Anda di halaman 1dari 23

Nama : Nurkomariah Zulhijjah

Pembimbing: dr. Dina Permatasari, Sp.THT-KL

Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD Tugurejo


Semarang
TUBA TERBUKA ABNORMAL OBSTRUKSI TUBA

 Definisi : Tuba terus menerus  Etiologi : Dapat terjadi oleh


terbuka, sehingga udara masuk ke berbagai kondisi seperti
telinga tengah waktu respirasi. peradangan di nasofaring,
 Etiologi : Penurunan BB drastis, adenoid atau tumor nasofaring.
penyakit kronis cth rinitis atrofi & Tampon posterior hidung atau
faringitis, gangguan fungsi otot, pil oleh sikatrik akibat trauma
KB. operasi (adenoidektomi)
 Gejala dan tanda : Rasa penuh  Gejala klinik :
ditelinga atau autofori • Obstruksi karna tumor akan
 Pemeriksaan fisik : Membran terbentuk cairan pada telinga
timpani atrofi, tipis dan bergerak tengah (otitits media serosa).
saat respirasi Pasien dengan Dx otitis media
 Terapi : serosa kronik unilateral →
• Obat penenang pikirkan adanya karsinoma
nasofaring
• Memasang pipa ventilasi
 Definisi : Keadaan terjadinya Terapi :
perubahan tekanan yg tiba-tiba • Konservatif : Dekongestan lokal atau
diluar telinga tengah yg dengan perasat valsalva selama
menyebabkan tuba gagal untuk tidak ada ISPA.
membuka. Pada keadaan ini terjadi • Operarif : Dilakukan bila cairan
tekanan negatif sehingga cairan bertahan menetap beberapa
keluar dari pembuluh darah minggu dapat dilakukan
miringotomi dan pipa ventilasi.
disertai ruptur pembuluh darah
(kadang’’) sehingga cairan di Pencegahan :
telinga tengah dan rongga mastoid • Selalu mengunyah permen karet
bercampur darah. atau melakukan perasat valsalva
terutama saat pesawat ingin
 Gejala : Kurang pendengaran,
landing.
nyeri dalam telinga, autofoni,
perasaan ada air di telinga dan
terkadang tinitus dan vertigo.
 Otitis media akut (OMA) terjadi
karena faktor pertahanan tubuh
terganggu. Penyebab utama OMA
adalah sumbatan tuba eustachius
selain itu ISPA dapat menyebabkan
OMA terutama pada anak.
fungsi tuba eustachius terganggu
→ invasi kuman ke dalam telinga
tengah → peradangan.
 Kuman utama penyebab OMA :
bakteri piogenik (streptokokus
hemolitikus, stafilokokus aureus,
pneumokokus).Hemofillus
influenza sering pada anak < 5
tahun
 Gejala Otitis Media Akut

 Pada anak, keluhan utama :


 Rasa nyeri di dalam telinga
 Demam
 Ada riwayat batuk pilek sebelumnya.
 Anak juga gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit waktu
tidur,dan kadang anak memegang telinga yang sakit.
 Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret
mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun, dan anak
tertidur tenang.

 Pada anak yang lebih besar atau dewasa :


Selain rasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran
dan rasa penuh dalam telinga.
STADIUM OTITIS MEDIA AKUT
Perjalanan penyakit
Stadium Patologi Gejala/tanda Terapi
I.Oklusi Tekanan negatif akibat Membran timpani Tetes hidung HCL efedrin 0,5% (<12thn),
absorbsi udara normal/keruh/retraksi HCL efedrin 1% (>12thn)
membran timpani

II. Hiperemis Pembuluh darah Membran timpani hiperemis Analgetic, HCL efedrin, antibiotik
melebar, sekret dan edeme (amoxcilin dws 3x500mg, ank 25-
eksudat/serosa 50mg/kgbb 3 dosis/hari /eritromisin
dws 4x500mg/hari, ank 25-50mg/kgbb 4
dosis/hari)
III. Supuratif Kerusakan sel epitel Membran timpani bulging, nadi Antibiotik, analgetik, miringotomi
superficial → eksudat dan suhu meningkat, otalgia
purulen

IV. Perforasi Membran timpani Sekret keluar, nadi dan suhu Cuci telinga H2O2 3% 3-5 hari 4 tetes
ruptur kembali normal didiamkan 2-5 menit, antibiotik
oral/topikal (ofloxacin tetes 2xsehari 5-
10tts maks 2 mgg)
V. Resolusi Membran timpani Sekret berkurang kering, gejala Antibiotik, makanan bergizi
perlahan kembali (-)
normal
 Stadium OMA
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3

Stadium 4 Stadium 5
 Otitis media supuratif kronik : otitis media akut stadium
perforasi yang menetap dengan sekret yang keluar terus
menerus atau hilang timbul (otorhea) > 2 bulan. Apabila < 2
bulan disebut otitis media supuratif subakut. Sekret
encer/kental, bening/berupa nanah.
 Etiologi OMSK :
• OMA
• Trauma langsung (tertusuk pembersih telinga)
• Trauma tidak langsung (benturan keras di kepala, suara ledakan, menyelam terlalu
dalam, dll)
 Faktor resiko OMSK : terapi terlambat, terapi tidak adekuat,
virulensi kuman tinggi, gizi kurang, dan higieni buruk.
 Letak perforasi penting untuk menentukan
jenis/tipe OMSK :
• Sentral : letaknya di pars tensa
• Marginal : tepi perforasi langsung berhubungan dengan anulus atau
sulkus timpanikum
• Atik : letaknya di pars flaksida
 Jenis OMSK :

 Tipe benigna (tipe mukosa) :


 Proses peradangan terbatas di mukosa  tidak mengenai tulang
 Perforasi terletak di sentral
 Jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya
 Tidak terdapat kolesteatoma
 Tipe maligna (tipe tulang) :
 Proses peradangan tidak terbatas pada mukosa  mengenai tulang
 Perforasi terletak di marginal/atik
 Menimbulkan komplikasi yang berbahaya/fatal
 Disertai dengan kolesteatoma (epitel kulit)
 Abses atau fistel retroaurikuler
 Polip/jaringan granulasi di liang telinga
 Sekret berbentuk nanah berbau khas kolesteatoma
 Diagnosis OMSK :

 Diagnosis OMSK ditegakkan berdasarkan gejala


klinik dan pemeriksaan THT terutama otoskopi
 Pemeriksaan tambahan :
 Pemeriksaan garputala
 Pemeriksaan audiometri nada murni
 Pemeriksaan audiometri tutur
 Pemeriksaan BERA (bagi pasien yg tidak
kooperatif)
 Foto rontgen mastoid serta kultur dan uji
resistensi kuman
 Terapi OMSK :

 OMSK tipe benigna :


 Sekret aktif : H2O2 3% / asam asetat 2% / NaCl 0,9% selama 3-5
hari
 Antibiotik topikal golongan ofloxacin 2x4 tts/hr (diberikan
satelah sekret berkurang) maks 2 minggu
 Antibiotik oral
 Operasi miringoplasti / timpanoplasti dilakukan bisa perforasi
menetap setelah diobservasi selama 2 bulan

 OMSK tipe maligna :


 Mastoidektomi dengan atau tanpa limpanoplasti
 Bila terdapat abses periosteal retroaurikuler insisi dilakukan
sebelum mastoidektomi
 Komplikasi OMSK :
 Komplikasi intratemporal
 Komplikasi liang telinga tengah :
- paresis n.VII
- erosi tulang pendengaran
- perforasi membran timpani persisten
- mastoiditis
 Komplikasi ke telinga dalam :
- labirintis
- tuli saraf/sensorineural
 Komplikasi ekstratemporal
 Komplikasi intrakranial :
- abses ektradura
- abses subdura
- abses otak
- meningitis
- hidrosefalus otikus
 Komplikasi ektrakranial :
- abses retroaurikular
- abses bezold’s
- abses zigomatikus
 Otitis media nonsupuratif/serosa adalah keadaan
terdapatnya sekret yg nonpurulen di telinga tengah,
sedangkan membran timpani intak tanpa tanda-tanda
radang.
 Jenis otitis serosa :
• Otitis media serosa akut : keadaan terbentuknya sekret di telinga
tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba.
• Otitis media serosa kronik : sekretnya terbentuk secara bertahap tanpa
rasa nyeri. Sekret yg terbentuk dapat kental seperti lem disebut glue
ear.
• Batasan antara akut dan kronik hanya pada cara terbentuknya sekret.
Otitis media serosa akut sekret terbentuk tiba-tiba disertai nyeri,
sedangkan kronik terbehap dengan gejala yang berlangsung lama.
 Otitis media serosa akut :
 Etiologi :
 Sumbatan di tuba
 Infeksi virus dari saluran pernapasan bagian atas
 Alergi
 Idiopatik
 Gejala dan tanda :
 Penurunan pendengaran
 Rasa tersumbat di telinga
 Terasa ada cairan yg bergerak saat kepala bergerak
 Tinitus/vertigo kadang ada tapi ringan
 Membran timpani retraksi
 Kadang tampak gelembung udara/permukaan cairan
 Tuli konduktif
 Terapi :
 Medikamentosa : vasokontrikstor lokal (tetes hidung),
antihistamin
 Perasat valsava
 Operatif : miringotomi
 Otitis media serosa kronik :
 Etiologi :
 Merupakan gejala sisa dari OMA
 Infeksi virus
 Alergi
 Gangguan mekanis pada tuba
 Gejala dan tanda :
 Penurunan pendengaran lebih menonjol
 Membran timpani tampak utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan
atau keabu-abuan.
 Pengobatan :
 Mengobati faktor penyebab
 Dekongestan tetes hidung atau kombinasi dekongestan-
antihistamin
per oral.
 Miringotomi apabila medikamentosa selama 3 bln gagal.
 Otitis media adhesiva :
 Otitis media adhesiva adalah keadaan dimana terbentuknya jaringan
fibrotik yg menimbulkan perlekatan.
 Gejala dan tanda :
 Pendengaran berkurang
 Gambaran sikatrik pada membran timpani
 Gali riwayat infeksi telinga

Timpanosklerosis
plaque

Membran timpani
retraksi
 Limfadenopati lokal
 Mastoiditis : infeksi pada sel
 Terapi :
udara mastoid. Biasanya tejadi
karna komplikasi dari OMSK.  Antibiotik
Mastoidektomi
 Patofisiologi : obstruksi aditus 

ad antrum akibat inflamasi → aliran  Komplikasi :


pus dari rongga mastoid ke telinga  Abses bezold
terhambat → pus terkumpul dalam  Abses subperiosteal
rongga mastoid → infeksi
 Osteomielitis tulang
 Gejala : tengkorak
 Demam dan malaise
 Eritem dan edema jaringan
lunak mastoid
 Nyeri dibelakang telinga
Posisi : schuller
 Atelektasis telinga tengah :
 Ateletaksis telinga tengah adalah retraksi sebagian atau seluruh
membran timpani akibat gangguan fungsi tuba kronik.
 Gejala dan tanda :
 Pendengaran berkurang ringan
 Membran timpani tampak retraksi atau atrofi bila retraksi sudah
berlangsung lama
 Definisi :
Otosklerosis adalah merupakan penyakit pada kapsul tulang labirin
yg mengalami spongiosis di daerah kaki stapes. Sehingga stapes
menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan gel.suara ke labirin.
 Gejala dan tanda :
 Pendengaran berkurang
 Tinitus
 Vertigo
 Membran timpani utuh dan normal
 Tidak ada riwayat penyakit telinga atau trauma
 Pemeriksaan penunjang :
 Audiometri nada murni
 Pemeriksaan impedance
 Pengobatan :
 Operasi stapektomi atau stapedotomi

Anda mungkin juga menyukai