Anda di halaman 1dari 41

Case Report Session

SKABIES
Oleh
Vithiya Chandra Sagaran 1010314008
Westi Permata Wati 1210312058
Ervin Maulana 1210313047

Preseptor
dr. Yuli Rilda
dr. Prima Shandya

PUSKESMAS BUNGUS TELUK KABUNG


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2018
TINJAUAN
PUSTAK A
DEFINISI

infeksi kulit menular akibat infestasi dan


sensitisasi
Sarcoptes scabiei var hominis
EPIDEMIOLOGI

Di dunia  Wanita  Pria


300 juta kasus Berbagai Usia
ETIOLOGI
Sarcoptes scabiei var hominis
PATOFISIOLOGI
Tungau skabies betina
Meletakkan 2-3 Menetas
menggali terowongan pada
telur/hari selama siklus setelah 3
stratum corneum dengan (2
hidupnya (1-2 bulan) hari
mm/hari)

4-6 minggu  reaksi


Invasi
hipersensitivitas dan Dewasa Nimfa Larva
pertama
rasa gatal

Kontak langsung dan tidak langsung Ditularkan


GEJALA KLINIS

Pruritus yang akibat alergi terhadap enzim intestin tungau, mulai dirasakan 2-
6 minggu setelah infestasi

Eritema, krusta, ekskoriasi papul dan nodul,di sela-sela jari, pergelangan


tangan bagian depan dan lateral telapak tangan, siku, aksilar, skrotum, penis,
labia dan pada areola wanita.

Terowongan tipis dan kecil seperti benang, ukuran 5-10 mm, bentuknya
seperti huruf S, bergelombang, bersisik, berwarna abu-abu di permukaan kulit
dengan vesikel pada ujung distal yang mengandung tungau
DIAGNOSIS
Terowongan
Kelompok
(kunikulus)

Menemukan
Pruritus
Sarcoptes
nocturna 2 dari 4 scabiei
tanda
kardinal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes tinta pada
Mengambil tungau
Kerokan kulit terowongan (Burrow Epidermal shave biopsi
dengan jarum
ink test)

Kuretase terowongan Tetrasiklin topikal Apusan kulit Biopsi

Direct visualization
dengan menggunakan
Dermoskopi
mikroskop
epiluminescen
DIAGNOSIS BANDING

Dermatitis atopi

Eczema dishidrotik (dishidrosis dermatitis)

Pioderma

Dermatitis kontak

Reaksi gigitan serangga (insect bite)


TATALAKSANA
Umum Khusus
Pengobatan yang benar Skabisidal

• Permetrin 5%
Alas kasur, pakaian, dan handuk • Salap 2-4%
dicuci dengan air panas, dijemur di • Benzil benzoat 20-35 %
matahari, disetrika atau disimpan di • Gama benzen heksaklorid 1 %
dalam kantong selama 10 hari • Krotamiton 10 %
• Ivermectin 1% dan 8%
• Tiabendasol 5-10%
Dilakukan pada orang serumah

Antihistamin
L APORAN
K ASUS
IDENTITAS
• Nama : An. A
• Umur : 1,5 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• No. MR : 01-30
• Alamat : Teluk Kabung
• Agama : Islam
• Suku : Minang
• Tanggal Pemeriksaan : 29 Januari 2018
ANAMNESIS

Keluhan Utama
• Bintik-bintik merah yang disertai rasa gatal di kedua kaki, perut, dan kelamin
yang meningkat sejak ± 5 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Awalnya timbul bintik-bintik disertai rasa gatal di kedua kaki 1
minggu yang lalu. Kemudian bintik-bintik merah dan rasa gatal
tersebut meluas ke perut dan kelamin sejak 5 hari yang lalu.
• Gatal dirasakan sepanjang hari, namun meningkat pada malam hari.
Ibu pasien melihat pasien sering menggaruk bintik-bintik tersebut.
• Pasien tinggal di rumah dengan orang tua dan kakak pasien. Kakak
pasien juga mengalami keluhan yang sama dan sudah berobat ke
puskesmas.
Riwayat Penyakit Sekarang (Lanjutan)
• Pasien sering bermain dengan kakaknya dan saat mandi
menggunakan handuk secara bersama.
• Ibu pasien mengganti alas kasur dan mencuci handuk lebih kurang
sekali dalam 2 bulan.
• Pasien mandi 2 kali sehari, mengganti baju tiap kali mandi.
• Riwayat digigit serangga tidak ada.
Riwayat penyakit dahulu
• Pasien tidak pernah menderita bintik-bintik merah yang terasa gatal
sebelumnya.
Riwayat Pengobatan
• Riwayat pengobatan untuk keluhan sekarang belum ada. Pasien tidak ada
mengonsumsi obat-obatan yang dimakan rutin beberapa seperti
antibiotik, kortikosteroid, dan lain-lain.

Riwayat Atopi
• Riwayat alergi obat tidak ada
• Riwayat asma tidak ada
• Riwayat bersin di pagi hari tidak ada
• Riwayat mata merah, gatal dan berair tidak ada
• Riwayat galigata tidak ada
• Riwayat alergi makanan tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK (St at u s G ener alis )
• KeadaanUmum : Tidak tampak sakit
• Kesadaran : Komposmentis kooperatif
• Berat Badan : 21 kg
• Tinggi Badan : 125 cm
• Pemeriksaan thorak : Tidak ditemukan kelainan
• Pemerikssaan abdomen : Tidak ditemukan kelainan
PEMERIKSAAN FISIK (STAT US DER M AT OLOG IKUS)
• Lokasi : sela jari kaki, punggung kaki, tungkai kaki kanan dan kiri,
perut, bokong, dan kelamin.
• Distribusi : terlokalisir
• Bentuk : tidak khas
• Susunan : tidak khas
• Batas : tidak tegas
• Ukuran : milier - lentikuler
• Efloresensi : Papul-papul eritem disertai erosi.
• Status venereologikus : Adanya papul-papul eritem di sekitar kelamin
• Kelainan selaput : Tidak ada kelainan
• Kelainan rambut : Tidak ada kelainan
• Kelainan kelenjar limfe : Tidak ada kelainan
RESUME
• Seorang pasien laki-laki berusia 1,5 tahun datang ke Puskesmas Bungus pada
tanggal 29 Januari 2018 dengan keluhan utama bintik-bintik merah yang disertai
rasa gatal di kaki, perut, dan kelamin, yang meningkat sejak ± 5 hari yang lalu.
Awalnya timbul bintik-bintik disertai rasa gatal di sela-sela jari kaki 1 minggu
yang lalu. Kemudian bintik-bintik merah dan rasa gatal tersebut meluas ke kaki,
perut, dan kelamin 5 hari yang lalu. Gatal dirasakan sepanjang hari, namun
meningkat pada malam hari. Ibu pasien sering melihat pasien menggaruk bintik-
bintik tersebut. Pasien tinggal di rumah dengan orang tua dan kakaknya. Kakak
pasien juga mengalami keluhan yang sama dan sudah berobat ke puskesmas.
Pasien sering bermain dengan kakaknya dan saat mandi memakai handuk secara
bersama.
• Pada status dermatologikus ditemukan papul eritem multipel
disertai erosi berukuran milier-lentikuler yang terlokalisir di kaki,
perut, dan kelamin dengan bentuk dan susunan yang tidak khas serta
berbatas tidak tegas.
DIAGNOSIS KERJA
Skabies
PEMERIKSAAN LABORATORIUM RUTIN
Kerokan kulit : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM ANJURAN
Tidak ada
DIAGNOSIS
Skabies
TATALAKSANA
Umum
• Edukasi kepada pasien tentang penyebab, perjalanan penyakit dan penularan.
• Tingkatkan higiene perorangan dan lingkungan, tidak menggunakan pakaian dan
handuk bersama.
• Menjemur kasur bantal dibawah terik matahari.
• Harus berobat secara tepat dan benar, edukasi cara penggunaan obat topikal
dan oral secara jelas, serta seluruh orang yang tinggal serumah harus mendapat
pengobatan secara serentak.
• Sebelum menggunakan obat topikal, pasien dianjurkan untuk mandi
• Pakaian dan alas kasur harus dicuci dengan air panas, dikeringkan, dan disetrika
atau disimpan dalam kantong selama 10 hari
• Kontrol kembali ke dokter setelah 1 minggu
Khusus
- Sistemik
CTM 1 mg per oral 2 kali sehari
-Topikal
Krim permetrin 5% 1 kali pemakaian, dioleskan ke
seluruh tubuh kecuali wajah pada malam hari dan
dibawa tidur (8-12 jam) bilas keesokan harinya.
PROGNOSIS

• Quo ad vitam : Bonam


• Quo ad functionam : Bonam
• Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam
• Quo ad kosmetikum : Dubia ad Bonam
DISKUSI
Telah dilakukan pemeriksaan
seorang pasien laki-laki berusia
1,5 tahun pada tanggal 29 Januari
2018 dengan diagnosis skabies.
Penegakkan diagnosis skabies
didasarkan pada anamnesis dan
pemeriksaan fisik
• Pada anamnesis didapatkan keluhan keluhan utama bintik-bintik
merah yang disertai rasa gatal di kaki, perut, dan kelamin yang
meningkat sejak ± 5 hari yang lalu. Awalnya timbul bintik-bintik
disertai rasa gatal di sela-sela jari kaki sejak ±1 minggu yang lalu.
Kemudian bintik-bintik merah dan rasa gatal tersebut meluas ke
kedua kaki, perut, dan kelamin sejak 5 hari yang lalu. Keluhan bintik-
bintik merah disertai rasa gatal seperti ini bisa terjadi pada skabies,
pedikulosis korporis, prurigo ataupun dermatitis.
• Gatal dirasakan sepanjang hari, namun meningkat pada
malam hari. Ibu pasien sering melihat pasien menggaruk
bintik-bintik tersebut. Ini mengarahkan kepada keluhan
subjektif khas untuk skabies. Hal ini disebabkan oleh
aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab
dan panas. Rasa gatal disebabkan oleh aktivitas tungau di
dalam kulit dan reaksi alergi terhadap enzim intestin
tungau.
• Pasien tinggal di rumah dengan kedua orang tua dan kakaknya, kakak
pasien juga mengalami bintik-bintik merah yang terasa gatal sejak 3
minggu yang lalu dan telah berobat ke puskesmas. Pasien sering
bermain dengan kakaknya dan saat mandi memakai handuk secara
bersama. Hal ini merupakan salah satu faktor predisposisi untuk
terjadinya penularan tungau parasit yaitu Sarcoptes scabiei. Tungau ini
merayap dan menggali terowongan di kulit lalu melanjutkan siklus
hidupnya.
• Cara penularan Sarcoptes scabiei ada 2, yaitu menular kontak
langsung dan kontak tidak langsusng. Kontak langsung (kontak kulit
dengan kulit) misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan hubungan
seksual. Sedangkan kontak tidak langsung (melalui benda), misalnya
pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain. Kebiasaan pasien
memakai handuk yang sama dengan kakaknya dan bermain bersama
bisa menjadi sumber penularan tungau ini.
• Dari status dermatologikus ditemukan papul eritem multipel
disertai erosi berukuran milier - lentikuler yang terlokalisir di
kedua tangan dan punggung dengan bentuk dan susunan yang tidak
khas serta berbatas tidak tegas. Gambaran lesi mengarah ke skabies.
Kelainan kulit dapat tidak hanya disebabkan oleh tungau skabies,
tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dengan garukan
dapat timbul erosi dan infeksi sekunder.
• Untuk mendukung penegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan
rutin berupa kerokan kulit pada lesi, kemudian kerokan tersebut
diletakkan ke kaca objek. Secara morfologik merupakan tungau
kecil, berbentuk oval, punggung cembung, bagian perut rata, dan
mempunyai 8 kaki. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor, dan
tidak bermata. Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan tersebut.
Namun hal ini bukan berarti pasien tidak menderita skabies, karena
dari anamnesis dan pemeriksaan fisik ditemukan tanda kardinal lain
yang mendukung diagnosis ke arah skabies.
• Terapi yang diberikan kepada pasien adalah terapi umum dan khusus. Pada
terapi umum diberikan edukasi tentang perjalanan penyakit dan komplikasinya.
Selain itu juga diberikan edukasi untuk meningkatkan higiene perorangan dan
lingkungan, harus berobat secara tepat dan benar, bahkan seluruh orang yang
tinggal serumah harus mendapat pengobatan secara serentak. Hal ini bertujuan
untuk memutus rantai penularan tungau skabies. Sedangkan terapi khusus
diberikan krim permetrin 5 %, diaplikasikan hanya 1 kali pada malam hari
sebelum tidur, dan dibersihkan dengan mandi setelah 8-12 jam. Pasien datang
kontrol 1 minggu lagi dan pengobatan dapat diulangi jika lesi belum sembuh.
Selain itu diberikan juga CTM 1 mg per oral 2 kali sehari sebagai antihistamin
untuk meredakan rasa gatal.
• Prognosis pada pasien ini adalah quo ad vitam bonam, quo ada
sanationam dubia ad bonam, quo ad functionam bonam, dan quo ad
konsmetikum dubia ad bonam. Dengan memperhatikan pemilihan
dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan
menghilangkan faktor predisposisi, antara lain higiene, serta semua
orang yang berkontak erat dengan pasien harus diobati, maka
penyakit ini dapat diberantas dan prognosis baik.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai