Anda di halaman 1dari 3

Tumor lysis syndrome (TLS) merupakan sindroma yang disebabkan oleh

pelepasan metabolit intraseluler dari jaringan tumor yang nekrotik secara cepat,
melebihi kapasitas ekskresi metabolit terkait dari ginjal. Metabolit tersebut
diantaranya fosfor, kalium, dan asam urat.
Pada pasien dengan penyakit seperti limfoma Burkitt dan leukemia akut, TLS
dapat terjadi bahkan sebelum memulai terapi. Komplikasi yang timbul antara lain
:

Hiperurisemia
Hiperkalemia
Hiperfosfatemia
Hiperkalsemia
Hipokalsemia
Gagal ginjal

Jika tidak diobati, TLS dapat menyebabkan aritmia, gagal ginjal, koma, koagulasi
intravaskuler diseminata (DIC), dan kematian.
Kriteria Diagnosis
Laboratory TLS
1.

Terdapat dua atau lebih temuan abnormal dalam pemeriksaan darah


Asam urat 8 mg/dL
Kalium 6 mg/dL
Fosfat 2,1 mmol/L
Kalsium 1,75 mmol/L

2. Peningkatan nilai laboratorium minimal 25% dalam 3 hari sebelum atau 7


hari setelah terapi inisiasi.
Clinical TLS
Terdapat LTLS dan salah satu dari tanda berikut :

Insufisiensi ginjal
Aritmia
Kejang
Sudden death

Dalam menatalaksana TLS, mengenali faktor risiko, monitoring yang ketat dan
intervensi preventif adalah hal yang vital. Berikut adalah tabel stratifikasi rasio
TLS pada berbagai jenis keganasan pada anak.
Jenis Keganasan
Tinggi
Limfoma Non
Hodgkin
ALL
AML
CLL

Burkitt
Burkitt ALL
Leukosit
100.000/mm3
Leukosit
50.000/mm3

Resiko
Sedang
Diffuse Large B Cell
Lymphoma
Leukosit 50.000 100.000
mm3
Leukosit 10.000 50.000
mm3
Leukosit 10.000 100.000
mm3

Rendah
Limfoma Non
Hodgkin indolen
Leukosit 50.000
Leukosit 10.000
Leukosit 10.000

Keganasan
hematologi lain
(CML dan MM,
serta tumor
padat)
Penatalaksanaan TLS

Terapi dengan fludarabine


Proliferasi cepat dengan
respon terapi yang cepat

Selebihnya
memiliki risiko
rendah

1. Monitoring hasil laboratorium ketat


Pasien dengan risiko TLS : pemeriksaan LDH, asam urat, natrium,
kalium, kreatinin, BUN, fosfor, kalsium, pH urine, berat jenis urine
harus dilakukan setiap 8 12 jam selama 3 hari, dilanjutkan
Pasien dengan bukti TLS : pemeriksaan laboratorium diatas setiap 6
jam, AGD, EKG, dan berat badan setiap 24 jam.
2. Pencegahan
Cairan
o Tingkatkan ekskresi asam urat dan fosfat dengan meningkatkan
GFR dan RBF
o Pemberian cairan dengan kecepatan >2 liter/mm2/hari 24 jam
sebelum kemoterapi
o Diuresis perlu dipertahankan minimal pada 3 ml/kg/jam. Diuretik
dapat digunakan untuk mencapai target ini.
Allopurinol
Rasburicase ( hanya digunakan pada pasien high risk)
3. Manajemen aktif
Cairan
o Terapi cairan agresif sebanyak 2 4 kali cairan maintenance
o Furosemid 0.5 1 mg/kgBB, jika pasien tetap oliguria setelah
terapi cairan dan furosemid, berikan mannitol 0.5 g/kg
Koreksi asam urat
o Rasburicase 0,15 0,2 mg/kgBB/hari intravena (terapi lini
pertama)
o Jika tidak ada rasburicase, dapat diberikan allopurinol 300
mg/m2/day atau 10 mg/kg/hari peroral (maksimal 800 mg/hari)
atau 200 mg/m2/hari intravena (maksimal 600 mg/hari)
Koreksi leukositosis
o Dilakukan jika terdapat gejala atau jumlah leukosit > 100.000/
mm3.
Transfusi
o Transfusi trombosit untuk menjaga jumklah trombosit di atas
20.000/mm3. PRC dihindari karena menambah viskositas darah
Kemoterapi
o Dilakukan jika pasien telah stabil dengan output urine yang
cukup
Dialisis
o Dialisis diindikasikan pada pasien gagal ginjal stadium lanjut
dengan kalium >6 mEq/L, fosfat > 10 mg/dL, oliguria dan anuria
Monitoring
o Elektrolit, kalsium, fosfat, asam urat, BUN, kreatinin setiap 6 jam
o Pemeriksaan darah lengkap setiap 12 jam
o Diuresis, pH dan berat jenis urin setiap 6 jam

Pemantauan respirasi, saraf pusat, dan jantung jika ditemukan


hiperkalemia atau hipokalsemia
Pencitraan
o Jika terdapat gangguan neurologis atau dugaan trombosis
4. Koreksi gangguan metabolik
Hiperurisemia
Hiperurisemia ditandai dengan jumlah asam urat > 8 mg/dL. Hal ini
merupakan komplikasi paling sering dari TLS. Kelebihan asam urat
dapat mengendap di tubulus distal ginjal dan menyebabkan gagal
ginjal akut.
Jika hiperurisemia terjadi, maka dikoreksi dengan rasburicase. Jika
hiperurisemia belum terjadi, namun penderita berada pada
intermediate risk, diberikan terapi allopurinol sebagai profilaks.
Pada pasien high risk, rasburicase digunakan sebagai profilaks.
Terapi cairan agresif dilakukan pada pasien dengan intermediate
risk dan high risk
Hiperkalemia
o Hiperkalemia ringan (< 6 mEq/dL)
Cairan dan diuretik
Kayexelate dengan dosis 1 g/kg setiap 6 jam ditambah
sorbitol 50-150 ml
o Hiperkalemia sedang berat (>6 mEq/dL)
Pasang EKG
Insulin rapid (0.1 unit/kg/jam) ditambah glukosa
(dekstrosa 0,5 gram/kg/jam). Pantau gula darah
Jika terjadi aritmia, ca glukonas intravena (100-200
mg/kg) atau kalsium klorida (10 mg/kg) menggunakan
syringe pump.
Bicnat untuk menstabilkan membran sel miokardium
dan mengoreksi asidosis 1-2 mEq/kg IV.
Jika terapi di atas tidak memberikan respon, dialisis
diindikasikan
Hiperfosfatemia
o Aluminium hidroksida 150 mg/kgBB/hari dibagi setiap 4-6
jam.
o Kalsium karbonat 45-65 mg/kgBB/hari peroral jika tidak ada
hiperkalsemia
o Terapi cairan
Hipokalsemia
o Ca glukonas 10% 0,5 1,0 mg/kgBB diberikan jika terdapat
hipokalsemia simtomatis
o Jika gejal hilang, pemberian dihentikan
o

Anda mungkin juga menyukai