40 mg

P.O:

Neurosanbe 1x1

As. folat 1x1

Allopurinol 1x300 mg

Surcalfat 3x cth 2

Chana Albumin 3 x 2
caps
09/05/2017 Keluhan badan terasa GCS: 456 CKD st V dan Anemia Inf. Kidmin Life Line

lemas demam (-), TD: 110/60 Transfusi PRC 1


mual (+), muntah (-), Nadi: 97 labu/hari

tidak nafsu makan, RR: 21 Inj. Metoclopramid


perut terasa sebah. 3x10mg

Inj Pumpicel 1x40 mg

P.O:

Neurosanbe 1x1

As. folat 1x1

Allopurinol 1x300 mg
10/05/2017 Keluhan badan terasa GCS: 456 CKD st V dan Anemia Inf. Kidmin Life Line

lemas demam (-), Transfusi PRC 1


TD: 100/70
mual (+), muntah (-). labu/hari
Nadi: 91 Inj. furosemid 40-0-0
mg
RR:21
Inj Pumpicel 1x40 mg

P.O:

Neurosanbe 1x1

As. folat 1x1

Allopurinol 1x300 mg

Chana albumin 3 x 1
caps

Captopril 25-0-0 mg
11/05/2017 Mual (+), GCS: 456 CKD st V dan Inf. Kidmin Life
Line
Muntah(+) TD:110/70mmHg Anemia
Nadi: 85 Transfusi PRC 1
labu/hari
RR: 22
Inj. furosemid 40-
0-0 mg

Inj Pumpicel
1x40 mg

P.O:

Neurosanbe 1x1

As. folat 1x1

Allopurinol
1x300 mg

Chana albumin 3
x 1 caps

Captopril 25-0-0
mg
12/05/2017 Keluhan (-) GCS: 456 CKD st V dan Anemia Inf. Kidmin Life Line

TD:120/60mmHg Transfusi PRC 1


Nadi: 93 labu/hari

RR:22 Inj. furosemid 40-0-0


mg

Inj Pumpicel 1x40 mg

P.O:

Neurosanbe 1x1

As. folat 1x1

Allopurinol 1x300 mg

Chana albumin 3 x 1
caps

Captopril 25-0-0 mg
13/05/2017 Keluhan (-) GCS: 456 CKD st V dan Anemia ACC KRS

TD:120/70mmHg P.O
Nadi: 97
Neurosanbe 1x1
RR: 22
As. Folat 1x1

Chana Albumin 3x1


caps

Allopurinol 1x300 mg

Captopril 25-0-0 mg

Antasida 3x1
PEMBAHASAN
 Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic
kidney disease (CKD) adalah suatu proses
patofisiologis dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
irreversibel dan progresif dimana
kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga
menyebabkan uremia.
 Pasien dibawa ke poli interna RSUD Bangil dengan keluhan
mual dan muntah sejak 4 hari yang lalu sebelumnya pasien
pernah dirawat di RSUD Bangil dengan diagnosis gagal ginjal
dan harus mendapat perawatan cuci darah. Pasien juga
mengeluh pusing, tapi tidak nyeri kepala selama kurang lebih
dua hari ini, selain itu perut pasien terasa nyeri. Pasien
mengeluh nafsu makan menurun karena mual (+), muntah (+),
mencret/BAB cair (-), BAB darah (-), BAK Normal, sakit
kepala (+), terasa linu – linu diseluruh tubuh (+), nyeri perut
(+), lidah terasa pahit (+), gusi berdarah (-), mimisan (-),
keluar bintik-bintik merah (+).
 Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini
sebelumnya,tidak ada keluarga pasien yang sakit seperti ini,
pasien pernah MRS di RSUD Bangil, tidak ada riwayat alergi
obat/makanan, pasien bekerja sebagai buruh pabrik.
 Klasfikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu, atas
dasar derajat (stage) penyakit dan atas dasar etiologi penyakit.
Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG yang
dihitung dengan mempergunakan rumus kockcroft-Gault sebagai
berikut (PAPDI, 2014):

 Dari Hasil perhitungan rumus kockroft-gault di dapatkan hasil 6,48


yang menandakan Tn. S menderita CKD stage V
 Pasien dengan diagnosis CKD st V sebaiknya dilakukan
cuci darah atau transplantasi ginjal, namun selama
dirawat di RS pasien diberikan medikamentosa seperti
infus kidmin yang berfungsi sebagai pemberian asam
amino, akibat pemecahan protein yang berlebihan,
injeksi pumpicel untuk memberikan efek anti nausea
serta menjaga mukosa usus, dan injeksi
metoclopramid utnuk memberikan efek vomiting yang
berlebih, asam folat dan neurosanbe berperan sebagai
vitamin, channa albumin berperan untuk meningkatkan
produksi kadar albumin sebab pada pasien ini
didapatkan asites, dan pemberian furosemid sebagai
diuretik untuk mengurangi kadar asites. Cek DL, per-
hari untuk memonitor peningkatan dan penurunan
hasil pemeriksaan darah.

Anda mungkin juga menyukai