Anda di halaman 1dari 47

Direktorat Bina Gizi

Kementrian Kesehatan
2011
Anak perempuan pendek
1 thun, 9 bulan
67.8 cm, 7.6 kg

Dua anak perempuan


Malnutrition/Stunting/Pendek
 Apa dan mengapa terjadi stunting
 Perkembangan Masalah Gizi
 Identifikasi intervensi
 Kebijakan dan strategi untuk
meningkatkan gizi ibu dan anak

4
Definisi stunting :
Anak pendek untuk umurnya 
kurang dari 2 Standar Deviasi
(<-2SD)
Mengalami Kurang Gizi yang:
 Terjadi berulang, dan/atau dalam waktu
lama
 Waktu terjadinya: pada periode yang
sangat kritis  periode “Window of
Opportunity” atau “Konsep 1000 hari”:
kehamilan dan 0-2 tahun
 Pertumbuhan dan perkembangan
cepat

 Kebutuhan zat gizi yg tinggi


 Kerentanan thd Infeksi
 Sepenuhnya membutuhkan
asuhan orang lain

 Kelainan yg diakibatkannya
bersifat permanen
3 mg 4 6 7 10 14 18 22 Dst ….
Perkembangan otak dan persyarafan
Pemisahan placenta dan bayi
Jantung berdenyut, darah mengalir.
Kepala, mata, usus dan hati mulai berkembang
Tulang punggung memanjang dan tegak
Lengan atas memanjang
Alat kelamin
berkembang
Berkembangnyaa organ reproduksi
Bergerak
Mulai merespons
thd suara
Otak mulai berkembang dg
sangat cepat.
Bayi mengisap jempolnya
Setengah
Riwayat Ibu BBLR
& dari IUGR
BBLR sebelumnya dipengaruhi
oleh status
gizi ibu

Pertambahan
BB hamil
rendah

BB pra-hamil
Ibu pendek rendah
Perkembangan otak pada usia dini
sangat dramatis dan tergantung
pada interaksi antara gen dan
pengalaman / keterpaparan anak
di dunia

Gizi, Pola Asuh Anak dan Stimulasi


pd Usia Dini mempengaruhi secara
langsung hantaran listrik didalam
otak yg memberikan efek menetap
thd kemampuan belajar, perilaku
dan kemampuan untuk mengatur
emosi.

+ Reversing the Real Brain Drain. Early Years Study. April 1999.
Apakah implikasinya terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak?
40
35,6
35
30
Prevalensi (%)

25
20 17,9
13,3 14,2
15
10
5
0
GIZI KURANG PENDEK KURUS GEMUK

12
Age group (months)
13
25

10
15
20
30
35
40
45
50

0
5
Kep Riau
DKI Jakarta
DI Yogjakarta
S Sulawesi
Bali
N Sulawesi
Riau
E Java
E Kalimantan
W Java
Bangka Belitung
Bengkulu
Jambi
C Java
W Sumatera
Indonesia
Papua
Lampung
Banten
W Kalimantan
W Papua
Gorontalo
N Maluku
C Sulawesi
SE Sulawesi
S Kalimantan
C Kalimantan
N Sumatera
NTB
W Sulawesi
NAD
S Sumatera
Maluku
NTT
(WH0)

TINGGI
TINGGI
Tingkat
masalah

MEDIUM
SANGAT

RENDAH
kesehatan
Prev. Masalah Gizi: 2007 vs 2010
40
35
30
18,0 17,1
25
Persen

20
15
13,0 13,0
10 18,8 18,5 7,4 7,3 14,0
12,2
5
5,4 4,9 6,2 6,0
0
2007 2010 2007 2010 2007 2010 2007 2010
Gizi Kurang Pendek Kurus Gemuk
Gizi Buruk Sangat Pendek Sangat Kurus
Prev. Masalah Gizi: TB/U - BB/TB
30
25,3
25
20
Persen

15 11,1
10 7,6
4,8
5 2,1
0
Pendek- Normal- Pendek- Pendek- TB Normal-
Kurus Kurus Normal Gemuk Gemuk
Status Gizi
Prev Normal-Normal = 49,1 %
Prevalensi Balita Pendek Menurut Provinsi
2010

< 20% (0) 20%-29,9% (9) 30%-39,9% (17) 40%+ (7)


Prevalensi Balita Kurus Menurut Provinsi
2010

< 5% (0) 5%-9,9% (5) 10%-14,9% (20) 15%+ (8)


125.0 125.0
120.0 Beda: 120.0 Beda:
115.0 6.7cm
115.0
7.3 cm
110.0

Tinggi badan Rata-rata (Cm)


110.0
Tinggi badan Rata-rata (Cm)

105.0
105.0
100.0
100.0
95.0
95.0
90.0
90.0
85.0
85.0
80.0
80.0
75.0
75.0
70.0 Anak Perempuan:
70.0 Anak laki-laki:
65.0
65.0 Rujukan Rujukan
60.0
60.0 55.0 Anak Indonesia
Anak Indonesia
55.0 50.0
50.0 45.0
45.0 0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60 Umur (Bulan)
Umur (Bulan)
200.0 200.0
Anak Perempuan:
190.0
Anak Laki-laki:
Beda:
190.0
Rujukan 13,6 cm Rujukan
180.0
Anak Indonesia
180.0 Anak Indonesia Beda:
10,4 cm
Rata2 Tinggi badan (Cm)

Rata2 Tinggi Badan (Cm)


170.0 170.0

160.0 160.0

150.0 150.0

140.0 140.0

130.0 130.0

120.0 120.0

110.0 110.0

100.0 100.0
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Umur (Tahun) Umur (Tahun)
Prevalensi Anak
50.0 46.7 Pendek lebih
45.0 banyak pd yg
Ibunya Pendek
Prev. pendek balita (%)

40.0
35.0 34.8

30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
<150 cm > 150 cm
Rata2 Tinggi badan Ibu
80 78 Men, P < 0.005
69 70 Women, P = 0.006
68
63
60 58
Score

40

20

0
Mild Moderate Severe
(Z >-2) (-3 < Z ≤ 2) 2)≤ 2)
(-3 < Z

Keparahan stunting saat usia 3 tahun


Perbedaan antar 2
4000 3902 ekstrim: laki2 $903,
Men, P < .001
3572 perempuan $656 .
Women , P = 0.03

2999

2000
US

1522
$

1022
866

0
None Moderate Severe
(Z >-2) (-3 < Z ≤ 2) (-3 < Z ≤ 2)

Keparahan stunting saat usia 3 tahun


Critical period of Child’s growth

Victora, dkk. Worldwide Timing of Growth Faltering: Revisiting implication for intervention. PEDIATRIC
VOL 125 No 3 MARCH 2010 24
Critical period of Child’s growth
(lanjutan, data Indonesia)

Abas, 2009 25
 Identifikasi intervensi

29
Pola Pikir Sistim PANGAN & GIZI
Sangat
KEGAGALAN dini
PRODUKSI

Ketersediaan Cukup
Pangan di dini
Masy kurang
KRISIS
EKONOMI Ketersediaan Kurang
Pangan RT dini
kurang
Pendapatan Asupan
menurun Zat gizi
kurang
Daya beli
menurun

PREVENTIF
KURANG
KURATIF GIZI

30
-MMN supplementation
-IMAM with IMCI
-PD -Treatment of diarrheoa with ORS/zinc
-Vitamin A, Iodized salt -Deworming of children
-SFeed for PW and CU2 -Malaria treatment in endemic areas
Maternal and child
Undernutrition
(e.g. stunting)

Inadequate dietary intake


Disease

Household food insecurity Inadequate care


Inadequate access to health
- Fortification (salt, flour)
-Joint work with WFP/FS
council in FI areas -Communication on stunting to diff targets
-Use of existing channels to integrate nutrition
Lack of capital, financial, (vit A months, 7 contacts for BF, maternal
Physical and natural resources nutrition through ANC and PNatal care visits,
posyandu)
- IEC materials for diff target groups (ind and
- BFC, CFC and maternal nutrition Political, social and economic group counseling)
counseling (contextualized) context
- CMAM, PD (incl.IEC), M/BHFI -Dev Policy, strategy guidelines/protocols on BF, CF and maternal
- Review of pre-service curriculum nutrition (incl MN) and support to dev at SN level and implementation,
-Increase budget allocation to nutrition UKS programme
-Planning, (comm. and district) data - Pro-poor schemes + gvt initiatives to improve access to food
analysis, integrated surveillance tool /health/nutrition ( raskin, fortication , jamkesmas, comm funds),
- Partnership (civil society, other SFeeding for PW CU2, premarital pack, UKS
sectors) -Documentation of models
32
Proportional reduction in Relative reduction in
Intervention death before (%) prevalensi of stunting at (%)
12 24 36 12 24 36
months months months months months months
99 % coverage with balanced energy protein 3-6 3-1 2-9 1-9 0-5 0-3
supplementation
99 % coverage with intermittent preventive treatment 2-4 2-1 1-9 1-4 0-3 0-1
99 % coverage with multiple micronutrient in pregnancy 2-0 1-7 1-6 0-9 0-3 0-1

99 % coverage with breastfeeding promotion and support 11-6 9-9 9-1 0 0 0


99 % coverage with feeding intervention (promotion of 0 1-1 1-5 19-8 17-2 15-0
compl. feeding and others supportive strategies)
99 % coverage with vitamin A (including neonatal) 6-9 7-1 7-2 0 0 0
99 % coverage with zinc supplementation 1-3 2-8 3-6 9-1 15-5 17-0
99 % coverage with hygiene intervention 0 0-1 0-2 1-9 2-4 2-4

33
Effect of combination of nutrition related
intervention on mortality and stunting in 36
countries

Proportional reduction in Relative reduction in


Intervention death before (%) prevalensi of stunting at (%)

12 24 36 12 24 36
months months months months months months

General nutrition interventions 14-8 13-9 13-4 21-7 17-8 15-5


Micronutrient interventions 10-0 11-3 12-1 10-3 15-9 17-4
Disease control interventions 3-0 2-7 2-6 3-7 2-9 2-7

34
Arah kebijakan perbaikan gizi
masyarakat

35
 Meningkatnya Umur Harapan Hidup
 Menurunnya Angka Kematian Bayi
 Menurunnya Angka Kematian Ibu
 Menurunkan prevalensi gizi kurang
dari 18.5 % menjadi 15 %, dan
menurunkan prevalensi balita pendek
dari 37 menjadi 32 %

36
 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
melalui pemberdayaan masyarakat,
 Menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna
 Menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumberdaya kesehatan
 Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik
1. Intervensi Perubahan Perilaku (Menuju
hidup sehat, bersih dan sadar gizi)
 Promosi dan dukungan ASI Eksklusif

 Promosi dan dukungan pemberian


MP-ASI secara tepat
 Memasyarakatkan pola hidup sehat

 Memantau berat badan secara teratur

 Makan dengan menu beragam sesuai


kaidah gizi seimbang
Grafik anak laki-laki 0-24 bln Grafik anak perempuan 0-24bln
Pola pemberian makan Bayi dan Anak

a. Inisiasi Menyusu Dini (IMD),


b. Hanya air susu ibu saja sejak lahir sampai bayi
berumur 6 bulan
c. Memberikan makanan pendamping ASI mulai
umur 6 bulan
d. Menyusui dilanjutkan sampai anak berumur 24
bulan
Strategi Peningkatan
Pemberian ASI

 Menyusun kebijakan dan regulasi


 Meningkatkan kapasitas petugas dan fasilitas
kesehatan
 Peningkatan komitmen dan kapasitas stakeholder
dalam meningkatkan, melindungi dan mendukung
pemberian ASI
 Pemberdayaan ibu, keluarga dan masyarakat.
2. Intervensi Gizi Mikro
 Suplementasi vitamin A

 Pengembangan taburia sebagai bagian dari


pengembangan dan pengenalan MP-ASI lokal
 Suplementasi Fe pada ibu hamil

 Peningkatan konsumsi garam beryodium

 Suplementasi Zinc pada penderita diare


Prioritas Intervensi Gizi
(lanjutan)
3. Tata laksana kasus Gizi kurang dan Gizi Buruk
 MP-ASI Pemulihan untuk anak 6-23 months
gizi kurang
 PMT Bumil KEK dan Gizi Mikro untuk Ibu
Hamil
 Tata Laksana Gizi Buruk (semua kasus Gizi

Buruk mendapat perawatan)


 In-patient,

 out-patient
Ibu hamil Bayi baru lahir
Suplementasi zat besi Anak Balita dan baduta
/asam folat Penundaan
Multiple mikronutrient pemotongan tali pusar Promosi ASI ekslusif
Konsumsi garam Penyuluhan utk MP-ASI
Promosi ASI-Ekslusif
beryodium
(individu dan yang berkualitas
Pemberian makanan kelompok konseling)
tambahan (protein dan Pemberian zinc pada
kalori yg seimbang)**
kasus diare
Pemberian obat cacing
Pengobatan pencegahan Vit. A suplementasi
malaria*
Penggunaan kelambu yang Garam beryodium
diobati*
Cuci tangan dan
intervensi higienies
(handwashing & hygiene
intervention)

Obat cacing
*Daerah malaria **Untuk ibu dari keluarga miskin
KESIMPULAN

 Periode kehamilan dan 2 tahun pertama


kehidupan merupakan periode paling
bermakna dalam menentukan kualitas SDM
Indonesia:
 PERTUMBUHAN - STUNTING
 PERKEMBANGAN – KEMAMPUAN
INTELEKTUAL, PRODUKTIVITAS
 RISIKO PENYAKIT DEGENERATIF – KUALITAS
HIDUP & BIAYA PERAWATAN YG MAHAL
KESIMPULAN

 Intervensi stunting yang dijalankan perlu


menyesuaikan dengan kearifan lokal sekitar
 Perlu kerjasama lintas sektor dan program
untuk mengatasi masalah stunting dengan
prioritas ibu hamil dan balita
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai