Anda di halaman 1dari 16

Intoksikasi Asam

Jengkolat

Dini Indriani
• Nama : Tn. S
• No. RM : 1026613
• Umur : 44 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tanggal kasus : 3 Oktober 2017

Identitas pasien
• nyeri perut bawah menjalar ke pinggang
belakang, nyeri dirasakan terus-menerus,
tidak bisa BAK sejak sore, mual muntah (-),
BAB terakhir pagi, kentut (+), demam(-),
riwayat makan jengkol yang direbus pagi
hari sebanyak 4 buah.

Anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat keluhan serupa tidak
pernah, riwayat hipertensi, keganasan, penyakit jantung,
diabetes mellitus, asma dan alergi disangkal.
• Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah berobat untuk
mengurangi keluhan sekarang, riwayat mengkonsumsi
obat-obatan rutin disangkal
• Riwayat Kebiasaan: Riwayat penggunaan narkoba dan
meminum alkohol disangkal. Merokok (+) 3-5
batang/hari
• Riwayat Pekerjaan : Pasien merupakan seorang buruh
bagunan.
Status Present
• Keadaan Umum : tampak sakit sedang
• Kesadaran : compos mentis (E4M6V5)
• Tanda-Tanda Vital :
• TekananDarah : 100/70 mmHg
• HR : 56x/menit
• RR : 22x/menit
• Suhu : 36,7oC
• BeratBadan : 60 kg
• TinggiBadan : 165 cm
• BMI : 22,04 kg/m2 (normal)

Pemeriksaan fisik
Status Generalis
• Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, mata
cowong -/-
• Mulut : nafas bau jengkol (+), faring hiperemis -/-, tonsil
T1/T1, mukosa basah
• Leher : pembesaran KGB (-)
• Paru :
• Inspeksi : tampak simetris
• Palpasi : teraba simetris
• Perkusi : sonor di kedua lapang paru
• Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
• Jantung :
• Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
• Palpasi : iktus cordis teraba pada ICS IV linea midklavikularis
sinistra
• Perkusi : kesan kardiomegali (-)
• Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen :
• Inspeksi : tampak simetris
• Auskultasi : BU (+) meningkat
• Palpasi : supel, NT (+) regio iliac S et D,
nyeri ketok CVA (+) S et D
• Perkusi : timpani
• Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)
Intoksikasi Asam Jengkolat

Diagnosis
Terapi di IGD
• Rawat Inap
• Pasang DC → Urin (-)
• Loading NS 1 kolf (500 cc) selanjutnya 20 tpm
• Na Bikarbonat 2 gr (p.o)

Terapi di ruangan
• IVFD NS 20 tpm
• Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
• Inj. Ketorolac 1A/8 jam
• Inj. Ranitidin 1A/12 jam
• Na Bicarbonat 3x2tab
• Ukur Urin Output

Tatalaksana
TINJAUAN PUSTAKA
• Definisi : adalah keracunan akibat
terjadinya pengendapan kristal asam
jengkol di saluran kemih yang terjadi
setelah memakan jengkol.
• Insiden PRIA:WANITA = 9:1, paling
sering anak usia 4-7 tahun

Intoksikasi Asam Jengkolat


• Kandungan asam jengkolat tergantung varietas dan umur biji
jengkol
• 1 biji jengkol mentah beratnya ± 15 gram, kandungan asam
jengkolat ± 0,15 – 0,30 gram (1-2% dari berat biji)
• Pada biji muda, kandungannya lebih rendah dibandingkan
biji tua.
• Biji jengkol mentah dan setengah masak dicurigai sebagai
penyebab keracunan karena asam jengkolat masih dalam
keadaan aktif

NAMUN

• Sebagian besar ahli berpendapat terjadinya keracunan


jengkol tidak tegantung pada berapa banyak jengkol yang
dikonsumsi seseorang, apakah jengkol yang dimakan itu biji
tua atau biji muda, serta cara memasaknya
• Keracunan tergantung dari kerentanan seseorang terhadap
asam jengkol, dan itu bersifat sementara
Asam jengkolat terikat dengan albumin
serum di dalam darah

Melewati membran semipermeabel


glomerulus

Membentuk kristal di tubulus ginjal

Obstruksi pada sistem perkemihan

Menimbulkan gejala sesuai tingkatan sistem


perkemihan yang mengalami obstruksi
Timbul 5-12 jam setelah mengonsumsi jengkol
• kolik ginjal
• disuri
• nafas dan urine berbau jengkol

Dalam keadaan berat


• oligouria atau anuria
• hematuria
• muntah-muntah, dll.

Pada anak
• timbul infiltrat urin pada paha atas, srotum dan penis.

Pada pemeriksaan urin


• ditemukan eritrosit
• kristal asam jengkolat seperti jarum

Gejala Klinis
Intoksikasi ringan
• Minum banyak (hidrasi agresif)
• Na.bikarbonat tablet 1mg/kgBB/hari atau 1-2g/hari.
Intoksikasi berat
• Rawat inap
• Tatalaksana sebagai gagal ginjal akut
• Infus D 5% + Na Bikarbonat 2-5 mEq/kgBB selama 4-
8 jam.
• Antibiotik jika terdapat infeksi sekunder
• Terapi Simptomatis

Penatalaksanaan

Anda mungkin juga menyukai