Anda di halaman 1dari 25

KLASIFIKASI

IKLIM
Hujan merupakan unsur fisik lingkungan
yang paling beragam baik menurut
waktu maupun tempat dan hujan juga
merupakan faktor penentu serta faktor
pembatas bagi kegiatan apapun
khususnya pertanian secara umum. Oleh
karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah
Indonesia (Asia Tenggara umumnya)
seluruhnya dikembangkan dengan
menggunakan curah hujan sebagai
kriteria utama.
KLASIFIKASI IKLIM MENURUT
MOHR
Klasifikasi Iklim Mohr berdasarkan
hubungan antara penguapan dan
besarnya curah hujan. Dasar
penggolongan iklim menurut Mohr
adalah adanya bulan basah dan bulan
kering. Berdasarkan penelitian tanah,
Mohr membagi tiga derajat
kelembapan yaitu :
Asumsi untuk penguapan/ evaporasi
(E) adalah 2 mm per hari.

BB (Bulan Basah) CH > 100 mm ; CH > E


BK (Bulan Kering) CH < 60 mm ; CH < E
BL (Bulan Lembab) 60 > CH < 100 mm.
Langkah-langkahnya adalah

1. mencari bulan kering dan bulan


basah,
2. kemudian langkah kedua
menentukan rata-rata curah hujan
bulanan.
3. Langkah ketiga menentukan kelas
iklim dari kombinasi BK dan BB.
Contoh : Daerah Blimbing
250,260,210,176,180,120, 98,88,75,50,45,25
BK=3, BB=6 berarti termasuk kelas iklim III.
KLASIFIKASI IKLIM
SCHMIDT-FERGUSON
Prinsip digunakan hampir sama
dengan yang dikemukakan oleh
Mohr, yaitu dengan mengambil
bulan kering dan bulan basah
Data curah hujan diambil minimal
untuk 10 tahun dan ditentukan berapa
bulan kering dan bulan basah per
tahunnya. Curah hujan bulan basah
dan bulan kering dijumlahkan dan
dihitung rata-ratanya.

Bulan lembab tidak dihitung


PERSAMAAN MENURUT
SCHMIDT FERGUSON
DIPEROLEH TABEL IKLIM
A = sangat basah
B = basah
C = agak basah
D = sedang
E = agak kering
F = kering
G = sangat kering
H = luar biasa kering
Contoh :
Daerah DINOYO
Data rata-rata 10 tahun dari 2001-
2010.
rata-rata bulan kering = 3;
dan rata-rata bulan basah = 8;
maka Q = 0.375 = 37.5%. (3/8)
Jadi tipe iklimnya adalah C.
KLASIFIKASI IKLIM
OLDEMAN
Dasar yang digunakan adanya
bulan basah yang berturut-
turut dan adanya bulan kering
yang berturut-turut pula.
Penentuan bulan basah menurut
Oldeman :
1. Bulan basah (BB) adalah
bulan dengan curah hujan
lebih dari 200 mm
2. Bulan kering (BK) adalah
bulan dengan curah hujan
kurang dari 100 mm
zona IKLIM
OLDEMAN

Zona A, bulan basah (BB) lebih dari; 9x


berturut-turut
Zona B, bulan basah (BB) 7-9 x berturut-turut
Zona C bulan basah (BB) 5-6 x berturut-turut
Zona D bulan basah (BB) 3-4 x berturut-turut
Zona E bulan basah (BB) < 3 x berturut-turut
BULAN CH
contoh
JAN 330
FEB 302 Banyaknya bulan basah
MAR 295 (BB) berturut-turut (> 200
APR 340 mm/bulan) adalah 9 bulan,
MEI 325 Sedangkan banyak bulan
JUN 180
kering berturut-turut (< 100
JUL 160
AGT 160
mm/bulan) adalah 0.
SEP 205
OKT 270 Sehingga daerah ini tipe
NOV 330 iklim Oldeman B1.
Pranoto mongso/
Kalender Jawa
Pranoto mongso ini didasarkan pada
pergeseran posisi matahari setiap tahun.
Dan kalender tanam ini hanya berlaku
untuk pulau jawa saja karena disesuaikan
dgn posisi lintang bujurnya sekitar 7 derajat
Selatan. Siklus tahun terbagi menjadi
empat Mangsa Utama (Ketiga, Labuh,
Rendheng, & MarËng). Pola ini berlaku dan
sesuai pada saat tahun normal tapi utk
tahun lanina dan elnino tidak akan sesuai.
Mangsa kasa (1)
22 juni - 1 agustus (41 hari)
Masa terang yg biasanya kering: sinar matahari
76%, kelembaban udara 60,1%, curah hujan
67.2 mm, suhu udara 27,4°C. Pada masa ini
manusia merasa ada sesuatu yg hilang dalam
alam, walau cuacanya sedang terang.
Para petani membakar batang padi yg masih
tersisa di sawah, pada masa ini petani mulai
menanam palawija, ubi dll, daun mulai rontok,
belalang bertelur
Mangsa karo (2)
1 agustus - 24 agustus (23 hari)
Hawa menjadi panas: kondisi meteorologisnya
sama dengan mangsa kasa, kecuali curah hujan
menjadi 32.2 mm. Pada masa ini manusia mulai
resah, karena suasana kering dan panas, bumi
seperti merekah, memasuki alam paceklik.
Palawija mulai tumbuh, pohon randu dan
mangga mulai bersemi. Sawah dan palawija
harus berair dapat dari irigasi. Tanah banyak yg
retak.
Katiga/katelu
berumur 24 hari (25 Agustus-17
September). Sumur-sumur mulai
kering dan anin yang berdebu. Tanah
tidak dapat ditanami (jika tanpa
irigasi) karena tidak ada air dan
panas. Palawija mulai panen.
Kapat/keempat
Berumur 25 hari (18 September -12
Oktober) Musim kemarau, para petani
mulai menggarap sawah untuk ditanami
padi gogo, pohon kapuk mulai berbuah
Kalima/ke lima
berumur 27 hari (13 Okt – 8 Nop). Mulai
ada hujan, petani mulai membetulkan
sawah dan membuat pengairan di pinggir
sawah, mulai menyebar padi gogo, pohon
asam berdaun muda.
Kanem/ke enam
Berumur 43 hari (9 Nopember – 21
Desember). Musim orang membajak
sawah, petani mulai pekerjaannya di
sawah, petani mulai menyebar bibit
tanaman padi di pembenihan, banyak
buah-buahan.
Kapitu/ke tujuh
berumur 43 hari (22 Des – 2 Feb ). Para
petani mulai menanam padi, banyak hujan,
banyak sungai yang banjir, angin kencang
Kawolu/ ke delapan
berumur 26 hari, tiap 4 tahun sekali
berumur 27 hari (3 Feb-28 Feb Padi mulai
hijau, uret mulai banyak

Kasanga/ke sembilan
berumur 25 hari (1 - 25 Maret). Padi mulai
berkembang dan sebagian sudah berbuah,
jangkrik mulai muncul, kucing mulai kawin,
tonggeret mulai bersuara
Kasepuluh/ke sepuluh
berumur 24 hari (26 Maret-18 April). Padi
mulai menguning, mulai panen, banyak
hewan bunting
Desta/ ke sebelas
berumur 23 hari (19 April-11Mei). Petani
mulai panen raya
Sadha/ ke dua belas
berumur 41 hari (12 Mei – 21 Juni) . Petani
mulai menjemur padi dan memasukkannya
ke lumbung.

Anda mungkin juga menyukai