Anda di halaman 1dari 56

1.

POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu)

Sebagai wadah terpadu dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk kesehatan
masyarakat dengan bimbingan yang tepat dari instansi kesehatan terkait. Kegiatan
pelayanan meliputi:
 Program KIA
 Program KB
 Gizi
 Imunisasi
 Penanggulangan diare
Tujuan :
1. Mempercepat penurunan angka kematian anak balita dan kelahiran serta
meningkatkan perkembangan anak.
2. Mempercepat terwujudnya NKKBS
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kesehatan
Sasaran :
 Bayi usia < 1 th
 Balita usia 1 – 59 bl
 Bumil, Buhir dan Buteki
 Wanita PUS

Penyelenggaraan posyandu :
1. Oleh kader, kepala desa, LKMD (seksi kes – KB dan PKK)
2. Dapat melayani semua anggota masyarakat terutama Bumil,
Buteki, bayi, anak serta PUS
3. Tempat mudah dijangkau, ditentukan oleh masyarakat sendiri
Penyelenggaraan 5 meja
Meja I : pendaftaran
Meja II : penimbangan
Meja III : pengisian KMS
Meja IV : meja penyuluhan perorangan
a. Balita → hasil penimbangan N/T O/B, PMT, pemberian
oralit, vit. A
b. Bumil → RT, tablet besi
c. PUS → motivasi KB
Kalau banyak ibu berkumpul → penyuluhan kelompok
Meja V : pelayanan oleh tenaga profesional
Upaya-upaya yang dapat dilakukan di posyandu

Pemeliharaan kesehatan bayi dan anak balita melalui :

a. Penimbangan bulanan bayi dan anak balita

b. Perbaikan gizi (PMT)

c. Imunisasi

d. Penanggulangan diare

e. Penyuluhan
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil menyusui dan PUS:
a. perbaikan gizi
b. pencegahan terhadap penyakit (T.T)
c. pengobatan penyakit
d. pelayanan kontrasepsi
e. penyuluhan kelompok dan perorangan
Posyandu dilaksanakan baik linsek maupun linprog
Peran fungsi perawat kesehatan / bidan di posyandu
1. Memberi bimbingan teknis pada saat pendaftaran, penimbangan,
pengobatan, hasil penimbangan bayi, balita
2. Membantu menyuluh, menyediakan media penyuluhan
3. Memberikan pelayanan imunisasi dan pengobatan sederhana
4. Memberikan penyuluhan dan merujuk pasien ke puskesmas
5. Pelayanan kontrasepsi
Peran kader dalam kegiatan
1. Mencatat pendaftaran
2. Membantu menimbang
3. Mencatat dalam buku register penimbangan dan KMS
4. Memberikan penyuluhan
5. Menemukan dan mengirim ke petugas kesehatan apabila ada
kasus
6. Menemukan penderita diare, memberikan penyuluhan,
memberikan oralit dan merujuk kasus yang berat
7. Menemukan, mencatat, menyuluh dan merujuk bayi yang belum
diimunisasikan
1. Posyandu pratama (warna merah)
kriteria : - masih belum mantap
- kegiatan belum rutin tiap bulan
- kader aktif terbatas
Intervensi : pelatihan kader ulang

2. Posyandu madya (warna kuning)


kriteria : - sudah dapat melaksanakan kegiatan > 8x per
tahun
- rata-rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau >
- cakupan program utamanya KIA, KB, Gizi, imunisasi
masih 50%
Intervensi : - pelatihan toma
- penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk
mencari masalahnya dan penyelesainnya
3. Posyandu purnama (warna hijau)
kriteria : - frekuensi kegiatan > 8x / th
- rata-rata kader bertugas 5 orang / >
- cakupan program utama KIA, KB, gizi, imunisasi > 50%
Intervensi : - penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk pengerahan
masyarakat menentukan sendiri pengembangan program
posyandu
- pelatihan dana sehat

4. Posyandu mandiri (warna biru)


kriteria : - kegiatan sudah teratur tiap bulan
- cakupan program sudah bagus
- ada program tambahan “ dana sehat “ telah
menjangkau > 50% KK
Tingkat Perkembangan Posyandu

NO INDIKATOR PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

1 Frek. Penimbangan <8 ≥8

2 Rerata kader tugas <5 ≥5

3 Rerata cakupan d/s < 50% ≥ 50%

4 Cakupan kum KB < 50% ≥ 50%

5 Cakupan kum KIA < 50% ≥ 50%

6 Cakupan kum imun < 50% ≥ 50%

7 Program tambahan ( - ) ( + )

8 Cakupan dana sehat ≥ 50%


JADWAL BUKA POSYANDU DESA SEWILAYAH PUSKESMAS

Posyandu Tgl Buka


No Desa Ket
RW/RT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Lengkap

V PMT

X PMT-P
DAFTAR BALITA PENERIMA PMT
PUSKESMAS : TH : KELURAHAN :
NAM JENIS UMUR B ORAN PEKERJAA ALAMAT STATUS GIZI KETERANGA
A KELAMI B G TUA N N
ANAK N
L P 6- 13- 37- G B KEP
12 36 59 L
R S B
bln bln bln

DATA WILAYAH KERJA PUSKESMAS


HASIL PENDATAAN TH :
NO DESA JUMLAH JUMLAH JUMLAH KETERANGAN
PENDUDUK

KK DUKUH RW RT POSYANDU L P PUS WUS


2. POLINDES (Pondok Bersalin Desa)

Pengertian pondok bersalin adalah suatu tempat yang didirikan

oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan

dari pembangunan kesehatan masyarakat desa, untuk

memberikan pelayanan KIA dan KB

Pengelola : - bidan kerja sama dengan dukun bayi

- pengawas dokter puskesmas setempat

Persalinan yang boleh ditolong di pondok bersalin adalah

persalinan normal serta kasus faktor resiko sedang


Faktor resiko sedang ialah faktor yang secara tidak
langsung dapat membahayakan bumil dan bulin, sehingga
memerlukan pengawasan serta perawatan profesional

Kriteria faktor RS :

• Umur ibu < 20 > 35 th pada premipara

• tinggi badan < 145 cm

• jarak antara dua kehamilan < 2 th

• jumlah anak > 3


Apabila bidan menemukan RT maka harus dirujuk dengan
BAKSOKUDA:
B idan
A lat
K eluarga
S urat
O bat
K endaraan
U ang
D arah
Kriteria faktor RT :
- Perdarahan selama kehamilan
- panas tinggi atau infeksi
- eklamsi atau keracunan kehamilan
- kelainan letak bayi dalam kandungan
Persyaratan pondok bersalin
1. Tempat bersih, serasi dengan lingkungan
2. Tersedianya tenaga bidan
3. Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan
antara lain :
* bidan kit
* IUD kit
* sarana imunisasi dasar dan imunisasi bumil
* timbangan berat badan ibu
* pengukur tinggi badan
* infus set dan cairan dextrose 5%, NaCl 0,9%
* obat-obatan sederhana dan uterotonika
* buku-buku pedoman KIA-KB dan pedoman kesehatan lainnya
* inkubator sederhana
4. Memenuhi persyaratan rumah sehat antara lain :
* penyediaan air bersih
* ventilasi cukup
* penerangan cukup
* tersedia sarana pembuangan air limbah
* lingkungan pekarangan bersih
* ukuran minimal 3 x 4 meter persegi
5. Lokasi mudah dijangkau dengan roda 4
6. Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan
perawatan p. p. minimal 1 tempat tidur
Tujuan pondok bersalin
Umum : memperluas jangkauan, meningkatkan mutu dan mendekatkan
pelayanan KIA-KB kepada masyarakat desa
Khusus :* meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan antenatal dan persalinan
normal
* meningkatkan pembinaan dukun bayi
* meningkatkan konsultasi dan penyuluhan kesehatan bagi ibu dan
keluarga, khususnya dalam program KIA-KB, gizi, imunisasi,
penanggulangan diare dan ispa
* meningkatkan pelayanan kesehatan bayi dan anak oleh bidan dan
kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya
Fungsi pondok bersalin :
- Sebagai tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak dan KB
- Tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
- Tempat konsultasi, penyuluhan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,kader
dan dukun bayi
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan :
1. Memeriksa kehamilan, TT bumil dan deteksi dini RT kehamilan
2. Menolong persalinan normal, persalinan dengan resiko sedang
3. Memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui
4. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal, bayi, anak balita dan anak pra
sekolah serta imunisasi dasar pada bayi
5. Memberikan pelayanan KB
6. Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan
yang beresiko tinggi baik ibu maupun bayinya
7. Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader (posyandu, dasa wisma,
KPKIA)
8. Merujuk kelainan ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu
9. Melatih dan membina dukun bayi, kader dasa wisma, KPKIA
10. Memberikan penyuluhan kesehatan dan gizi, ibu hamil dan anak serta
meningkatkan kegunaan ASI dan KB
11. Mencatat dan melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas
setempat
3. KIA – KB
Kesehatan ibu dan anak
Pengertian : * Upaya meningkatkan pelayanan, bumil, buhir, buteki, bayi, balita
dan anak pra sekolah
* Pendidikan kesehatan, masyarakat, dukun bayi
* pembinaan kesehatan anak TK
Tujuan umum :
1. Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan optimal bayi, ibu dan keluarganya menuju NKKBS
2. Meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya
Khusus : 1. Meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan sikap perilaku baik dalam
mengatasi kesehatan di masyarakat maupun posyandu
2. Meningkatkan upaya kesehatan balita, TK, posyandu dan karang balita
3. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bayi, balita bumil,
bulin, nifas dan buteki
4. Meningkatkan PSM untuk mengatasi keluarga
Program Perencanaan Persalinan &
Pencegahan Komplikasi dengan Stiker
(P4K)

 Menuju Persalinan yang Aman & Selamat


 Agar Ibu Sehat
 Bayi sehat
Latar Belakang
 SDKI AKI th 2007
◦ Setiap 1 jam ibu meninggal karena kehamilan, persalinan &
nifas
◦ Setiap hari 401 bayi meninggal
 Dalam rangka
◦ Pencapaian target sasaran Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Bidang Kesehatan (RPJMN-BK) TH 2004-2009
AKI 206/100.000 kh
◦ Pencapaian target Millenium Development Goals (MDG’s)
AKI menjadi 112/100.000 kh TH 2015
 Perlu dilakukan upaya terobosan upaya yg efektif &
berkesinambungan untuk percepatan penurunan AKI
& AKB
Penyebab Kematian Ibu & Anak

 Aspek Medis yg harus ditangani oleh tenkes


◦ Ibu: perdarahan, eklampsia, infeksi,
persalinan lama, keguguran
◦ Anak:
◦ BBLR kesulitan bernafas / asfiksia saat
lahir, infeksi 56% (0-28 hr)
◦ Bayi usia 1-12 bln: diare, pneumonia
Aspek Non Medis
 Status perempuan
 Keberadaan anak
 Sosbud
 Pendidikan
 Ekonomi
 Geografis
 Transportasi
 Dll
 Yang memerlukan keterlibatan lintas sektor dalam
penanganannya
Upaya Penurunan Kematian Ibu & Anak

 Dilakukan dg peningkatan cakupan & kualitas yankes


ibu & anak
 Salah satu upaya yg dilakukan adalah mendekatkan
jangkauan yankes kpd masyarakat melalui Program
Perecanaan Persalinan & Pencegahan Komplikasi
(P4K)
 Yg memerlukan dukungan keterlibatan
◦ Keluarga
◦ Kader
◦ Masyarakat
◦ Petugas kesehatan
Penegertian P4K
 Adalah suatu kegiatan di keluarga & masyarakat yg
difasilitasi oleh Bidan dlm rangka meningkatkan
peran aktif suami, keluarga & masyarakat dlm
merencanakan persalinan yg aman & persiapan dlm
menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pd
sat hamil, bersalin, nifas, termasuk perencanaan dlm
menggunakan metode KB pasca persalinan dg
menggunakan stiker P4K sbg media pencatatan
(notifikasi ) sasaran dlm rangka meningkatkan
cakupan & kualitas yankes bagi ibu & anak
Manfaat P4K
 Meningkatkan cakupan & kualitas yankes bumil,
bulin, bufas & BBL
 Melalui peningkatan peran aktif keluarga &
masyarakat dlm merencanakan persalinan yg aman &
persiapan menghadapi komplikasi & tanda bahaya
kebidanan & BBL bagi ibu shg melahirkan bayi yg
sehat
Tujuan Kegiatan P4K
 Memberdayakan ibu, keluarga & masyarakat
◦ Untuk meingkatkan kemandirian antara lain dg
membuat perencanaan persalinan
◦ Mengetahui tanda-tanda bahaya pd kehamilan,
persalinan, nifas
 Agar memanfaatkan buku KIA
 Pelayanan kesehatan Ibu & Anak melalui program
P4K
Tujuan Pemasangan Stiker P4K
 Penempelan stiker P4K di setiap rumah bumil
◦ Bumil terdata, tercatat, terlaporkan keadaannya
oleh Bidan
◦ Dg melibatkan peran aktif unsur-unsur masyarakat:
kader, dukun, toma
 Masyarakat sekitar tempat tinggal ibu
◦ Mengetahui ada bumil
◦ Jika sewaktu-waktu membutuhkan pertolongan,
masyarakat siap sedia membantu
◦ Bumil yg mengalami komplikasi tdk terlambat
untuk mendapatkan penanganan yg tepat & cepat
Jenis Kegiatan P4K untuk Menuju Persalian yg
Aman & Selamat
 Mendata seluruh bumil
 Memasang stiker P4K di setiap rumah bumil
 Membuat perencanaan persalinan (amanat persalinan)
melalui penyiapan
 Taksiran persalinan
 Penolong persalinan
 Tempat persalinan
 Pendamping persalinan
 Transportasi / Ambulan desa
 Calon pendonor darah
 Dana
 Penggunaan metode KB pasca persalinan
Tugas Suami & Keluarga dalam P4K
 Sepakat untuk menempelkan stiker P4K sbg tanda
bahwa di rumah tsb ada bumil & memanfaatkan buku
KIA untuk mengenali tanda bahaya kehamilan,
persalinan & nifas
 Mendiskusikan & menentukan tempat & calon
penolong persalinan serta menandatangi Perjanjian
Tertulis / Amanat Pesalinan
 Menyiapkan dana untuk kepentingan kebutuhan
selama hamil, bersalin, nifas termasuk rujukannya
Apa Yang Harus Dilakukan
Petugas Kesehatan Dalam
Kegiatan P4K
 Melakukan pemeriksaan kehamilan sedikitnya
4 kali selama kehamilan
 Menemukan secara dini kemungkinan adanya
penyakit saat pemeriksaan kehamilan
 Menetapkan status imunisasi TT
 Memberikan buku KIA & menjelaskan manfaat
& cara penggunaannya
 Meningkatkan pengetahuan ibu & keluarga
tentang perubahan-perubahan selama
kehamilan, persalinan & nifas
 Mengupayakan & mempersiapkan
transportasi jika sewaktu-waktu diperlukan
 Menyiapkan calon donor darah yg bersedia
membantu jika sewaktu-waktu diperlukan
 Mendiskusikan & menentukan metode KB
yg akan dipergunakan pasca persalinan
Memeriksa kehamilan ibu, segera setelah tidak
mengalami haid:

 Menemukan & memeriksa ibu hamil sedini mungkin,


ibu bersalin, ibu nifas, bayi di wilayah kerja melalui
pendataan di:
◦ Posyandu
◦ Pondok Bersalin Desa (Polindes)
◦ Pos Kesehatan Desa
◦ Kunjungan rumah
◦ Puskesmas
◦ Membuat pemetaan bumil & bayi di wilayah kerjanya
◦ Membuat kantong persalinan
 Melaksanakan kelas ibu dlm rangka menjelaskan
buku KIA & senam bumil (sesuai dg latar belakang
pendidikan ibu)
 Melakukan pemeriksaan laboratorium rutin & khusus
◦ Kadar Hb
◦ Protein & reduksi urine
◦ USG
◦ Dll
 Menjelaskan pentingnya minum tablet tambah darah
minimal 90 tablet selama hamil
Pembuat Perencanaan Persalinan
 Membangun kemitraan & jejaring kerja di wilayah kerjanya dg pihak-
pihak terkait baik secara lintas program & lintas sektor
 Mendiskusikan dg ibu, suami, keluarga dlm persiapan & mengantisipasi
komplikasi di failitas kesehatan:
 Penolong persalinan
 Tempat persalinan & keadaan gawat darurat
 Transportasi / kendaraan / pemanfaatan Ambulan Desa
 Biaya: tabulin, SKTM (surat keterangan tdk mampu), Jamkesmas
 Calon pendonor darah
 Pendamping persalinan
 Orang yg dpt membantu merawat anak-anaknya ketika ibu saat bersalin
 Mengidentifikasi orang yg dominan sbg pengambil keputusan dlm
keluarga
 Mengajarkan ibu, suami, keluarga, masyarakat dlm
mengenal tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas
◦ Perdarahan lewat jalan lahir
◦ Keluar cairan berbau dari jalan lahir
◦ Demam
◦ Bengkak di muka, kaki, tangan, disertai pusing,
kejang
◦ Nyeri / panas daerah tungkai
◦ Payudara bengkak, lecet
◦ Ibu mengalami depresi
 Melakukan pertolongan & memfasilitasi persalinan di
fasilitas kesehatan
◦ Mempersiapkan fasilitas kesehatan yg bersih & aman
◦ Tanaga kes / Bidan siap di tempat saat ibu meminta
pertolongan
◦ Meningkatkan keterlibatan suami, keluarga dlm memberi
dukungan moral, pendampingan selama proses persalinan
& rujukan
◦ Memastikan ibu, suami, keluarga siap menghadapi proses
persalinan & komplikasi yg mungkin terjadi
 Siap menerima kelahiran
 Pakaian untuk ibu & bayi
 Kendaraan
 Biaya / surat jaminan yg diperlukan
 Memberi pelayanan yg cepat, tepat jika terjadi
komplikasi
 Mendiskusikan perencanaan alkon yg cocok
 Melakukan penyuluhan & kunjungan rumah
 Memberikan bimbingan teknis
 Merujuk jika terjadi komplikasi ke fasilitas yg lebih
tinggi
 Menggalang kemitraan dg toma, dukun bayi, kader
setampat untuk bersama-sama mendukung
peningkatan kesehatan ibu & anak
PSM dalam upaya KIA & KB
Fungsi :
1. Memotivasi, memfasilitasi, partisipasi aktif masyarakat → usaha kesehatan,
bimbingan usaha kesehatan basis masyarakat
2. Kemitraan dengan LSM
3. Kemitraan BPKM, kader posyandu, polindes
Pendekatan keluarga memperkuat pendekatan komunitas :
1. Menggunakan paradigma sehat → PKM → polindes → posyandu
2. Tenaga kesehatan :
bidan desa : * mudah menjangkau desa’
* pendekatan masyarakat
* pola intervensi melalui UKBM → langsung keluarga
3. Gunakan jalan institusi masyarakat → posyandu, posyandu lansia, dasa wisma
4. Kader diberdayakan → intervensi, inovatif dan berkesinambungan
5. Menampung aspirasi masyarakat
KB (Keluarga Berencana)

Bidan memberikan motivasi padsa ibu nifas untuk ikut KB. Penyuluhan
diberikan kepada ibu-ibu nifas maupun WUS di posyandu, puskesmas,
polindes maupun di pertemuan-pertemuan PKK desa maupun PKK
kelurahan.
Penyuluh KB dilaksanakan oleh :
- Bidan
- Tokoh masyarakat
- Perawat
- PLKB
- Kader kesehatan
- PPKBD
- Kader posyandu
Kader maupun tokoh masyarakat ikut aktif dalam penyuluhan keluarga
berencana yang dilakukan adalah :

* Pada kesempatan pertemuan pengajian, perayaan hari-hari besar agama


kader mendorong pemuka agama untuk menyampaikan penyuluhan KB

* Pada pertemuan PKK, karang taruna, kader bersama mereka membahas


permasalahan yang ada di wilayah

* Kader menyuluh secara teratur dan berkesinambungan

Pelayanan KB diberikan oleh bidan

Macam-macam alat kontrasepsi dipilih oleh akseptor sendiri, tidak dipaksakan


( implant, IUD, suntik, pil, kondom ).
Kegiatan
Di puskesmas :
1. Pelayanan ANC, NC, PNC, buteki, bayi, balita anak pra sekolah
2. Penyuluhan gizi
3. Deteksi dini tumbuh kembang balita
4. DDRT → bumil
5. Kesling
6. Imunisasi
7. KB
8. Pendidikan ketrampilan dukun bayi, kader, KR
9. Pengawasan dan bimbingan TK dan dukun bayi
10.Pengobatan ringan
Pemeliharaan kehamilan :

KI: kunjungan pertama kali pada bumil trib I kontak dengan


petugas kesehatan maupun institusi kesehatan
K II : kunjungan bumil kontak dengan institusi kesehatan trim
I 1x trim II 1x trim III 2x dan sudah mendapat TT 2x

Fungsi pemberdayaan masyarakat dan pembangunan keluarga dalam


pengawasan kehamilan : - memotivasi
- merehabilitasi
- peduli keluarga
4. DASA WISMA

Untuk menggerakkan masyarakat dalam


memelihara kesehatan kader membentuk
kelompok dasa wisma, yaitu terdiri dari 10 – 20
KK, pembinanya kader kesehatan. Kelompok
dasa wisma bertanggung jawab terhadap
kesehatan di wilayahnya.
Kegiatan kelompok dasa wisma meliputi :

1.Pertemuan kelompok 1 bulan 1x membicarakan tentang masalah


yang dirasakan anggotanya

2.Pengumpulan dana sehat untuk membiayai pengobatan


anggotanya

3.Pelaksanaan gotong royong untuk kebersihan lingkungan

4.Penyediaan obat-obatan sederhana

5.Penyuluhan
5. TABULIN (Tabungan Ibu Bersalin)
Tabungan ini digalakkan melalui pertemuan di PKK baik kecamatan
maupun desa / Kelurahan. Bidan berperan bersama PLKB memberi
motivasi tentang tabulin dan keuntungannya. Tabungan itu dikelola
oleh PKK dan dinas kesehatan / BKKBN

6. DASOLIN (Dana Sosial Ibu Bersalin)


Dasolin mrupakan suatu upaya pemeliharaan kesehatan diri, oleh
dan untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azaz
usaha bersama dan kekeluargaan dg pembiayaan secara pra
upaya dan bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat terutama ibu hamil.
7. DONOR DARAH BERJALAN
Donor darah ini dilakukan oleh masyarakat diperuntukkan bagi pasien
yang membutuhkan. Pelaksana : instansi kesehatan dan PMI, yang
mana dimotori oleh tokoh masyarakat, PKK, instansi kesehatan
8. AMBULAN DESA

Ambulan desa ini atas prakarsa desa yang dipergunakan untuk

kepentingan masyarakatnya yang sakit perlu dirujuk ke instansi

yang lebih tinggi.

Usaha : desa (perangkat desa, tokoh masyarakat, polindes, dan

kader-kader PKK / kesehatan)


9. DESA SIAGA
 Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki
kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan
untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
secara mandiri.
 Tujuan:
Terwujudnya masyarakat desa yang sehat, serta perduli
dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di
wilayahnya.
 Sasaran:
1. Semua individu dan keluarga di desa.
2. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap
perubahan perilaku individu dan keluarga.
3. Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan
kebijakan, peraturan perundang-undangan, dana,
tenaga, sarana dll.
 Kriteria:
Sebuah desa telah menjadi Desa Siaga apabila desa
tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) .
10. PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat)
 PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

 PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan


anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
 Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10
PHBS di rumah tangga, yaitu:

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


2. Memberi bayi ASI eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
 Manfaat PHBS bagi rumah tangga:
1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas
3. Anggota keluarga giat bekerja
4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga.

 Manfaat PHBS bagi masyarakat:


1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.
3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban,
ambulan desa, dll.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai