Anda di halaman 1dari 29

Otitis Media Supuratif Kronis

Pembimbing :
Agung Dinasti Permana,dr.,SP.T.H.T.K.L(K).,M.Kes.,FICS

Oleh :
Maria Puspa Kartika 130112160678
Muhammad Kemal Akbar 130112160649
Yee Li Yue 130112163532
Syahri Hidayah Damanik 130112160514
Bunga Vanadia 130112160522

Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok - Kepala Leher


Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung
2018
 Telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu
◦ Telinga luar
◦ Telinga tengah
◦ Telinga dalam

 Telinga tengah terdiri dari :


◦ Membrana timpani
◦ Cavum timpani
 Tulang-tulang pendengaran : Maleus, Inkus,Stapes
 Otot- otot pendengaran : M.Stapedius, M.Tensor Timpani
◦ Tuba eustachius
◦ Mastoid antrum dan sel-sel mastoid
 Atas : tegmen timpani (kavum timpani & antrum mastoideum)
 Dasar : dinding tulang tipis, dibawahnya vena jugularis interna
 Posterior : mastoid, m.stapedius, prominensia pyramidal
 Anterior : dinding arteri karotis, tuba eustachius, m.tensor timpani
 Medial : kanalis semisirkularis, kanalis fasial, round window
promontorium (basal dari cochlea), oval window
 Lateral : membrana timpani
Otitis media adalah peradangan sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius,
antrum mastoid, dan sel-sel mastoid
Patogenesis otitis media berhubungan erat
dengan fungsi tuba eustachius.
Otitits Media
Otitis Media Supuratif Akut (OMA)
Supuratif

Otitis Media Supuratif


Kronis (OMSK)

Otitis Media

Otitis Media Serosa


Otitis Media Akut
Non Supuratif

Otitis Media Serosa


Kronis
 OMSK adalah stadium dari penyakit telinga
tengah dimana terjadi peradangan kronis
dari telinga tengah dan mastoid dan
membran timpani tidak intak (perforasi) dan
ditemukan sekret (otorea) yang terus
menerus ataupun hilang timbul.
 Sekret mungkin encer atau kental, bening
atau berupa nanah dan berlangsung lebih
dari 2 bulan
OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu :
 Tubotimpani = benigna
 Atikoantral = maligna
Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya
perforasi sentral atau pars tensa dan gejala
klinik yang bervariasi dari luas dan
keparahan penyakit

Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi :


 Penyakit aktif
 Penyakit tidak aktif
Penyakit atikoantral lebih sering mengenai
pars flasida, dan khasnya dengan
terbentuknya kantong retraksi yang mana
bertumpuknya keratin sampai
menghasilkan kolesteatom
Perforasi membran timpani Kolesteatoma pars flasida Perforasi membran timpani
pars tensa / sentralis dengan sekret nanah
Lebih daripada 90% beban dunia akibat
OMSK ini dipikul oleh negara-negara
berkembang

Prevalensi OMSK di Indonesia 3,8% dan


pasien OMSK merupakan 25% dari
pasien-pasien yang berobat di poliklinik
THT rumah sakit di Indonesia
 Lingkungan
 Genetik
 Otitis media sebelumnya
 Infeksi saluran nafas atas
 Autoimun
 Alergi
 Gangguan tuba eustachius
 Telinga berair (otorea)
 Perforasi membrana timpani
 Mukosa kavum timpani
◦ Hiperemis, menebal, jar.granulasi atau polip

 Gangguan pendengaran
 Otalgia (nyeri telinga)
◦ Tanda adanya komplikasi yang lebih serius
 Vertigo
 Fistel dan abses
◦ Tanda adanya kolesteatom
Otitis media dimulai dari satu episode infeksi
akut telinga tengah. Patofisiologi OMSK
dimulai dengan iritasi dan proses peradangan
yang “subsequent” pada mukosa telinga
tengah. Respon peradangan ini menyebabkan granulasi inflamasi
edema mukosa. Proses peradangan yang terus
berlanjut menyebabkan ulserasi dari mukosa
dan perusakan dari lapisan epitel.
Ketidakmampuan host untuk mengakhiri
proses peradangan bermanifestasi
terbentuknya jaringan granulasi yang dapat
berkembanga menjadi polip pada kavu infeksi ulserasi
timpani. Siklus dari inflamasi, peradangan,
infeksi, dan pembentukan jaringan granulasi
terus berlanjut merusak batas tulang dan
menyebabkan komplikasi lainnya .
Anamnesis
 Sekret keluar dari telinga tengah, baik terus-menerus
atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental,
bening atau berupa nanah.
 Gangguan pendengaran pada telinga yang terkena.
 Riwayat OMA rekuren, perforasi karena trauma, atau
pemasangan saluran ventilasi.
 Adanya demam, vertigo, atau nyeri dapat menunjukkan
adanya komplikasi intratemporal atau intrakranial.
 Riwayat OMSK persisten harus dicurigai sebagai adanya
kolesteatoma
Pemeriksaan Fisik
 Kanalis akustikus eksterna dapat terlihat edema
dan biasanya tampak keras.
 Sekret dapat berupa encer atau kental, bening atau
berupa nanah.
 Perforasi membran timpani.
 Adanya jaringan granulasi yang terlihat pada
kanalis media atau rongga telinga tengah.
 Mukosa telinga tengah yang terlihat melalui
perforasi membran timpani, dapat terlihat edema
atau polipoid, pucat atau edema.
 Laboratorium
 Kultur dari sekret
 Pencitraan
 CT Scan
 MRI
 Lain-lain
 Audiometri
OMSK tipe tubotimpani:

 Konservatif / Medikamentosa
◦ Sekret keluar terus menerus : obat pencuci telinga
(H2O2 3% selama 3-5 hari)
◦ Setelah sekret berkurang :
 Obat tetes telinga mengandung antibiotik sistemik +
kortikosteroid
 Antibiotika oral : ampisilin / eritromisin
 Operasi
• Miringoplasti/timpanoplasti : apabila sekret kering,
tetapi masih ada perforasi setelah 2 bulan
OMSK tipe atikoantral :

 Konservatif/medikamentosa
◦ Terapi sementara sebelum pembedahan
 Pembedahan
◦ Indikasi :
1. Perforasi lebih 6 minggu
2. Otore lebih 6 minggu setelah menggunakan
antibiotik
3. Pembentukan kolesteatoma
4. Bukti radiografi : mastoiditis kronis
◦ Mastoidektomi sederhana (simple
mastoidectomy)
◦ Mastoidektomi radikal
◦ Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
(Operasi Bondy)
◦ Miringoplasti
◦ Timpanoplasti
Komplikasi dari OMSK ini terjadi apabila
sawar pertahanan telinga tengah yang normal
dilewati :
1. Mukosa kavum timpani yang juga seperti
mukosa saluran napas.
2. Dinding tulang kavum timpani dan sel
mastoid.
3. Jaringan granulasi yang terbentuk karena
kerusakan dari sawar tulang
 Penyebaran hematogen
 Penyebaran melalui erosi tulang
 Penyebaran melalui jalan yang sudah ada
 Komplikasi di Telinga Tengah
◦ Tuli konduktif
◦ Paresis N.Fasialis
Pada otitis media akut karena terkena
kontak langsung dengan materi purulen
Pada otitis media kronis kerusakan yang
terjadi karena erosi tulang oleh kolesteatom atau
jaringan franulasi di dekat saraf melepaskan
produk toksik dan menekan saraf
 Komplikasi di Telinga Dalam
Infeksi pada telinga tengah dapat menyebar ke telinga dalam melalui
fenestra rotundum.
◦ Fistula labirin
Disebabkan oleh kolesteatom
◦ Labirintis
Terjadi karena penyebaran infeksi ke ruang perilimfa
 Serosa (difus & sirkumskripta)
 Supuratif (akut difus & kronik difus)
 Komplikasi ke Intrakranial
◦ Tromboflebitis Sinus Lateralis
◦ Abses ekstradural
◦ Meningitis otogenik
◦ Otitik hidrosefalus
◦ Abses otak

Anda mungkin juga menyukai