Anda di halaman 1dari 32

Chronic Kidney Disease

Page 1
DEFINISI Chronic Kidney Disease
Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu
mengangkut sampah metabolic tubuh atau
melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang
biasanya dieliminasi di urin menumpuk dalam
cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan
menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan
metabolic, cairan, elektrolit, serta asam
basa.Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik
dan merupakan jalur akhir yang umum dari
berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal
(Saifudin, 2010).

Page 2
• Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal
yang menahun bersifat progresif dan irreversibel.
Dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan
cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi
urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).( KMB, Vol
2 hal 1448)
• Penyakit gagal ginjal kronis bersifat progresif dan
irreversible dimana terjadi uremia karena kegagalan
tubuh untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan serta elektrolit. ( SmeltzerC,
Suzanne, 2002 hal 1448)
• Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari
kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap.
(Doenges, 1999; 62) Page 3
ETIOLOGI
Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain :
1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)
2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)
3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis
arteri renalis)
4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis
nodusa, sklerosis sitemik)
5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal
polikistik, asidosis tubulus ginjal)
6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)
7. Nefropati toksik
8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih). (Price &
Wilson, 1994)

Page 4
PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron
(termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan
yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang
utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang
meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan
penurunan GFR / daya saring. Metode adaptifini
memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari
nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut
menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi
berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus.
Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah
banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik
dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih
jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalanginjal bila
kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%.
Page 5
ada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai
kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit
atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996,
368)
Fungsi renal menurun, produk akhir
metabolisme protein (yang normalnya
diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam
darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi
setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
3produk sampah maka gejala akan semakin
berat. Banyak gejala uremia membaik setelah
dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448)

Page 6
KLASIFIKASI
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :
• Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada
stadiumkadar kreatinin serum normal dan
penderita asimptomatik.
• Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb
dari75 % jaringan telah rusak, Blood Urea
Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum
meningkat.
• Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau
uremia

Page 7
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah


sebagai berikut:
a.Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat peri
karditis, effusi perikardiac dan gagal jantung akibat
penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan
edema.
b.Gangguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum
kental dan riak, suara krekels.
Page 8
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan
metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran
gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau
ammonia.
d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga s
elalu digerakan ), burning feet syndrom ( rasa kesemutan
dan terbakar, terutama 5 ditelapak kaki ), tremor, miopati (
kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas).
e. Gangguan Integumen
kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning –
kuningan akibat penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat
toksik, kuku tipis dan rapuh.
Page 9
f. Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun,
gangguan menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic
glukosa,gangguan metabolic lemak dan vitamin D.
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam
dan basa
biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi
kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia.
h. System hematologi
anemia yang disebabkan karena berkurangnya
produksieritopoetin, sehingga rangsangan eritopoesis pada
sum – sum tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya
masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga
terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.
Page 10
KASUS
Identitas Pasien
No. MR 476361
Nama Herman
Jenis Kelamin Laki-laki
Umur 54 tahun
Agama Islam
Pembayaran/Status BPJS
Ruangan HCU,Bangal IP
Diagnosa CKD stage V + Pneumonia
Mulai Perawatan 2 Juli 2017
Dokter yang Merawat Dr. Hj. Desi Malinda, Sp.PD

Page 11
Keluhah Utama

Sesak nafas yang semakin meningkat sejak


3 hari sebelum masuk rumah sakit

Page 12
Riwayat Penyakit Sekarang

• Sesak nafas yang semakin meningkat sejak


3 hari sebelum masuk rumah sakit, sesak
tidak menciut, sesak nafas tidak
dipengaruhi aktivitas, cuaca dan makanan
• Batuk (+) sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit, berdahak, sulit dikeluarkan
• mual (+), muntah (+), nyeri ulu hati , demam
(-), badan terasa lemas, Nafsu makan
menurun, sembab pada tungkai, BAB dan
BAK (+) biasa

Page 13
Riwayat Penyakit Terdahulu
Stroke sejak 3 tahun yang lalu, Hipertensi
sejak 10 tahun yang lalu

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak Ada

Page 14
Data Pemeriksaan Fisik

Tinggi Badan 156 cm

Berat Badan 55 kg

Page 15
Data Pemeriksaan Organ Vital

Tekanan
Nadi Pernafasan Suhu
Tanggal Darah
(x/menit) (x/menit) (oC)
(mmHg)

02/07 180/110 86 28 36,3

03/07 140/90 88 28 36,5

04/07 170/110 84 26 36,1

05/07 140/80 84 26 36,1

06/07 160/90 85 26 36,5

07/07 170/100 84 28 36,5

Page 16
DATA LABORATORIUM
1. Pemerikasaan pada tanggal 2 Juli 2017
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
HGB 6,5 13 - 16 g/dl Rendah
RBC 2,25 (4,5 - 5,5) x 106/uL Rendah
HCT 20,3 40 - 48 % Rendah
MCV 90,2 80 – 100 Fl Normal
MCH 28,9 24 - 33 pg Normal
MCHC 32 32 - 36 g/dL Normal
WBC 9,02 (5 – 10) x 103 /uL Normal
EO 0,7 1-3% Rendah
NEUT 82,5 50 - 70 % Tinggi
LYMPH 9,5 20 - 40 % Rendah
PLT 312 (150 – 400) x 103/uL Normal
Kalium 5,53 3,5 – 5,5 mEq/dL Tinggi
Natrium 141,4 135 – 147 mEq/dL Normal
Klorida 112,7 100 – 106 mEq/dL Normal
Gula darah puasa 2
144
jpp
Ureum 250 20 -40 mg/dL Tinggi
Kreatinin 13,85 0,5 – 1,5 mg/dL Tinggi

Page 17
2. Pemeriksaan pada tanggal 3 Juli 2017

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan


HGB 6,3 13 - 16 g/dl Rendah
RBC 2,14 (4,5 - 5,5) x 106/uL Rendah
HCT 19,6 40 - 48 % Rendah
MCV 91,6 80 – 100 Fl Normal
MCH 29,4 24 - 33 pg Normal
MCHC 32,1 32 - 36 g/dL Normal
WBC 9,15 (5 – 10) x 103 /uL Normal
EO 0,7 1-3% Rendah
NEUT 82,6 50 - 70 % Tinggi
LYMPH 10,3 20 - 40 % Rendah
PLT 303 (150 – 400) x 103/uL Rendah
LED 75 <10 mm/jam Tinggi
PT 10,6 9,5 – 11,7 sec Normal
APTT 47,6 28 – 42 sec Tinggi
INR 0,98
Anti HCV Non Reaktif
HbsAg Negatif
Anti HbsAg Non Reaktif Page 18
SGOT 14 0 – 26 U/l. Normal

SGPT 25 7 – 32 U/I Normal


Kolesterol Total 155 150 – 250 mg/dL Normal
Trigliserida 101 <200 mg/dL Normal
HDL 34 35 – 55 mg/dL Rendah
LDL 100 150 – 190 mg/dL Rendah
Kalium 5,87 3,5 – 5,5 mEq/dL Tinggi
Natrium 139,7 135 – 147 mEq/dL Normal
Klorida 107,6 100 – 106 mEq/dL Tinggi
Gula darah puasa 2
89 < 200 mg/dL
jpp
Protein Total 5,5 6 – 8 g/dL Rendah
Albumin 2,9 4 – 5,2 g /dL Rendah
Ureum 283 20 – 40 mg/dL Tinggi
Kreatinin 15,19 0,5 – 1,5 mg/dL Tinggi
Asam Urat 10,5 3 – 7 mg/dL Tinggi

Page 19
3. Pemeriksaan pada tanggal 5 Juli 2017

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan


HGB 9,5 13 - 16 g/dl Rendah
RBC 3,32 (4,5 - 5,5) x 106/uL Rendah
HCT 28,5 40 - 48 % Rendah
MCV 85,8 80 – 100 Fl Normal
MCH 28,6 24 - 33 pg Normal
MCHC 33,3 32 - 36 g/dL Normal
WBC 7,09 (5 – 10) x 103 /uL Normal
EO 0,8 1-3% Rendah
NEUT 76,3 50 - 70 % Tinggi
LYMPH 11,8 20 - 40 % Rendah
PLT 255 (150 – 400) x 103/uL Normal
Ureum 189 20 -40 mg/dL Tinggi
Kreatinin 10,82 0,5 – 1,5 mg/dL Tinggi

Page 20
Pemeriksaan Penunjang

• USG
• EKG
• Rontgen

Page 21
DIAGNOSA

CKD stage V +Anemia Sedang +


Hipertensi stage II

Page 22
Terapi Farmakologi pada Kasus
Nama obat Aturan Tanggal pemberian obat
pakai
02 03 04 05 06
Asam folat 3 x 1 tab v v v v v
Bicnat 3 x 1 tab v v v v v
Valsartan 1 x 80 mg v 1 x 160 v v v
mg
Inj.Lasix 3x2 v v v v v
Inj.Ceftriaxone 2x1 v v v v v
Inj.Ranitidin 2x1 v v v v v
RL:EAS 1:2 v v v v
Kalitake 2x1 V V V V

Amlodipin 1 x 5 mg v v v v

Page 23
Lembar pengkajian obat

Mulai Jenis obat Rut Dosis Berhe Indikasi obat


e nti
02 Asam folat oral 3 x 1 tab 06 untuk memenuhi kebutuhan
asam folat
02 Bicnat Oral 3 x 1 tab 06 Membantu memperbaiki
fungsi ginjal
02 Valsartan Oral 1 x 80 06 hipertensi
Hari ke = 160
mg
02 Inj.lasix IV 3x2 06 Edema yang berhubungan
dengan jantung

02 inj.ceftriaxone IV 2x1 06 Infeksi saluran


nafas,saluran kemih.
02 Inj.ranitidin IV 2x1 06 tukak lambung dan usus 12
jari

Page 24
Lanjutan.....

Mulai Jenis obat Rute Dosis Berh Indikasi obat


enti
02 RL : EAS IV 2:1 05 Pengganti cairan elektrolit
insufisiensi ginjal kronis
tingkat lanjut
03 kalitake Oral 2x1 06 hiperkalemia akibat gagal
ginjal akut dan kronis.

03 Amlodipin Oral 1 x 5 mg 06 untuk hipertensi dan


angina

Page 25
LEMBAR MONITORING EFEK SAMPING OBAT
(AKTUAL)

No Hari/Tanggal Manifestasi ESO Nama Obat Cara Mengatasai ESO

1 02-07 Perut kembung. Bicnat Makan teratur , dan


Kram perut. perbsnyak konsumsi air
putih
2 02-07 Hiperkalemia , Xerostomia Valsartan Penggunaan bersama
atau mulut kering dengan obat kalitake
dapat menurunkan resiko
hiperkalemia, serta
perbanyak konsumsi air
untuk mengurangi resiko
mulut kering
3 02-07 hipokalemia (kadar kalium Lasix diatasi dengan
yang rendah dalam tubuh) mengkombinasikan obat
ini dengan produk-produk
kalium. Gunakan obat pada
pagi hari

4 02-07 Otot lemas, rasa nyeri ceftriaxon Perbanyak istirahat


pada bagian injeksi dan kurangi aktifitas,
pemberian vitamin B 6

Page 26
Lanjutan....
No Hari/Tanggal Manifestasi ESO Nama Obat Cara Mengatasai
ESO

6 03-07 Konstipasi, Mual, Kalitake Monitor kadar K & Ca


anoreksia, rasa tidak serum secara teratur
enak pada lambung, selama terapi
hipokalemia
7 03-07 Efek samping yang Amlodipin Jangan melakukan
sering dapat berupa aktifis berkendara
sakit kepala, pusing, selama pemakaian
mengantuk, obat, obat lebih baik
kelelahan, mual, nyeri diminum pada
perut, kulit merah, malam hari
berdebar.

8 02-06 Ranitidine

Page 27
N JENIS OBAT TEPAT TEPAT TEPAT
O INDIKASI OBAT PASIEN
1 Asam folat Ya Ya Ya
2 Bicnat Ya Ya Ya

3 Valsartan Ya Ya Ya

4 Inj.lasix Ya Tidak Tidak

5 inj.ceftriaxone Ya Ya Ya

6 Inj.ranitidin Ya Ya Ya

7 RL : EAS Ya Ya Ya

8 kalitake Ya Ya Ya

9 Amlodipin ya ya ya

Page 28
LEMBAR KONSELING
Uraian Rekomendasi/Saran

Amlodipine Obat ini bisa membuat kepala


terasa pusing. Hindari
mengemudi, mengoperasikan
peralatan berat, atau
melakukan aktivitas yang butuh
kewaspadaan dan konsentrasi,
khususnya pada orang tua.
Penggunaan lasix Tidur pasien akan terganggu
karena akan sering buang air
kecil.

Page 29
TERAPI NON FARMAKOLOGI

• Terapi diet rendah protein (DRP)


menguntungkan untuk mencegah atau
mengurangi toksin azotemia, tetapi untuk
jangka lama dapat merugikan terutama
gangguan keseimbangan negatif nitrogen.
• Kebutuhan jumlah kalori (sumber energi)
untuk GGK harus adekuat dengan tujuan
utama, yaitu mempertahankan
keseimbangan positif nitrogen, memelihara
status nutrisi dan memelihara status gizi.
Pengaturan asupan kalori: 35 kal/kgBB
ideal/hari
Page 30
• Bila ureum serum > 150 mg% kebutuhan
cairan harus adekuat supaya jumlah
diuresis mencapai 2 L per hari.
• Transfusi darah misalnya Paked Red Cell
(PRC) merupakan salah satu pilihan terapi
alternatif, murah, dan efektif. Terapi
pemberian transfusi darah harus hati-hati
karena dapat menyebabkan kematian
mendadak

Page 31
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Page 32

Anda mungkin juga menyukai