Anda di halaman 1dari 11

Peran Dokter dalam Pemeriksaan Tersangka

Skenario

Seorang dokter (kapten) yang bekerja di kesatuan khusus militer dipanggil oleh atasannya (kolonel). Sang kolonel
memberitahukan tentang situasi politik dan keamanan akhir-akhir ini yang telah dipenuhi dengan banyaknya kasus
pengeboman. Saat ini kesatuannya telah menangkap seorang tersangka pelaku pengeboman. Suatu informasi intelijen juga
menyatakan bahwa orang itu telah menempatkan bom di suatu mall, tapi tidak tahu dimana. Tentu saja apabila bom
tersebut meledak akan mengancam hidup banyak orang tak berdosa. Sang kolonel mengatakan kepada si kapten agar
membantu anak buahnya dalam melakukan pemeriksaan terhadap tersangka yang mungkin akan “cukup keras”. Dokter
diharapkan dapat menilai kesehatan tersangka dan memantau jalannya pemeriksaan. Dokter tersebut tahu bahwa
dokter sebagai profesional di bidang perikemanusiaan mestinya tidak boleh berpartisipasi dalam suatu pemeriksaan
yang “keras” (penyiksaan untuk memperoleh pengakuan). Tapi di sisi lain banyak orang tak berdosa bisa menjadi
korban.
interogasi

Interogasi merupakan sebuah fungsi penyidikan. Tujuan interogasi adalah untuk mendapatkan dan
mengumpulkan semua informasi tentang kejadian yang diselidiki serta tentang pelaku kejahatannya dan
membuat si terdakwa mengakui kejahatannya

Kebugaran untuk diinterogasi dipahami sebagai


Fitness to be Interrogated kemampuan untuk memahami arti dari pertanyaan dan
kemampuan untuk menjawab sambil menjaga kebebasan
dalam mengambil keputusan dan kebebasan bertindak

Ketidaklayakan untuk diinterogasi dapat dianggap ketika ada


Unfitness to be Interrogated gangguan pada kesadaran, pemikiran, keinginan, kehendak,
atau ingatan.
Etika Kedokteran

Etika Kedokteran
Etika adalah disiplin ilmu yang mempelajari baik buruk atau benar salahnya suatu sikap dan atau perbuatan seseorang
individu atau institusi dilihat dari moralitas. Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan
baik dan buruknya perilaku manusia terutamanya apabila menyangkut ilmu profesi kedokteran yang berhadapan dengan
pasien.

Kaidah-kaidah dasar
kedokteran :
1. Beneficence
2. non-maleficence
3. Otonomi
4. Justice
Kedokteran kepolisian

Kedokteran Kepolisian atau “DOKPOL” adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran untuk
kepentingan tugas kepolisian. Banyak yang mengira bahwa DOKPOL identik dengan Kedokteran Forensik, namun
sebenarnya berbeda, oleh karena Kedokteran Forensik adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang
diterapkan di dalam DOKPOL, sehingga Kedokteran Forensik merupakan bagian dari penerapan DOKPOL.

Dasar hukum bahwa DOKPOL berperan dalam tugas kepolisian tercantum dalam Bab III Pasal 14 ayat 1 butir (h)
UU No. 2 tahun 2002 yang berbunyi “menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,
laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian”.
Prinsip etika medis kedokteran
kepolisian

• Tenaga kesehatan, khususnya dokter, dibebankan dengan perawatan medis dari tahanan
dan tahanan, memiliki kewajiban untuk menyediakan mereka dengan perlindungan fisik dan
kesehatan mental dan pengobatan penyakit kualitas yang sama dan standar sebagaimana diberikan
untuk mereka yang tidak dipenjara atau ditahan .
• Hal ini bertentangan dengan etika medis, bagi tenaga kesehatan, khususnya dokter,
untuk terlibat, secara aktif maupun pasif, dalam tindakan yang merupakan partisipasi dalam, penyiksaan atau
kekejaman lainnya pengobatan
• Ini adalah bertentangan dengan etika medis, ... untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam
rangka membantu dalam interogasi tahanan dan tahanan dengan cara yang buruk dapat
mempengaruhi kesehatan fisik atau mental ... tahanan atau tersangka kejahatan ...
Aspek hukum

Undang-Undang No 39 Tahun 1999


Pasal 1 angka 4
Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan
yang hebat, baik jasmani maupun rohani, pada seseorang yang memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang
atau dari orang ketiga, dengan menghukumnya atas suatu perbuatan yang telah dilakukan atau diduga telah dilakukan
oleh seseorang atau orang ketiga, atau untuk suatu alasan yang didasarkan pada setiap bentuk diskriminasi, apabila rasa
sakit atau penderitaan tersebut ditimbulkan oleh; atas hasutan dari, dengan persetujuan, atau sepengetahuan siapapun
dan atau pejabat publik.

UU No. 39 tahun 1999


Pasal 4
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh
siapapun.
Aspek Hukum

Konvensi Internasional tentang penghapusan penganiayaan (torture)

Konvensi ini mewajibkan negara-negara pihak untuk mengambil langkah-langkah efektif untuk mencegah penyiksaan
terjadi di wilayahnya
Hak Asasi Manusia

Berbagai instrument hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia:
1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1988 tentang Hak Asasi Manusia
3. UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Pembagian Hak Asasi Manusia


• Hak asasi pribadi / personal right
• Hak asasi hukum / legal equality right
• Hak asasi peradilan / procedural right
Kesimpulan

Peran dokter dalam pelaksanaan pemeriksaan terhadap tersangka adalah untuk memonitoring keadaan tersangka dalam
proses pemeriksaan yang cukup “keras” tersebut. Dokter akan memberitahukan terhadap polisi yang menginterogasi
sampai sejauh mana polisi melakukan hal tersebut.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai