0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
315 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang fisiologi dan pemeriksaan beberapa elektrolit utama dalam cairan tubuh seperti natrium, kalium, klorida, kalsium, fosfat, asam urat, dan magnesium. Termasuk implikasi klinis dan penatalaksanaan gangguan konsentrasi elektrolit.
Dokumen tersebut membahas tentang fisiologi dan pemeriksaan beberapa elektrolit utama dalam cairan tubuh seperti natrium, kalium, klorida, kalsium, fosfat, asam urat, dan magnesium. Termasuk implikasi klinis dan penatalaksanaan gangguan konsentrasi elektrolit.
Dokumen tersebut membahas tentang fisiologi dan pemeriksaan beberapa elektrolit utama dalam cairan tubuh seperti natrium, kalium, klorida, kalsium, fosfat, asam urat, dan magnesium. Termasuk implikasi klinis dan penatalaksanaan gangguan konsentrasi elektrolit.
NAMA KELOMPOK Nova Lianda 15334061 Nadya Amelia 15334064 Nurhayani 15334067 Dwi Puspita Rini 15334069 Ayuni Prastika 15334071 Rifaldi Nur Rohman 15334079 Ratna Madyaningsih 15334085 Nurmala Dewi 15334091 Revina Panduwinata 15334100 • Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang berharga untuk membedakan diagnosis, mengkonfirmasi diagnosis, menilai status klinik pasien, mengevaluasi efektivitas terapi dan munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan. • Dalam melakukan uji laboratorium diperlukan bahan (spesimen) yang didapatkan melalui tindakan invasif (menggunakan alat yang dimasukkan ke dalam tubuh) atau non invasif. Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan sebagai angka kuantitatif, kualitatif atau semikuantitatif. • Faktor yang terkait pasien antara lain: umur, jenis kelamin, ras, genetik, tinggi badan, berat badan, kondisi klinik, status nutrisi dan penggunaan obat. • Sedangkan yang terkait laboratorium antara lain: cara pengambilan spesimen, penanganan spesimen, waktu pengambilan, metode analisis, kualitas spesimen, jenis alat dan teknik pengukuran. Fisiologi cairan tubuh 1. Fisiologi Natrium Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa mencapai 60 mEq per kilogram berat badan dan sebagian kecil (sekitar 10- 14 mEq/L) berada dalam cairan intrasel. Jumlah natrium dalam tubuh merupakan gambaran keseimbangan antara natrium yang masuk dan natrium yang dikeluarkan. Fisiologi cairan tubuh 2. Fisiologi Kalium Sekitar 98% jumlah kalium dalam tubuh berada di dalam cairan intrasel. Konsentrasi kalium intrasel sekitar 145 mEq/L dan konsentrasi kalium ekstrasel 4-5 mEq/L (sekitar 2%). Jumlah konsentrasi kalium pada orang dewasa berkisar 50-60 per kilogram berat badan (3000- 4000 mEq). Jumlah kalium pada wanita 25% lebih kecil dibanding pada laki-laki dan jumlah kalium pada orang dewasa lebih kecil 20% dibandingkan pada anak-anak. Fisiologi cairan tubuh 3. Fisiologi Klorida Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Pemeriksaan konsentrasi klorida dalam plasma berguna sebagai diagnosis banding pada gangguan keseimbangan asam-basa, dan menghitung anion. Jumlah klorida pada orang dewasa normal sekitar 30 mEq per kilogram berat badan. Sekitar 88% klorida berada dalam cairan ekstraseluler dan 12% dalam cairan intrasel. Konsentrasi klorida pada bayi lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak dan dewasa. Pemeriksaan elektrolit Natrium • (Nilai normal : 135 – 144 mEq/L SI unit : Hal yang harus diwaspadai 135 – 144 mmol/L) • Nilai kritis untuk Natrium: • Implikasi klinik • <120 mEq/L lemah, dehidrasi 1. Hiponatremia dapat terjadi pada kondisi • 90-105 mEq/L gejala neurologi parah, hipovolemia (kekurangan cairan tubuh), penyebab vaskular euvolemia atau hipervolemia (kelebihan • > 155 mEq/L gejala kardiovaskular dan cairan tubuh). ginjal 2. SIADH (Syndrome of Inappropriate • > 160 mEg/L gagal jantung Antidiuretik Hormon) menunjukan peningkatan cairan tubuh dan hyponatremia. Keadaan ini mungkin Penatalaksanaan hiponatremia disebabkan oleh tumor dan beberapa akibat hipovolemia sangat berbeda obat (diuretik tiazid, klorpropamid, dengan penatalaksanaan hipernatremia. karbamazepin, klofibrat, siklofosfamid) Apabila kondisinya hipovolemia, tujuan mungkin dan juga berhubungan dengan utama terapi adalah penggantian cairan beberapa penyakit paru-paru (TBC, yaitu dengan pemberian cairan isotonik Pneumonia). atau natrium peroral. Untuk hiponetremia karena hipervolemia, Batasi Cairan, berikan furosemid. Pemeriksaan elektrolit Kalium • Nilai normal: • Implikasi klinik 1. 0 - 17 tahun: 3,6 - 5,2 mEq/L 1. Hiperkalemia SI unit : 3,6 - 5,2 mmol/L 2. Hipokalemia 2. ≥ 18 tahun : 3,6 – 4,8 mEq/L 3. Nilai kalium tidak berubah SI unit :3,6 – 4,8 mmol/L dengan sirkulasi volume. • Hanya sekitar 10% dari total 4. Garam kalium klorida (KCl) konsentrasi kalium di dalam lebih banyak digunakan tubuh berada di ekstraseluler untuk pengobatan dan 50 mmoL berada dalam hipokalemia. Bilamana kadar cairan intraseluler, karena K masih diatas 3mEg/L. konsentrasi kalium dalam 5. Sintesis protein menurun serum darah sangat kecil maka pada defi siensi kalium tidak memadai untuk mengukur kalium serum. Pemeriksaan elektrolit Klorida • Nilai normal : 97 - 106 mEq/L • Hal yang harus diwaspadai: SI unit : 97 - 106 mmol/L nilai kritis klorida : <70 atau > 120 • Implikasi Klinik mEq/L atau mmol/L 1. Nilai klorida berguna dalam • Perawatan Pasien menilai gangguan asam-basa 1. Memeriksa aktifitas dan diet yang menyertai gangguan fungsi normal ginjal. 2. Interpretasi hasil pemeriksaan 2. Penurunan konsentrasi klorida dan monitor dengan memadai dalam serum dapat disebabkan 3. Jika diduga terjadi gangguan oleh muntah, gastritis, diuresis elektrokit, harus dicatat berat yang agresif, luka bakar. badan dan asupan dan output 3. Peningkatan konsentrasi klorida cairan yang akurat dalam serum dapat terjadi karena dehidrasi, hiperventilasi, asidosis metabolik dan penyakit ginjal. Pemeriksaan elektrolit Calsium • Nilai normal: 8,8 – 10,4 Hal yang harus diwaspadai: mg/dL 1. Nilai kritis total kalsium: SI unit: 2,2 – 2,6 mmol/L • < 6 mg/dL (1,5 mmol/L) • Implikasi klinik dapat menyebabkan 1. Hiperkalsemia terutama tetanus dan kejang terjadi akibat • 13 mg/dL (3,25 mmol/L) hiperparatiroidisme atau dapat menyebabkan neoplasma (kanker). kardiotoksisitas, aritmia, 2. Hipokalsemia dapat dan koma) diakibatkan oleh 2. Terapi cepat pada hiperfosfatemia, alkalosis, hiperkalsemia adalah osteomalasia. kalsitonin Pemeriksaan elektrolit Fosfor anorganik • Implikasi klinik Hiperfosfatemia dapat terjadi pada gangguan fungsi ginjal, uremia, kelebihan asupan fosfat, hipoparatiroidisme, hipokalsemia, kelebihan asupan vitamin D, tumor tulang, respiratori asidosis, asidosis laktat dan terapi bifosfonat.
• Terapi hiperfosfatemia sebaiknya
langsung pada penyebab masalah: 1. Pada gagal ginjal pembatasan makanan bermanfaat dan penggunaan bahan yang mengikat fosfat (kalsium atau aluminium) 2. Hemodialisis digunakan untuk mengurangi kadar fosfat pada pasien yang mengalami penyakit ginjal tahap akhir Pemeriksaan Asam Urat • Nilai normal : • Perawatan pasien 1. Pria : ≥ 15tahun:3,6-8,5mg/dL Interpretasikan hasil pemeriksaan SI unit : 214-506 μmol/L dan monitor fungsi ginjal, tanda 2. Wanita : > 18 tahun : 2,3 – 6,6 gout atau gejala leukemia. Kadar mg/D SI unit : 137 – 393 μmol/L asam urat seharusnya turun pada • Implikasi Klinik pasien yang diterapi dengan obat yang bersifat uricosuric seperti 1. Hiperurisemia dapat terjadi allopurinol, probenesid, dan pada leukemia, limfoma, syok, sulfinpirazon. kemoterapi, metabolit asidosis dan kegagalan fungsi ginjal yang signifi kan akibat penurunan ekskresi atau peningkatan produksi asam urat. 2. Nilai asam urat di bawah nilai normal tidak bermakna secara klinik. Pemeriksaan cairan elektrolit Magnesium • Nilai normal: 1,7 - 2,3 mg/dL SI unit : • Tatalaksana Hipermagnesia 0,85 – 1,15 mmol/L Terapi hipermagnesia tergantung • Implikasi Klinik pada derajat keparahan, dalam kasus 1. Peningkatan magnesium dapat yang ringan, sumber magnesium memberikan efek sedatif, menekan tetap memadai. Pilihan terapi berikut aktivitas jantung dan adalah: neuromuscular 1. Cairan intravena (natrium klorida 2. Untuk mencegah aritmia, 0,9% atau ringer laktat IV 1L) plus pemberian magnesium sulfat i.v diuretik loop (furosemid 20 - 80 mg tidak lebih dari 2 g/jam IV, dosis sebaiknya tidak lebih dari 6 3. Hipomagnesia menyebabkan mg/kg) aritmia ventrikuler 2. Kalsium intravena (kalsium 4. Hipermagnesemia dapat terjadi karbonat 10% 100 - 200 mg infus pada gagal ginjal, diabetik asidosis, lambat, dosis sebaiknya tidak lebih pemberian dosis magnesium dari 2-4 mg/kg/jam) (antasida) yang besar, insufi siensi ginjal, hipotiroidisme dan dehidrasi. Kesimpulan • Pemeriksaan yang termasuk cairan tubuh antara lain; pemeriksaan terhadap Natrium (Na+), Kalium (K+), Klorida(Cl-), Calsium (Ca++), Fosfor anorganik (PO4), Asam Urat dan Magnesium (Mg2+). • Implikasi klinis yang terjadi dan tata laksana pada tiap pemeriksaan cairan tubuh berbeda-beda tergantung dengan jenis cairan tubuh yang diperiksa.