Anda di halaman 1dari 37

PetroChina International Jabung Ltd.

S W B Clinic

Dr.Mulyadi

MN/Clinic/XI/2012
 Racun adalah
zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan berbagai
cara yang menghambat respons pada sistem biologis dan
dapat menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan
kematian

 Bisa adalah
suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan
mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan
diri. Bisa tersebut merupakan ludah yang termodifikasi,

 Efek toksik bisa ular pada saat menggigit mangsanya


tergantung
 Pada spesies,
 Ukuran ular,
 Jenis kelamin,
 Usia, dan
 Efisiensi mekanik gigitan (apakah hanya satu atau kedua
taring menusuk kulit),
 Banyaknya serangan yang terjadi.

MN/Clinic/XI/2012
@. Berbentuk cairan
"Kuning".

@. Campuran dari beberapa


protein "Racun“

@. Diproduksi dikelenjar
racun / Venom Gland

MN/Clinic/XI/2012
BISA --> EFEK TOKSIK

 Cardiotoksik --------> Toksik bagi jantung


 Hematotoksik --------> darah
 Neurotoksik --------> Saraf
 Sitotoksik --------> Sel

MN/Clinic/XI/2012
Ada 2 macam :
1. Bisa ular yang bersifat racun
terhadap darah (hematoxic)
 Menghancurkan sel-sel
darah merah

2. Bisa ular yang bersifat saraf


(Neurotoxic)
 Merusak dan melumpuhkan
jaringan-jaringan sel saraf
sekitar luka gigitan yang
menyebabkan jaringan-
jaringan sel saraf tersebut
mati dengan tanda-tanda
 Kulit sekitar luka gigitan
tampak kebiru-biruan dan
hitam (nekrotis)..

MN/Clinic/XI/2012
MN/Clinic/XI/2012
 Tidak ada cara sederhana untuk
mengidentifikasi ular berbisa. Beberapa
spesies ular tidak berbisa dapat tampak
menyerupai ular berbisa.

 Namun beberapa ular berbisa dapat dikenali


melalui
 ukuran,
 bentuk,
 warna,
 kebiasaan dan
 suara yang dikeluarkan saat merasa terancam.

 Beberapa ciri ular berbisa adalah

 bentuk kepala segitiga,


 ukuran gigi taring kecil,
 pada luka bekas gigitan terdapat bekas taring.

MN/Clinic/XI/2012
klassifikasi sederhana, ular
digolongkan menjadi :

 Ular Berbisa
1. Berbisa tinggi,
2. Berbisa rendah)

 Ular Tidak Berbisa  Elapidae


 ular sendok,
 ular belang,
 Terdapat 3 famili ular yang berbisa,
 Ular Kobra
yaitu
 ular cabai, dll.

1. Elapidae,  Hydrophiidae
2. Hidrophidae, dan  ular-ular laut, dan
3. Viperidae.
 Viperidae
 ular tanah,
 ular bangkai laut,
 ular bandotan. MN/Clinic/XI/2012
Ular Dengan Bisa Rendah Ular Dengan Bisa Tinggi
 Bentuk Kepala Oval  Bentuk cendrung segitiga
sempurna
 Gerakannya Agresif,cepat dan
 Gerakannya lambat,tenang
takut pd musuh penuh percaya diri
 Membunuh Mangsa dengan  Berkatifitas pd malam hari
melilit (Nocturnal)
 Beraktifitas Siang Hari ( Diurnal)  Membunuh Mangsa dengan
menyuntikan bisa
 Tidak memiliki taring bisa
 Memiliki taring bisa,racun
 Gigitan tidak mematikan mematikan
 Seterlah menggigit langsung lari  Setelah menggigit masih tinggal
di tempat

MN/Clinic/XI/2012
 Beberapa Klassifikasi ULAR yang penting di bidang medis

MN/Clinic/XI/2012
MN/Clinic/XI/2012
MN/Clinic/XI/2012
MN/Clinic/XI/2012
 Panik,
 Nafas menjadi cepat,
 Tangan dan kaki menjadi kaku,
 Banyak keringat
 Badan Lemah
 Menggigil
 Rasa Haus
 Kepala menjadi pening.
 Tanda gigitan taring (fang marks),
 Nyeri lokal,
 Pendarahan lokal,
 Memar,
 Pembengkakan kelenjar getah bening,
radang,
 Melepuh,
 Infeksi lokal, dan
 Nekrosis jaringan (terutama akibat
gigitan ular dari famili Viperidae).

MN/Clinic/XI/2012
GEJALA KLINIS
Secara umum, akan timbul gejala lokal dan gejala
sistemik pada semua gigitan ular.

◦ Gejala lokal:
 edema,
 nyeri tekan pada luka gigitan,
 ekimosis (kulit kegelapan karena darah yang
terperangkap di jaringan bawah kulit).

◦ Gejala sistemik:
 hipotensi,
 otot melemah,
 berkeringat,
 menggigil,
 mual,
 muntah,
 nyeri kepala,
 pandangan kabur

MN/Clinic/XI/2012
 Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang
terkandung di dalam bisa ular.
Efek gigitan pada umumnya :

@. Pembengkakan pada luka, diikuti perubahan warna

@. Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

@. Mulut terasa kering

@. Pusing, mata berkunang – kunang

@. Demam, menggigil

@. Efek lanjutan akan muntah,


lambung dan liver (hati) terasa sakit,
pinggang terasa pegal

MN/Clinic/XI/2012
 TERIAKLAH MINTA TOLONG
untuk meminta bantuan,

 lalu pastikan ular atau hal yang


berbahaya tidak ada di sekitar
tempat kejadian.
lalu lakukan:

 Primary survey --> Lakukan


PENGKAJIAN ABC
 (Airway/Jalan Nafas,
 Breathing/Pernafasan,
 Circulation/cek nadi,
 perdarahan dsb)

MN/Clinic/XI/2012
lakukan 4 CARA PENANGANAN BISA ULAR
1. MEMBUANG BISA SEBANYAK MUNGKIN :

1. Menggunakan EXTRACTOR
(REKOMENDASI)
2. irisan atau sayatan --> Hanya Dilakukan
oleh yang berpengalaman
3. dengan MULUT???? -->> SEBAIKNYA
JANGAN,

2. Mengurangi/menghambat absorpsi bisa ular


1. jangan menggunakan Ikatan
(TORNIQUET)
2. Jangan menggunakan ES --> dapat
memperlemah sistem immun
3. REKOMENDASINYA ADALAH RENDAHKAN
BAGIAN YANG DIGIGIT ULAR LEBIH
RENDAH DARI JANTUNG

3. SABU
Diberikan 2 vial/5 ml dan 500 ml NaCl
0,9% atau Dextrose 5% kecepatan 40-80
tetes per menit. . .Maksimal penggunaan
SABU --> Maksimal 100 ml (20 vial).

4. Mengatasi efek lokal dan sistemik (terapi suportif)


akan dilakukan di rumah sakit

MN/Clinic/XI/2012
 JANGAN PANIK !

 Amankan posisi penolong dan korban

 Rendahkan bagian yang di Gigit Ular Lebih Rendah dari Jantung

 Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan

 Ikat sampai berkerutdiatas dan dibawah pada bagian tubug yang


tergigit

 Buka ikatan setelah 10 menit selama 1 menit

 Tenangkan korban, jangan banyak melakukan aktifitas

 Kenali ular yang menggigit (LANGKAH VITAL dan PENTING !)

@. Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi ! ....dan yang


utama.....

 Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata,


berarti berbisa tinggi

 Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan


jumlah luka banyak berarti tidak berbisa

 Jika tidak dapat mengenali jenis ular, anggap


bahwa itu ular yang berbisa tinggi dan

MN/Clinic/XI/2012
 Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet
dan gatal.

@. Lepaskan pembalut elastis

@. Cuci luka dengan air dan sabun atau


pembersih luka (Revanol)

@. Beri obat antiseptik.

@. Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa


atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering

Ingat ! ular tidak perlu dibunuh............

MN/Clinic/XI/2012
 Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah
sekitar luka, perubahan warna, dan jika kondisi tubuh
tidak fit, akan terasa demam panas – dingin sekitar 2
s.d. 7 hari.

 Lepaskan pembalut

 Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

 Beri antiseptik

 Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa atau biarkan


tetap terbuka agar cepat kering

 Usahakan korban beristirahat sebentar

 Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein


tinggi

 Beri vitamin tambahan

Ingat ! ular tidak perlu dibunuh............

MN/Clinic/XI/2012
 Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek.

@. Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung

@. Hentikan Pendarahan

@. Istirahatkan dan tenangkan korban

@. Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit

@. Beri makanan atau minuman berkalori dan


berprotein tinggi

@. Beri vitamin tambahan

Ingat !
 ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korbankehilangan
banyak darah.
 saat melepas gigitan dari korban, jangan paksakan dengan menarik kpala ular,
tapi mulut harus dibuka ! Perhatikan juga belitan ular.
 tidak perlu membunuh ular jenis ini

MN/Clinic/XI/2012
• Menenangkan korban yang cemas;

• Imobilisasi (membuat tidak bergerak)


bagian tubuh yang tergigit dengan cara
mengikat atau menyangga dengan kayu
agar tidak terjadi kontraksi otot, karena
pergerakan atau kontraksi otot dapat
meningkatkan penyerapan bisa ke dalam
aliran darah dan getah bening;
pertimbangkan pressure-immobilisation
pada gigitan Elapidae;

• Hindari gangguan terhadap luka gigitan


karena dapat meningkatkan penyerapan
bisa dan menimbulkan pendarahan lokal.

MN/Clinic/XI/2012
 Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal
atau air steril.

 imobilisasi menggunakan perban katun elastis

 Penggunaan torniket tidak dianjurkan karena

 stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan jalan


nafas

 Pemberian suntikan antitetanus, atau bila korban


pernah mendapatkan toksoid maka diberikan
satu dosis toksoid tetanus.

 Pemberian suntikan penisilin kristal sebanyak 2


juta unit secara intramuskular.

 Pemberian sedasi atau analgesik untuk


menghilangkan rasa takut cepat mati/panik.

 Pemberian serum antibisa.

MN/Clinic/XI/2012
Salah pengertian mengenai pengelolaan
gigitan ular.

 Metode penggunaan torniket (diikat


dengan keras sehingga menghambat
peredaran darah),

 Insisi (pengirisan dengan alat tajam),

 Pengisapan tempat gigitan,

 Pendinginan daerah yang digigit,

 Pemberian antihistamin dan


kortikosteroid
Harus dihindari karena tidak terbukti
manfaatnya.

MN/Clinic/XI/2012
Derajat Gigitan Ular (Parrish)
 1. Derajat 0
 Tidak ada gejala sistemik setelah 12 jam
 Pembengkakan minimal, diameter 1 cm
 2. Derajat I
 Bekas gigitan 2 taring
 Bengkak dengan diameter 1 – 5 cm
 Tidak ada tanda-tanda sistemik sampai 12 jam
 3. Derajat II
 Sama dengan derajat I
 Petechie, echimosis
 Nyeri hebat dalam 12 jam
 4. Derajat III
 Sama dengan derajat I dan II
 Syok dan distres nafas / petechie, echimosis seluruh
tubuh
 5. Derajat IV
 Sangat cepat memburuk.

MN/Clinic/XI/2012
 Menetralkan bisa ular yang sudah
masuk ke dalam darah

 SABU (Serum ANti Bisa ULAR)-->


biasanya diberikan 2 vial/5 ml dan
500 ml NaCl 0,9% atau Dextrose 5%
kecepatan 40-80 tetes per menit. .
.Maksimal penggunaan SABU -->
Maksimal 100 ml (20 vial).

 Mengatasi efek lokal dan sistemik


(terapi suportif) --> akan dilakukan di
rumah sakit

MN/Clinic/XI/2012
 Indikasi SABU(Serum Anti Bisa Ular) adalah adanya
gejala venerasi sistemik dan edema hebat pada bagian
luka. Pedoman terapi SABU mengacu pada Schwartz dan
Way (Depkes, 2001):

 Derajat 0 dan I tidak diperlukan SABU, dilakukan evaluasi


dalam 12 jam, jika derajat meningkat

 maka diberikan SABU

 Derajat II: 3-4 vial SABU

 Derajat III: 5-15 vial SABU

 Derajat IV: berikan penambahan 6-8 vial SABU

MN/Clinic/XI/2012
 Pemilihan anti bisa ular tergantung dari spesies ular yang
menggigit. Dosis yang tepat sulit untuk ditentukan karena
 tergantung dari jumlah bisa ular yang masuk peredaran darah
korban
 dan keadaan korban sewaktu menerima anti serum.
 Dosis pertama sebanyak 2 vial @ 5 ml sebagai larutan 2% dalam
garam faali dapat diberikan sebagai infus dengan kecepatan 40 -
80 tetes per menit, kemudian diulang setiap 6 jam.
 Apabila diperlukan (misalnya gejala-gejala tidak berkurang atau
bertambah) anti serum dapat terus diberikan setiap 24 jam
sampai maksimum (80 - 100 ml).
 Anti serum yang tidak diencerkan dapat diberikan langsung
sebagai suntikan intravena dengan sangat perlahan-lahan. Dosis
anti serum untuk anak-anak sama atau lebih besar daripada
dosis untuk dewasa.

MN/Clinic/XI/2012
MN/Clinic/XI/2012
MN/Clinic/XI/2012
MN/Clinic/XI/2012
ekimosis menghitam
Tanda gigitan ular(fang mark)

Edema

MN/Clinic/XI/2012
MN/Clinic/XI/2012
MN/Clinic/XI/2012
◦ Dianjurkan untuk memakai sepatu dan celana
berkulit sampai sebatas paha sebab lebih dari
50% kasus gigitan ular terjadi pada daerah
paha bagian bawah sampai kaki.

◦ Ketersedian SABU untuk daerah di mana sering


terjadi kasus gigitan ular.

◦ Hindari berjalan pada malam hari terutama di


daerah berumput dan bersemak – semak.

◦ Apabila mendaki tebing berbatu harus


mengamati sekitar dengan teliti.

MN/Clinic/XI/2012
MN/Clinic/XI/2012

Anda mungkin juga menyukai