Anda di halaman 1dari 41

ATOPIC DISEASE

NAMA PRESENTAN : Ferry Ghifari gandawidura


Atopic disease

 Atopic disease adalah kumpulan penyakit yang berhubungan dengan


permsalahan dari imonologi yang berhubungan immunoglobulin E ( (IgE)
 Chilhod atopic disease:
1)Atopic dermatitis
2)Rhinitis alergi
3)ASMA
ATOPIC Dermatitis

 Dermatitis atopik adalah penyakit kulit yang ditandai


reaksi inflamasi pada kulit dan didasari faktor herediter
serta lingkungan
Klasifikasi

• Daerah muka terutama pipi


dan daerah ekstemsor
infartil ektermitas, kecuali sekitar
mulut

• Fleksura antekubiti, poptea,


anak tanganm kaki dan periorbita
Dewasa • Fleksura tangan dan leher
Typical facial rash of atopic dermatitis in a white infant.
Characteristic facial rash in a black infant with atopic dermatitis.
Extremity rash typifying the morphology and distribution of
atopic dermatitis lesions in older children and adults.
ETIOLOGI
 Pencetus yang menyebabkan dermatitis atopi :
- Ansietas
- Stres
- Cuaca ( suhu dan kelembaban yang ekstrem )
- Iritan
- Alergen
- Infeksi
Kriteria diagnosis dermatitis Atopik
menurut hanifin dan rajka
Pemeriksaan Penunjang

 Darah
• IgE total serum
• IgE spesifik ( RAST)
 Tes kulit
• Tes tusuk kulit
• Patch test
TATA LAKSANAKAN

 Hindari Alergi pencetus


 Topikal : sesuai bagian kulit
 Sitemik : Antihistamin
 Steroid sistemik : digunakan pada dermatitis kronik berat, prednisone 1-2
mg/kgbb/hr
 Antibiotitik : biasa digunaka antibiotic antifilokokal ( mupirosin basitorin
topical, sefalosporin generasi pertama, makrolid, amoksisilin klvulanat)
Rhinitis Alergi

 Rnitis alergi adalah gangguan


sistematis pada hidung hidung,
dicetuskan oleh paparan allergen
melalui reaksi hipersentivitas yang
diperantai Ige ditandai dengan
gejala utama yaitu hidung berair,
tersumbat gatal dan bersin
Klasifikasi
Rhinitis alergi intermiten Rhinitis alergi persisten
• < 4 hari dalam seminggu • > 4 hari dalam seminggu
atau <4 minggu berturut- atau >4 minggu berturut-
berturut dalam setahun berturut dalam setahub

Rhinitis alergi ringan Rhinitis alergi sedang berat


• Tidur normal Satu atau lebih gejala
• Aktifitas sehari hari normal • Tidur terganggu
• Bekerja dan sekolah normal • Aktifitas sehari hari
• Tidak ada keluhan terganggu
meganggu • Bekerja dan sekolah
terganggi
• Tada keluhan meganggu
Rhinitis Alergi

Faktor resiko Faktor pecentus

Riwayat atopi keluarga Tungau dan debu

Kadar IgE serum Serbuk

Kelompok sosioekonomi atas Hewan

Tes tusuk kulit (+)


Jamur

Asap udara
Diagnosis

 Bila ditemukan lebih sama dengan 2 gejala yang


terdiri
1. Hidung berair
2. Hidung tersumbat
3. Gatal serta bersin menetap selama lebih 1 jam
Pemeriksaan Fisis

 Alergi salute

 Allergic Crase
Pemeriksaan fisik

 Denies Liness

 Allergic shiners
TEST Diagnostik
Prick test

 Banyak dipakai  sederhana,


mudah, murah, sensitivitas
tinggi, cepat, cukup aman
 Tes pilihan dan primer untuk
diagnostik dan riset
 Membuktikan telah terjadi
fase sensitisasi
 Tes (+)  ada reaksi
hipersensitivitas tipe I atau
telah terdapat kompleks Sel
Mast – IgE pada epikutan
Tatalaksana

 Terapi Lingkungan
 Menghindari alergen
metode menghindari alergen dengan membatasi aktivitas di luar rumah justru memiliki
efek negatif psikososial pada anak.
Tatalaksana Farmakoterapi
Tatalaksana Farmakoterapi
Tatalaksana Farmakoterapi
Asma

 Asma merupakan penyakit perdangan kronis


di jalur nafas, ditandangi dengan megi,
atuk, nafas pendek, dada sesak, dan terjadi
di setiap waktu berbeda biasanya terjadi
oleh pemicu alergen( GINA 2017)
Anamesis
 Waktu pola mengi
 Faktor alregen harus ditanyakan
 Riwayat keluarga dengan penyakit atopi
 Riwayat anak dengan riwayat atopi sebelumnya
 Faktor sosioekonomi
 Faktor psikososial
Diagnosa

Pemeriksaan Fisik
• Gejala paling sering adalah mengi pada
auskultasi. Walau kadang tdk
terdeketeksi atau hanya jika pasien
menghembuskan nafas kuat-kuat
• Eksaserbasi : mengi, sianosis, takikardia,
hiperinflasi dada, penggunaan otot
pernafasan dan retraksi interkostal
Etiologi dan Faktor resiko
 Tes untuk diagnosis dan monitoring
 Pemeriksaan fungsi paru  Spirometri
 terhadap forced expiratory volume dalam 1 detik (FEV1)
 forced vital capacity (FVC)
 peak expiratory flow (PEF).

 Pengukuran airway responsiveness


 pemberian stimulasi menggunakan methacholine, histamine, mannitol,
ataupun dengan exercise challenge test
 Sensitivitas baik, tapi kurang spesifik

 Pengukuran status alergi


 Pengukuran nilai IgE
Klasifikasi
Klasifikasi
Terapi

Medikasi utk asma di bagi menjadi controllers


atau relievers.

Controllers adalah obat-obatan yg di minum


setiap hari utk menjaga asma tetap terkontrol

Relievers adalah obat-obatan yg digunakan


untuk bekerja cepat mengembalikan kondisi
bronkokonstriksi dan mengurangi gejala2nya
Terapi
 Obat-obatan controller pada anak terdiri dari:
 inhaled dan systemic glucocorticosteroids
 leukotriene modifiers
 long acting inhaled β2-agonist
 theophylline
 cromones
 long acting oral β2-agonist
Terapi
 Obat – obat Reliever
 Rapid-acting inhaled β2-agonists
 Short-acting oral β2-agonists
 Anticholinergic
Daftar Pustaka

1. Moreno MA. Atopic Diseases in Children. JAMA Pediatr. 2016;170(1):96.


doi:10.1001/jamapediatrics.2015.3886
2. Ganna H, Nataprawira HM. Pedoman Diagnoisis dan terapi. 5 ed. Bandung:
Departemen/SMF ilmu kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Pdjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin; 2015. p. 222-225
3. Global Strategy for Asthma Management and Prevention 2017 [Available from:
http://ginasthma.org/2017-gina-report-global-strategy-for-asthma-
management-and-prevention/
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai